Semua Bab Jerat Cinta CEO Mesum: Bab 511 - Bab 520
524 Bab
( S2 ) Bab 332. Ngidam
"Sayang, kita bareng-bareng aja ya, nanti kalau udah abis baru kita beli lagi."“Emangnya nggak apa-apa, Mom? Mommy kan berdua sama adik bayi kalau aku makan juga nanti mommy nggak kenyang dong.” “Nanti Mommy beli lagi,” kata Lura. “Nanti sore kita mukbang bersama adikmu,” lanjut Lura sambil mengelus-elus perutnya. Qenan mendekatkan wajahnya apda perut Lura dan berbicara dengan adiknya yang masih berada dalam kandungan sang mommy. “Halo adik bayi, kamu sehat-sehat ya. Oh ya, Adek bayi kamu kalau keluar jadi perempuan ya, aku pengin punya adik bayi perempuan.” “Kalau adik kamu laki-laki gimana?” tanya Lura kepada Qenan. “Apa kamu masih menyayanginya?”“Iya dong Mommy, aku akan menyayanginya, walaupun sebenarnya aku ingin punya adik perempuan.”“Memangnya kenapa kalau adik laki-laki?” “Aku kan udah punya Kak Azzam dan aku juga ingin punya saudara perempuan.”“Daddy juga pengin anak perempuan.” Evans menyahuti ucapan anaknya. “Mami juga sama, pengin punya anak perempuan,” sahut Lura
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 333. On Fire
Hari berlalu dengan begitu cepatnya kini usia kandungan Lura sudah menginjak 36 minggu. la sudah kesusahan berjalan jauh karena tubuhnya yang besar dan perutnya yang semakin membuncit."Mas kita senam hamil yuk!" ajak Lura pada Evans."Di mana, Sayang?" tanya Evans sambil berjalan mendekati istrinya."Di rumah Naya. Aku udah janjian sama Mbak Hana juga.""Ya udah bentar aku mandi dulu." Evans mencium kening istrinya sebelum pergi ke kamar mandi."Jangan lama-lama mandinya!" kata Lura sambil mengunyah makanannya. "Iya."Evans segera masuk ke kamar mandi sebelum Lura berteriak. Ia harus bergegas jika istrinya meminta sesuatu.Ia mandi dengan cepat, lalu segera masuk ke ruang ganti. "Aku harus buru-buru nih sebelum ibu negara mengeluarkan fatwanya," gumam Evans sambil mencari baju di dalam lemari.Semenjak Lura hamil Evans melarang istrinya untuk menyiapkan segala keperluannya karena sang mami melarang menantunya melakukan pekerjaan apa pun.Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Eva
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 334. Ratu Ngaret
Evans berusaha mengambil ponsel istrinya dari dalam tas, tapi Lura mendekap erat tas selempang berwarna mocca."Kalau aku ambil tasnya pasti dia bangun," gumam Evans. "Biarin ajalah, nanti juga bakal nelepon aku kalau emang penting."Benar saja, baru selesai berucap, dering ponsel Evans terdengar."Kakak ipar?" gumam Evans saat melihat nama kontak yang menghubunginya."Evans kamu di mana sih? Aku udah nungguin dari tadi," tanya Hanna dari balik telepon."Ini lagi di jalan, Kakak ipar," jawab Evans."Kenapa Lura nggak jawab telepon aku?" tanya Hanna lagi."Lura sedang tidur," jawab Evans sambil menoleh pada wanita hamil di sampingnya."Tidur? Jam segini udah tidur? Apa kalian bergadang terus?""Nggak," jawab Evans. "Mungkin karena kekenyangan, jadi ngantuk." Selama ini Evans lah yang selalu bergadang untuk memijat kaki Lura supaya istrinya itu bisa tidur dengan nyenyak."Kalian masih lama?" Hanna meraih tangan Haris untuk melihat jam yang melingkar di tangan suaminya."Masih setengah
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 335. Ke Rumah Sakit
“Haris, cepat bawa ke rumah sakit!” titah Gilang.“Iya, Boss.” Haris membopong Hanna keluar dengan sangat hati-hati.“Sama Bayu aja, kamu jangan bawa mobil,” titah Evans sambil berlari keluar lebih dulu untuk memberitahu Bayu untuk segera membawa Hanna ke rumah sakit. “Kamu antar Kakak ipar ke rumah sakit, hati-hati bawa mobilnya.”“Kakak ipar?” tanya Bayu kebingungan. “Maksudnya Bos Ha ….” Bayu tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Haris menggendong istrinya yang sedang meringis kesakitan. Ia bergegas masuk ke dalma mobil, ta[I sedetik kemudian ia keluar lagi.“Kenapa kamu turun lagi?” tanya Evans kepada sopir yang usianya lebih muda darinya.“Saya belum membuka pintu mobil untuk Bos Haris,” jawab Bayu.“Biar aku yang bukain, kamu masuk lagi.”“Baik, Bos.” Bayu masuk kembali ke dalam mobil.“Hati-hati, Kakak ipar!” Evans membantu Haris supaya kepala kakak iparnya itu tidak terbentur.“Terima kasih,” ucap Haris kepada adik iparnya setealh masuk ke dalam mobil. “Iya, hati-hati.”
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 336. Tambah Panik
"Mas, kita kapan nyampenya?" Naya tidak sabar karena mobilnya melaju sangat pelan."Sabar, Sayang. Bentar lagi juga nyampe. Kita pelan-pelan aja ya, aku nggak mau kamu kenapa-napa," balas Gilang sambil melirik spion dalam, melihat istrinya yang sedang cemberut."Pelan-pelan aja, nggak apa-apa terlambat juga yang penting selamat.""Tapi, kan Mbak Hanna sendirian di sana,"sahut Lura sambil memukul kursi yang diduduki suaminya.Evans menoleh ke belakang sambil berkata. "Kan ada kakakmu.""Astaga, aku belum nelepon Mama." Lura merogoh ponsel di dalam tasnya. Ia segera menghubungi sang mama. "Halo, Ma ... Mama cepat ke rumah sakit sekarang ya!" titah Lura pada mamanya."Memangnya ada apa, Sayang? Kamu kenapa?" Mama Riska panik mendengar anaknya terlihat cemas."Aku nggak kenapa-napa, tapi Mbak Hanna.""Hanna kenapa?" Mama Riska tambah panik karena Lura berbicara setengah-setengah. "Mbak Hanna kayaknya mau ngelahirin, Ma. Ini aku sama Naya menuju ke rumah sakit.""Rumah sakit mana?" tanya
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 337. Kelahiran Anak Haris
"Kalian di mana?" tanya Pak Hartono kepada menantunya."Di jalan mau ke rumah sakit, Pa," jawab Evans."Di jalan? Memangnya kalian dari mana? Kenapa lama sekali sampainya? Mama dan Papa udah sejak tadi di rumah sakit." "Iya, Pa, bentar lagi kita sampai. Ini kan kita bawa ibu hamil dua orang, jadi bawa mobilnya pelan-pelan.""Ya sudah hati-hati!" Pak Hartono menutup teleponnya dan memberitahukan kepada sang istri kalau anak dan menantunya masih dalam perjalanan."Syukurlah kalau mereka baik-baik aja." Mama Riska sedikit merasa lega Lura dan suaminya dalam keadaan baik-baik saja.Beberapa detik kemudian Bayu menghampiri keluarga majikannya. "Maaf, Tuan, saya abis beli kopi dulu di kantin. Apa Anda udah dari tadi?" tanya Bayu sambil membawa cup berisi minuman hangat. "Nggak apa-apa, Bayu," jawab Mama Riska. "Apa Haris di dalam ruangan bersalin?" "Iya, Nyonya. Bos ikut ke dalam," jawab Bayu. "Oh ya Tuan, apa Anda ingin minum kopi?" Bayu tidak enak hati minum kopi sendirian."Tidak, te
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 338. Mules, Mas
"Nenek gendongnya sambil duduk ya," kata Haris sambil melangkah menuju sofa."Baiklah, Nenek duduk." Sang nenek mengikuti Haris dan duduk di sofa, lalu Haris menyerahkan anaknya kepada sang nenek."Masa Nenek aja dikasih gendong adik bayi, tapi aku nggak. Aku kan lebih kuat dari Nenek." Lura mendekati sang nenek dan duduk di sampingnya."Kamu nggak sadar, perutmu membuncit kayak gitu, nanti anak saya mau ditaruh di mana, kamu sendiri aja susah duduknya." Lagi-lagi Haris mengejek adiknya.Lura mendelikkan matanya dengan sinis kepada kakaknya. "Dasar pelit," gumamnya."Sayang, kita juga kan bakalan punya anak. Kayak anak kita lebih banyak, perutmu gede banget." Evans mengusap-usap perut istrinya sambil tersenyum. "Nanti kakakmu jangan diizinin gendong anak kita," ucapnya setengah berbisik."Kamu juga sama aja meledekku terus. Kita kan udah pernah USG, bayi kita cuman satu." Lura memukul lengan suaminya."Aku cuma bercanda." Evans mengacak-acak rambut istrinya."Lura sebaiknya kamu pulan
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 339. Segalanya Bagiku
"Aku mau ke toilet, Mas," jawab Lura. "Ayo buruan, aku udah nggak tahan ini.""Aku kira kamu mau melahirkan," kata Evans sambil terkekeh. "Ya udah kita balik lagi ke kamar Kakak ipar aja lebih dekat.""Ya udah yuk!" Lura dan Evans kembali ke ruang perawatan Hanna.Lura masuk tanpa mengetuk pintu membuat kaget semua yang ada di dalam ruangan. Wanita hamil itu langsung masuk ke kamar mandi tanpa mengatakan satu patah kata pun."Pelan-pelan, Lura!" teriak sang nenek melihat cucunya yang sedang hamil tua berjalan cepat menuju toilet."Lura kenapa?" tanya Mama Riska pada menantunya."Kebelet, Ma.""Anak itu pasti makan sambal terus deh. Udah dibilangin Jangan makan pedas dulu." Mama Riska menggerutu sambil menunggu anaknya keluar dari toilet.Beberapa menit kemudian Lura keluar dari kamar mandi. "Ah leganya.""Lura, kamu jangan kebanyakan makan pedes, kasihan anakmu. Makan makanan yang bergizi biar anak kamu sehat." Mama Riska langsung mengomel kepada anaknya."Aku nggak makan pedas kok,"
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 340. Hari Perkiraan Lahir
Keesokan paginya Lura bangun pagi-pagi sekali, ia tidak mau Naya mengomel lagi karena terlambat datang ke rumahnya untuk senam hamil."Mas, anterin aku dulu ke rumah Naya ya. Pulangnya sama Mas Bayu sekalian dia jemput Qenan." "Iya, Sayang," jawabnya sambil mencubit pipi istrinya yang semakin berisi. "Kamu jangan capek-capek ya.""Iya," jawab Lura sambil merapikan dasi dan jas suaminya. "Sudah siap, ayo kita sarapan.""Kalau makanan aja nggak ketinggalan." Evans tersenyum melihat istrinya yang sudah berjalan lebih dulu keluar dari kamar.Mereka sarapan terlebih dulu sebelum pergi, setelah sarapan selesai, Evans mengantar Lura ke rumah Gilang, lalu pergi ke kantor."Nay, gue nggak telat kan?" tanya Lura kepada sahabatnya."Instrukturnya juga belum datang," kata Naya.Lura dan Naya duduk di teras depan menunggu sang instruktur senam hamil sambil mengobrol santai."Nay, HPL lo kapan?" tanya Lura."Perkiraan enam minggu lagi, tapi melihat Hanna melahirkan lebih cepat dari HPL, gue jadi w
Baca selengkapnya
( S2 ) Bab 341. Kekhawatiran Lura
"Gue takut, Nay," jawab Lura pelan sambil menunduk. Lura benar-benar waswas dengan kehamilannya."Takut kenapa?" Naya memiringkan duduknya supaya menghadap Lura."Gue takut bayi gue kenapa-napa kemarin Mbak Hanna melahirkan jauh dari HPL, lah gue udah waktunya belum lahir juga.""Ya ampun Lura, jangan dipikirkan nanti kamu stres. Itu bayi kamu masih terasa nendang-nendang kan? Itu artinya dia baik-baik aja." Naya berusaha menenangkan Lura, padahal dirinya sendiri merasa waswas.Mami Tyas yang duduk di bangku samping kemudi menoleh ke belakang."Lura, jangan dipikirin terus, kamu harus tenang," kata Mami Tyas. "Ayo kita turun, Tante yakin bayi kamu baik-baik aja.""Iya, Tante, aku juga berharap kayak gitu."Naya dan Lura turun dari mobil lalu segera masuk ke dalam rumah sakit."Minggu kemarin, dokter bilang apa?" tanya Tante Tyas kepada sahabat menantunya."Aku nggak kontrol, Tante, minggu kemarin Mas Evans sibuk banget sama kerjaannya. Qenan juga lagi kurang sehat, jadi aku sama Mami
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
484950515253
DMCA.com Protection Status