Semua Bab My First love: Bab 21 - Bab 30
31 Bab
BAB XXI [ Malam Pengantin Bukan Untuk Yang Pertama ]
Harap bijak bersikap dan berkomentar, mengandung adegan dewasa.   Ibra yang baru saja melempar telepon genggam dan meletakkan remot control setelah mengunci kamar dengan niat ingin menghampiri Nata, tiba-tiba merasakan kedua tangan Nata dengan lembut memeluk nya dari belakang dan telapak tangannya bergelayut manja didada Ibra. Ibra tertegun sesaat sambil memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut Nata dan membiarkannya lama. Hanya itu tanpa reaksi apapun lagi dari Nata. Membuat Ibra tambah menggebu dan agresif. Kemudian membalikkan badannya dan berhadapan dengan Nata sambil meraih kedua tangan Nata dan meletakkannya kembali kedadanya. Ibra meraih dagu cantik itu dan menyusuri pipi mulus Nata dengan jari telapak tangannya sebelah lagi kemudian mengecupnya lembut, perlahan melumat dalam dan semakin dalam saling berbalas yang justru membuat Ibra tambah tidak terkontrol membuat Nata hampir tak bernapas. Napas Nata naik turun terlihat dari d
Baca selengkapnya
BAB XXII Suasana Pengantin Baru.
Getar HP dinakas membuat sepasang pengantin baru itu terbangun. Keduanyapun menggeliat dan saling menatap. Perhatian Nata beralih ke suara HP nya yang berdering setelah sebelumnya getar dari telepon genggam milik Ibra. Nata hendak beranjak, namun Ibra kembali menangkap tubuh tanpa sehelai benang itu dan mendekapnya."Suamiku, kita harus mandi." "Oh, aku baru ingat kalau kita akan mandi bersama pagi ini." Sambil menyibak selimut dan mempertontonkan kepada Nata tanpa malu seluruh tubuh bugilnya."Tidak, aku mau mandi sendiri saja. Kita bergantian aja ya." Nata berusaha menghindari Ibra karena feeling-nya Ibra pasti akan mengajaknya bergulat lagi."Kita harus mandi bersama ." Sambil mengangkat paksa tubuh Nata dan mendudukkan wanita itu dalam bathtub, Nata hanya pasrah dan membiarkan Ibra menyiramnya dengan air hangat dari shower.Dengan telaten Ibra mulai menyirami tubuh Nata dengan shower air hangat dan mulai menyabuninya, perlahan menyiramnya
Baca selengkapnya
BAB XXIII keagresifan Nata.
Ibra melajukan mobilnya siang itu dibawah terik matahari bersama Nata disebelahnya, dia tidak ingin seorang pun tahu apa yang dialami istrinya saat ini. Sama saja artinya dengan memperburuk reputasinya didepan keluarga dan  siapapun anggota di mansion mereka termasuk Morgan. Nata pun terbangun karena terik matahari yang terpancar dari kaca mobil lalu mengedarkan pandangannya dan berhenti tepat diwajah Ibra setelah menoleh kesamping kesebelah suaminya yang sangat tampan itu, Nata memandang lama wajah itu yang juga ikut memandangi nya namun hanya sebentar karena saat ini Ibra sedang menyetir sambil menggenggam tangan Nata. "Sayang kau sudah bangun, maafkan aku." Sambil mengecup tangan istrinya dan mata terus fokus kejalanan didepan. "Apa kita akan ke Mansion orang tuamu suamiku?" "Tentu, karena semua keluarga sedang menunggu kita untuk makan siang dan juga Ken." "Ken, bagaimana putaraku, apa dia baik-baik saja Ibra?" "Dia baik-baik
Baca selengkapnya
BAB XXIV
Malam ini Ibra dan Nata mengajak keluarga Tita dan Maya bermalam dimansion nya setelah puas berada dimansion utama."MashaAllah Nat, laki lu kaya banget. Dan gue masih nggak abis pikir bisa-bisa nya lu tidur trus melahirkan anaknya sekaligus." Bisik Maya ke Nata saat hendak turun dari mobil."Hussh, pelan-pelan lu kalau ngomong dia ngerti lo bahasa kita.""Serius lo? Sejak kapan?""Udah, ntar ceritanya kalau udah kedalam. Lu tahu nggak gue juga baru ini masuk mansionnya." "What, apa gue nggak salah dengar nih?""Ngapain gue bohong, kan lu udah tahu jalan ceritanya, kalau kita baru saling tahu , setelah dia tahu siapa gue dan Ken trus langsung ngajak gue nikah.""Udah, jangan dibahas disini, kayak nggak ada tempat aja, ntar di dengar lo."potong Tita.Sambil menggendong putranya, ibra mempersilahkan Tita dan Maya masuk sambil menggandeng Nata.Tita dan Maya hanya tertegun dan takjub saat melangkah masuk melihat bangu
Baca selengkapnya
BAB XXV
Atas perintah Ibra, Morgan pun mengajak kedua gadis perawan itu untuk berkeliling kota Rotterdam dimalam hari. Morgan punya rencana membawa mereka kesalah satu distrik kota yang biasa di kunjungi pasangan muda-mudi, karena kawasan tersebut merupakan kawasan paling romantis. Walau gugup, namun Morgan bertekad akan mengajak Maya berbincang empat mata dengannya. Setelah memarkirkan mobilnya, Morgan pun mulai memandu mereka untuk masuk. Tiba-tiba kaki Maya tersandung hampir saja membuat nya jatuh, namun dengan sigap Morgan meraih tangan Maya hingga keduanya pun berpelukan. "Hampir saja, kamu lihat apa sehingga tidak lihat ada tiang di depan, untung saja bukan batu, kalau batu kan bisa terluka." "Sori, aku terlalu bersemangat dan hampir tidak melihat jalan." Jawab Maya agak malu. "Eh em, kita disini bertiga ya, nggak cuma lu berdua. Lebay amat sih elo may jalan kok nggak liat-liat, kalau yang lu tabrak orang gimana untung aja ada Morgan kan?"
Baca selengkapnya
BAB XXVI
Dikediaman Ibra, denting piring dan sendok beserta canda tawa terdengar bersahutan hingga ke taman belakang Mansion. Semua anggota keluarga sedang menikmati hidangan pagi di Mansion mewah itu. Maya pun mengutarakan niat untuk menunda kepulangannya sampai beberapa hari kedepan, dengan maksud ingin bersenang-senang dulu di negeri kincir tersebut. Tidak lama kemudian tuan dan nyonya Allard beserta Morgan pun muncul dari depan. "Selamat pagi semuanya, hai cucu grandma, apa kabar? Ben je oke baby?" Yang langsung mengambil Ken dari pangkuan Ibra. Kemudian tidak lupa saling berciuman dengan menantunya dan yang lainnya. "Nyonya, apa aku boleh bermain lagi ke Mansion anda? Kebetulan saya masih beberapa hari lagi disini, dan ingin melihat kincir angin raksasa." "Ohya, bagus dong dengan senang hati kalau begitu bagaimana kalau kamu tinggal dimansion kami aja lagian Mommy kan nggak ada teman. Boleh ya Nata?" Mommy pun memelas kepada Nata agar memp
Baca selengkapnya
BAB XXVII Kedekatan Morgan dan Maya
Maya hanya duduk manis sambil membaca katalog dan beberapa majalah yang topiknya kebanyakan tentang perusahaan Sagar dan beberapa Mansion Mewah yang dibawahnya tertera milik Sagar corp. Sementara Morgan yang masih berkutat didepan laptopnya sesekali mencuri pandang ke Maya yang masih setia menunggunya dari dua jam lalu. Kemudian Morgan pun menghampiri Maya yang duduk di sofa ruangan khusus untuk Morgan dari Sagar Corp. "Ehm, hai may sudah selesai membacanya?" "Aku tidak membacanya, dari tadi aku sibuk melihat-lihat Mansion mewah yang didirikan oleh perusahaan ini." "Apa kau tahu siapa yang merancang ide dari nuansanya?"?" "Siapa?" "Teman anda, nona Natasha, Hampir tiga tahun ini berkat kecerdasannya Sagar Corp berhasil menjadi Pioneer diseluruh Eropa dalam pembangunan Mansion, walau demikian Sagar Corp tetap yang nomor satu untuk penyuguhan Mansion termewah dan termahal.  "Dia memang cerdas Morgan, dan aku sebagai temannya
Baca selengkapnya
BAB XXVIII
Morgan masih setia menemani Maya berjalan-jalan dan menikmati semua momen-momen yang disuguhkan kota itu untuknya hingga sore pun menjelang. Morgan tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi, menurutnya lebih baik dia berterus terang sebelum terlambat. "Kenapa kita berhenti disini, bukankah Mansion tuan Allard masih jauh Morgan?" Maya heran tiba-tiba mobil berhenti dan melihat Morgan tersenyum dan menghadap kearahnya.  "Sori, Maya apa boleh aku jatuh cinta padamu?" Morgan begitu to the poin. Maya tergagap tak percaya. Cup! Morgan mengecup bibir tanpa suara itu. Masih diam membuat Morgan semakin memperdalam kecupan kemudian melumatnya, Maya terhenyak dan membiarkan Morgan menjamah bibirnya hingga menyentuh pipi dan menjalar ke tengkuknya. Lalu Morgan kembali melepas tautan bibir mereka dan memandang lekat wajah gadis itu. "Apa kau mencintaiku Maya?" Sambil memandang lekat. "Maya ragu menjawab, walau
Baca selengkapnya
BAB XXIX
Nata baru saja menidurkan Ken dibox besar yang bersebelahan dengan ranjangnya bersama Ibra. Tidak lama Ibra pun masuk dan mencium Ken yang baru saja terlelap."Kau sudah pulang, apa tadi bertemu dengan Maya?" "Mereka baru saja sampai saat aku tiba disana, dan sepertinya kedua bucin itu sama-sama sedang kasmaran." Sambil menciumi leher istrinya."Ibra, aku minta tolong peringatkan Morgan, maksudku tolong batasi mereka, aku khawatir karena mereka kan belum menikah. Apalagi budaya barat dan kami di Indonesia berbeda.""Maksudmu apa kau takut mereka akan melakukan seperti yang kita alami dulu?" Ibra pun berhenti menciumi istrinya dan menatap lama wajah wanita itu.Ibra mengganti pakaian dengan piyama yang biasa ia gunakan dan langsung merebahkan tubuhnya tanpa merespon tubuh Nata yang sengaja mengenakan lingerie untuknya."Apa kau tidak mengajak istrimu ini berbaring bersamamu?" Nata mencoba mengiba dan pura-pura merajuk."Tentu tid
Baca selengkapnya
BAB XXX
"sayang bangun, aku butuh bantuanmu!" Nata baru saja terbangun karena tangisan Ken di box. "Hmm,ada apa?" Sambil memaksakan matanya yang masih mengantuk dan mameluk tubuh istrinya. "Sepertinya Ken haus dan minta susu, aku mau kau yang buatkan untuk putra kita Ibra!" "Kenapa tidak manyuruh Nany saja?" "Apa kau mau nany masuk kamar kita untuk mengambil Ken dan melihat kondisi kita saat ini?" "Biasanya kan kamu sayang."  "Ibra!"  Ibra pun terduduk dan mulai menyadari kenapa Nata menyuruhnya yang membuatkan susu untuk Ken. "Tuh kan kamu sama kayak pagi kemaren , semalam kamu yang selalu minta lebih dan sekarang lihat kondisimu." Ibra kembali dibuat gemas oleh tingkah Nata yang selalu tak berdaya setiap pagi oleh suaminya. Ibra pun segera mengambil piyamanya dan membuatkan susu untuk Kenzo.  Tidak lama Ken pun kembali tertidur. Ibra yang harus kekantor hari ini setelah beberapa hari tid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status