All Chapters of Gendut Alasan Suami Mendua: Chapter 21 - Chapter 30
78 Chapters
Bab 21
Bara datang dengan Sandra, wajahnya begitu terkejut ketika melihat Tyo. Tanpa berucap, Tyo langsung menghampiri Bara.  "Mas Bara, ini uang dan minyak nyong-nyongnya," ucap Tyo, membuatku menahan tawa geli. Entah, bagaimana dengan Adit dan Ilham apa mereka juga menahan tawa? Lagi, ada-ada saja Tyo, ini. Belum juga Bara menghampiri kami, eh dia maen serobot saja. Wkwkwkwk … hiburan tersendiri. Wajah Bara terlihat merah padam, entah merah menahan malu, atau merah menahan amarah, mungkin saja menahan malu dan amarah. 'Sukur ….!' Pandanganku kembali fokus pada Bara dan Tyo. "Kamu itu ngomong apa, Tyo? Jangan sembarangan fitnah, kamu!" kilahnya. "Siapa yang fitnah, Mas? Sumpah demi Tuhan, saya gak fitnah! Orang Mas Bara sendiri yang ngerayu saya. Ini uangnya!" Tyo ter
Read more
Bab 22
POV Ilham [Am, maaf ya aku langsung balik ke rumah jadi enggak bisa ke kantor. Malam ini, aku dan Adit mau diner] pesan masuk dari Tiara. Ku bales pesannya dengan kata Ok, tidak lupa emot senyum kuselipkan. Senyum yang terlihat manis untuknya, tapi begitu pahit untukku. Untung saja aku tidak menunggunya hingga jam pulang kantor. Lagipula bodoh juga aku berharap, secara Adit ini kan pemilik perusahaan. Dan Tiara, adalah calon istrinya. Tiara Anatasya ….  Kisah ini dimulai 9 tahun silam. Ketika aku baru saja mau lulus SMK. Singkat cerita, saat itu aku berkenalan dengan seorang gadis cantik nan lembut, sebut saja ia "Anatasya." Kami diperkenalkan oleh teman kami, entah mengapa pertemuan pertama dengan Tasya, menjadi kesan yang teramat menyenangkan untukku.Hari berganti Minggu, Minggu berganti bulan, dan seterusnya. Semakin
Read more
Bab 23
POV Bara Tidak bisa seperti ini, Tiara tidak boleh jatuh ke tangan siapapun. Hanya aku yang berhak atas Tiara. Bisa gila aku, kalau seperti ini ceritanya. Aku harus bisa. menggagalkan pernikahan Tiara. Sepertinya bukan dendam. Tapi, lebih tidak rela melihat Tiara bahagia dengan orang lain. Tidak … tidak … aku tidak bisa membayangkannya. Dengan modal nekat, hari ini juga aku akan datang ke kantor Tiara. Ya, tidak peduli dengan siapapun yang ada di sampingnya.Bukan kantor, tapi, pagi ini aku akan pergi ke rumah Tiara. Aku sudah biasa membuntutinya. Biasanya, pukul segini Tiara akan menunggu Adit di depan gerbang rumahnya. Kalau cara lain gagal, cara menculik Tiara pasti berhasil. Cara ini sepintas terbesit tanpa ku
Read more
Bab 24
Bukk! Adit dan Ilham muncul bersamaan dan langsung memukul leher Bara dengan kayu. Aku merasa lega, karena Adit langsung datang dan membungkus tubuhku dengan jaketnya. Sedangkan Ilham, kulihat dia sudah memalingkan wajah dan keluar dari kamar.Ketika bajuku sudah habis terkoyak, dan menampakkan auratku, sungguh membuatku seperti tersayat. Tangisku pecah di pelukan Adit. Aku seperti merasakan depresi tersendiri. Wajah Adit begitu marah, rahangnya mengeras. Setelah selesai melepaskan semua ikatan, Adit kembali menghampiri Bara, dia menghajar Bara, yang bahkan sudah tak sadarkan diri. Aku tidak mencegahnya, bahkan jikalau Bara harus mati pun aku tak peduli. Ulah Bara kali ini benar-benar mampu menginjak-injak harga diriku. Aku malu harus terlihat di depan Adit, meskipun dia calon suamiku. Masih beruntung, bagian bawahku masih terbungkus rapi.
Read more
Bab 25 Dilema hati
"Tiara! Tiara! Kurang ajar ya kamu! Tega sekali kamu memenjarakan anak saya! Kelewatan kamu! Kuwalat kamu nanti!" berangnya. 'Dasar Nenek lampir! Masuk rumah orang tanpa permisi, teriak-teriak pula.' "Anak Ibu, memang pantas di penjara! Kalau perlu seumur hidup! Biar tidak menjadi kuman dalam hidup saya!" jawabku. Ibu Bara mulai menghampiri dan hendak menyerangku.  "Kurang ajar ya kamu!" Dia mencoba menyerang wajahku. Tapi, aku segera menghindar. Tahu aja Mak Lampir, wajah orang cakep. "Mending Ibu pulang deh, dari pada bikin gaduh di sini! Pulang-pulang!" Aku menarik tangan Ibu keluar. Keluargaku tidak ada yang ikut campur, mereka hanya menonton. Kasian udah tua kalau di keroyok. "Cabut lapor
Read more
Bab 26 Ilham pergi
Pagi ini, aku berangkat ke kantor, seperti biasa, Adit yang mengantarku. Lalu, setelahnya akan lanjut ke kelinik. Pulang dari klinik nanti, kami akan mencari cincin pernikahan. Masalah Bara telah selesai, dia sudah mendekam di penjara.  Kudengar dari alat yang terpasang di rumah Bara, dari ponsel saat ini, Sandra akan pergi meninggalkan Bara. Dia bilang, ingin menggugat cerai. Banyak kata yang Sandra lontarkan untuk memaki Bara sebelum pergi. Membuat Ibu mertuanya geram dan menyebutnya menantu tak tahu diri. Dengan bangga, Sandra juga menunjukkan, bahwa rumah itu telah ia gadai di Bank untuk biayaya hidup dia selama ditinggal Bara di penjara tanpa mempedulikan ipar dan mertuanya. "Kalian harus membayar cicilan rumah ini jika tidak mau terusir!" cetusnya. "Kamu ya menantu kurang ajar! Tak tahu diri! Suami lagi susah malah
Read more
Bab 27
POV IlhamAku sengaja pergi meninggalkan Tasya dan Adit, sebelum hari pernikahan mereka.Aku tidak mau manjadi pengganggu untuk hubungan mereka berdua. Benar atau tidak, Tasya adalah orang yang aku cinta. Hingga saat ini dan mungkin seterusnya aku akan membawa cinta itu pergi bersama denganku. Cinta itu hanya milik, Tasya. Aku tidak egois menurutku, karena cinta ini tidak dapat memilih kemana hati akan berlabuh. Jika memang hatiku bisa memilih, aku memilih ingin melupakan Tasya. Tapi, nyatanya aku tidak bisa. Semakin dekat dengannya, maka akan terasa sakit. Lebih baik, untuk mengobati luka hati ini, aku pergi dari kehidupan mereka, hingga hati ini benar-benar mampu melupakan Tasya.  Harapan dan doaku, semoga Adit, tulus mencintai Tiara. Menerima apapun setiap kekurangannya. Sebelum pergi, sudah kutitipkan Tasya padanya.  "Jangan lukai dia, cuku
Read more
Bab 28
Sinar mentari pagi ini, masuk melalui celah jendela. Aku terbangun dengan perasaan senang. Kebahagiaan semalam, masih begitu terngiang. Sepertinya, Kembar juga belum bangun. Sebab, hari ini hari minggu. Waktunya bagi mereka, tidur puas dengan bangun lebih siang. Bagi keduanya, ini adalah hari ternikmat karena bisa bangun semaunya. Saat keluar kamar, semua anggota keluarga sedang sibuk kesana kemari menyiapkan acara pernikahan-ku. Padahal, ini pernikahan kedua untukku, tapi mereka menyambutnya antusias. Acara juga akan diselenggarakan di hotel. Jantung dan hatiku berdegup menyambut detik-detik pernikahan. Hari ini, aku akan melakukan serangkaian perawatan kulit full. Tidak bisa kupungkiri, bayangan membina rumah tangga dengannya, memenuhi pikiran setiap menit. Mungkin hanya aku yang seperti ini. Atau, ada juga Tiara yang lain? Terkadang aku malu dengan setatus, tapi, biarlah apa kata mereka yang tak suka.
Read more
Bab 29
"Sah!" ucap semua saksi yang datang. Hari yang di tunggu-tunggu telah tiba. Hari ini, aku sah menjadi istri dari Adit Handoko. Perasaanku penuh haru. Semua orang berbahagia. Dengan tampilan kebaya putih nan mewah, wajahku sangat terlihat ayu. Begitupun dengan Adit. Dia terlihat sangat tampan dengan pakaiannya. Kedua putrikku nampak cantik dengan kebaya khas anak-anak yang membalut keduanya.Suamiku, memandang wajahku takjub. Kubiarkan dia memandang sepuasnya, karena ini semua memang miliknya. Tamu undangan mulai berdatangan. Mereka memberi selamat pada kami, lalu mengambil foto bersama. Seharian, gedung ini disewa untuk acara pernikahan kami. Entah habis berapa, aku tidak memikirkannya. Dan yang pasti, setiap undangan yang datang, akan mengagumi kemewahan ini.  Seorang tamu perempuan membe
Read more
Bab 30
Beberapa Minggu setelah sah menjadi istri Mas Adit, ia membawaku pindah ke rumah impian. Rumah yang lumayan besar, terbagi menjadi beberapa ruangan. Ada taman khusus di belakang rumah, tanpa atap sehingga hujan dan sinar matahari pun ikut tembus. Sedangkan di samping rumah, terdapat kolam renang. Aku dan kedua putriku di boyong kemari oleh Mas Adit.  Satu ruangan khusus berisi alat-alat olahraga, seperti alat nge-Gym, juga tersedia di sini. Sengaja ia beri ruang khusus untuk aku dan anak-anak, serta dirinya berolahraga bersam Sungguh, kasih sayangnya pada kedua putriku, ia torehkan sepenuhnya. Di rumah ini, kami akan membangun hubungan rumah tangga yang baru. "Gimana? Kamu suka?" tanyanya kala untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di rumah ini. "Sukak banget," j
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status