Semua Bab KETURUNAN CEO: Bab 41 - Bab 50
112 Bab
PEMBELAAN
     Kali ini Liliana kembali terbangun karena rasa mual yang datang tiba-tiba. Ia langsung bangkit dari tidurnya dan setenag berlari menuju ke kamar mandi. Sementara David yang masih terlelap langsung terjaga mendengar suara Liliana yang muntah-muntah di kamar mandi.      Lelaki itu pun langsung menyusul sang istri dan berusaha membantu dengan memijit tengkuk Liliana perlahan."Mual?" tanyanya lembut."Iya, Mas. Persediaan obat mualku habis.""Tidak apa-apa. Kau meminumnya saat di rumah supaya kedua orangtuamu tiak curiga, kan? Sekarang tdak ada yang perlu disembunyikan lagi."      Liliana menganggukkan kepalanya dan menatap David."Maafkan aku, Mas," ujarnya. David tersenyum dan membantu istrinya berdiri kemudian memapahnya kembali ke tempat tidur."Kau mau sarapan apa? Kita pesan dari kamar saja, ya. Aku pesankan buah-buahan dan makanan yang lainnya?"     &n
Baca selengkapnya
RENCANA BULAN MADU
       "Bulan madu? Liliana kan sedang hamil, Ma?" sahut Nadine spontan. Rasanya ia mulai merasa kesal  karena Kinasih yang tampak begitu membela Liliana sejak tadi. "Kenapa memangnya, Nad? Wajar saja kan, jika pengantin baru melakukan perjalanan bulan madu?" kata Kinasih. "Sudahlah, Ma. Kita ini mau makan, lihat itu Lili dan David sejak tadi hanya memandangi makana mereka saja. Lebih baik, kita makan dulu. Tidak perlulah membicarakan hal yang kurang perlu. Soal bulan madu, biarkan saja Lili dan David yang memutuskan," ucap Arnold pada akhirnya. Ia tau jika ia tidak bersuara maka debat kusir yang tak jelas ini tidak akan berakhir.      Dan benar dugaan Arnold. Setelah ia selesai bicara tidak ada lagi yang berani buka dan mengatakan hal-hal yang membuat suasana tidak nyaman. David melirik sekilas ke arah Arnold dan mengatakan terima kasih lewat tatapan matanya. "Aku dan Lili akan ke rumah orangtua
Baca selengkapnya
IZIN
     Lingga tertawa terbahak-bahak. "Memangnya kenapa? Kalian kan bisa pergi bulan madu, jika memang mau langsung ke Jakarta ayah dan ibu tidak masalah. Kalian bisa menginap di rumah ini lain waktu. Kau bisa menyiapkan waktu kan. Kami mengerti jika Nak David mungkin mempunyai banyak pekerjaan. Jangan merasa tidak enak pada kami," kata Lingga.     David menghela napas penuh kelegaan. Tadinya ia sempat takut jika ayah mertuanya itu akan marah dan merasa tidak dihargai karena ia dan Liliana tidak bisa menginap di rumah mereka. "Ayah hanya titip Lili, ya. Dia sekarang sudah menjadi tanggung jawabmu. Apa lagi, posisi Lili sebagai istri kedua, jadi akan sedikit riskan. Jadi, tolong jaga dia, ya," kata Lingga serius. "Aku janji akan menjaga putri ayah dengan sebaik-baiknya. Ayah dan ibu tidak perlu khawatir. Aku juga mama dan papaku akan menjaga Lili dengan baik. Aku juga janji tidak akan ada yang bisa menyakiti L
Baca selengkapnya
CINTA YANG BERSATU
    David mengempaskan tubuhnya di sisi Liliana dengan napas tersengal-sengal. Rasanya sudah lama sekali ia tidak melakukan kegiatan yang satu itu. Sudah sangat lama sekali ia dan Nadine tidak melakukan kegiatan suami istri."Terima kasih, sayang," kata David sambil mengecup kening Liliana dan membawa sang istri ke dalam pelukannya. "Sudah kewajibanku, kan, Mas," jawab Liliana dengan lembut. Wanita itu pun dengan nyaman membiarkan kepalanya bersandar di dada David yang bidang. "Li, aku berharap kau akan selamanya mendampingi aku, ya. Kita akan besarkan anak kita nanti bersama." "Anak kita masih lama lahirnya, masih delapan bulan lagi. Jadi, yang harus kau pikirkan itu aku dulu. Baru nanti jika anak kita sudah lahir kau boleh membagi kasih sayang dan cintamu untuk kami berdua," ujar Liliana.       David menghela napas panjang, ia mengecup kening Liliana penuh kasih sayang. Dalam hati ia berjanji akan
Baca selengkapnya
NGIDAM
     David dengan terpaksa menghentikan mobilnya di pinggir jalan dekat tempat orang berjualan. Tadinya, ia berpikir jika Liliana akan membeli beberapa oleh-oleh. Tetapi ternyata sang istri melangkah ke lapak seorang ibu yang berjualan mangga muda.     Melihat hal itu, David hanya bisa menggelengkan kepalanya dan segera turun menyusul Liliana."Mangganya ini berapa sekilo, Bu?" tanya Liliana. "Murah, Neng. Ini dari pohon sendiri, sepuluh ribu aja sekilo," jawab ibu tua penjual mangga. Liliana melihat mangga di hadapannya sudah tidak terlalu banyak dan tanpa berpikir panjang ia meminta semua mangga itu untuk dibeli."Semuanya, Neng?" tanya ibu itu tidak percaya. Liliana hanya mengangguk sementara David tertawa kecil.       Dengan memborong mangga yang totalnya delapan kilo itu David dan Liliana kembali melanjutkan perjalanan mereka."Mangga sebanyak itu untuk apa, sayang?" tanya David
Baca selengkapnya
MAKAN MALAM BERSAMA
    Liliana tersentak saat melihat Nadila sudah berdiri di ambang pintu dengan wajah yang sinis. "Maaf, Tante, ini kamar saya. Rasanya tidak sopan jika Tante masuk tanpa permisi begitu saja," kata Liliana. Mata Nadila membelalak seketika, ia langsung maju dan menghampiri Liliana. Hampir saja tangan Nadila menampar pipi Liliana jika seseorang tidak menahan tangan itu di udara. "Tidak ada yang boleh menyentuh istriku,Mi. Siapa pun itu termasuk Mami. Dan, Liliana benar, Mami, ini kamar kami. Mami tidak berhak masuk begitu saja tanpa permisi. Di sini semua mempunyai hak yang sama. Baik itu Nadine atau pun Liliana. Keduanya istri saya yang sah secara agama dan hukum," tegas David membuat Nadila terdiam. Sambil mengentakkan kaki, Nadila pun melangkah keluar.      Tadinya ia ingin mencari Nadine karena Sanjaya ada urusan dengan Arnold sehingga ia mampir ke rumah David. Tapi, ia sempat mendengar jika Liliana baru saja datang da
Baca selengkapnya
PEMBICARAAN SERIUS
     ''Jadi, ceritanya kau sedang senang karena menantu barumu sangat rajin dan pintar memasak? Juga mau menemanimu ngobrol, gitu?" tanya Anne sambil membawa cemilan dan juga jus mangga untuk Kinasih.     Kinasih memang sengaja mengunjungi Anne siang ini. Ia ingin berbagi cerita dengan sahabatnya itu. "Iya, tadi pagi dia sudah sibuk memasak menyiapkan sarapan meski sehabis masak ia muntah-muntah. Tapi, niatnya sudah baik. Aku sangat menghargai itu. Waktu aku cicip, nasi goreng buatannya enak sekali. Tuti asisten rumah tanggaku mengatakan jika ketika dia di apartemen menemani Lili, dia memang rajin. Subuh dia sudah menjalankan ibadah salat. Aku melihat ketulusan di matanya, Ne.     "Hanya saja, aku masih penasaran siapa ayah dari bayi yang ada dalam kandungannya itu. Nadine bilang ia diperkosa saat mereka ada pekerjaan di Kupang. Dan aku juga sudah menanyakan langsung kepada Liliana. Jawabannya sama. Hanya saja
Baca selengkapnya
KINASIH GALAU
    Kinasih mengerutkan dahinya, "Mama kurang suka rujak serut, tapi ketika mama hamil David, mama selalu minta papamu mencarikan rujak serut. Coba, makanan apa lagi yang kau sukai sekarang ini, semenjak kau hamil?"     Liliana memutar bola matanya berusaha mengingat. "Paling suka rujak serut, Ma. Bakso aku suka, tapi entah kenapa aku jadi tidak suka mienya juga kecap dan saos. Aku lebih suka makanan yang dimasak dengan rempah yang terasa seperti masakan padang. Tapi, lucunya aku biasa suka gurame sejak hamil jadi tidak suka, Ma. Itu sebabnya kemarin aku makan hanya sedikit saja."     Kinasih tersentak kaget, apa yang diucapkan oleh Liliana sama persis dengan apa yang ia alami kertika hamil David dulu. "Apa kau suka makanan yang cenderung pedas dan berkuah juga seperti sop, cotto?" tanya Kinasih. "Iya, Ma. Kenapa memangnya, Ma? Kok, Mama tau?" tanya Liliana keheranan.      Kinasih mengge
Baca selengkapnya
MENANTU DURHAKA
      "Jadi, kau langsung pulang bersama managermu?" tanya Dirga. Nadine menganguk sambil memeluk kekasihnya itu. Sudah seminggu ia menjalani syuting sinetron FTV. Dirga dengan setia menemani meski tidak ada yang tau. Dirga hanya menunggu di hotel dan mengamati dari jauh. tapi, jka syuting sudah selesai, Nadine menyelinap ke kamar Dirga.     Mereka memadu cinta dan bersenang-senang di kamar. Nadine sama sekali tidak merasa bersalah karena dalam pikirannya, David toh sekarang sudah ada yang mengurus. Jujur saja ia sudah bosan dengan pernikahan sandiwara yang ia jalani selama enam tahun terakhir ini. Hanya saja Sanjaya masih memaksa dengan dalih belum menguasai Arnold.     "Kalau aku tidak pulang bersama Juli, mertuaku akan curiga. Dia itu marah-marah terus kerjanya. Syukurlah sekarang ada menantu barunya. Liliana itu pasti merasakan juga bagaimana judesnya mulut mertuaku. Tapi, aku tidak tau juga, ya. Beberapa kali, ibu mer
Baca selengkapnya
KALAU MEMANG MAU BERCERAI
       Nadine tersentak, ia sama sekali tidak menyangka jika mertuanya akan menantangnya seperti itu."Ma, sudahlah. Mbak Nadine kan baru pulang, biarkan dia beristirahat dulu, Ma," kata Liliana sambil mendekat dan memeluk bahu ibu mertuanya. Kinasih mendengus kesal, "Jangan kau bela dia, Li. Memang sudah sejak lama kelakuannya seperti ini.""Iya, aku mengerti. Tapi, aku bukan mau membela Mbak Nadine di sini, Ma. Aku tidak mau darah tinggi Mama kumat karena marah-marah," kata Liliana dengan lembut membuat Kinasih diam tertegun. Sikapnya pun melunak, "Antar mama ke kamar saja," katanya.       Liliana pun segera menggandeng tangan Kinasih dan meninggalkan ruangan itu menuju ke kamar Kinasih. Sementara Nadine hanya mencibir dan mengempaskan tubuhnya di atas sofa sambil menatap punggung Liliana dan Kinasih yang berjalan meninggalkannya.       Kamar Kinasih berada di lantai atas. Kinasih dan Arnold
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status