Dengan langkah gontai Zia memasuki mansion keluarganya diikuti oleh Alvian , menghabiskan waktu dengan Alvian tidak buruk juga ternyata, buktinya dia berhasil melupakan sejenak hal-hal buruk yang selalu bersarang di fikirannya.
Dengan sikapnya yang terkadang kekanakan, dan dewasa disaat yang bersamaan seolah mampu menjadi setiap sosok yang Zia butuhkan, pria itu bisa menjadi seorang kakak dan teman sekaligus untuknya.
Langkah gontainya disambut dengan senyuman lembut sang mama yang tampak menikmati tontonan favoritnya diruang tamu, dan jangan lupakan sosok Reez dengan tatapan membunuhnya yang duduk di sisi kursi lainnya.
"Kamu dari mana aja sayang? " Ucap Reina mengusap kepala Zia yang sedang menyalaminya
"Tadi pulang sekolah Zia nemenin kak Al jalan-jalan dulu sebentar ma, soalnya kan dia udah lama ngga kesini" jelasnya
Reina yang melihat sosok Alvian tersenyum ramah saat Alv
"hapus ngga fotonya""Ngga, pokoknya ngga mau"Reez menarik nafas lelah, ingin marah tapi tidak tega melihat wajah takut Zia saat tak berani menatapnya"Hapus ngga?.." ucapnya dengan wajah yang dibuat seseram mungkin. Zia yang mendengar pun tak dapat menyembunyikan kekesalannya , kenapa Reez suka sekali mengatur ngatur nya"Aku hapus, tapi bukain dulu pintunya..""Ngga, hapus dulu fotonya" ucap Reez kekeuh"Kenapa aku harus nurut terus sama kamu, kamu bebas ngapa-ngapain sedangkan aku ngga, sekarang kamu maksa cuma buat hapus foto sama kak Alvian sedangkan kamu punya banyak foto-foto juga sama kak Alexa, pokoknya aku ngga mau, bukain pintunya sekarang" jawabnya kesal, bukannya kasihan Reez malah semakin gemas dengan wajah kesal Zia"Aku baru tau kamu bisa marah, jadi makin gemas tau ngga" ucapnya sembar
"apa yang kau pikirkan..??" Reez mendatangi Zia yang sedang sibuk melamun menatap langit malam ditempat favoritnya yang tak lain adalah taman belakang."Masa depan.." jawb Zia singkat, Reez mendudukan dirinya disamping orang yg dicintainya itu."Kenapa ? apa ada masalah .? Jangan berfikir terlalu keras, atau wajah menggemaskan ini akan berubah menjadi keriput nantinya" godanya mencubit kedua pipi Zia"Kenapa ? Kalo aku keriput ngga suka? ""Suka, karena saat kamu mulai keriput kita pasti sudah memiliki bayi bayi lucu nantinya, aku tidak sabar menunggu prosesnya" ucapnya dengan senyuman mesumnya menggoda Zia"Mesum.." ucap Zia"Ini ngga mesum sayang, kalau kita ngga melakukannya bagaimana kita bisa bereproduksi, sama seperti kamu sebelum kamu lahir pasti mama kamu sama papa kamu melakukan....""Reez..!!!" 
Zia sibuk menyiapkan kado untuk ulangtahun papanya yang akan diadakan besok memang keluarganya mengadakan pesta yang mengundang hampir semua petinggi petinggi kerajaan bisnis indonesia serta beberapa teman dan kolega papanya dari luar negri.Zia membungkus sebuah flasdisk 4 GB dalam kado kecil yang berisi movie maker yang dibuatnya khusus untuk papa, Zia melangkah pelan keruang kerja papanya jam menunjukan pukul 23:30 membuatnya yakin kalau semua orang sudah tidur kecuali papanya yang selalu lembur kerja sampai malam apa lagi keluarganya tidak merencanakan kejutan apapun karena pestanya hanya akan diadakan besok.Tok..tok..tok..Mendapat jawaban Zia langsung masuk ke ruangan tersebut dengan memegang kado kecilnya."Hmm..papa masih kerja .?" Zia mencoba basa basi dengan laki laki paruh baya itu"Hmm" jawab papanya tanpa mengalihkan matanya dari monitor laptopnya."Sel
Zia menatap dua orang didepannya yang sedari tadi terlihat asyik bercengkrama entah apa yang mereka bicarakan, siapa lagi kalau bukan Reez dan Alexa dua orang yang selalu membuatnya meragukan perasaannya."hei ngapain disini litle girl.." Zia menoleh kesumber suara tersebut."Nggak ngapa-ngapain kak tidak suka kebisingan saja.." jawab Zia.Saat menyadari apa yang dari tadi di perhatikan Zia, Alvian mengetahui apa yang dirasakan Zia karna begitu jugalah perasaannya sekarang.Hancur tentu saja melihat seseorang yang dia cintai mengabaikannya dan asyik bercengkarama dengan lelaki lainAlvian menghembuskan nafas berat, dia lelah dengan apa yang sekarang dihadapinya waktu telah membuatnya kehilangan banyak hal.Terutama orang yang dia cintai"Sepertinya kita memang sama-sama tidak menyukai pesta.." ucap Al lirih, pemandangan yang d
"terlalu banyak kekosongan disaat kamu dan aku seolah adalah orang asing"Zia kembali menatap dirinya di cermin setelah merombak penampilannya kesekian kalinya Zia memilih menggunakan Jeans abu abu yang melekat pas di kaki jenjangnya dengan kemeja putih kebesaran yang dimasukannya kedalam celana serta membuka dua kancing teratasnya lalu memakai shal kecil yang membuat sisi feminimnya kian terlihat.Zia meraih tas kecilnya lalu berjalan kearah tangga, Zia mendudukkan dirinya di anak tangga terakhir dan memasang hinghils dengan tinggi 10 cm untuk menyembunyikan tubuh mungilnya Zia berdiri sambil mencari kunci mobil dalam tasnya, setelah menemukannya Zia memainkan kunci tersebut dan berjalan keluar rumah.
Mata coklat itu tak hentinya menatap layar ponsel didepannya,.. lagi, lagi dan lagi tulisan itu masih sama,"yeaaayyy...berarti ini nyata.." Zia berlari ke kamar mandinya untuk berwuduk lalu kembali kekamar menggelar sajadah dan melakukan sujud syukur.Bagaimana tidak melalui tes online yang dilakukannya serta beberapa rujukan desaign yg dikirimnya zia berhasil diterima disalah satu sekolah fashion terbaik di Paris.misinya untuk sekolah disana hampir terwujud, dan lagi mungkin dengan kepergian itulah dia bisa menjaga jarak dengan Reez .Tok tok tok..!!"Bentar.." Zia meletakkan ponselnya di nakas dan berlalu membukakan pintu kamarnya.Zia hanya diam melihat siapa yang sekarang berdiri didepan kamarnya, sejenak hening menguasai mereka ya mereka Zia dan Reez .
Zia melangkahkan kaki nya menuju ruang kerja sang papa. Kemaren papanya menanyakan masalah permintaan yang dia ajukan dihari ultah papanya, katanya sang papa akan mengabulkan keinginan kuliah diluar negri dengan syarat asalkan Zia sudah jelas bisa masuk dan diterima di universitas ituTok..tok..tok..Zia mengetuk pintu ruangan papanya, setelah sampai disana dan langsung masuk satu poin penting yang dirasakan Zia dari sang papa, tampaknya papanya sedikit melembut padanya, tepatnya sejak hati ultah papa.Disinila Zia sekarang duduk didepan pria paruh baya yang telah menyaksikan bagaimana perjalanan dia hidup, orang yang selalu menjadi panutan nya meskipun terkadang ada rasa sakit saat dirinya merasa terabaikan."Jadi gimana? Kamu sudah punya rujukannya" ucap Atma yang seolah menyadarkan Zia dari lamunannya
"Maaf Om, saya benar-benar mencintainya saya tidak pernah bermaksud untuk menyakiti Alexa sedikitpun, saya memang lebih sering bersama Alexa sebelumnya tapi bukan karena saya mencintainya, jadi saya mohon agar Om mau mengizinkan saya pacaran sama Zia " ucap Reez serius dia tidak ingin Atma salah paham dengan hubungannya dengan Alexa meskipun mereka sering bersama tapi kebanyakan itu karena Alexa yang sering memintanya menjari Alexa dalam hal bisnis yang dia gelutiYa mereka sedang berada di ruang kerja Atma setelah kepergok berpelukan lebih tepatnya Reez memeluk Zia Atma langsung memanggil Reez keruang kerjanya untuk meminta penjelasan. Reez tentu saja tidak keberatan sama sekali karena dari awal dia memang berniat memberitahu kedua orang tua Zia tentang hubungan mereka