All Chapters of Secret Reunion: Chapter 11 - Chapter 20
50 Chapters
11. Mulai Hampir Gila
“Tante jangan membuatku merasa cuma jadi beban hidup Tante selama ini,” ucap Kaluna. “Lagipula aku nggak mau menikah sama orang asing yang nggak aku cintai.”“Bukan maksud tante menganggap kamu sebagai beban, Lun. Justru tante sedang berusaha merancang masa depan yang baik buat kamu," kata Ola menggebu-gebu. “Percaya sama tante, Luna.”Kaluna memegang keningnya, dia tidak mengerti dengan keinginan tantenya yang tiba-tiba begini.Kaluna tahu bahwa Ola harus merawatnya setelah ayah dan ibunya meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil, tapi dia juga tahu bahwa ada setumpuk uang yang ditinggalkan kedua orang tuanya sehingga Ola tidak perlu merasa terlalu terbebani. Jadi, untuk apa Ola mulai mendesaknya untuk menjodohkannya di usia yang sebegini mudanya?Di kediaman orang tuanya, Estefan juga sedang menghadapi desakan yang sama dari Vivian. "Rey, kenalan saja dulu. Menikahnya bisa kapan-kapan," bujuk Vivian. "Bu, aku sibuk mengajar. Aku masih bisa mencari jodoh saat aku benar-benar s
Read more
12. Pembinaan (2)
Ola begitu berambisi untuk mengatur pertemuan Kaluna dengan putra dari salah seorang kenalannya, sementara Hendra justru terlihat tidak mau ikut campur dengan rencana yang disusun istrinya untuk sang keponakan. “Apa menurutmu ini tidak terlalu buru-buru? Keponakan kita masih sekolah.” komentar Hendra. “Kamu terlalu berambisi ....”“Shh!” desis Ola. “Kamu lihat, Luna baru bisa mendapatkan semua harta orang tuanya kalau dia sudah menikah. Setidaknya kita harus menemukan calon suami yang mau kita ajak kerja sama.”Hendra mengangguk saja karena dia merasa bahwa itu sudah urusan keluarga sang istri.Jadilah Ola mengatur sendiri pertemuan itu tanpa meminta izin Kaluna terlebih dahulu. Kaluna sendiri begitu heran saat sang tante tiba-tiba mengajaknya ikut arisan yang diadakan di rumah salah seorang teman. "Kok tumben aku diajak, Tante?" tanya Kaluna dengan wajah heran."Biar kamu sekali-kali melihat dunia luar," jawab Ola beralasan. "Tante mau kamu sedikit berbaur dengan orang lain seperti
Read more
13. Menguping di Toilet Guru
Estefan hanya tersenyum singkat, tak lebih dari satu detik dan dia segera menarik tangannya sendiri sampai lepas dari genggaman Kaluna. "Ah, maaf ...!" "Kamu boleh pulang sekarang," kata Estefan datar seakan mengusir keberadaan Kaluna dari ruang kesiswaan. Kaluna mengangguk sopan sebelum akhirnya dia berlalu pergi meninggalkan Estefan yang sedang membereskan meja. "Lun, jangan lupa besok kamu harus ikut tante arisan." Ola mengingatkan ketika Kaluna tiba di rumah dengan diantar sopir pribadi. "Besok ...? Aku kira masih minggu depan!" Kaluna pura-pura lupa sambil meringis memandang tantenya. "Nggak ada alasan," sahut Ola sambil mencubit pelan pipi Kaluna. "Dunia luar itu indah, Lun. Jadi nggak ada salahnya kamu ikut tante arisan. Teman-teman tante kadang bawa anak mereka juga." Kaluna hanya diam mendengarkan, dia tahu alasan Ola lebih memilih mengajaknya daripada mengajak anaknya sendiri yang seorang laki-laki. "Malas banget ..." keluh Kaluna sambil menjatuhkan diri di tempat tid
Read more
14. Makhluk Paling Indah
Ketika Ola begitu mengagumi penampilan Kaluna dengan kecantikannya yang luar biasa, Hendra justru terlihat ragu-ragu menyaksikan keponakan satu-satunya didandani layaknya perempuan dewasa.“Kamu sepertinya berlebihan, itu keponakan kamu sendiri lho!” komentar Hendra dengan berbisik saat Ola duduk di sampingnya. “Kamu jangan terlalu kelihatan berambisi di depan Luna ...”“Shh!” desis Ola, sebisa mungkin dia bicara tegas tanpa mengeluarkan suara. “Kamu lihat kan, Luna begitu anggun. Ya ampun Sayang, sini senyum sebentar.”Kaluna sempat memandang tantenya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Melihat Kaluna hanya duduk diam di belakang, Ola buru-buru mengingatkannya bahwa ini hanyalah acara arisan biasa. Setelah itu Ola segera mendesak suaminya untuk pergi mengantar mereka ke lokasi pertemuan.Di sepanjang perjalanan, Ola selalu menyuruh Kaluna untuk tersenyum lebih sering daripada biasanya. Lama-lama Kaluna jadi merasa janggal dengan sikap tantenya yang terlalu berlebihan untuk sebuah aca
Read more
15. Di Rumah Vivian
Di waktu yang sama, tapi di tempat yang berbeda ....Dewangga duduk di meja belajar sambil menumpangkan satu kakinya ke atas kaki yang lain, sementara jarinya sibuk menggulir layar ponselnya. "Estefan Reyvonda ...?" gumamnya sembari mengingat-ingat sesuatu dalam benaknya. Dewangga merasa seperti pernah melihat wajah dingin yang tampak di layar ponselnya itu, tetapi dia hanya samar-samar membayangkannya. Tidak berapa lama kemudian, satu tangan Dewangga membentuk kepalan dan meninju ujung mejanya dengan keras hingga beberapa barang yang ada di atasnya ikut bergetar seakan merasakan kemarahannya yang mulai bergolak. "Nggak peduli siapapun dia, aku akan tetap menuntut balas ..." geramnya sembari menyipit menatap foto laki-laki dewasa muda itu dengan kebencian yang menggelora di dada. Sementara itu di rumah, Vivian dan Ola sengaja melanjutkan perbincangan mereka di ruang keluarga untuk memberi waktu bagi Kaluna dan Rey agar saling mengenal satu sama lain secara alami. "Saya tidak mengi
Read more
16. Rey yang Menjengkelkan
“M—maaf!” kata Kaluna cepat-cepat dengan wajah menunduk.“Jalan di sampingku,” suruh Rey dengan nada perintah. “dan angkat wajahmu yang penuh riasan itu.” Kaluna terpaku, kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan cermin bedak untuk meneliti wajahnya.“Ya ampun ...!" Kaluna nyaris menjerit ketika seraut wajah dengan bedak tebal, lipcream merah dan perona pipi warna baby pink balas menatapnya melalui pantulan cermin. Sepasang mata berbulu lentik milik Kaluna mengedip, memperlihatkan sekilas eyeliner hitam berpadu dengan eyeshadow merah muda yang menghiasi matanya. Rey berbalik ketika menyadari Kaluna tidak segera menyusulnya. Dia melihat cewek itu sedang mengamati wajahnya sendiri sementara satu tangannya menepuk-nepuk sebelah pipinya yang memerah. "Mau aku bantu?" tanya Rey sambil melambaikan sebelah tangannya. Kaluna berdecih kemudian memasukkan kembali cerminnya ke dalam tas selempang yang menggantung di pahanya yang tertutup rapat oleh dress warna merah yang membuat kulitnya tampa
Read more
17. Kaluna Vs Yohan
Seisi kelas menahan napas saat Estefan melayangkan perintah kepada Kaluna yang mulai bergerak sedikit di bangkunya. Tanpa malu sama sekali, Kaluna menggeliat perlahan kemudian membuka matanya sedikit. "Pak Guru ...?" Kedua mata Kaluna melebar ketika dia melihat Estefan duduk tidak jauh dari tempatnya berbaring. Dia cepat-cepat bangun diiringi tatapan bervariasi dari anak-anak sekelas. "Keluar," usir Estefan sambil menatap lurus-lurus ke arah Kaluna. "Keluar ...? Ke mana, Pak?" tanya Kaluna sambil meringis."Keluar dari pelajaran saya dan berdiri di luar kelas sampai bel berbunyi," suruh Estefan dengan nada tegas, membuat murid-muridnya yang lain menahan napas padahal bukan mereka yang kena usir. Kaluna menurunkan kedua kakinya dan berdiri. "Baik, Pak." Dia mengangguk tanpa protes, kemudian berjalan dengan begitu tenang meninggalkan kelasnya diiringi tatapan mata murid-murid yang terperangah. "Kita kembali ke materi," ucap Estefan, suaranya yang datar tapi tegas mampu membuat muri
Read more
18. Mau Pindah Sekolah
Ola melongo lagi saat mendengar ucapan Kaluna yang seolah tanpa beban."Pindah sekolah lagi?" ulang Ola sambil mengernyitkan kening, dia yang mendengarnya saja bosan. "Sekolah di mana-mana tuh nggak enak, Tante!" keluh Kaluna sambil melepas tasnya. "Banyak aturan, guru-gurunya rese, muridnya mengesalkan ... pokoknya aku nggak suka sekolah!"Ola garuk-garuk kepala, sikap Kaluna yang kekanak-kanakan sering meresahkannya jika sudah kambuh seperti ini. "Lun, jangan gegabah. Sebagai tante kamu, tante mengerti apa yang kamu rasakan." Ola mulai mengeluarkan jurus pemikatnya. "Tante nggak pernah tahu apa yang bikin kamu suka pindah-pindah sekolah, tapi kali ini kamu betah-betahkanlah dulu di sana. Masalahnya kamu sudah tingkat akhir, nggak sampai setengah tahun kamu lulus."Kaluna terdiam sambil memejamkan matanya, dia memang tidak pernah memberi tahu siapa pun bahwa awal mula dia pindah sekolah untuk pertama kalinya adalah gara-gara pengkhianatan Dewangga dan Rara. "Aku rasanya malas bange
Read more
19. Kembalinya Sang Mantan
Kaluna terpaksa menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa, tapi kali ini yang menjadikannya berbeda adalah suasana hatinya yang begitu kesal hanya dengan mengingat ucapan terakhir Estefan dalam benaknya:“Kalau kamu tidak niat sekolah lagi, usahakan jangan terlalu lama mengulur waktu.”Jujur, ucapan yang dilontarkan Estefan itu dianggap Kaluna sebagai tantangan tersendiri yang wajib untuk dia tundukkan sekalipun harus merelakan sisa sekolahnya di SMA Oasis."Nih."Kaluna mendongak ketika sebuah suara bernada menghardik terdengar olehnya saat dia sedang duduk di kantin seorang diri."Yohan ...?" Kaluna langsung pasang kuda-kuda begitu berdiri dan berhadapan dengan si pangeran sekolah."Nggak usah ngegas, aku cuma mau menepati janjiku sebagai cowok jantan." Yohan mengulurkan sebuah kotak yang berisi ponsel baru yang modelnya hampir sama dengan ponsel milik Kaluna. "Biasanya aku nggak sebaik ini sama cewek, tapi ya ... Lain kali aku nggak akan kasih kamu ampun kalau kamu merespons cand
Read more
20. Merepotkan Estefan
“Sudah aman,” kata Estefan kemudian, kepalanya melongok ke mobil di mana Kaluna sedang meringkuk seperti orang yang akan diserang dengan sekarung petasan bom. “Kamu tidak apa-apa, Kaluna?”“Tidak, Pak ...” jawab Kaluna lemah. Sebelum Estefan mengusirnya, dia merangkak pelan menuruni mobil wali kelasnya dengan susah payah. “Terima kasih ... atas pertolongannya ... Pak Guru ....”Estefan memalingkan wajah saat Kaluna berhasil meluncur turun dari mobilnya dengan wajah yang terlihat ketakutan sekali.Sebelum Estefan sempat menoleh kembali, Kaluna berhasil merosot ke tanah dengan sukses.“Kaluna ... kamu kenapa?” tanya Estefan yang langsung menoleh saat mendengar suara benda jatuh dan ekspresinya seketika berubah drastis saat melihat wajah pias Kaluna.“Tidak ... tidak apa-apa, Pak ...” jawab Kaluna lemas. “Terima kasih ... Pak Guru sudah bantu saya ... Saya cuma ....”Estefan langsung bertindak cepat dengan membantu Kaluna berdiri kemudian mendorongnya ke mobil setelah sebelumnya mengamati
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status