All Chapters of Malam Tanpa Noda : Chapter 211 - Chapter 220
278 Chapters
Rencana Prily
Malam Tanpa NodaSession 2Pernikahan Drian dan PrilyDrian, aku tunggu kamu di cafe Brown," ucap Lily di panggilan ponselnya. "Jam makan siang aku tunggu hari ini." "Baiklah, aku akan ke sana. Pesankan aku makanan favorite. Masih ingat dengan kesukaanku.""Tentu saja. Fetucini carbonara with smoked beef." "Sip. Aku akan tepat waktu, Kakak ipar." Drian terkekeh."Oke, aku tunggu!" Prily mendengar percakapan Lily dan Drian di balik pintu. Tangannya sudah menyentuh knop pintu. "Mau apa mereka janjian?" lirihnya dalam hati.Prily masuk mengantarkan secangkir kopi hitam untuk Drian. "Silahkan kopinya, Pak!" Meletakkan cangkir di depan Drian. Aroma kopi robusta menyerbak ke hidung.Lelaki itu mendongkakkan kepala dan menatap Prily sinis. "Saya tak minta kopi," cetusnya."Untuk menemani pekerjaan Anda, Pak." "Maaf, saya tidak ingin. Bawa kembali!" pintanya, mengeser cangkir. 
Read more
Bergulat
Malam Tanpa NodaSesion 2Lily dan Drian masuk ke kamar dan tak keluar-keluar dalam waktu berjam-jam.Kamar mereka tertutup rapat. Prily melihat nomor kamar tersebut 212 dari layar pipihnya. "What! Berita hebat. Gak nyangka Lily yang polos nikung dari belakang. Adik ipar sendiri diembat. Sok suci nyatanya murahan." Prily seakan puas dan bahagia untuk sesaat. Memaki wanita yang telah merebut cintanya. "Pantesan tak ada info masuk. Ternyata, mereka ena-ena. Aku yakin Fian akan murka. Padahal, aku sudah move on," ucapnya dalam hati. Kegirangan yang sudah lama tak tercipta. "Fian pasti shock dengan berita ini. Semoga saja rumah tangga mereka hancur." Hati Prily begitu bahagia mendapatkan berita menghebohkan sejagat raya. Digilir adik ipar. "Sepertinya ini moment yang paling tepat dan jarang terjadi. Aku akan membuat kejutan untuk kalian." Prily terbahak sendiri. "Bu Prily, kenapa?" tanya o
Read more
Terciduk
Malam Tanpa Noda Session 2Tangan lentik Lily mengambil pakaian yang berserakan di lantai. Melihat kain penutup dada yang rusak dan lepas akibat tarikan lelaki yang telah menyetubuhinya. "Ya, putus!" desahnya. Menoleh tubuh pria yang masih tertutup selimut tebal. Dengkuran halus terdengar. Lily mendesah panjang. Sebegitu liarnya pria itu hingga menarik bra Lily dengan kasar. Padahal, bisa dilakukan perlahan. Menatap tali Bra yang putus, tatapan Lily mengiba dan penuh kebingungan. "Aku gak pakai Bra, dong!" Lily berusaha memperbaiki branya namun, tak bisa. Salah satu tali bra putus dan harus dijahit. Lily membangunkan pria itu." Ayo bangun! Kita harus pulang." Mengoncang tubuh pria dibalik bedcover putih. "Ehm, kenapa gak nginep aja di sini?" tanya pria itu masih memejamkan mata. "Gila kamu! Mau dibunuh?" Memukul pelan pipi pria tersebut. Pria itu terkekeh dan menyib
Read more
Salah Sangka
Malam Tanpa Noda Session 2Mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Pria bertubuh atletis dengan balutan handuk di pinggangnya. Menatap mereka tajam. Rahangnya mengeras, matanya membulat seperti api siap menerjang. Menusuk dan membunuh mereka satu persatu. Mereka menelan saliva, jantung berdegup kencang. Hawa berubah dingin seakan-akan tubuh mereka membeku membentuk kumpulan es dalam salju. Mereka menjauhi Lily. Menurunkan kamera dan pandangan.Prily terlihat shock dan tak menduga. Pria bertubuh kekar melangkahkan kaki ke arah mereka. "Apa yang kalian lakukan di sini, ah!" bentaknya. "Apa yang kalian lakukan dengan istriku?!" Menunjuk jarinya ke arah mereka. "Jawab!" "Ka-kami," ucap salah satu wartawan tak sanggup berkata. Matanya melirik Prily. Fian tak bisa menahan emosi, wajah Lily begitu takut sehingga membuat lelaki itu murka. Tak ada yang boleh menyakiti wanita miliknya. 
Read more
Senjata Makan Tuan
Malam Tanpa NodaSession 2Pandangan Drian sangat berbeda, hawa panas menyelimuti hatinya. Siapa yang tak marah jika, istrinya akan menghancurkan nama Mahendra. Drian berdiri menatap benci sang istri. Sebuah tangan melayang di udara dan akan mendarat di pipi mulus Prily. "Jangan kamu memukul wanita, Drian!" Lily menahan tangan adik iparnya. Drian menatap Lily dan berkata, "Dia telah mempermalukanmu, tapi kamu membelanya." "Iya, aku tahu. Tapi, bukan begini caranya. Kita selesaikan dengan baik-baik. Semua pasti ada jalannya." Drian memukul ke udara. Marah, kesal dan ingin menghajar orang. Tangan lentik Prily ditarik kasar. "Sakit, Drian!" ungkap Prily. Lengannya terkena goresan dari kuku suaminya. "Ayo pulang!" Menarik paksa dan mendorong ke pintu kamar. "Maafkan Prily. Aku akan mendidiknya lebih baik." Ucapan Drian adalah penyesalan darinya. 
Read more
Terlupakan
Malam Tanpa NodaSesion 2Prily memutar video tersebut berulang-ulang kali hingga mendapatkan sesuatu mengejutkan dirinya. Membaca tiap komentar melalui postingan media sosial.Komentar pedas dengan hujatan menjadi bahan perolokan hingga terkena mental. Jari jemari Prily menscroll benda pipih pink kesayangan. Matanya membaca dan mengingat komentar para netizen. Bukan satu atau dua postingan saja. Hampir semua status mereka tentang dirinya."Tidak! Tidak mungkin!" Secangkir teh terjatuh ke lantai dan terpecah bela. Tangan lentik gadis berwajah boneka memerah. Rasa sakit dan panas tak terasa di kulit."Kurang ajar! Siapa yang melakukan hal ini?" Prily geram dengan video menampilkan dirinya.Video yang menampilkan Prily bersama Johan bergandengan mesra keluar restaurant.Video Prily berbicara jarak dekat dengan Johan seolah-olah mereka sedang bercumbu di tempat umum.Para
Read more
Pikiran Kosong
Malam Tanpa Noda Sesion 2Segerombolan wartawan keluar dari lemari besi itu yang biasa disebut lift. Tubuh Prily menegang berdiri tepat di depannya. Salah satu wartawan menatap Prily. Dahi mengernyit heran. Langkah pendek mendekati wanita di depannya. "Permisi!" sapa salah satu wartawan. Prily bergeming dengan tatapan kosong. Sebagian wartawan melewati tubuhnya dengan tatapan heran. "Permisi!" ucap seorang wartawan membawa kamera besar. Terdengar desahan panjang dari bibir lelaki itu. Sebuah sentuhan lembut membuyarkan lamunannya. Tubuh Prily tersentak dan menghapus keningnya yang basah akibat pilu. "Maaf Mba, bisa geser badannya," ungkap wanita yang berada di samping Prily. "Teman saya mau lewat." Tubuh Prily bergeser memberi cela pria pembawa kamera. Langkah kakinya masuk ke dalam lifta. "Hufh, hampir saja ketahuan," desahnya. Jari yang melin
Read more
Hidup Prily
Malam Tanpa NodaSesion 2"Hidupku ibarat berdiri di atas jurang yng sangat dalam, yang setiap saat akan merasa tidak kuat berpijak maka aku akan melompat ke sana. Aku sadar ini adalah kesalahanku. Beban yang aku tanggung ini sangat berat, berbagi dengan yang lain pun tidak akan mereka bisa bantu." "Aku berusaha kuat selama ini.Apa aku bisa melalui semua ini?Sampai kapan semua ini akan berakhir? Apa aku harus putus asa dan melompat ke gedung ini? Apa dengan mengakhiri hidup semua masalah ku bisa diselesaikan."Seandainya aku bertahan bagaimana aku harus menyelesaikan semuanya?Aku takut keputusasaan ku mengundang setan masuk ke fikiran ku, dan menguasai diri ku.Ke mana aku harus minta tolong?"Aku benar benar sudah tidak sanggup. Aku gak kuat." Suara Prily semakin tertahan. Dadanya sesak seakan-akan habis dimakan virus mematikan. Suara isakan Prily semakin kencang. Air mata becucuran. Satu kata untuk di
Read more
Putra Kembali
Malam Tanpa NodaSession 2"Ayahku sudah kembali ke Indonesia." "Alhamdulillah. Itu berita bagus. Pasti bunda senang dengan kehadirannya." "Tapi ... ayah bukan ayahku." "Memang itu benar. Kalian bukan lahir dari rahim bunda." "Iya, kami tahu. Tapi, ayah bukan ayahku seperti dulu. Dia telah berubah." Drian menarik napas dan memulai menceritakan kejadian tersebut.**"Ayo cepat kita harus bergegas pergi. Biar tak ketinggalan pesawat." Airi merapikan bawaan Azila dan Afisah. "Jadi, kita ke Bali." "Iya." "Kenapa mendadak sekali, Bunda?" "Bukan mendadak. Bukannya, kalian sudah tahu kita akan holiday ke Bali. Lihatlah, semua sudah berkumpul di ruang keluarga. Kalian masih tidur aja." "Maaf, Bunda. Kami lupa." "Ya sudah, rapikan semuanya. Jangan bawa berlebihan.""Bunda, apa bang Drian ikut," tanya Afisah.
Read more
Flashback 1
Malam Tanpa NodaSesion 2Putra meletakkan tangannya di pinggang. Menunjuk jarinya ke arah mereka."Hari ini juga kalian tinggalkan rumah ini!" usir Putra tanpa perasaan. "Jangan membawa barang berharga di rumah ini karena itu milik saya!" ancamnya.Kaki Airi melemas, tubuhnya tak bertenaga. Memegang dan meremas bahu Azila"Bunda," lirih Azila merasakan bahu diremas kencang.Airi menatap mata anaknya tanpa sadar telah menjadikan bahu Azila sebagai pelampiasan."Maaf." Airi melepaskan tangan dari bahu Azila. Drian menatap sang bunda dengan wajah mengiba. Lily mendekati mertuanya dan membawa tubuh Airi ke atas sofa. Mengusap punggung wanita yang telah menjadi mertua. Airi memejamkan mata tak menyangka akhirnya seperti ini. Menyentuh kening dan memijat pelan. Lily membantu Airi menenangkan diri. Ia merasakan apa yang dirasakan mertuanya. "Bunda, aku ambilkan air." Lily bangkit dan men
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
28
DMCA.com Protection Status