Semua Bab Gendut Alasan Suami Mendua: Bab 41 - Bab 50
78 Bab
Bab 41
POV Ningrum  Mengetahui kebenaran tentang David, sungguh membuat jantungku serasa mau copot. Lagi dan lagi cintaku harus bertepuk sebelah tangan. Hari ini aku memegang rahasia besar. Rahasia cinta segitiga di antara Ilham, Tiara, dan Adit. Kenapa dia pergi dan tak mau menampakan diri. Ilham juga sedang menyewa detektif untuk menyelidiki kasus kecelakaan yang dialami Bang Jaya karena diduga ada yang mensabotase. Yang lebih mengejutkan, selama ini Mas Adit menutupi penyakitnya. Ya, kanker hati yang ia derita sudah cukup parah dan harus segera mencari orang yang siap mendonorkan hatinya. Mbak Tiara sendiri masih terbaring lemah di ruang ICU setelah menjalani operasi caesar. Sehingga membuatnya tidak bisa langsung bertemu dengan kedua putranya. Ya, Mbak Tiara melahirkan dua orang putra kembar.   Masalah livernya yang merupakan salah satu efek dari Sindrom HELLP membuatnya harus tetap di IC
Baca selengkapnya
Bab 42
Sekarang tubuku sudah merasa lebih baik. Tapi, aku tidak melihat keberadaan Mas Adit. Bukankah Ibu dan yang lain bilang kalau Mas Adit baik-baik saja? Akhirnya kuberanikan diri bertanya pada Ibu. Aku memaksa karena perasaanku merasa tak enak. Dan Ibu pun jujur padaku kalau Mas Adit tengah melakukan oprasi bersama Ilham yang tak lain adalah Reno--sahabatku. Tidak ingin menunggu di ruang inap. Aku langsung meminta Ibu mengantarkan-ku ke ruang tunggu di mana suami dan sahabatku sedang dioperasi. Sampai di sana, aku mendengar Ningrum menangis sambil menggerundel tentang perasaannya pada Reno. Secara tidak langsung aku mendengar semuanya. Hingga akhirnya kutanyakan tentang kebenaran dari ucapannya itu. Dengan luruh air mata dia mulai bercerita. Cerita yang membuat tubuhku melemas seketika dan mataku mengeluarkan airnya.
Baca selengkapnya
Bab 43
Saat tiba di ruang ICU, satpam melarangku untuk masuk. Namun, setelah Ningrum menjelaskan pasien ingin bertemu, mereka mempersilahkan. Dia berjanji, setelah mengantarku masuk maka akan segera keluar.  Jantungku berdebar, tapi aku mencoba untuk tenang. Ruangan yang berisi tiga tempat tidur dengan jarak yang tak terlalu dekat itu berdinding tirai penyekat. Di ruangan itu hanya berisi dua pasien. Yang satu Mas Adit, dan yang satu Reno. Saat tiba, kudekati wajah suamiku. Dia masih terlelap. "Yah, anak kita sudah lahir," bisikku di telinganya. Meski Mas Adit memejamkan mata, tapi ada air mata yang keluar dari pelupuknya. Mungkin itu adalah sebuah respon. Banyak alat yang terpasang di tubuhnya. "Yah, cepat sembuh. Kami menunggu. Anak kita sangat tampan. Persis seperti, Ayahnya." Aku masih berbisik di te
Baca selengkapnya
Bab 44
Ah rasanya baru kemaren aku melakukan oprasi. Bertaruh nyawa melahirkan keduanya. Sekarang tak terasa usianya sudah menginjak setahun. Seperti baru kemaren juga Mas Adit dan Ilham melakukan oprasi. Ternyata sudah setahun dan Allhamdullillah, Mas Adit masih bertahan meski harus mengkonsumsi obat setiap hari. Setahun berlalu kembar dan Bang jaya telah tiada. Berkat Ilham menyewa Detektif sehingga semua dapat terbongkar. Ternyata ulah Mang Jaja yang mensabotase mobil Mas Jaya. Siapa sangka Lina anak Mang Jaja ternyata mencintai Bang Jaya hingga gila. Sekarang, Mang Jaja sudah meringkuk di penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sangat cerdik Mang Jaja melakukan ini. Pantas saja dia yang notabenya sopir pribadi keluarga kami, saat itu mendadak tidak bisa ikut karena anak semata wayangnya tengah sakit. Setelah Mang Jaja tertangkap, terungkaplah semua. Cerdas, dia membawa mobil Ayah ke bengkel. Hingga ren
Baca selengkapnya
Bab 45
Pov Ningrum"David! Mau ngapain? Jangan gitu aku deg-degan," ucapku karena tubuh David begitu dekat dengan tubuhku. Wajahnya mengarah ke wajahku membuat jantung ini berdegup tak beraturan.  "Panggil aku, Sayang! Abang! Mas! Atau Ayah kaya Tiara. Masa Davad David!" jawabnya seraya mengarahkan wajahnya lebih dekat.  "Ih David! Belum siap akuh!" Nanti juga akan mengalir dengan sendirinya panggilan Sayang itu," kilahku. "Sayang," panggilnya lirih. Kali ini David berani mengecup bibirku. "Davidddd!! Setopppp! Aku mau pipis," ucapku seraya berlari ke kamar mandi. Bukan apa, tapi jantung ini tak dapat kukendalikan.  
Baca selengkapnya
GASM2 PART 1
Tak terasa pernikahan Ningrum dan Ilham sudah memasuki tahun pertama pernikahan. Rasanya baru kemarin mereka menikah, tapi sudah satu tahun. Begitu banyak kesabaran yang harus dihadapi Ningrum. Nyatanya, sikap asli Ilham mulai terlihat. Apa Ilham egois? Hanya Ilham yang tahu. Entah apa yang membuat pria itu menjadi dingin pada istrinya. Suaminya itu lebih banyak diam. Membuat Ningrum berpikir kalau Ilham belum bisa melupakan Tiara. Atau  kehadiran seorang anak yang menyebabkan suaminya lebih banyak diam?  Kebahagian rumah tangga Ningrum harus diuji ketika sikap Ilham mulai berubah. Apa sebenarnya penyebabnya?   Keduanya ingin pindah dari rumah Adit dan Tiara. Namun, Adit tidak mengijinkannya. Bagi Adit kumpul bersama keluarga adalah yang paling utama. Semakin banyak keluarga maka akan semakin rame juga rumahnya. Di depan mereka, Ilham mampu terlihat biasa saja. Tapi jika hanya ber
Baca selengkapnya
SEASON 2 PART 2
Pagi ini Ningrum pulang dengan rambut basah. Dan langsung duduk ikut sarapan dengan yang lain.  "Darimana kamu?" selidik Ilham curiga karena wajah Ningrum terlihat sangat senang tak seperti biasanya.  "Nginep di tempat temen, Mas. Mau pulang semalam udah keburu larut malam," jawab Ningrum sambil menyendok nasi goreng.  "Lain kali biasakan menghubungi suami, biar nggak panik di rumah," ujar Tiara.  "Udah deh, Mbak. Nggak usah dibahas." Ningrum urung melanjutkan sarapan dan langsung masuk ke kamar. Tiara jadi merasa tak enak terutama pada suaminya.  "Maaf, mungkin aku salah berbicara seperti itu," ucap Tiara.   Ilham berpamitan pada Adit dan Tiara lalu menyusul Ningrum ke kamar. Sampai di kamar mereka berde
Baca selengkapnya
Season2 part 3
Hah … kenapa bisa seperti ini. Itu vidioku dengan Hildan sedang memadu kasih. Siapa yang melakukannya? Apakah Hildan yang tega merekam? Tapi untuk apa? Air mataku menetes dengan sendirinya. Tak menyangka dengan apa yang kulihat. Bibirku bergetar tak berani menatap wajah Ilham. Tiara, Milka, Mas Adit, semua tak menyangka dengan perbuatanku. Saat Mbak Tiara melihat dengan jelly wajah laki-laki yang sedang buas menerkaku dia pun berucap. "Itu bukanya Dokter Hildan?" tanya Tiara.  "Ningrum!!!!" pekik Ilham membuatku takut. Ah, siapa yang tega melakukan ini.  Di vidio itu aku nampak seperti perempuan yang menjijikan sungguh. Bagaimana ini ini? Apa yang harus aku katakan dengan Vidio itu.  "I … itu bukan aku!" Sebisa mungkin aku mencoba untuk berkila
Baca selengkapnya
SEASON 2 PART 4
"Mas Adit," lirihku.  "Hildan lepasin aku!" Kudorong tubuh Hildan hingga tersungkur. Mata ini terus menatap pada Mas Adit. Di belakang dia juga ada Ilham. Sial …. Buk! Buk! Buk! Tiga kali Mas Adit melayangkan tonjokan untuk Hildan.  "Kamu! Detik ini juga kujatuhkan talak tiga!" pekik Ilham.  "Jangan pernah injakan kaki di rumah atau pun klinik ini lagi!" tegas Mas Adit.  "Ini nggak kaya yang Mas Adit lihat! Ini salah paham," kelitku. "Nggak usah banyak berkelit! Kamu pikir aku bodoh!" Ilham menimpali penuh emosi. 
Baca selengkapnya
SEASON2 PART 5
"Am, lo ditinggal Ningrum selingkuh nggak ada rasa sedih?" tanya Milka sambil asik mengunyah cemilan favoritnya."Jujur ya, sebenarnya selama ini gue itu nggak ada perasaan untuk Ningrum. Cuma melihat perjuangan dia buat dapetin gue, Nggak ada salahnya gue nyoba. Eh apeknya, ketipu gue sama muka polosnya." Ilham tertawa mengingat awal perkenalan dengan Ningrum."Masa sih, nggak ada perasaan buat, Ningrum?" tanya Tiara menimpali. "Kamu nggak ingat waktu nggombalin Ningrum di depan kami? Ya 'kan, Mas?" Tiara mengalihkan pembicaraan pada suaminya."Ya, itukan dalam proses mencintai, Ra. Tapi sumpah, aku berusaha mencintai Ningrum itu membutuhkan perjuangan super extra. Berasa nikah sama ABG labil. Gila!" celetuk Ilham yang ditertawakan oleh Adit."Serius itu ngomong begitu?" Milka mengubah posisi duduk menghadap Ilham. Dia ingin m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status