All Chapters of KETURUNAN CEO: Chapter 11 - Chapter 20
112 Chapters
KALAU DI DEPAN NAMANYA DAFTAR
     "Kalau di depan itu namanya pendaftaran, Pak," ujar Liliana tanpa menoleh ke arah David. Lelaki itu hanya menghela napas mendengar perkataan Liliana."Saya menyesal, Li. Jika waktu bisa berputar saya tidak menyakitimu." "Penyesalan Anda saat ini tidak akan dapat membuat saya kembali seperti dulu.""Kalau begitu, katakan kepadaku apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahanku kepadamu?""Saya sendiri tidak tau, karena saya bukan wanita yang suka merusak rumah tangga orang lain. Saya tidak mau Bu Nadine tau bagaimana bejad kelakuan suaminya."    David tidak menjawab lagi, ia tau tidak mudah untuk memaafkan apa yang sudah ia lakukan. Ia sadar sudah melukai perasaan Liliana terlalu dalam."Maafkan saya," ujar David lirih.      Liliana tidak menjawab lagi, pandangannya lurus ke depan. Saat mereka tiba di gedung apartemen, Liliana segera turun dan bergegas masuk ke dalam gedung
Read more
TOLONG AKHIRI SAJA
     "Sampai kapan kau akan meneruskan sandiwara ini, Nad? Kenapa kau tidak melepaskan saja David dan kembali kepadaku? Sesuai janji, saat ini aku sudah mapan dan juga memiliki pekerjaan yang bagus sebagai dokter ahli kandungan. Ayolah, Nad ... aku tau kau tidak bahagia dengan David."      Nadine menatap Dirga dengan tatapan penuh cinta. Sejak dulu sampai saat ini hanya ada Dirga yang bertahta dalam hatinya. Lelaki pertama yang sudah mencuri hati dan juga tubuhnya. "Aku mencintaimu, Mas. Tapi, untuk bercerai dengan David bukan hal yang mudah. Apa lagi saat ini papa juga bekerja di perusahaan David. Kau tidak lupa, kan, jika papa bangkrut? Keluarga David yang membuat aku juga keluargaku masih bisa menikmati kemewahan kami sekarang. Papa pasti akan menentang keras jika aku bercerai."     Dirga menghela napas panjang, sebagai seorang lelaki mapan bukan tidak ada gadis yang mau ia ajak menikah. Tapi, hati dan
Read more
TERTANGKAP BASAH
      "Kalian sedang apa di sini?"Dirga dan Nadine sontak menoleh, "Pa-Papi ... Papi sedang apa di sini?" "Kau yang sedang apa di sini bersama mantanmu?!" "Om Sanjaya, saya bisa menjelaskan. Nadine tidak sengaja bertemu dengan saya di sini, jadi saya mengajaknya sekadar minum kopi. Sudah lama juga kami tidak bertemu, bukan?"     Sanjaya Utama, ayah Nadine menatap Dirga dengan tatapan tajam. Selama beberapa saat ia merasa kagum dengan penampilan pemuda yang hampir saja menjadi menantunya itu. Tidak sangka, pemuda itu kini sudah menjadi dokter spesialis yang mapan. "Yakin, hanya kebetulan? Bukan kau yang mengajak putri saya untuk bertemu?" cecar Sanjaya."Apa Om melihat saya sedang berdusta? Apa saya terlihat seperti seorang perebut istri orang?" alih-alih menjawab, Dirga membalikkan pertanyaan dengan tenang. Sanjaya menatap Dirga lalu mengembuskan napasnya, ia tidak punya bukti jika Nadine dan
Read more
ISTRI SEHARUSNYA DI RUMAH
     "Wah, luar biasa sekali. Ini jam berapa Nadine? Suamimu sudah pulang sejak sore tadi, tapi kau baru pulang saat hampir menjelang tengah malam?" Nadine terdiam, ia baru saja masuk ke dalam rumah. Ia tidak tau jika ibu mertuanya sedang berada di rumahnya. "Mama tumben datang tidak memberi kabar. Apa kabar, Ma?"      Alih-alih menjawab sindiran ibu mertuanya, Nadine memiliih untuk bersikap sopan. Ia tau jika sejak dulu ibu mertuanya memang kurang setuju dengan pernikahannya. Ayah Davidlah yang bersikeras karena sudah lama bersahabat karib dengan ayahnya. "Sopan, ya. Mama bertanya tidak kau jawab!" hardik Kinasih pada menantunya itu dengan geram. "Mama mau aku menjawab bagaimana? Aku baru saja selesai pemotretan, Ma. Mas David tau, kok, aku selalu meminta izin kepadanya," sahut Nadine dengan tenang.     Kinasih mendelik, entah apa yang dipikirkan oleh suaminya saat
Read more
CARI SAJA ISTRI BARU
     Pagi itu, dengan sedikit terpaksa Nadine sudah bangun sejak pukul 4 pagi. Ia tidak mau mencari masalah pagi-pagi dengan ibu mertuanya. Seperti dugaannya, saat ia keluar kamar, Kinasih sudah berada di dapur bersama dengan Imas untuk mempersiapkan menu sarapan. "Tumben kau bangun pagi sekali, Imas bilang biasanya kau bangun saat David sudah berangkat kerja."    Nadine mendelik ke arah Imas yang tampak salah tingkah. "Maaf, Bu. Biasanya, kan, Ibu bangun siang kalau pulang malam," ujar Imas. Kinasih mendecih "Jangan takut, Imas. Yang menggajimu itu anak saya, jadi kenapa takut? Kau tinggal datang ke rumah saya jika Bu Nadine berani memecatmu. Oya, aku tidak melihat Tuti, ke mana dia?" Nadine menghela napas perlahan, "Tuti ada di apartemen sekretaris David, Ma," jawab Nadine sambil membantu mengiris tempe. "Untuk apa dia di sana?""Liliana, sekretaris David sedang sakit, Ma. Jadi, aku menyuru
Read more
AKU BISA MEMBERI ANAK
    "Aku bisa memberi Mas David anak, Ma. Hanya masalah waktu saja. Mungkin Tuhan belum percaya kepada kami," jawab Nadine. Kinasih menoleh dan mendecih, "Ck, jangan membuat mama tertawa, Nad. Kalau memang kau berniat memiliki anak sudah sejak lama kau mau program kehamilan.""Sudahlah, Ma. Ini masih pagi, Mama mau aku antar ke butik tante Anne, kan?" David bergegas menengahi. Ia tau jika diteruskan perdebatan ini pasti akan semakin panjang. "Iya, antarkan Mama ke butik tante Anne. Mama ganti pakaian dulu, bisa gila mama jika harus berada dekat istrimu terus," sarkas Kinasih kesal. Nadine baru saja hendak membuka mulut dan menjawab perkataan ibu mertuanya, tetapi David keburu menendang kakinya sehingga ia terpaksa menelan kembali bantahannya.     Kinasih yang sudah merasa kesal pun bergegas menyudahi sarapannya lalu bergegas ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya."Papa pulang dari Paris sore ini. Ingat nanti malam kita mak
Read more
KAU HARUS DATANG
     "Tapi, saya kan bukan bagian dari keluarga, Pak," tolak Liliana saat David mengatakan agar ia datang ke acara anniversary kedua orangtuanya."Kau yang menyiapkan acara, jadi kau harus datang. Jika ada sesuatu kau yang harus bertanggung jawab," kata David dengan ketus. Liliana menghela napas panjang, sejak kejadian kemarin, sikap David seperti roller coaster. Terkadang penuh perhatian, terkadang ketus. "Tapi, saya ....""Aku bosnya, Liliana. Yang minta bukan aku, tapi ibuku. Jadi, jika kau mau menolak, barangkali kau ada janji dengan Bagas, telepon saja ibu saya langsung, ada kan nomornya?"       Liliana terdiam, ia mengenal dengan baik Kinasih. Ibu dari bosnya itu pernah bertemu dengannya dua atau tiga kali dalam acara perusahaan. Terus terang Liliana tidak sanggup untuk menolak jika memang Kinasih langsung yang meminta."Baiklah, saya akan datang, Pak." "Oh, jelas harus datang. Ini adalah
Read more
TANTANGAN BOS
     Liliana dan Bagas saling berpandangan, sejak kapan David ada di kantin ini? Apakah sekarang mereka sedang diawasi?"Maaf, Pak ... saya-""Kau dan Liliana ada hubungan apa? Jika kau memang ingin tau segala sesuatu tentang Liliana kau harus bisa memastikan hubungan kalian. Memang kau mau menikahi Liliana?" tanya David tajam.       Bagas menelan saliva, ah, bosnya ini kenapa sensitif sekali, padahal Liliana hanya sekretaris saja. Dan lagi ini di kantin, Bagas bertambah curiga. "Saya memang menaruh hati kepada Liliana, Pak.""Oh, baguslah. Lilian di Jakarta ini untuk bekerja, Bagas. Nadine istri saya sudah menganggap Lilian bagian dari keluarga, jadi kami  ikut bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepada Liliana. Oya, saya mencarimu karena saya harus menjemput papa saya di bandara. Jangan lupa jam 3 nanti kau harus mengecek ulang ke tempat untuk acara nanti malam," kata David.   &n
Read more
JANGAN BUAT AKU MERASA BERSALAH
    "Jangan membuat aku merasa bersalah dan tidak enak kepadamu, Mas. Aku tidak mau nanti ada yang mengira aku memanfaatkan perasaanmu kepadaku," jawab Liliana membuat Bagas tertawa kecil."Siapa yang bilang? Sudahlah, jangan peduli apa kata orang," bantah Bagas. Kali ini Liliana yang tertawa kecil. "Kau masih jam kerja, Mas. Nanti bisa-bisa aku membuatkan SP 1 untukmu atas perintah pak David karena kau bolos di jam kerja."     Bagas menepuk dahinya, astaga, betul apa yang dikatakan Liliana. Jam 3 ia masih harus bekerja. Liliana memang benar-benar membuatnya lupa akan segala. Dengan rasa berat, Bagas hanya mampu mengiringi kepergian Liliana yang melangkah kembali ke ruangannya. "Waah ... wah, ada yang jatuh cinta pada gadis gunung es itu ternyata. Hati-hati, Gas, Liliana itu kesayangan bu Nadine. Kau jatuh cinta kepadanya urusannya bakalan repot."      Bagas menoleh, ternyata sahabatnya yang bernama Danu sed
Read more
KECURIGAAN KINASIH
    "Jadi, kau merasa curiga kepada menantumu sendiri, Kin?" tanya Anne sambil menata rambut sahabatnya itu. Anne Kinara seorang wanita yang cantik meski usianya di penghujung 50 tahunan. Ia dan Kinasih bersahabat sejak mereka duduk di bangku SMP. Saat ia menjadi janda, Kinasihlah yang membantu memberikan modal untuknya kursus kecantikan dan usaha salon.     Usaha salonnya maju, Anne pun mengembalikan uang modal. Tetapi, Kinasih menolak malah menyuruhnya membuka butik. Pada akhirnya salon dan butik miliknya berkembang. Dan salah satu langgananya adalah Kinasih.     "Aku yakin jika anakku tidak mungkin sakit atau mandul. Tapi, setiap kali aku suruh ke dokter keduanya selalu mengelak. Aku ini hanya mau cucu, Ne," tutur Kinasih. "Kau sudah bicara baik-baik dengan David?" tanya Anne. "Sudah. Aku bahkan meminta David untuk tes kesuburan. Tapi dia bilang sudah dan ia baik-baik saja."   &nbs
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status