Semua Bab Forgotten You: Bab 51 - Bab 60
183 Bab
BAB 51 - Pengkhianatan
51 Gadis itu sempat terdiam kemudian kedua tangannya mengusap dada bidang Geri. Kedua mata lelaki itu menutup sembari memeluk tubuh gadis di hadapannya.Hana membalas pagutan itu tak lama kemudian Geri melepaskannya. Ia menjatuhkan kepalanya ke bahu Hana sembari bergumam terus menerus.“Naz, gue sayang lo.”“Ger? Lo udah gak sadar?”“Gue gak mabuk, Naz.”Ia memanggil Frans yang berada tak jauh darinya kemudian membantu Geri untuk beristirahat di sebuah kamar.“Udah di dalem?” tanya Hana kepada Frans yang baru saja keluar dari sebuah kamar.“Udah. Dia mabuk berat.”“Ugh. Pasti lagi ada masalah. Dari tadi dia gumamin nama Nazmi terus.”Frans hanya tersenyum sembari mengangkat kedua alisnya. Hana menatapnya kemudian turut tersenyum mengerti apa yang dimaksud oleh lelaki itu.“Lo udah tentuin target, Han?” tanyanya
Baca selengkapnya
Bab 52 - Menyebalkan
52 “Tanya apa?” Lelaki itu menatap lekat-lekat wajah mantan kekasihnya. Netra bundar yang tengah ditatapnya menelisik jawaban dari sorot mata Karisma namun tak menemukan apa pun.“Lo sayang sama Geri?”“Umm, i-iya. Gue sayang sama dia. Ta-tapi gue gak suka sifat dia yang selalu kasar sama lo. Dia mukulin lo terus padahal lo gak salah apa-apa!” ucap Nazmi yang terdengar gugup dengan wajahnya yang merona merah.Mendengar itu, sontak Karisma sedikit tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Ia kembali menyuapi gadis cantik di hadapannya.Perempuan itu makan dengan sangat lahap menghabiskan semua makanan yang dibeli Karisma untuknya.Seharian ini, mereka menonton film kesukaan mereka berdua dan terus makan camilan juga makanan berat. “Manajer lo gak akan marah lo makan sebanyak ini dalam sehari?”Nazmi menggelengkan kepala sembari tersenyum.&l
Baca selengkapnya
BAB 53 - Bersama Karisma
53 “Karisma sialan! Brengsek!” Ia berteriak kencang memenuhi seisi ruangan membuat Hana yang berada di sampingnya terkejut.Gadis itu menatap Geri yang berada di sampingnya.Tut!“Hallo! Hallo!” teriak lelaki itu kemudian menatap layar ponselnya yang mati.Sambungan telah diputus dari sana. Tubuh Geri bergetar halus, puncak kepalanya mendidih mendengar suara mereka berdua.“Ger? Ada apa?”“Han, maafin gue. Gue ada urusan. Biar gue panggil Frans buat anter lo pulang.”Tanpa basa basi Geri langsung beringsut dari kamar tersebut. Tubuhnya yang tinggi tegap melenggang keluar dari club kemudian menaiki mobilnya.Ia memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, tak peduli jalanan yang cukup ramai suara mereka masih terniang di telinganya.“Sialan! Brengsek!” umpatnya ketika teringat suara itu.Suara serak nan seksi milik kekasih
Baca selengkapnya
BAB 54 - Sayatan Hati
54   “Gue gak ngapa-ngapain sama dia, Ger.”“Lo bohong, Naz! Tatap mata gue kalau lagi ngomong!”Nazmi malah menundukkan kepalanya. Tubuhnya bergetar halus dengan sikap Geri yang seperti itu. “Lo sayang sama gue gak sih, Naz?”“Maafin gue ... huhuhuhu ...”Jleb! Bagaikan ditusuk pisau tajam yang menghunus tepat di jantungnya lelaki itu terdiam seribu bahasa.Ia menatap gadisnya dengan mata merah dan berair. Geri sudah tak tahu harus mengatakan apa, jika gadisnya meminta maaf berarti apa yang terjadi tadi memang kenyataan.Rahangnya mengeras, ia menutup matanya sekilas kemudian menatap langit-langit menahan air mata yang hendak turun.“Bunuh gue sekarang, Naz!” pekiknya dengan suara tercekat.Dadanya sesak mendengar hal itu dari mulut Nazmi seperti benda berat menekan dadanya. Ia meraih kedua bahu kekasihnya me
Baca selengkapnya
BAB 55 - Geri
55Tubuh tinggi tegap berjalan cepat di lorong apartemen menuju lift. Napasnya naik turun tidak beraturan dengan kedua tangan mengepal.Tatapannya tajam, merah bagai api yang berkobar. Ia memencet tombol lift tak berapa lama kemudian pintu terbuka.“Tinggalin gue sekarang, Ger! Gue gak mau lihat wajah lo! Gue benci sama lo! Mending kita break dulu aja! Lo urusi aja hidup lo, gak usah urusi gue!” teriaknya sembari menepis kedua tangan Geri dari bahunya.“Argh! Sialan!” teriak Geri ketika kata-kata Nazmi kembali terniang dalam telinganya.Ia mengusap wajahnya sembari menatap langit-langit lift yang tengah ia naiki. Perlahan ia memijat pelipisnya yang terasa berat sembari menarik napas dalam dan mengembuskannya.Netranya terasa perih kemudian menutup kedua kelopak mata tersebut. Perih menjalar di hatinya memenuhi setiap sudut relung terdalam.“Gimana bisa lo ngomong kayak gitu sama gue, Naz?”Ti
Baca selengkapnya
BAB 56 - Kesempatan Lagi
56 “Oh ya? Menurut lo gue manis dan imut gitu?”“Iya,” jawabnya sambil tersenyum mengusap kepalanya.“Uhh! Jangan bikin gue baper!”Tawa berderai dari mulut Geri membuat Hana ikut tertawa. Lelaki itu membalikkan tubuhnya menghadap jendela kamar yang gordennya tidak ditutup.“Gue gak bermaksud bikin lo baper, Han. Gue bicara yang sesungguhnya.”“Iya, iya ...”“Jadi ... kenapa?”Terdengar gumaman dari mulut Hana yang begitu jelas di telinganya. Mungkin ia sedang berpikir apa yang akan diucapkannya pada Geri.“Menurut mereka sih gue suka cari laki-laki buat gue temenin minum atau nari dan gak semua laki-laki bisa dapetin kesempatan itu.”“Oww, jadi gue termasuk laki-laki beruntung karena pernah ditemenin minum dan nari sama lo?”“Ya gitu lah.”“Memang gue yang ke berapa?”
Baca selengkapnya
BAB 57 - Bertemu Dengannya
57 Sontak tangannya terdiam ketika mendengar nama sang kekasih disebut oleh kakak kandungnya. Ia melirik Dewa takut-takut yang tengah menikmati nasi kuning miliknya.Gadis itu menelan suapan terakhir sebelum pembicaraan mereka semakin memanjang. Pelan ia berbicara berusaha tak ada apa pun yang terjadi di antara mereka.“Uhh, itu Geri kemarin pulang ...”“Katanya dia mau temenin lo? Kok malah pulang sih.”“Mungkin ada urusan.”Tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. Dewa sibuk dengan makanannya begitu pula Nazmi, meski terasa hambar tetap ia habiskan karena bagaimana pun ia tak mau kakak kandungnya tahu pertengkaran dengan Geri kemarin.“Lo gak ada pemotretan memangnya hari ini?”“Umm, gak ada sih. Pras bilang cuma mau meeting aja.”“Jam berapa?”“Nanti siang jam 2 an lah.”Dewa menganggukkan kepala ke
Baca selengkapnya
BAB 58 - Ternyata...
58“Gue gak lagi ada masalah apa-apa kok, Kak.”“Hum ...” Dewa malah menggumam seraya menatap adik perempuannya.Gadis itu nampak salah tingkah ditatap seperti itu oleh kakaknya. Ia balik menatap Dewa yang tengah asyik mengunyah makanannya.“Apa sih kok natap gue terus?”“Gue tahu kalau lo lagi bohong, tapi gue juga gak bisa paksa lo buat cerita ke gue. Lo udah dewasa dan tahu gimana caranya menyelesaikan masalah. Jangan kayak anak kecil?”Nazmi tersenyum mendengar kata-kata dari sang kakak yang menurutnya bisa membuat ia lebih baik. Memang hanya Dewa lah yang bisa mengerti dirinya meski tak jarang lelaki itu selalu membuatnya kesal.“Thank’s, Kak. Lo emang kakak gue paling the best!”Dewa mengagguk seraya tersenyum. Tangan besar miliknya mengusap kepala sang adik kemudian mengusap pipi yang merah merona karena blush.“Jaga diri lo baik-baik. Gak sem
Baca selengkapnya
BAB 59 - Pertengkaran
59 Kedua bola mata Geri membulat mendengar penuturan dari Nazmi yang seakan menyudutkan dirinya. Ia menoleh pada Hana yang masih asyik memainkan ponsel di sudut sana.Entahlah, gadis itu mendengarkan perdebatan mereka atau tidak yang jelas tidak etis jika mereka bertengkar di sana.Geri menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian mengembuskan napas karena sebentar lagi meeting akan dimulai. Terlebih saat ini orang-orang sudah mulai berdatangan dan duduk di kursinya masing-masing.“Naz. Gue tunggu di luar aja,” ucapnya seraya beranjak dari tempat duduknya.Nazmi melotot pada Geri yang meninggalkannya begitu saja. Lelaki itu memang sangat menyebalkan, tidak peka sama sekali dan lebih mementingkan menyelamatkan dirinya sendiri! Pekik Nazmi seraya menatap wajah Geri yang hendak pergi.“Apa?” tanya Geri pelan menatap wajah Nazmi yang menyiratkan kesal yang begitu jelas.Suara orang yan
Baca selengkapnya
BAB 60 - Umpat
60Karisma menghentikan tinjunya begitu juga dengan Geri. Napas mereka naik turun dengan tatapan tajam satu sama lain. Nazmi menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dua lelaki dewasa yang begitu kekanakan.“Kalian gak malu, hah?”Tak ada jawaban dari mereka. Geri menarik napasnya dalam kemudian menatap Nazmi dengan kedua alisnya yang terangkat.“Naz, kenapa sih lo selalu nempel sama si bedebah ini?”“Karena lo brengsek, Ger,” ucap Karisma yang sama sekali tidak dimintai keterangan.“Berisik lo! Gue gak tanya sama-“ ucapannya terpotong karena Nazmi berdecak kesal.Mereka kembali bertatapan masih dengan napas yang naik turun. Kedua tangan lelaki itu masih mengepal belum puas dengan pertempuran mereka.Untung saja lorong belakang selalu sepi sehingga tak ada siapa pun yang mendengar atau menyaksikan mereka bertengkar, tentu saja jika tidak ada paparazi di sekitar sini.“Kalian itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status