Semua Bab Forgotten You: Bab 41 - Bab 50
183 Bab
BAB 41 - Mabuk
“Uhh! Geri!” teriaknya seraya mengacak-acak rambut sang kekasih. Lelaki itu tertawa renyah menjahili gadis cantik itu beberapa kali, baginya menjahili Nazmi sangat menyenangkan karena gadis itu menggemaskan terlebih ketika ia tengah menggembungkan kedua pipinya seperti saat ini.“Bercanda, Sayang!” ujar Geri seraya menahan kedua tangan mungil sang kekasih yang terus mengacak-acak rambutnya yang hampir kering.“Nyebelin banget sih, Ger!”“Biarin dong. Anyway kesayangan gue ini makannya lahap banget, ya?”Nazmi mendelikkan matanya dengan kedua kaki yang terbuka duduk di atas pangkuan lelakinya. Rok mini berwarna hijau neon yang dikenakannya terbuka lebar sehingga kaki jenjangnya terlihat begitu bersih dan putih.“Berat badan gue turun tahu gak?!”“Kok bisa?”“Gak tahu! Mungkin karena lo jarang ajak gue makan lagi!”Mendengar jawaban i
Baca selengkapnya
BAB 42 - Janji
Perhatian! BAB ini mengandung konten dewasa 21+ atau 25+Perhatian! Dalam novel ini beberapa BAB mengandung konten dewasa 21+ atau 25+ Bagi anda yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas bisa di-skip saja BAB tersebut, harap bijak dalam memilih bahan bacaan. Bagi yang merasa masih di bawah umur atau belum berkategori usia yang disebut di atas, harap bijak dalam memilih bacaan. Sangat tidak disarankan bagi yang di bawah 21 tahun untuk membaca konten dalam BAB ini. Terima kasih sudah menjadi pembaca yang bijak. Happy Reading!!  “Dua, gue gak mabuk!” ucapnya kemudian beranjak sedikit untuk menyingkirkan mantel dari tubuh Geri dan melepaskan rok dan celana dalamnya.Lelaki itu menggelengkan kepala, memang benar jawabannya dua hanya saja ini terlalu dini dan malah membuatnya terlalu senang.Nazmi meraih selimut kemudian mematikan lampu sehingga benda
Baca selengkapnya
BAB 43 - Curiga
 “Beberapa hal yang belum bisa gue jawab.”Lelaki itu terdiam mendengar ucapan kekasihnya kemudian mengalihkan pembicaraan karena mungkin saja Nazmi tidak nyaman dengan pembahasa seperti ini.“Naz, lo mau kan hari ini seharian sama gue?” tanya lelaki yang kini tengah memandangi sang kekasih yang berada di hadapannya. “Hmm, kan lo bilang gue sakit?” ucapnya seraya tersenyum lebar dan mengusap dada bidang lelaki di hadapannya.“ Ya seenggaknya di sini aja. Gue gak akan kemana-mana. Gue pengen sama lo, ditemenin lo.”Nazmi tersenyum kemudian beranjak dari tempat tidur. Kedua tangannya lihai mengikat rambutnya yang panjang kecokelatan. Geri hanya menatapnya dengan sorot mata berharap sembari tersenyum kemudian menghampiri gadisnya.“Masakin gue sekarang, gue laper banget,” ujarnya seraya memeluk gadis yang kini tengah berada dalam dekapannya.“Lo tahu gue
Baca selengkapnya
BAB 44 - Aneh
44 Seketika kedua bola mata kekasihnya membulat. Bibirnya mengatup kemudian matanya berpaling tak mau menatap netra Nazmi yang seperti mengintrogasinya.“Ya pemotretan aja kayak biasa, Sayang ...”“Terus kenapa cewek itu sampai DM lo? Emang kalian deket banget?”“Enggak gitu, Sayang. Dia model baru kan kata gue dan minta gue follow balik dia aja.”Satu alisnya terangkat menatap sang kekasih yang kemudian mengembuskan napas. Ia memalingkan matanya karena memang tak ada yang terjadi selain pemotretan dan kecelakaan kecil ketika Hana mencium dirinya.Seketika wajah dan kedua telinganya memerah. Ia mengusap tengkuknya kemudian menatap gadisnya yang masih menunggu kelanjutan cerita.“Kok lihatin gue kayak gitu? Lo gak percaya sama gue?” selidik Geri seraya tersenyum dan berusaha melupakan kejadian kemarin.“Enggak kok! Gue cuma pengen tahu aja!”“
Baca selengkapnya
BAB 45 - Dikhianati
45 “Abisin aja kalau bisa!”Lelaki itu tersenyum yang terlihat menyeramkan. Sontak raut wajah Nazmi berubah untuk beberapa detik mematap kedua bola mata kekasihnya. Gadis itu kembali tersenyum kemudian mengusap dada bidang Geri. Ia mendekatkan bibirnya untuk memberikan kiss mark di leher gadisnya sembari tangan kirinya meremas halus benda kesukaannya.“U-uuh! Ger ...”Ia tak mau mendengar rintihan kekasihnya malah semakin bersemangat. Nazmi yang kepanasan mengusap punggung Geri terus menerus merasakan otot-otot punggungnya yang keras.“Geri ...” panggilnya lagi.Lelaki itu mengangkat kepalanya kemudian menatap sang gadis dengan sorot mata yang dalam. Tangannya masih berada di sana membuat Nazmi semakin kepanasan.“Apa? Lo yang nantang gue kan?” desisnya kemudian menyunggingkan senyum.“Uh! Nyebelin.”“Kenapa nyebelin? Memangnya g
Baca selengkapnya
BAB 46 - Karisma
46  Geri sedikit tersenyum masam dengan apa yang ia dengar. Wajahnya berpaling sekilas menatap Karisma yang tengah tersenyum padanya.Ia menggelengkan kepala menatap Nazmi yang berbicara demikian. Sungguh sebenarnya gadis itu tak berniat mengatakan hal yang menyakiti hati kekasihnya.Nazmi sontak menurunkan kedua matanya tak berani menatap kedua mata merah yang tengah menatapnya saat ini.“Gue emang bajingan sampah, Naz. Tapi gue gak pernah lakuin hal rendahan yang dia lakuin ke lo,” ucapnya sambil tersenyum menahan pedang yang menghujam dadanya ribuan kali.“Mending sekarang lo diem aja, Ger. Lo gak bisa kalau gak pukul dia?”“Terserah lo, Naz. Biar si keparat itu yang lo bela terus. Bahkan lo gak lihat wajah gue yang dia pukul juga,” ucapnya dengan mata yang memicing.Nazmi mengangkat wajahnya menatap lebam di sudut bibir sang kekasih. Jantungnya berdegup kencang melihat hal itu
Baca selengkapnya
BAB 47 - Kembali
47   Mata gadis tersebut menatap netra Karisma yang begitu dekat dengannya. Sejenak ia menghentikan jarinya yang tengah mengobati luka sang mantan kekasih.“Mata lo indah banget, bikin gue terbang setiap kali natap lo.”“Lo lagi gembel, ya?” ucapnya kemudian menekan salah satu lebam yang ada di wajahnya.Karisma sedikit merintih namun, tatapannya tetap lekat pada gadis di hadapannya. Tangan besar tersebut meraih kembali jemari sang mantan kekasih kemudian ia taruh di pipinya.Nazmi sedikit tersenyum diperlakukan seperti itu kemudian ia kembali mengobati Karisma. Lelaki itu menyingkap rok yang dikenakan oleh Nazmi kemudian mengusap kaki halus miliknya.“Lo beneran gak ngapa-ngapain kan sama Geri?”“Memangnya kalau gue ngelakuin apa-apa sama dia lo mau apa?”“Gue mau tebas leher dia karena berani banget nyentuh permata gue.”
Baca selengkapnya
BAB 48 - Seseorang
48 “Lo jahat banget, Naz sama gue,” pekik seorang lelaki yang tengah mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Ia tak tahu hendak kemana dan apa yang akan dirinya lakukan setelah pergi begitu saja dari apartemen kekasihnya. Setelah ucapan Nazmi tadi padanya, ia merasa tak nyaman.Memang benar ia merasa bajingan dan seperti sampah yang layak untuk dibuang. Tetapi tetap saja, ia masih lebih baik dari Karisma yang sudah berani melakukan hal yang seharusnya tidak ia lakukan.“Persetan! Sialan! Bajingan! Sampah!” teriaknya yang semakin dalam menginjak pedal gasnya.Jalanan cukup lengang saat ini sehingga ia mengemudikan kendaraan beroda dua miliknya dengan kecepatan penuh. “Lo juga sama bajingannya kayak dia, Ger!”Perkataan yang keluar dari mulut kecil gadisnya kembali berputar dalam benak. Hatinya seperti dihujam pedang ribuan kali setiap kata-kata tersebut terniang di telingan
Baca selengkapnya
BAB 49 - Dibujuk
49 “Ini minuman yang bakalan bikin lo terbang. Semua masalah lo pasti hilang setelah minum ini.”“Mana ada minuman kayak gitu.”“Ada! Nih lo coba dulu!” ujarnya kemudian semakin menyodorkan segelas besar minuman tersebut.Geri mengambilnya kemudian menyesap aroma dari minuman yang berwarna kuning dengan buih-buih di atasnya. Minuman itu terasa dingin di tangannya dan aromanya pun terasa seperti bir.Ia meminumnya beberapa teguk kemudian memegang gelas yang berukuran besar mengenakan kedua tangannya.“Gimana, enak kan?”“Ya, hampir sama dengan wine yang sering gue minum.”“Lo tertarik buat jodet di lantai dansa sama cewek-cewek itu?”Geri menggelengkan kepala kemudian mengalihkan pandangannya. Ia mengusap gelas yang berada si kedua tangannya kemudian kembali mengenggak isinya.“Memangnya kenapa lo lihat ke sana terus?”
Baca selengkapnya
BAB 50 - Putus Asa
50 “Udah lama, Ger?” tanya Hana sembari menatap lelaki berwajah tampan di hadapannya.Ia menggelengkan kepalanya menatap gadis yang tingginya hampir sama dengan telinganya. Sembari tersenyum, wajahnya memerah begitu juga dengan telinga dan matanya.“Han, duduk dulu. Pesen minum dulu lah jangan langsung goyang aja.”“Ahahaha, gila lo. Gue ke sini mau nemenin Geri bukan buat jadi DJ.”“Yah, kok gitu sih? Padahal Geri pengen banget liat penampilan lo.”Lelaki berbadan tegap itu sedikit menyenggol lengan Geri. Lelaki itu hanya tersenyum kemudian mengangguk berusaha setuju dengan apa yang dikatakan oleh Frans.“Really? Oke kalau gitu. Gue pesen minum dulu,” ujarnya kemudian berjalan mendekati kursi tinggi.Frans menarik kursi yang tadi ia tempati kemudian gadis berbadan langsing tersebut duduk di sana.“Thank’s,” ujarnya seraya terseny
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status