Penguasa Hati

Penguasa Hati

Oleh:  Merry  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 Peringkat
11Bab
2.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tara Nadira tak menyangka sedikit pun akan berurusan dengan Azlan Sharim, Mahasiswa pindahan yang menjadi pria yang paling ia hindari di kampus. Bukan karena membencinya, justru karena ia takut terperangkap dalam pesonanya yang mampu menaklukan bayak gadis.

Lihat lebih banyak
Penguasa Hati Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Ayaka
masih nunggu lnjutannya, semngat thor...
2021-10-02 21:57:01
0
user avatar
Chymoot
..................
2021-10-02 21:01:26
0
user avatar
Narti
Baru star baca, tp brharap otornya bsa smngat nulis biar gk kangen brat dgn epsode slnjutnya
2021-10-02 19:10:39
0
user avatar
Song
Suka certa ttg prjuangan kek gini, tpi msh pnsaran lnjutanyya thor
2021-10-02 18:39:48
0
user avatar
May
Semoga Tara bisa kuat kuliahnya..
2021-10-02 15:18:45
0
user avatar
Maia
Ditunggu lnjutannya Thor...
2021-09-29 22:34:06
0
user avatar
Velove Lahinda
Nunggu lanjutannya Thor...Semangat......
2021-09-24 10:43:41
0
user avatar
March
❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2021-06-04 20:13:10
0
user avatar
Song
tetap semngat Tara, jangan menyerah
2021-05-29 23:24:18
0
user avatar
Merry
❤️❤️❤️❤️❤️
2021-05-09 16:09:56
0
11 Bab
Bab 1
Tara Nadira berlari sangat kencang, seakan hidupnya bergantung pada aktifitas yang sangat melelahkan dan tentu saja menguras energinya yang sudah ia gunakan sebagian untuk bekerja part time di sebuah Mini Market dekat dengan tempat tinggalnya sekarang, tepatnya di sebuah Kos yang sederhana, namun nyaman untuk di tempati."Akhirnya sampai juga ..." Monolog Tara dengan nafas yang memburu dan detak jantung yang masih berdetak kencang.Gadis berambut panjang yang diikat seadanya itu langsung duduk di kursi paling belakang. Tempat favoritnya selama ini. Tak ada yang peduli akan kehadirannya di kelas yang mulai ramai dengan suara mahasiswa yang tengah bercanda atau melakukan hal lainnya, sehingga menimbulkan suara yang riuh di dalam ruangan ber-AC itu.Tapi Tara tak peduli dengan semua aktifitas yang tidak penting di matanya, seperti mereka yang juga tak pernah peduli akan kehadirannya. Tara selalu ada di kelas itu, tak pernah bolos satu kali pun, tapi sosokn
Baca selengkapnya
Bab 2
Suara yang dalam dan bersih tersebut sontak memaksa Tara mengalihkan pandangannya dari buku tugas yang tengah ia baca, seketika matanya bertemu dengan mata tajam Azlan. Gadis berlesung pipit itu hanya bisa menganggukan kepalanya sebentar, lalu melanjutkan kembali aktifitas membaca tugas yang telah selesaikan kemarin. Sikap acuh Tara, membuat para gadis di kelasnya merasa gerah dalam hati. Pasalnya, mereka semua ingin ada di posisi Tara saat ini. Jika saja bisa berganti kursi sekarang, mereka dengan senang hati akan melakukannya. Sayangnya hal itu tak mungkin terjadi, karena Buk Anna sudah siap dengan materi barunya. Bagi Anis bukan hanya sekedar merasa gerah, tapi lebih dari perasaan iri. Bahkan hari ini adalah hari paling memalukan selama ia menjadi mahasiswa. Harga dirinya yang terlampau tinggi seketika jatuh di depan semua teman sekelasnya, penyebabnya tak lain pria yang baru saja membuat keputusan teraneh di mata mereka semua. Ia bahkan kalah telak dari
Baca selengkapnya
Bab 3
"Gadis ini ...." Azlan tak bisa berkata apa-apa lagi hingga gadis itu keluar dari kelas, masih dengan senyum menggantung di bibirnya. Untuk pertama kalinya Azlan terdiam di depan seorang gadis. Anis yang duduk di depannya langsung mengambil kesempatan untuk duduk di tempat Tara, walaupun ia sempat ragu melakukannya, tapi akhirnya tetap duduk juga di samping Azlan. "Hai, kenalin namaku Anis." Selama ini tak pernah Anis mengajak seorang pria berkenalan dengannya, semua pria ingin mendekatinya. Hanya pada Azlan yang tak memilihnya tadi, ia bisa bersikap seperti ini. Karena merasa tertantang untuk mendapatkan perhatian dari pria yang kini sedang menatapnya tersebut. "Azlan!" Elsa dan gadis-gadis yang lain langsung kecewa saat melihat Azlan merespon Anis dengan senyumnya yang menawan. Tanpa berkata apapun, mereka tahu, siapa pemenangnya di sini. mereka tak punya kesempatan lagi. Semuanya akhirnya memilih untuk keluar dari k
Baca selengkapnya
Bab 4
Pintu kelas yang tadinya tertutup, terbuka seketika. Kedua wajah yang semakin dekat itu menoleh ke arah pintu, dan di sana ada seorang gadis yang berdiri mematung. Refleks Anis menjauhkan wajahnya dari Azlan dan memusatkan penglihatannya ke arah pintu masuk. Matanya langsung membola begitu tahu sosok yang sudah merusak moment indahnya bersama Azlan adalah orang yang sudah merusak harinya tadi. Siapa lagi kalau bukan Tara Nadira. Sejak awal kuliah Anis memang tak begitu peduli dengan si 'Gadis Beasiswa', begitu sebutannya untuk Tara selama ini. Anis tak suka harus berada di urutan ke dua dalam nilai akademik  dari gadis yang penampilannya seadanya itu di kelasnya. Tapi rasa tak suka itu tak cukup untuk menjadi alasan bagi Anis untuk membencinya. Karena ia tak ingin bersaing dengan orang yang sudah jelas jauh di bawahnya dari berbagai segi. Tapi hari ini berbeda, mau tidak mau Anis merasa harus buat perhitungan dengan Tara. "Sedang apa Kau di situ?' tany
Baca selengkapnya
Bab 5
Walau sudah menetapkan hatinya untuk tidak jatuh cinta dulu sekarang, namun Tara tetap merasa bahagia untuk sahabatnya. Lagi pula aturan untuk tidak jatuh cinta itu kan untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Setelah membagikan modul untuk semua teman sekelasnya, Reinhard menghampiri Sesil dan Tara yang juga sudah duduk bersama Syila. "Jadi gimana rencana kita Rei?" tanya Syila begitu Reinhard duduk di kursinya. Kelompok yang lain juga sudah mulai menyusun strategi mereka. Seketika suasana kelas terbagi menjadi lima kelompok kecil yang terdiri dari empat orang. Mereka semua membahas mengenai tugas yang baru saja diterima. Walau tanpa Dosen yang mengawasi, tak mengurangi sedikitpun keseriusan pada diri mereka. Karena semua tak ingin mengulang lagi semester berikutnya."Untuk sekarang kita buat dulu group chat khusus untuk kelompok kita, agar bisa saling sharing informasi nantinya," jawab Reinhard atas pertanyaan Syila barusan.
Baca selengkapnya
Bab 6
"Kenapa Tar? Katanya mau masuk ke kelas?" tanya Syila membawa Tara kembali dari lamunannya. "Engg -- enggak apa-apa kok, kayaknya Aku nunggu teman-teman yang lain dulu deh," jawab Tara sedikit gugup sambil membalikkan punggungnya hendak beranjak menjauh dari pintu kelas. "Tumben Tar? Biasanya Kamu paling semangat tuh nunggu Dosen di kelas, sekalian istirahat kata Kamu dulu ... jangan-jangan ...." Sesil menatap Tara dengan pandangan menyeidik. "Apa sih Sil? Kalian mau kemana abis ini? Udah nggak ada kelas kan?" tanya Tara sekaligus mengalihkan perhatian mereka. Tara hanya tak ingin teman-temannya melihat apa yang ada di dalam. "Kok kayak ada yang dirahasiain ya? Jiwa kepoku meronta-ronta nih ...." Dengan senyum simpul Sesil semakin menggoda Tara yang semakin gugup. Walau baru berteman beberapa bulan sejak mereka sekelas di tiga mata kuliah, namun boleh dibilang Sesil yang terkesan manja dan sangat mendamba pada ketua tingkatnya telah memahami seorang T
Baca selengkapnya
Bab 7
"Apa maksudmu Anis?" tanya Tara bingung atas pernyataan dan pertanyaan Anis barusan."Kamu tak perlu mengelak lagi Tara, Kamu kan yang menyebarkan gosip tentang Aku dan Azlan tadi? Karena hanya kamu yang masuk ke kelas saat ... Kau tahu sendiri kan apa maksudku? Tapi tenang saja Tara, jika memang begitu tak sukanya kau pada kedekatanku dengan Azlan, AKu akan __ ""Sudahlah Anis, mengapa sekarang Kau yang mengalah padanya?" Shela yang memang sejak kedatangan Tara ke kelas tadi sudah menampakkan ekspresi tak suka, langsung menyela perkataan Anis dengan lantang dan berbalik menatap Tara dengan pandangan sinis dan bertanya, "Hanya karena Azlan memilih duduk di sampingmu, Kau merasa lebih baik dari AnisR? Lihatlah dirimu Tara, apa perlu Aku pinjamkan cermin untuk kau berkaca?" "Benar sekali Anis, Aku tadinya juga tertarik pada Azlan, tapi melihatmu bersamanya Aku langsung mundur, karena Aku merasa Kau lebih pantas untuknya! Sedangkan Kau Tara, Kau bahkan tak bi
Baca selengkapnya
Bab 8
Tara Nadira baru saja selesai mandi dan merasa segar kembali. Ia segera membuat makan malam yang sederhana untuk dirinya sendiri, dan makan dengan lahap. Biasanya nafsu makannya akan meningkat ketika ia merasa lelah. Hari ini adalah salah satu hari yang paling melelahkan bagi Tara. Bukan hanya lelah secara fisik, tapi juga hati dan fikirannya. Selama ia kuliah di Sharim Universitas, tak pernah sekalipun ia mendapatkan perlakuan buruk dari teman-teman sekelasnya. Karena memang ia selalu menghindar dari mereka, dan semua hal yang sekiranya bisa mendatangkan masalah pada teman-temannya.Sejauh ini semua itu berhasil untuknya, Tara bahkan selalu membantu mereka sebisanya. Tapi, hari ini semua berubah. Hanya karena orang itu, seseorang yang baru datang di kelasnya. Seluruh perhatian para gadis telah beralih pada sosoknya yang misterius. Tara mengambil salah satu majalah bisnis yang tadi ia pinjam dari Nadia, sang pemilik mini market yang cantik dan baik h
Baca selengkapnya
Bab 9
Tara seperti mendapatkan kekuatan baru usai melakukan panggilan video singkat dengan sang Adik yang ternyata sudah semakin dewasa. "Aku pasti bisa melewati semuanya, semangat Tara!" ucap Tara pada dirinya sendiri. Ia bahkan tertawa mendengar suaranya yang cukup lantang. "Semoga tidak ada yang mendengarnya ...." ucap Tara sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan.Setiap mengingat keluarganya, Tara selalu mendapatkan energi baru layaknya ponsel yang baru selesai di charge. Ia akan kembali pada kenangan masa kecilnya bersama Bapak dan Ibu yang menghabiskan waktu di kebun mereka dengan Tara kecil yang selalu turut serta di bawa orang tuanya. Ia selalu menikmati masa-masa itu, bahkan tak ada penyesalan sedikitpun di hati Tara telah terlahir dari kedua orang tuanya. Jika memang ada kehidupan kedua, ia akan tetap memilih sebagai putri dua 'malaikat tak bersayapnya' itu. Tara yang mungil dan berambut hitam lebat dengan lesung pipit menghiasi kedua pip
Baca selengkapnya
Bab 10
[AKUI KESALAHANMU JIKA TAK INGIN RAHASIAMU TERUNGKAP!!!]sebuah pesan misterius dengan kalimat yang sama terus meneror Elsa sepulangnya ia dari Kampus. Awalnya ia mengira itu adalah pesan iseng, tapi lama kelamaan ia merasa takut juga. Belum lagi pesannya datang dari nomor pribadi. Bukan hanya lewat pesan teks, tapi juga lewat media sosialnya. Ia benar-benar di teror. Elsa tak tahu harus bagaimana lagi, satu-satunya yang bisa ia lakukan adalah melakukan apa yang diperintahkan. Akhirnya dengan keberanian yang tersisa, ia menghubungi Tara Nadira. "Halo Elsa ... ini -- Elsa kan?" Suara Tara terdengar waspada di ujung telpon. "I -- iya Tar, ini Aku, Elsa ...." jawab Elsa tak kalah gugupnya."Ada hal mendesak apa El, sampai harus nelpon AKu selarut ini?" "Maafin Aku Tar ...." lirih suara Elsa berucap, hampir seperti sebuah bisikan. "Gimana EL? Maaf -- untuk?" Tara masih bingung dengan permohonan maaf Elsa yang tiba-tib
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status