Semua Bab CEO Nakal Kekasihku: Bab 281 - Bab 290
296 Bab
Gara-gara Tespek
“Maaf, Ma.” Zahwa menunjuk ke arah leher wanita muda itu, membuat  wanita yang sudah menjadi menantunya hampir setahun itu tersipu.***Meyyis***“Tidak apa-apa, bagi anak muda seperti kalian memang butuh pelampiasan. Keano seperti sang papa. Ia selalu berapi-api ketika menyentuh miliknya. Akan menandai teritorialnya, sehingga orang lain tidak mengganggu.” Zahwa mengatakannya. Wanita berbulu mata lentik alami itu memasukkan bawang ke dalam penggorengan, membuat Hafiza berlari ke wasttafel untuk memuntahkan isi perutnya.“Ah, Sayang. Kamu baik-baik saja. Ke, Keano … istrimu muntah-muntah.” Keano langsung berlari menyongsong sang istri yang berada di kamar mandi.“Sayang, kamu baik-baik saja? Kita ke dokter saja,” tukas Keano. Zahwa mematikan kompornya tidak jadi memasak.“Ke, tolong ke dokter kandungan. Mama memiliki firasat istrimu hamil. Tiba-tiba saja dia begitu ketika mencium aroma
Baca selengkapnya
Operasi Keano
“Ada apa, Pak?”“Kecelakan tunggal.” Dada Damian berdetak lebih kencang.“Kecelakaan?”“Iya, Pak. Mobil BMW. Silakan melaju.” Hati Damian bagai diremas saat mendengar merek mobil yang dibilang oleh polisi tersebut. Semoga tidak terjadi, demikian pikir Damian. Lelaki paruh baya yang masih gagah itu terus melajukan mobilnya yang sedikit tersendat.“Ke, kamu kenapa bisa ceroboh tidak bawa ponsel, sih?” Damian sampai pada wilayah laka lantas tersebut, matanya membelalak ketika mengetahui plat nomor mobil tersebut.***Meyyis***Penyelamatan yang dramatis dilakukan oleh pihak kepolisisn dan Suku Dinas Perhubungan. Keano sudah kehilangan kesadaran dan banyak darah yang keluar. Dada Damian yang menyaksikan itu bagai terhimpit batu. Lelaki paruh baya itu dengan tegar menghadapinya.Sementara itu, Zahwa menguatkan Hafiza yang mulai menangis. Ini sudah pukul sebelas malam, Damian sendir
Baca selengkapnya
Harus Kuat
“Ya Tuhan, apa yang kulakukan. Dalam perut wanita yang kupeluk ini akan tumbuh cucuku, tapi aku membuat papanya celaka berbaring di dalam sana.” Zahwa kembali menangis sambil memeluk Hafiza.***Meyyis***Operasi sudah berjalan lancar. Keano di bawa ke ruang pemulihan, untuk observasi tahap selanjutnya. Lelaki itu terlihat pucat karena kekurangan banyak darah. Hafiza tidak berhenti mengangis sambil menggengam tangan sang suami. Wanita itu menciumi tangan yang dibalut perban itu.“Minumalah barang seteguk, Keano akan baik-baik saja.” Hafiza tambah menangis mendengar perkataan dari mertuanya itu. Bagaimana bisa mulutnya menerima makanan atau minuman, jika di sini sang suami sedang bertaruh antara hidup dan mati.Hanya suara mesin yang memekakan telinga. Keano tetap saja diam. Hafiza tidak lagi menangis, tapi tubuhnya sangat lemah. Sehingga, wanita yang kini duduk di sampaing pasien itu terkulai ke ranjang pasien, dengan tubuh yang mas
Baca selengkapnya
Keano Sadar
“Papa-mama juga. Pulanglah! Aku akan bercengkrama berdua dengan Keano. Datanglah ketika senggang.” Zahwa berat meninggalkan sang anak yang terkulai lemah dan menantunya berjaga sendirian. Akan tetapi, Hafiza benar. Jika semua di rumah sakit, akan berpotensi menyusul sakit karena pasti tidak nyaman beristirahat.***Meyyis***Sudah seminggu Keano terbaring lemah tanpa kesadaran. Sepanjang itu juga Hafiza menemaninya. Tidak sebentar pun wanita itu pergi meninggalkan sang suami. Wanita bermata indah itu mengelap tubuh sang suami dengan telaten. Mengganti bajunya, dan hendak pergi untuk membuang bekas air hangat tersebut. Keano mencekal tangannya. Hafiza berhenti dan merasakan cekalan di tangannya berbalik.“Jangan tinggalkan aku.” Wanita itu meletakkan air yang ada dalam wadah dan jongkok.“Kamu sudah kembali? Kamu kembali.” Air mata wanita itu tidak terbendung lagi. Dia memeluk tubuh gagah sang suami yang kini banyak terba
Baca selengkapnya
Gara-gara Tespek
“Ya, Kurang.”“Kita pulang lagi?” tawar Damian.“Harus.” Damian menggelengkan kepalanya. Istrinya itu memang tidak bisa dicegah kalau memiliki kemauan.***Meyyis***Zahwa berlari dari depan menuju ke kamarnya. “Eh … ja-ngan lari.” Damian tersenyum. Lelaki itu menggelengkan kepalanya. Istrinya memang selalu energik kalau sudah berkeinginan. Lelaki barbola mata coklat itu hanya menunggu di luar mobil. Kakinya diangkat satu menjejak pintu mobil yang tertutup. Kedua tangannya masuk saku celana panjangnya.Zahwa memindai seluruh isi kamarnya mencari tas hitam tempat tespek diletakkan. Wanita bermata indah itu memeriksa rak lemarinya, ternyata sang asisten rudah tangga sudah membersihkan tas dari kulit buaya tersebut. “Mbak, di mana isi dari tas ini?” teriak Zahwa.“Iya, Nya ….” Seorang asisten rumah tangga yang sudah berumur datang ke depan Zahwa yang sekarang b
Baca selengkapnya
Untukku
“Jangan menggosip.” Damian lewat samping mereka memberi tahu. Mereka hanya nyengir dan minta maaf, saling senggol untuk mengekspresikan keslahan masing-masing. Damian hanya tersenyum saja naik ke tangga. Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya.“Harusnya tidak usah, ‘kan bisa cek lagi? Kamu ekstrim.” Damian membantu mengeringkan rambut wanitanya tersebut. Zahwa menaikkan sudut bibirnya sebelah.***Meyyis***Zahwa sudah siap untuk pergi ke rumah sakit. Wanita itu mengenakan gaun yang lebuh panjang dari sebelumnya. Dengan percaya diri, akan memberi tahu putranya tentang istrinya yang sedang hamil. Wanita itu sudah mempersipakan tespek tersebut di dalam kotak yang teebungkus cantik.“Pa, Keano pasti akan sangat bahagia mendapatkan ini.” Zahwa memeluk kotak tersebut. Damian hanya menganggukkan kepala. Lelaki itu tersenyum melihat semangat istrinya yang membara, bahkan bagai gadis belia yang mau berkencan untuk yang pertama
Baca selengkapnya
Titik Terang
“Mamamu bahkan menggorek truk sampah untuk tespek itu.” Keano Menganga mendengar hal itu. Bagaimana bisa, mamanya melakukan hal tersebut.“Benarkah? Ma, kamu melakukan semuanya untukku. Pasti hanya untukku.” Keano memeluk sang mama dan mengucapkan terima kasih.***Meyyis***Setelah dirawat beberapa minggu, kini Keano sudah boleh pulang. Patah tulang yang dialaminya membuat lelaki dua puluh tujuh tahun tersebut tidak boleh banyak bergerak. Dia harus duduk di kursi roda sampai masa pemulihan.“Bagaimana keadaanmu, Ke?” tanya Gilang. Lelaki itu bahkan harus bolak-balik mengurus dua perusahaan sekaligus. Miliknya dan milik Keano. Gilang tidak mungkin langsung meninggalkan sahabatnya itu, apalagi dalam keadaan seperti itu.“Sudah lumayan. Terima kasih sudah membantuku.”Gilang membawakan beberapa berkas yang harus diperiksa oleh sahabatnya itu.“Apa sudah bisa bicara mengenai kasus kecelakaanmu
Baca selengkapnya
Makan Malam Gagal
“Malam ini, mau makan mi bareng? Kita makan mi ayam sepuasnya, begadang dan makan sosis.” Hafiza tertawa mendengarnya.“Aku ingin, tapi Keano masih membutuhkanku. Oke, aku pamit. Besok kutunggu. Aku akan segera revisi kalau ada yang Kurang pas.” Rani mengacungkan jempolnya dan memeluk sang sahabatn***Meyyis***Hafiza mengembuskan napas berat, wanita itu harus presentasi menyampaikan proposalnya di depan banyak orang untuk memenangkan tender ini. Gilang  sebenranya sudah menawarkan diri, akan tetapi wanita itu menolak sebab, menurutnya jika presentasinya berhasil kali ini berarti dirinya memiliki nilai lebih karena CEO pengganti sementara saminya sedang memulihkan diri di rumah. Sebagai pemimpin, tentu para dewan direksi akan percaya padanya, meskipun Keano tidak ada.Sorot lampu mulai hanya fokus kepada dirinya. Hafiza mengembuskan napas panjang. Setelah salam dan mengatakan pembuka, wanita itu mulai presentasi dengan peralat
Baca selengkapnya
Saling Merasa Bersalah
“Mari makan,” ajak Keano.“Aku sudah makan dengan klien dan Rani. Aku akan menemanimu makan,” ucap Hafiza.“Lupakan.” Keano berbalik dan meninggalkan ruang makan itu. Perutnya tidak lagi lapar. Hafiza merasa sangat bersalah, karena suaminya mempersiapkan semuanya.***Meyyis***Hafiza masuk ke kamarnya untuk mandi dan berganti baju. Sedangkan Keano masih berdiri di depan jendela kamar mereka. Lelaki itu memandang ke arah luar jendela itu. sedangkan Hafiza baru saja selesai mandi, bahkan masih mengenakan handuk kimononya.“Kita makan sekarang?” Hafiza memeluknya dari belakang.“Aku sudah tidak lapar.” Keano hanya diam memandang ke arah luar jendela.“Tidak bisa, harus makan. Aku ganti baju dulu. Nanti kusuapi. Maafkan aku.” Hafiza mencium puncak kepala sang suami. Wanita itu berganti pakaian untuk menemani suaminya makan malam. Meskipun sekarang sudah tengah malam,
Baca selengkapnya
Brenda Bingung
Keano tersenyum mendengarnya. Mereka melanjutkan makan dengan lahap. Sesekali, Keano mengusap bibir sang istri yang terkena saos barbeque. Mereka tersenyum bersama, hingga makanan tandas tidak tersisa. Malam ini, rasa tidak nyaman yang sudah dipendam beberapa saat lepas sudah.***Meyyis***Brenda tiba di kantor dengan wajah yang sudah dipenuhi dengan amarah. Sampai mejanya, wanita itu mengamuk dan menyisir mejanya hingga bersih, akan tetapi benda yang ada di mejanya berantakan ke lantai. Wanita itu sangat marah bahwa dirinya dikalahkan oleh Hafiza yang notabennya hanya pimpinan pengganti.“Bodoh kalian semua! Untuk apa aku bayar mahal kalau berakhir gagal. Enyah kalian! Enyah! Perbaiki semuanya. Jangan muncul di hadapanku kalau belum benar.” Brenda melempar barang yang tersisa ke arah beberapa pegawainya.“Aku sungguh tidak tahan lagi.” Pegawainya berbisik pada temannya, setelah keluar dari ruangan Brenda.“Sama, 
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
252627282930
DMCA.com Protection Status