Udara kantin siang hari terasa lengket, penuh dengan aroma soto ayam dan dengung ratusan percakapan yang melebur menjadi satu. Namun, aku tidak mendengar apa-apa. Sendok di tanganku berhenti bergerak di atas mangkuk bakso, pikiranku melayang ke tempat lain. Ke ruang studi yang sunyi, ke wajah lelah seorang pria yang akhirnya bisa terlelap."Bumi memanggil Tara. Ada orang di dalam?"Suara Rina memecah lamunanku. Aku mengerjap, kembali ke hiruk pikuk kantin. Dia menatapku dari seberang meja, alisnya terangkat sebelah, senyum jahil terukir di bibirnya."Hah? Maaf, Rin. Kamu bilang apa?""Aku bilang, bakso kamu bisa mekar jadi pohon kalau cuma kamu tatap begitu." Rina menyendok kuahnya. "Sudah lima menit kamu diam. Melamunkan apa, sih? Tugas Pak Budi?""Iya, tugas," jawabku, sedikit terlalu cepat. Aku menusuk bakso di mangkukku dengan energi yang berlebihan.Rina tertawa kecil, suara tawa yang renyah seperti kerupuk yang sedang ia gigit. "Bukan tugas, kan? Kamu bohong.""Sok tahu.""Tentu
Terakhir Diperbarui : 2025-08-28 Baca selengkapnya