Semua Bab Will I and You Become Us: Bab 11 - Bab 20
30 Bab
He is a dominant
Zia menatap Reez yang tertidur nyenyak disofa ruang tamunya, sedangkan Zia memilih  untuk menyajikan beberapa makanan yang sudah dipesannya secara online di meja ruang tamu Reez.Selesai menyiapkan makanan Zia memutuskan untuk menunggu Reez bangun karena tidak tega membangunkannya yang begitu pulas.Menghabiskan hari seperti itu ternyata tidak buruk juga, dia bebas menatap Reez seharian dan menghabiskan waktunya bersama pria itu.Zia tidak mau naif, bersama Reez selama itu tentu saja mengusik zona nyamannya, dia mulai terbiasa dengan kehadiran pria itu di hidupnya.Meskipun tak jarang beberapa pikiran buruk sering mengahantuinya tentang seberapa berbedanya mereka.Dengan perlahan Zia memberika sebuah kecupan  di dahinya, Reez yang tertidur tampak tak terusik dengan kehadirannya, Zia memilih menatapnya dalam diam,  dan terkadang membelai wajah pria itu karena tak dapat menahan rasa pen
Baca selengkapnya
Change's
Hari ini adalah hari pertama ujian pra UN di IHS yang menandakan waktu Zia dan Alexa disana semakin sedikit, tinggal sebentar lagi mereka akan lulus dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bahasa dan agama itu adalah pelajaran yang tergolong sangat mudah untuk Zia, bahkan diujian sebelumnya dia mendapatkan nilai sempurna di pelajaran bahasa. Zia tidak bodoh dia tergolong cukup pintar di banyak mata pelajaran kecuali fisika, matematika dan kimia itu adalah kelemahannya.  Reez yang dari tadi memperhatikannya hanya bisa tersenyum simpul melihat fokusnya Zia ke soal yang ada didepannya, sedangkan disisi lain Alexa sudah terlihat mengumpulkan lembar jawabannya ke depan. ... "Zia gimana, dapat nggak..?" Fitra menepuk pelan pundak Zia  "Lumayan, kamu gimana fit. ?" Zia membereskan alat ujiannya. "Dapat juga
Baca selengkapnya
Jealous?
Dengan langkah gontai Zia memasuki mansion keluarganya diikuti oleh Alvian , menghabiskan waktu dengan Alvian tidak buruk juga ternyata, buktinya dia berhasil melupakan sejenak hal-hal buruk yang selalu bersarang di fikirannya.Dengan sikapnya yang terkadang kekanakan, dan dewasa disaat yang bersamaan seolah mampu menjadi setiap sosok yang Zia butuhkan, pria itu bisa menjadi seorang kakak dan teman sekaligus untuknya.Langkah gontainya disambut dengan senyuman lembut sang mama yang tampak menikmati tontonan favoritnya diruang tamu, dan jangan lupakan sosok Reez dengan tatapan membunuhnya yang duduk di sisi kursi lainnya."Kamu dari mana aja sayang? " Ucap Reina mengusap kepala Zia yang sedang menyalaminya "Tadi pulang sekolah Zia nemenin kak Al jalan-jalan dulu sebentar ma, soalnya kan dia udah lama ngga kesini" jelasnya Reina yang melihat sosok Alvian tersenyum ramah saat Alv
Baca selengkapnya
You are
"hapus ngga fotonya" "Ngga, pokoknya ngga mau"Reez menarik nafas lelah, ingin marah tapi tidak tega melihat wajah takut Zia saat tak berani menatapnya"Hapus ngga?.." ucapnya dengan wajah yang dibuat seseram mungkin. Zia yang mendengar pun tak dapat menyembunyikan kekesalannya , kenapa Reez suka sekali mengatur ngatur  nya"Aku hapus, tapi bukain dulu pintunya.." "Ngga, hapus dulu fotonya"  ucap Reez kekeuh"Kenapa aku harus nurut terus sama kamu,  kamu bebas ngapa-ngapain sedangkan aku ngga, sekarang kamu maksa cuma buat hapus foto sama kak Alvian sedangkan kamu punya banyak foto-foto juga sama kak Alexa, pokoknya aku ngga mau, bukain pintunya sekarang"  jawabnya kesal, bukannya kasihan Reez malah semakin gemas dengan wajah kesal Zia "Aku baru tau kamu bisa marah, jadi makin gemas tau ngga" ucapnya sembar
Baca selengkapnya
Secret dream's
"apa yang kau pikirkan..??" Reez mendatangi Zia yang sedang sibuk melamun menatap langit malam ditempat favoritnya yang tak lain adalah taman belakang. "Masa depan.." jawb Zia singkat, Reez mendudukan dirinya disamping orang yg dicintainya itu. "Kenapa ? apa ada masalah .? Jangan berfikir terlalu keras, atau wajah menggemaskan ini akan berubah menjadi keriput nantinya" godanya mencubit kedua pipi Zia  "Kenapa ? Kalo aku keriput ngga suka? "  "Suka, karena saat kamu mulai keriput kita pasti sudah memiliki bayi bayi lucu nantinya, aku tidak sabar menunggu prosesnya" ucapnya dengan senyuman mesumnya menggoda Zia  "Mesum.." ucap Zia  "Ini ngga mesum sayang, kalau kita ngga melakukannya bagaimana kita bisa bereproduksi,  sama seperti kamu sebelum kamu lahir pasti mama kamu sama papa kamu melakukan...." "Reez..!!!" 
Baca selengkapnya
Little gift
Zia sibuk menyiapkan kado untuk ulangtahun papanya yang akan diadakan besok memang keluarganya mengadakan pesta yang mengundang hampir semua petinggi petinggi kerajaan bisnis indonesia serta beberapa teman dan kolega papanya dari luar negri. Zia membungkus sebuah flasdisk 4 GB dalam kado kecil yang berisi movie maker yang dibuatnya khusus untuk papa, Zia melangkah pelan keruang kerja papanya jam menunjukan pukul 23:30 membuatnya yakin kalau semua orang sudah tidur kecuali papanya yang selalu lembur kerja sampai malam apa lagi keluarganya tidak merencanakan kejutan apapun karena pestanya hanya akan diadakan besok. Tok..tok..tok..Mendapat jawaban Zia langsung masuk ke ruangan tersebut dengan memegang kado kecilnya. "Hmm..papa masih kerja .?" Zia mencoba basa basi dengan laki laki paruh baya itu "Hmm" jawab papanya tanpa mengalihkan matanya dari monitor laptopnya. "Sel
Baca selengkapnya
Atmazya Birthday Party
Zia menatap dua orang didepannya yang sedari tadi terlihat asyik bercengkrama entah apa yang mereka bicarakan, siapa lagi kalau bukan Reez dan Alexa dua orang yang selalu membuatnya meragukan perasaannya. "hei ngapain disini litle girl.." Zia menoleh kesumber suara tersebut. "Nggak ngapa-ngapain kak tidak suka kebisingan saja.." jawab Zia. Saat menyadari apa yang dari tadi di perhatikan Zia, Alvian mengetahui apa yang dirasakan Zia karna begitu jugalah perasaannya sekarang. Hancur tentu saja melihat seseorang yang dia cintai mengabaikannya dan asyik bercengkarama dengan lelaki lain Alvian menghembuskan nafas berat,  dia lelah dengan apa yang sekarang dihadapinya  waktu telah membuatnya kehilangan banyak hal. Terutama orang yang dia cintai "Sepertinya kita memang sama-sama tidak menyukai pesta.." ucap Al lirih, pemandangan yang d
Baca selengkapnya
Last time with Alvian
"terlalu banyak kekosongan disaat kamu dan aku seolah adalah orang asing" Zia kembali menatap dirinya di cermin setelah merombak penampilannya kesekian kalinya Zia memilih menggunakan Jeans abu abu yang melekat pas di kaki jenjangnya  dengan kemeja putih kebesaran yang dimasukannya kedalam celana serta membuka dua kancing teratasnya lalu memakai shal kecil yang membuat sisi feminimnya kian terlihat.Zia meraih tas kecilnya lalu berjalan kearah tangga, Zia mendudukkan dirinya di anak tangga terakhir dan  memasang hinghils dengan tinggi 10 cm untuk menyembunyikan tubuh mungilnya   Zia berdiri sambil mencari kunci mobil dalam tasnya, setelah menemukannya Zia memainkan kunci tersebut dan berjalan keluar rumah. 
Baca selengkapnya
Candle light dinner
Mata coklat itu tak hentinya menatap layar ponsel didepannya,.. lagi, lagi dan lagi tulisan itu masih sama,"yeaaayyy...berarti ini nyata.." Zia berlari ke kamar mandinya untuk berwuduk lalu kembali kekamar menggelar sajadah dan melakukan sujud syukur.Bagaimana tidak melalui tes online yang dilakukannya serta beberapa rujukan desaign yg dikirimnya zia berhasil diterima disalah satu sekolah fashion terbaik di Paris.misinya untuk sekolah disana hampir terwujud, dan lagi mungkin dengan kepergian itulah dia bisa menjaga jarak dengan Reez .Tok tok tok..!!"Bentar.." Zia meletakkan ponselnya di nakas dan berlalu membukakan pintu kamarnya.Zia hanya diam melihat siapa yang sekarang berdiri didepan kamarnya, sejenak hening menguasai mereka ya mereka Zia dan Reez .
Baca selengkapnya
Confusing
Zia melangkahkan kaki nya menuju ruang kerja sang papa. Kemaren papanya  menanyakan masalah permintaan yang dia ajukan dihari ultah papanya, katanya sang papa akan mengabulkan keinginan kuliah diluar negri dengan syarat asalkan  Zia sudah jelas bisa masuk dan diterima di universitas itu Tok..tok..tok..Zia mengetuk pintu ruangan papanya,  setelah sampai disana dan langsung masuk satu poin penting yang dirasakan Zia dari sang papa, tampaknya papanya sedikit melembut padanya, tepatnya sejak hati ultah papa. Disinila Zia sekarang duduk didepan pria paruh baya yang telah menyaksikan bagaimana perjalanan dia hidup, orang yang selalu menjadi panutan nya meskipun terkadang ada rasa sakit saat dirinya merasa terabaikan. "Jadi gimana? Kamu sudah punya rujukannya" ucap Atma yang seolah menyadarkan Zia dari lamunannya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status