Semua Bab Suami Dibuang Sayang: Bab 71 - Bab 80
3330 Bab
Bab 71
Begitu Leny membuka mata, dia melihat tangannya dan menemukan bahwa tas yang berisikan uang itu hilang. Dengan panik dia langsung bangun.“Uang ... Uangku, kemana perginya uangku!” Leny berteriak kencang. Ben dan Jerry juga terbangun seolah-olah mereka sedang bermimpi."Apa kamu tidak memegangnya? Bagaimana tas itu bisa hilang?""Bu, bukankah kau mengatakan untuk tidak tidur selama perjalanan? Bagaimana bisa hilang? Uang itu untuk calon istriku," teriak Jerry panik. Leny meraih kerah baju supir bus. "Aku kehilangan uang di bus ini. Kau harus bertanggung jawab. Bayar aku dua ratus ribu yuan!"Ketiganya panik mendapatkan uang yang mereka bawa hilang. Pegawai bus sangat terkejut, terlebih lagi mereka diminta membayar dua ratus ribu yuan. Leny bahkan berlari ke bagian tiket dan menangis histerisAkhirnya, salah satu pegawai menelpon polisi dan membawa ketiga orang itu sebelum terjadi keributan. Michael menerima telepon dari Boris sambil menunggu Bella pulang kerja.“Bro, penco
Baca selengkapnya
Bab 72
“Nyonya, tolong jangan membuat keonaran di sini. Anda bisa lihat sendiri, tidak ada tempat kosong sekarang. Jika Anda mau menunggu, tunggu saja. Jika Anda tidak mau, Anda bisa pergi dan cari tempat lain saja. Kami tidak membutuhkan pelanggan seperti Anda di sini," ujar pelayan itu dengan sombong.Bella sangat marah. Perlakuan macam apa ini? Apa karena ada banyak pelanggan, jadinya tidak menunjukkan pelayanan yang baik? Seharusnya ada aturan khusus untuk reservasi. Terlebih, Bella hanya meminta haknya sebagai konsumen tetapi dia malah dicap sebagai pembuat onar!“Aku tidak akan pergi dari sini. Apa yang akan kamu lakukan?” Bella berkata dengan kesal. Melihat kejadian ini, Michael tidak bisa menahan tawa. Bella benar-benar tidak kreatif untuk memikirkan cara lain. Tidak akan pergi dari sini? Itu seperti ucapan anak kecil saja. “Pak satpam, ada pengacau di sini.” Pelayan itu mengambil walkie-talkie mencoba mengusir Bella.Tak lama kemudian ada tiga orang satpam datang. Kedatangan
Baca selengkapnya
Bab 73
Ketika manajer mendengar suara itu, dia kaget. Dirinya bergegas menghampiri orang itu. "Bos, ada pelanggan yang membuat masalah dan melukai satpam.""Oh?" Leo memandang Michael dengan penuh minat. Dia tahu kekuatan fisik ketiga satpam di sini. Kekuatannya tidak boleh diremehkan.Dia melihat Michael dari atas ke bawah. Tidak ada luka fisik. Sebaliknya ketiga satpam itu babak belur. "Wah, sepertinya kau punya kemampuan bela diri yang baik. Apa kau tertarik bekerja untukku? Aku akan memberimu tiga puluh ribu yuan sebulan," ujar Leo kepada Michael.Michael tersenyum mengejek, "Siapa kamu?"Ekspresi Leo berubah. Mengingat posisinya di Kota Yuncheng, bagaimana mungkin ada orang yang berani berbicara dengannya dengan sikap seperti ini."Aku melihat ada bakat terpendam di dirimu dan aku adalah orang yang sangat menghargai sebuah bakat. Aku tidak peduli dengan siapa kamu. Berlutut dan minta maaf padaku. Aku akan melupakan apa yang telah terjadi," kata Leo dengan dingin.“Pegawaimu meng
Baca selengkapnya
Bab 74
“Aku beri kamu kesempatan. Panggil yang lain.” Michael memandang Leo dan berkata dengan dingin.Leo menggertakkan giginya. Dia belum pernah melihat orang yang begitu sombong seperti ini.Meskipun Leo mengakui bahwa pria di depannya memang memiliki kemampuan bela diri yang bagus, tapi pengawal pribadinya juga bukan orang biasa. Dengan kemampuan bela diri yang luar biasa itu bukan berarti tidak ada seorang pun di Kota Yuncheng yang pantas menjadi lawannya."Oke, pertunjukan tadi cukup bagus. Aku akan membuka matamu hari ini dan menunjukkan siapa jagoan yang sebenarnya!"Dengan panggilan telepon, pengawal Leo yang lainnya segera tiba.Tetapi satu per satu, pengawal itu tumbang. Keadaan restoran tiba-tiba sunyi senyap. Leo penasaran. Siapa sebenarnya pria sialan ini? Fisiknya begitu kuat."Bos, jika Anda meminta Boris untuk membawa dua orang saja, pasti mereka bisa mengalahkannya." Manajer itu mengingatkan Leo dengan suara rendah. Ini demi reputasi Leo dan restoran. Meskipun dia ad
Baca selengkapnya
Bab 75
Pelayan di restoran sudah terlalu takut untuk berbicara. Tetapi Michael tidak akan membiarkannya pergi dan berkata, "Minta maaf pada istriku." “Ya … maafkan saya.” Pelayan itu tergagap. Dia menundukkan kepalanya.Leo masih menatap Boris. Dia berharap Boris bisa maju dan berbicara untuknya.Tapi Leo kecewa. Boris berdiri di sana tidak berbuat apa-apa. Bahkan Boris ... tampaknya seperti tidak berani berkata apa pun!Siapa sebenarnya pria ini?Setelah Michael mengajak Bella duduk di dekat jendela, Leo berjalan ke Boris dan bertanya, "Bro, siapa pria itu sebenarnya?"Boris mendengus, "Leo, kau hanya akan menggali kuburanmu sendiri. Jangan bawa-bawa aku lagi. Jika kau melakukan hal ini, aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi."Setelah insiden Charlie, Boris tahu bahwa posisinya di mata Michael sudah turun. Jika Michael tidak senang kali ini, akan jadi pertanyaan besar apakah dia bisa mempertahankan posisinya atau tidak.Sementara manajer dan pelayan masih bertanya-tanya bagaima
Baca selengkapnya
Bab 76
Kembali ke rumah, Suzy duduk lesu di sofa. Robert tampak tak bersemangat menonton TV. Ada dua mangkuk bubur putih yang tidak habis dimakan dan sepiring asinan kubis di atas meja.Melihat itu, Bella seketika naik pitam. Apakah orang tuanya tidak bisa mengurus diri sendiri tanpa bantuan Michael? Jangan-jangan mereka mengharapkan Michael memasak untuk seumur hidup mereka?"Bu, kalau ibu tidak bisa masak, nanti akan terus tidak bisa masak. Kalau Michael nanti tidak masak lagi, apa mau mati kelaparan?" Bella mengeluh sambil mencuci piring.Suzy diam seribu bahasa. Robert menghela napas panjang. "Ibumu mulai merasa menyesal sudah meminjamkan uang dua ratus ribu itu. Akibatnya biaya hidup keluarga akan dipotong setengahnya."Berbicara tentang uang, tiba tiba Suzy mempunyai ide. Dia berkata kepada Michael dengan nada memerintah, "Mulai hari ini, aku hanya akan memberimu lima ratus yuan untuk biaya hidup."“Lima ratus yuan?” Bella berjalan keluar dari dapur dengan marah. Bisa beli bahan ma
Baca selengkapnya
Bab 77
Saat makan malam, Robert menerima panggilan telepon. Yang lain tidak tahu apa yang mereka bicarakan tetapi ekspresi Robert menjadi muram.Ketika teleponnya ditutup, Robert tampak seperti ingin mengatakan sesuatu. Suzy berkata, "Jika masalah ini akan menghabiskan banyak uang, kita sudah pasti tidak akan pergi.""Ini telepon dari Dane. Dia bilang kalau dia sudah pindah rumah. Kita diundang ke rumah barunya," ujar Robert. Selamatan pindah ke rumah baru berarti harus memberi hadiah. Tetapi Suzy sedang dalam keadaan seperti ini. Kalau harus mengeluarkan uang sama saja dengan membunuhnya. Tetapi Dane sendiri yang menelepon, ini berarti dia harus datang. “Apakah Paman Dane punya rumah baru?” Bella bertanya.Dane adalah teman sekelas Robert di sekolah. Keluarga itu sebelumnya sudah dekat. Dane pernah meminta Bella menjadi menantunya. Tapi setelah Michael memasuki keluarga mereka, hubungan antara keduanya menjadi renggang.“Iya, kudengar rumahnya lebih besar,” kata Robert."Jika kamu tid
Baca selengkapnya
Bab 78
“Karena kita semua sedang berkumpul hari ini, ayo kita pergi bersama. Kita lihat nanti seperti apa rumah baru Robert.” Dane yang tidak menganggap hal ini sebuah masalah besar memanggil semua orang."Ya, benar. Kami juga ikut. Kami juga ingin tahu apakah rumahnya sama besar seperti rumah Dane.""Robert, ngomong-ngomong di mana rumah barumu?""Kau sebagai anggota keluarga Su, sudah pasti tidak kalah bagus dengan rumah Dane, kan?"Robert mengangguk dengan canggung. Dia tidak tahu harus berkata apa. Bagaimana bisa punya uang untuk membeli rumah?Putra Dane tidak datang hari ini. Satu masalah berkurang. Jika tidak, itu pasti tidak akan membuat Michael merasa lebih baik.Setelah makan siang, Robert buru-buru pamit pulang. Sebelum pulang, Dane mengingatkan bahwa ia akan datang ke rumah barunya dan teman-temannya yang lain juga demikian. Michael hanya memberitahu mereka waktunya yaitu tanggal lima belas bulan depan. Adapun alamatnya, akan diinformasikan kemudian. Ini juga merupakan puk
Baca selengkapnya
Bab 79
Di dalam kamar. Bella menduga rumah yang dibeli Michael tidak sebagus milik Dane tapi dia juga penasaran di mana rumah barunya itu. Di rumah yang sekarang, dia harus menaiki tangga setiap hari. Itu membuat tubuhnya lelah. Mungkin nanti di rumah baru itu lingkungannya tidak sebagus rumah Dane. Tapi selama jika ada lift, Bella cukup puas.“Kamu tidak ingin menjadi misterius denganku, kan?” Bella berkata kepada Michael. “Kamu bisa melihatnya setiap hari,” kata Michael sambil tersenyum.“Bisa melihatnya?” Bella mengerutkan kening. Dirinya merasa sedikit kecewa. Apa yang bisa dilihatnya setiap hari pasti tidak jauh dari lingkungan rumahnya sekarang. Mimpi untuk punya lift di dalam rumah buyar seketika. “Ngomong-ngomong, besok Minggu, kamu ada acara tidak?” tanya Michael.“Aku ada rencana jalan-jalan dan belanja bersama Michelle. Tahu tidak, sekarang aku yang harus menanggung akibat dari perbuatanmu padanya dulu,” Bella menatap Michael.Michael tidak tahu harus tertawa atau menangis.
Baca selengkapnya
Bab 80
Bella sebenarnya tidak terlalu berharap untuk pindah rumah. Tapi Michael mengatakan kepadanya semalam bahwa dia bisa melihatnya setiap hari.Karena rumah baru itu ada di tempat yang bisa ia lihat, berarti lokasinya tidak jauh dengan lingkungan tempat tinggalnya sekarang.Karena Michael sudah menyebutkannya, Bella ingin memastikan sekali lagi, "Di mana?"Michael mengulurkan tangannya. Dia menunjuk ke villa di lereng gunung. "Itu."Bella tertegun sebelum dia tertawa. Dia menatap Michael dan berkata, "Untuk apa sih kamu membohongiku seperti ini? Ayo cepat pulang. Michelle sudah menungguku."Sebelum Michael sempat menjelaskan, Bella sudah berlari duluan. Namun masuk akal baginya untuk tidak mempercayai apa yang Michael katakan. Villa di lereng gunung itu harganya ratusan juta. Siapa yang mengira pembeli villa itu adalah si menantu tidak berguna keluarga Su?Michael tersenyum tipis. Dia memperhatikan punggung Bella dan bergumam pada dirinya sendiri, "Kamu akan tahu pada tanggal lima
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
333
DMCA.com Protection Status