Lahat ng Kabanata ng Malam Tanpa Noda : Kabanata 231 - Kabanata 240
278 Kabanata
Rindu Yang Tampak
Malam Tanpa Noda Sesion 2Kedatangan Airi dan FaisalPutra dan Airi membakar daging sapi yang telah dibumbui saus BBQ. Mereka tertawa renyah dan saling bersenda gurau. Senyum dan tawa terukir di bibir mereka. Tak menghiraukan asap tebal dari daging di atas pemanggang. Lisa menatap Airi tak suka . Mengoda Putra dengan cara rendah pikirnya. Tersenyum dan tertawa padahal tak lucu. Lisa hendak berdiri menghampiri mereka."Nona mau ke mana? Nanti, batuk lagi," cegah Faisal. Memperhatikan wanita itu yang hendak bangkit. "Ehm, aku mau membantunya." "Tak usah. Biarkan saja mereka yang membakar. Kita tinggal menyantapnya." Prily mengigit sosis besar isi keju. Faisal mengobrol dengan Lisa yang tak mau dekat dengan asap. Mengalihkan pikirannya agar tak menganggu Airi. Berkali-kali batuk melanda setelah menghirup asap bakaran daging sapi, sosis, daging ayam dan jagung. Putra menyuruhn
Magbasa pa
Suara Indah
Malam Tanpa NodaSession 2Suara wanita mengaji membuat Putra membuka mata. Lantunan ayat Al- Quraan terdengar merdu dan syadu. Putra melebarkan telinga agar lebih jelas mendengarkannya. Tajwid yang dibaca sesuai aqidah. Nyanyian ayat al Alquraan membuat hati sangat berbeda. Tubuh Putra terdiam menghayati setiap bait yang terlontar indah. Hati Putra menjadi tenang. Sengaja memejamkan mata, meresapin suara tersebut. Tubuhnya bangkit dari tidur dan duduk di atas ranjang."Suara siapa itu. Sepertinya tak asing bagiku." Putra menoleh ke arah jam dinding. Jam menunjukkan pukul dua pagi. Semua orang telah terlelap dalam mimpi. "Jam segini apa yang di lakukannya." Putra bangkit dari tidurnya berjalan ke luar kamar. Namun, suara merdu itu berhenti seiring langkah kaki panjangnya. Baru selangkah sudah tak bersuara."Siapa itu?" teriak Putra mengema dalam kamar. Suara indahnya membuat Putra nyaman dan damai. Tapi, tak tahu
Magbasa pa
Kedatangannya
Malam Tanpa NodaSession 2Airi berada dalam kamar duduk di pinggir ranjang. Melihat seekor tikus melewatinya. Hewan menjijikkan dan membuat Airi takut akan kehadirannya. Tubuh Airi gemetar tak tahan ingin berteriak dan meninggalkan kamar itu. "Ti-tikus!" Menutup mulutnya agar tak bersuara. Fian merasakan hal yang tak enak. Menatap pintu kamar tempat ibunya berada." Saya permisi, Pak. Ada yang harus saya siapkan." Putra menganggukkan kepala. Fian melangkah cepat membuka pintu. Wajah Airi pucat, mulutnya tertutup tangan. "Bunda kenapa?" bisiknya. "Tikus." Berucap tanpa meninggalkan suara. "Gak papa. Tikusnya sudah pergi." Menenangkan Airi dengan memeluk tubuh ibunya."Bunda takut." Wajah Airi semakin pucat menyentuh lengan anaknya kalau dirinya tak bisa berada dalam kamar ini. Kamar pembantu yang telah kosong berbulan-bulan lamanya. Airi tak pernah melihat
Magbasa pa
Dia Datang
Malam Tanpa NodaSessions 2 “Hai, Johan lama tak bertemu. Ternyata, kamu masih ingat pulang.” Membuang muka berpura-pura merajuk. Satu pesan Prily tak dibalas lelaki itu. Di saat dirinya hampir saja bunuh diri.Senyum melengkung terukir di bibir Johan, mengira kalau Prily akan memaki atau memarahinya. Tak pernah diduga, Prily masih bertahan di perusahaan ini.“Maafkan aku Sayang. Aku sibuk mengurus proyek besar. Hari ini aku sempatkan untuk kembali ke Indonesia. Tak disangka kamu berada di sini dan naik jabatan. Sungguh luar biasa.”“Tentu saja, I need money.” Melipat tangan di dada.“Kalian terlihat akrab. Apa kalian sepasang kekasih?” Putra merasa seperti obat nyamuk menegur mereka.“Hampir, Om.” Johan terbahak dan melirik Prily. Penampilannya lebih cantik dan mengoda iman. Prily memang mulus dan terlihat mengairahkan pikir Johan melirik belahan dada Prily yan
Magbasa pa
Vila Kecil
Malam Tanpa NodaSession 2Prily mampir ke kediaman Putra setelah dari kantor. Menyiapkan keperluan lelaki itu dan juga mengatur menu makanan untuk Putra. Beberapa keperluan Putra sudah disediakan. Prily telah membeli semuanya tanpa ada satupun yang tertinggal. Wajah Putra masih terlihat bingung. Mungkin karena Putra belum menemukan jati diri yang sesungguhnya. "Lebih baik, tidur saja," bujuk Prily. Wajah Putra tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Kali ini Putra memilih untuk tinggal di apartemen. Ia tak sanggup mengingat-ingat masa lalunya. Entah buruk atau baik menurut Putra. Pakaian Putra sudah terganti dengan yang baru. Piyama panjang merah ati. Putra merebahkan tubuh lelahnya setelah seharian bekerja. "Dua hari tanggal merah. Pergunakan waktu untuk istirahat atau ke tempat yang bagus untuk dikunjungi. Saya mau ambil air putih untuk minum obat Bapak." Prily menutupi tubu
Magbasa pa
Malam Pertama
Malam Tanpa Noda Sesion 2 Tatapan pria itu berubah sangar. Prily melepaskan jari lentik perlahan dari kulit pria yang berada di samping. Tubuh Prily ditarik dan terduduk di pangkuannya. Terasa sekali benda di bagian bawahnya mengeras."Astaga, keras sekali." Prily menutup mulut. Tubuhnya mendadak kaku. Tak menyangka kalau twitter pria di bawahnya cukup besar dan membuat pikiran Prily traveling. "Keras! Sampai terkejut begitu," godanya terkekeh. Mengoda istrinya sendiri adalah hal yang sangat mengemaskan. "Kamu, nakal!" "Kita makan dulu. Aku lapar nunggu kamu lama banget.""Maaf," ungkapnya. "Seharusnya perjalanan gak sampe dua jam. Kamu malah 4 jam. Untung saja gak jamuran atau kutuan." Prily terbahak mendengar candaan Drian. "Kalau kamu jamuran aku kasih obat anti jamur. Kalau kamu kutuan aku botakkin sampe kutu kamu minggat." "Kasihan
Magbasa pa
Rumah sakit
Malam Tanpa Noda Session 2Prily bergegas menuju rumah sakit. Kali ini ia tak salah jalur. Pergi ke vila empat jam. Balik ke Jakarta tak sampai 2 jam. Prily tak berhenti sedikitpun di suatu tempat. Saat ini pikirannya hanya satu. Menemui Putra yang tergeletak di atas brankar rumah sakit. Prily menemui suster jaga dan bertanya tentang keberadaan Putra. "Ruang VIP 05." Prily tahu ruangan itu. Ia sedikit berlari hingga berhenti di depan pintu coklat. Suara seseorang sedang berbincang dengan Putra. Suara itu milik Airi dan Faisal. Prily bernapas lega karena mertuanya telah menjaga Putra. "Maaf saya telat. Saya lagi ada di luar kota." Napasnya terputus-putus akibat berlari mencari kamar Putra. Sangat khawtir dengan keadaan lelaki yang menjadi pimpinan di perusahaan dia bekerja. Putra tersenyum tanpa berkata. Airi tersenyum kepada Prily dan mengusap pelan punggung mantunya. 
Magbasa pa
Tertangkap?
Malam Tanpa NodaSesion 2Fian berpikir ulang. Obat yang diberikan sesuai dokter. Tapi, mengapa semakin parah. Fian melangkahkan kaki ke ruang perawat. Meminta contoh obat yang telah diberikan pihak rumah sakit. Mengambil gambar obat tersebut dan mengirim foto itu ke ponsel Prily. Prily menatap tiga kapsul berbeda warna. Prily mengingat-ingat apakah obat ini sama persis dengan obat yang dikomsumsi Putra beberapa hari di sini?Obat yang diminum Putra hanya dua macan saja dan kedua obat berwarna putih. Prily mengernyit heran. "Apa jangan-jangan obatnya telah ditukar? Tapi siapa?" Prily menjelaskan semua ketidak cocokkan dari obat tersebut. Fian paham dan mengerti pasti ada yang berniat jahat dengan ayahnya.Tiba-tiba Putra berteriak-teriak kesakitan. Tubuhnya terasa panas seperti di bakar api. "Panas! Panas!" Mengibas tubuhnya. Membuka pakaiannya dan mencabut jarum infus. "Pan
Magbasa pa
Positif
Malam Tanpa NodaSession 2Hari ini adalah hari ulang tahun Lily. Wanita itu menatap pantulan wajahnya di cermin. Menatap ponsel berkali-kali. Berharap sang suami menghubunginya. Desahan panjang berkali-kali terdengar di bibir wanita itu.Lily tahu kalau Fian sangat sibuk menjaga sang ayah. Akan tetapi, wanita itu butuh suami dan mendekap tubuhnya dalam tidur. Apakah tak ada sedikit saja untuk dirinya. Pikir saat itu. Lily membuang jauh-jauh pikiran negatif. Sudah sebulan lebih, Fian belum juga datang mengunjunginya. Lily mengambil surat hasil pemeriksaan dua minggu yang lalu. Senyum terukir di bibir. Senyum kebahagiaan. Airi juga tak ada bersamanya. Mertuanya itu telah tinggal terpisah agar semua sandiwara mereka tak ketahuan oleh Johan. Lelaki itu sangat licik. Memilih tinggal di kontrakan yang tak jauh dari tempat tinggal Faisal. Lily menyeka air mata kerinduan untuk sang suami dan berdoa se
Magbasa pa
Ulang Tahun Lily
Malam Tanpa NodaSession 2Matahari telah masuk di cela-cela jendela. Lily meraba seseorang yang berada di sebelahnya. Membuka mata perlahan mencari keberadaan seseorang."Fian!" panggil Lily. Tubuhnya bangkit dan keluar kamar mencari lelaki itu. Jantungnya berdegup kencang tak rela harus berpisah lagi. Tangan lentiknya membuka pintu kasar. Penampilan Lily acak-acakkan. Bima tersenyum menyambut sang cucu yang baru saja bangun dari tidurnya. Duduk di sofa dan menyapa ramah. "Selamat pagi, cucu kakek." "Selamat pagi. Kakek  Fian mana?" Wajah Lily panik seperti kehilangan seseorang. "Ada apa?" jawab Fian muncul dari dapur. Membawakan mangkuk bergambar ayam jago untuk istrinya. Meletakkan di atas meja makan. Aroma bawang goreng mengugah selera."Ehm ... tidak apa-apa." Lily menatap jam dinding di dekat televisi. "Astaga, sudah jam delapan. Aku belum masak buat sa
Magbasa pa
PREV
1
...
2223242526
...
28
DMCA.com Protection Status