Semua Bab Suami Dibuang Sayang: Bab 51 - Bab 60
3330 Bab
Bab 51
Dua orang masuk ke ruangan. Salah satunya adalah Boris. Yang lainnya masuk dengan muka ditutup dengan karung. Ekspresi nenek menjadi kaku. Masalahnya begitu pelik. Bagaimana caranya menyelesaikannya? Jika dia memihak Bella, sepertinya bukan hal baik. Tapi mengusir Edward? Nenek tidak bisa melakukannya.Meskipun Bella sudah membawa banyak kebaikan untuk keluarga Su, di mata nenek, Bella tidak lebih baik dari Edward. Masa depan keluarga Su kemungkinan akan diwariskan ke Edward.“Boris, masalah ini akan aku bereskan. Aku sangat berterima kasih dengan bantuanmu. Katakan saja berapa banyak imbalan uang yang kamu inginkan,” Nenek berkata kepada Boris.Boris sebenarnya hanya berakting. Michael-lah yang menyuruhnya datang ke kantor hari ini. "Baiklah. Karena Nenek sudah berkata, aku nanti akan kembali untuk menagih hutang ini.”Setelah itu, Boris membawa Raymond keluar kantor. Ada keheningan luar biasa di ruang itu. Edward berlutut di depan nenek. Dirinya tidak berani bernapas.Semua
Baca selengkapnya
Bab 52
Pukul 4:30 sore, Michael muncul di kantin tetapi kantin masih belum buka. Pemandangan tersebut memberinya firasat tidak enak. Mungkinkah sesuatu yang besar terjadi? Kalau tidak, bagaimana kantin tutup begitu lama.Saat menjemput Bella, Michael melihat pipi Bella menggembung seperti ikan mas pertanda dia sedang sangat kesal. Michael tersenyum lalu bertanya, "Ada apa? Masalahnya sudah teratasi, kan? Bukankah nenek memujimu?"Bella mendengus kesal. "Hari ini Boris membawa Raymond dan membeberkan semua hal yang dilakukan Edward. Tapi nenek hanya menyuruh Edward pulang dan merenung."Michael mencibir setelah mendengarnya.Menurutnya, meski nenek masih mendukung Edward, orang seperti ini harus diberi pelajaran. Setidaknya hal itu harus jelas diperlihatkan kepada orang lain. “merenung” sepertinya bukan tindakan yang tepat. Selain itu, nenek sama sekali tidak bersimpati pada Bella juga tidak memikirkan bagaimana perasaannya tentang masalah ini.Jika Bella diusir dari keluarga Su, tidakk
Baca selengkapnya
Bab 53
Michael mengangguk tanpa ragu."Jika ada yang harus kau lakukan, pergilah, tapi ..." kata-kata Bella tiba-tiba terhenti. "Tapi apa?" Michael bertanya dengan penasaran.“Tidak ada.” Bella bergegas masuk kamar. Dia ingin mengatakan kepada Michael untuk tidak mencari wanita lain tapi rasanya aneh. Meski keduanya berstatus suami istri, namun Bella masih belum terbiasa mencampuri kehidupan pribadi Michael.Duduk di kepala tempat tidur, Bella menggeser bantalnya. Sebuah gunting tersembunyi dari tiga tahun lalu.Di tahun pertama, Bella tidur dengan gunting setiap malam. Perlahan-lahan kekhawatirannya berkurang. Sekarang, dia merasa waktunya untuk menyingkirkan gunting itu.“Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa tahan tidur sambil melihat diriku setiap malam.” Bella berkata pada dirinya sendiri, tidak menyadari pipinya yang merah. Dia memasukkan gunting ke dalam lemari.Berdiri di depan cermin, Bella melihat tubuhnya dan wajahnya yang halus tanpa cacat. Mungkinkah Michael benar-benar ti
Baca selengkapnya
Bab 54
Klub Longmen adalah tempat pijat refleksi. Tapi pada kenyataannya, klub itu hanyalah kamuflase. Hanya orang-orang tertentu yang tahu bahwa di balik klub itu ada kasino ilegal.Ada kasino di lantai pertama klub itu. Semua penjudi dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di tempat ini. Ada yang berwajah kuyu, ada yang wajahnya memerah saking bersemangatnya. Kebanyakan dari mereka masuk pada golongan yang pertama. Bagaimanapun kemungkinan mereka menang tidak lebih tinggi dari pada membeli tiket lotre.Pada saat ini, ada suara keras di depan meja bakarat. Seorang pria menang sepuluh kali berturut-turut. Koin di depannya menumpuk seperti gunung. Banyak orang yang menyaksikan permainan itu bersorak sorai untuknya.Pemuda ini adalah Michael, diikuti oleh Boris, yang sudah berkeringat dingin.Jika mereka terus-terusan menang dengan cara ini, mereka pasti akan menarik perhatian banyak orang. Jika Michael ketahuan, nyawa mereka akan dipertaruhkan di sini.Boris tidak tahu dari mana Michae
Baca selengkapnya
Bab 55
Charlie, bagaimana kau bisa melakukannya?” Mark menatap Charlie dengan mata merah. Dia lalu berteriak lantang, “JIKA DIA MATI, AKU AKAN MEMBUNUHMU.”Charlie tidak takut dengan ancaman Mark. "Kau hanyalah sampah. Aku bisa membunuhmu dengan sekejap. Tapi kupikir itu terlalu mudah."Setelah selesai berbicara, Charlie meninggalkan ruangan. Mark dipukuli lagi oleh anak buahnya.Setelah Michael diundang ke ruang VIP, Charlie segera muncul.Ketika Charlie melihat Boris, dia tertawa. "Tidak kusangka, ternyata kau yang datang. Selamat datang di istanaku."Boris tidak berani berbicara karena tempat ini adalah daerah kekuasan Charlie. Jika dia membuat Charlie kesal, maka habislah dia.Michael sebenarnya memiliki ekspektasi yang besar terhadap Boris, tetapi melihat sikapnya barusan sedikit mengecewakan. Kalau begini, bagaimana dia bisa sukses?“Siapa kau? Sepertinya bukan orang biasa mengingat kau duduk di depan Boris.” Charlie memandang Michael.“Michael Han”"Namamu tidak asing. Kenapa
Baca selengkapnya
Bab 56
Charlie tidak tahu apa yang terjadi, tetapi Boris benar-benar melihat kejadiannya dengan wajah ketakutan.Di hadapan Michael, kekejaman Charlie seperti tidak ada apa-apanya. Michael menjatuhkan mereka setelah tiga pukulan.Apa … apa dia sungguh sekuat itu?"Apa aku bilang kau boleh pergi?" Sebuah suara dingin datang dari samping telinga CharlieCharlie yang ketakutan memiringkan kepalanya. Benar, itu adalah Michael. Dia tidak dapat mempercayainya."Michael, apa yang kamu lakukan? Jika kau mengancamku, keluarga Su akan hancur," ujar Charlie.“Bawa aku menemui Mark atau aku akan membunuhmu,” teriak Michael lantang."Beraninya kamu!"Cekikan Michael semakin kencang. Charlie merasa semakin sulit bernapas. Akhirnya kepanikan muncul di matanya.“Kau … lepaskan aku dulu. Aku akan mengantarmu ke sana!” jawab Charlie.“Ayo pergi sekarang ....”Tiga orang meninggalkan ruang VIP. Ketika anak buah Charlie melihat pemandangan ini, mereka berkumpul tidak percaya.“Michael, kamu cari mati
Baca selengkapnya
Bab 57
“Charlie, aku bertanya padamu untuk terakhir kalinya, di mana istriku?” Suara Mark sangat dingin. Wajahnya yang berdarah tampak seperti iblis.Charlie memikirkannya dalam-dalam. Baik Mark atau Michael, pilihannya tetap sama."Apakah belum jelas juga? Dia sudah mati. Dia sudah mati sejak kau ditangkap," ujar Charlie dingin.Mark tampak lebih tenang. Michael bisa merasakan dari Mark keluar aura niat membunuh. “Panggil anak buahmu sebanyak-banyaknya.” Michael memberi tahu Boris bahwa jika Mark benar-benar membunuh Charlie di sini, tidak mungkin mereka akan dibiarkan pergi begitu saja. Boris mengeluarkan telepon dengan panik lalu beberapa kali menelepon. "Karena dia sudah mati, kau bisa berjalan bersamanya di akhirat. Dia takut gelap," kata Mark.Charlie memandang Mark dengan jijik. "Kau berani membunuhku? Apa kau tahu dampaknya yang akan ditimbulkan oleh kematianku? Bukan hanya kau, tetapi kalian bertiga akan dikuburkan bersamaku serta keluarga Su."Boris menyeka keringatnya. D
Baca selengkapnya
Bab 58
Kembali ke rumah. Setelah Michael pergi, Bella tampak sedikit gelisah. Waktu berlalu dan Bella berbaring di tempat tidur. Dirinya tidak bisa tidur.Dia memegang handphonenya. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam.Biasanya, Bella sudah pergi tidur karena dia harus berlari di pagi hari. Tetapi hari ini dia tidak bisa memejamkan mata.Baru pada saat itulah Bella menyadari bahwa Michael sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Bahkan jika dia hanya tidur di bawah tempat tidur, ternyata Michael telah menempati posisi penting di hatinya.Bella ingin menelepon Michael dan menanyakan kapan dia akan pulang. Namun ketika Michael pergi, dia telah menjelaskan bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan. Bella tidak ingin mengganggu Michael.Saat Bella mendengar suara pintu terbuka, dia menutup matanya dan berpura-pura tidur.Michael tidak menyangka kepergiannya menjadi begitu lama. Dia berjingkat-jingkat berjalan ke kamar dan menemukan bahwa Bella masih tertidur. Dia merasa le
Baca selengkapnya
Bab 59
Setelah sarapan, Michael mengantarkan Bella ke kantor. Kantin dibuka kembali tetapi jelas ada lebih banyak tamu yang datang dan pergi. Mereka tidak terlihat seperti orang biasa. “Apa yang kau lakukan?” Michael bertanya pada Mark."Charlie sudah mati. Seseorang harus membersihkan kekacauan yang ditinggalkannya," jawab Mark.Michael mengangguk. Sepertinya Mark sudah membuat rencana untuk kembali ke dunia yang dia tinggalkan. Ini adalah berita bagus karena Boris tidaklah seberani yang Michael kira. Michael pikir mungkin Boris perlu diganti perannya."Jika kamu membutuhkan sesuatu, katakan saja," ujar Michael.Mark tersenyum. "Charlie sudah mati tapi para petinggi Yuncheng belum bergerak. Bantuanmu sudah cukup. Tapi jika kau butuh bantuanku, katakan saja." “Aku akan mengingatnya. Seorang pria tidak akan melanggar janjinya,” Michael tersenyum.Mark mengeluarkan sebatang rokok dan menyerahkannya kepada Michael, "Kau sudah tidak aktif selama tiga tahun, apa rencanamu?"Michael melam
Baca selengkapnya
Bab 60
“Bu, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku yang harus ganti rugi?” Jerry berkata ketakutan.Leny memandang Michael. Dirinya tidak mau membuat putranya terkena masalah. Sementara Michael sudah dipandang remeh oleh keluarga Su. Jadi tidak ada masalah jika Michael yang bertanggung jawab. "Aku akan menjemput Bella pulang kerja, jadi kau bisa langsung masuk ke rumah," kata Michael.Ben sangat marah. Apa ini tata krama untuk menerima tamu? Sebelum dirinya berkata, Leny melangkah maju dan berkata, "Pergilah. Jangan sampai terlambat."Ben memandangi Leny dengan curiga. Kenapa dia tidak memarahi Michael? “Leny, apa yang kau lakukan? Mengapa kau tidak memarahinya?” Ben bertanya kepada Leny setelah Michael pergi.“Jika dia tidak pergi, bagaimana kita bisa membuatnya menjadi kambing hitam?” Lenny tersenyum licik. “Jangan berbicara ketika kau naik nanti, biarkan aku yang bicara.”Ketika mereka masuk ke dalam rumah, Suzy sudah menunggu. “Akhirnya kalian datang,” Suzy menyapa mereka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
333
DMCA.com Protection Status