All Chapters of KETURUNAN CEO: Chapter 91 - Chapter 100
112 Chapters
CINTA BUTA
       Liliana mulai menemukan titik terang dari masalah yang sedang menimpa David lewat kata-kata Bagas. Dengan berani dan tanpa berpikir panjang ia pun segera datang ke alamat yang dikirimkan oleh Bagas.        Sepanjang jalan, Liliana sudah berusaha untuk menghubungi David. Tetapi, ponsel David mati. Liliana hanya berharap jika terjadi sesuatu dengan dirinya David bisa melacak keberadaannya.  Liliana tau David sudah memasang GPS pelacak di ponselnya. Jadi, dia yakin David akan menemukannya dengan mudah.“Ah, begitu cintanya kah kau pada suamimu sehingga kau tanpa berpikir panjang datang kemari sendiri, Liliana sayang?” tukas Bagas sambil tersenyum licik.“Apa yang kau inginkan?” Liliana menantang Bagas.“Kau. Sejak awal aku sudah menaruh hati padamu, tapi aku melihat kau begitu dekat dengan bos. Sampai akhirnya kita sempat makan bersama, tiba-tiba David datang. Dua kali seperti
Read more
BIARKAN AKU PERGI
              David benar-benar panik, ia tidak menyangka jika Liliana nekad. Belum selesai masalah yang satu mengapa harus muncul masalah yang lain. Saat ponselnya menyala David terkejut saat membaca pesan dari Liliana.“Bagas,” gumamnya.“Bagas itu anak HUMAS, kan, Dave?” tanya Sanjaya.      David mengangguk, “Ada hubungan apa Bagas dengan masalah sabotase ini. Apa dia adalah orang yang dibayar untuk menghancurkan aku?”“Apa kau pernah bermasalah dengannya, Dave?” tanya Sanjaya.       David menghela napas, ia ingat jika ia pernah memergoki Liliana dan Bagas makan bersama. Apakah Bagas memiliki perasaan kepada Liliana?Tiba-tiba saja, ponsel David kembali berdering“Hallo ...” **     &n
Read more
PUASKAN AKU
      Melihat Bagas yang sudah mulai beraksi, Danu pun segera keluar dari kamar itu. Dia memang tidak berniat untuk melakukan lebih kepada Liliana. Tujuannya hanya membuat David hancur, tidak yang lainnya. “Mau apa kau!” teriak Liliana penuh penekanan. Saat melihat Bagas mulai merangkak di ranjang yang ditempatinya. Tersenyum penuh dengan kelicikan, Bagas berkata, “Ini kamar yang sudah disiapkan untukku oleh pak Danu. Tentu saja aku berhak untuk tempat ini, Sayang.” Bagas mengedipkan matanya. Menatap Liliana dengan tatapan yang sulit diartikan. Bulu kuduk Liliana meremang. Tangannya gemetar ketakutan. Kemudian segera bangkit dari sana.      Sayangnya tidak sempat. Tangannya keburu di tarik oleh Bagas. Menghentak kasar, membawa Liliana dalam pelukan. “Lepas!” Pekik Lilian. Ia meronta, berusaha terbebas dari jeratan Bagas. Namun,  kepalanya terasa pusing akib
Read more
SANG PENYELAMAT
     “Bajingan! Laknat!” David mengumpat. Lelaki itu menoleh dengan tajam ke arah Bagas. Tampak Bagas sudah bangkit dan sedang menyapu sudut bibir yang berdarah dengan punggung tangan. Lalu, tanpa sempat mengelak,  Bagas harus menerima kembali kepalan tangan keras David di bagian hidungnya.“Berani-beraninya kau menyerang tanpa aba-aba,” ucap Bagas sambil memegang hidungnya yang mungkin patah?Alih-alih menjawab, David kembali melayangkan kepalan tangannya bertubi-tubi. Memukul di bagian wajah, di perut hingga membuat Bagas kembali terjerembab di lantai. Ia tidak berhenti  walau wajah Bagas sudah terlihat bengkak karena ulahnya. Bahkan David sampai menginjak-injak dada Bagas hingga membuatnya kesulitan bernapas.       “Sudah, Dave!  Cukup! Polisi sudah sampai di sini. Biar mereka yang menanganinya.”  Sanjaya mencekal David. Ia tidak mau keponakannya sampai
Read more
AKU BAIK-BAIK SAJA
      Saat David tiba di rumah sakit, ia tidak mengizinkan Liliana untuk berjalan sendiri. Lelaki itu menggendong Liliana dan membawanya ke ruang IGD. Kebetulan sekali saat hendak masuk ia berpapasan dengan Thalita. "Loh, kenapa Liliana?" tanya Thalita. "Nanti aku ceritakan, Tha. Sekarang tolong periksa dulu Liliana," kata David. "Kalau begitu minta suster mengambil kursi roda, kita langsung bawa ke ruang periksaku saja, kita USG," jawab Thalita.       Dokter cantik itu pun segera memanggil perawat yang sedang bertugas di IGD, ia meminta supaya diambilkan kursi roda. "Aku kan bisa berjalan, Mas," kata Liliana yang merasa David terlalu cemas kepadanya. Tapi, David menggelengkan kepalanya."Tidak, aku tidak akan membiarkan dirimu untuk berjalan sendiri dengan kondisi seperti ini," kata David.      Liliana hanya bisa menghela napas panjang, tetapi ia tidak m
Read more
KEPULANGAN ARNOLD
    Arnold dan Kinasih melangkah bersama George dengan lega. Pesawat mereka baru saja mendarat di bandara internasional SOETA dengan selamat. Mushi yang menjemput mereka pun tampak sangat lega. "Bagaimana, apa semua berjalan lancar? Bagaimana perkembangan kasusnya? Di mana David dan Sanjaya? Apa mereka di kantor?" cecar Arnold tanpa jeda membuat Kinasih dan George menggelengkan kepala. Sementara Mushi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.      Sejak kemarin, Mushi-lah yang sibuk mengurus ini dan itu karena David tidak mau meninggalkan Liiliana meski sejenak. Untunglah Sanjaya juga ikut membantu ke sana kemari termasuk memberikan kesaksian di kantor polisi bersama pengacara perusahaan mereka. "Saya harus jawab dari mana dulu ini, Pak?" tanya Mushi alih-alih menjawab.      Sadar jika ia sudah mengajukan banyak pertanyaan, Arnold menepuk dahinya, lalu menepuk bahu Mushi."Maaf, aku hanya
Read more
TERIMA KASIH LILIANA
    Kinasih memeluk Liliana dengan erat, ia merasa sangat berutang budi pada menantunya itu."Kau memang anak nakal, lain kali jangan bertindak seperti superhero. Kau ini menantu mama, bukan Wonder Woman."Liliana hanya tersenyum melihat kecemasan di wajah Kinasih ia sangat yakin jika Kinasih begitu mencintainya. "Oya, Papa ke mana, Ma?" tanya Liliana."Papamu sedang ke Gereja, mengantar Opamu. Opamu sekarang memang rajin sekali berdoa," kata Kinasih.      Keluarga Romano memang memeluk agama Katholik. Sementara Arnold menjadi mualaf yang baik atas bimbingan Kinasih. "Nanti papa ke sini, Ma?" tanya David."Iya, papamu mau mampir ke kantor dulu sebentar. Mushi bilang dana perusahaan menipis, Dave?"    David menghela napas panjang. "Iya, Ma. Kami harus menarik semua produk yang kemarin bermasalah. Bukan hanya itu, penjualan menurun juga imbasnya pada produk yang lain. Mau tida
Read more
PERTEMUAN AYAH DAN ANAK
    Gelas yang dipegang oleh George terlepas begitu saja saat melihat siapa yang datang. Tak terkecuali Kadita, ia tidak menyangka orang yang selama ini ia rindukan berada di hadapannya. Ia baru saja selesai terapi ketika Sanjaya dan Nadila mengajak untuk menjenguk Lilliana. "Ka-Kadita ...." Suara George terdengar lirih. Kemudian ia beralih kepada Sanjaya dan menatap putranya itu. "Jay, tidak mau mendekat? Aku ini ... aku-""Di- diiiia paaaapaaa ... papamuuu."      Semua yang ada di ruangan itu tersentak kaget. Setelah empat tahun menderita stroke dan tidak mampu bicara, tiba-tiba saja Kadita bisa bicara meski masih susah."Ibu, ibu bisa bicara?" kata Sanjaya sambil duduk berlutut di hadapan Kadita. "Kenapa kau pergi waktu itu?" tanya George dengan berlinang air mata sambil menatap dan berjalan mendekati Kadita.       Suasana terasa hening, Liliana menggenggam tanga
Read more
PERNIKAHAN NADINE
-TIGA BULAN KEMUDIAN_         Nadine pagi ini kelihatan cantik dengan kebaya dan riasan pengantin adat Jawa Barat. Ya, hari ini adalah pernikahan Nadine dan Dirga. Mereka memilih tata cara adat Sunda karena Nadine yang sangat menginginkan. Nadine mengenakan siger di kepalanya, siger Sunda itu sendiri memiliki makna yang cukup.Dengan meletakkan siger pada kepala, pengantin wanita pada dasarnya telah meletakkan kearifan, rasa hormat, dan kebijaksanaannya sebagai prioritas dalam pernikahan. Sebagai istri, siger merupakan simbolisasi harapan kearifan, hormat dan kebijaksanaan.     Selain sigernya itu sendiri, riasan adat siger yang Nadine pakai juga disertai dengan hiasan-hiasan pada sanggul seperti kembang tanjung. Kembang tanjung adalah 6 pasang bunga yang disematkan pada belakang sanggul, bentuknya seperti kupu-kupu kecil di belakang konde. Kembang tanjung sendiri bermakna seba
Read more
BULAN MADU NADINE DAN DIRGA
     Sebelum mengajak Nadine ke Singapura, terlebih dahulu Dirga mengajak Nadine berbulan madu di Villa yang sudah ia sewa di Lembang Bandung. Nadine memang sudah sejak lama juga ingin wisata dan berlibur ke kota parahyangan itu.     Malam itu saat mereka makan malam di sebuah restoran yang tak jauh dari Villa. Nadine bersikeras karena restoran itu menyediakan sate kelinci. Tetapi, tiba-tiba hujang  turun dengan derasnya hujan membuat mereka harus pulang ke Villa dengan berlari.     Dirga langsung melepaskan hodienya dan memakaikannya ke tubuh Nadine karena tubuh Nadine semakin kedinginan dan bergetar.“Kau baik-baik saja?” tanya David, “Kalau cape, jalan saja. Nanti di Villa kita mandi,” lanjutnya.Nadine mengangguk, ia juga sudah lelah berlari di tengah hujan deras. Mereka kembali berjalan dan Dirga menggenggam tangan Nadine dengan erat.Jalanan tidak begit
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status