All Chapters of Mysterious CEO: Chapter 11 - Chapter 20
83 Chapters
Bab 11. Hasrat Yang Bergolak.
Karena saling menginginkan, Dean menuruti semua yang diperintahkan oleh pikirannya. Tubuh mereka hangat oleh gairah yang meluap-luap ingin segera meledak.   Perlahan Dean menyusuri tubuh Kensky dengan bibirnya. Mulai dari dada, perut, hingga ke bagian lembut di antara perut dan ... "Kau ingin aku menghentikannya?" tanya Dean.   Kensky yang juga sudah diliputi gairah justru tak ingin Dean berhenti. Ia menggeleng pelan. Matanya yang masih terpejam hanya terbuka sedikit seakan mengintip. "Jangan. Jangan berhenti. Kumohon."   Dean tak tahan lagi. Perkataan yang keluar dari mulut Kensky justru terdengar seperti desahan yang semakin membuatnya bergairah. Dengan lembut ia membuka kedua kaki gadis itu hingga terkangkang.   Balutan kain hitam transparan yang menutupi bagian mulus berwarna kemerahan itu membuat bara dalam diri Dean semakin membara. Tangannya yang kokoh perlahan menyentuh dan membuka kain itu h
Read more
Bab 12. Saling Mencintai.
Tok! Tok!   "Soraya!" teriak Rebecca, "Soraya, buka pintunya!"   Tok! Tok!   "Soraya?!"   "Hmmm," gumamnya dari dalam kamar. Ia menggeliat di atas ranjang. Suara ibunya membuat gadis itu terbangun dari tidurnya yang nyanyak.   "Soraya, ayo cepat buka pintunya!"   "Iya, iya!" balasnya sambil bergerak dari kasur. Ia menepiskan selimutnya, kemudian berjalan menuju pintu.   Clek!   "Ada apa? Kenapa___"   "Di mana Kensky? Kenapa Mama periksa kamarnya tidak ada. Kasurnya bahkan masih rapi. Kalian sama-sama ke pesta tadi malam, bukan?"   Soraya mengucek matanya dengan punggung tangan. "Aku tidak tahu, Ma," balasnya malas lalu kembali ke atas kasur.   Rebecca mengekor. "Bukannya tadi malam kalian berdua pergi ke acaranya Bernar?"   Soraya meng
Read more
Bab 13. Kedatangan Seorang Pengacara.
Dalam perjalanan Kensky terus memikirkan Dean. Perlakuan pria itu terhadapnya sangat membuat Kensky penasaran. "Jika dia benar-benar menginginkanku, kenapa dia tidak melakukannya seperti di film-film; sengaja membuatku mabuk, kemudian meniduriku?" pikirnya, "Padahal kan aku juga ingin diperlakukan begitu."   "Miss Oxley, kita sudah tiba."   Suara Matt mengejutkan Kensky. "Oh, iya! Maaf." Ia melihat pria itu keluar dari pintu kemudi, kemudian mengintari mobil untuk membukakan pintu untuknya. "Oh iya, nama kamu siapa?" tanyanya pelan sambil keluar dari mobil.   "Namaku Matthew, Miss."   "Oke, Matt, terima kasih banyak, ya."   Pria itu menunduk hormat. "Anda akan dijemput jam berapa, Miss?"   Kensky terkejut. "Dijemput?"   "Iya, tadi Tuan Dean menyuruhku untuk menjemput Anda kembali jika urusan Anda sudah selesai."   Ken
Read more
Bab 14. Rencana Busuk Antara Dean dan Rebecca.
"Memangnya berapa total hutang Daddy, Mr. Lamber?"   Pria itu menggeleng. "Maaf, Miss Oxley, tapi saya kurang tahu. Sebulan lalu saat menyerahkan lembaran ini, beliau hanya bilang bahwa jika beliau sudah jatuh sakit, tolong berikan surat ini pada Anda selaku ahli waris untuk diminta tanda tangan. Tapi saat saya bertanya soal hutang di dalam surat ini, beliau hanya bilang bahwa beliau sudah ada perjanjian dengan yang bersangkutan bila mana Kapleng Group sebagai jaminan dari hutangnya."   Rebecca tersentak. "Jika perusahaannya sebagai jaminan, berarti utang Eduardus sangat banyak, dong? Lalu," ia menatap Kensky, "uang sebanyak itu dilakukannya untuk apa? Sementara dia tidak pernah membangun atau memberikan apa-apa pada kami. Iya kan, Sky?"   Mr. Lamber menatap Rebecca saat tatapan wanita itu tertuju padanya. "Aku minta maaf, Nyonya, meskipun aku pengacara Mr. Oxley, tapi semuanya masalah pribadi beliau diberitahukan kepada
Read more
Bab 15. Isi Di Dalam Kotak.
Di dalam kamar, Kensky teringat akan masalah yang ia hadapi saat ini. Kenangan-kenangan masa kecilnya kembali hadir dalam benaknya. Dengan tubuh yang masih dibalutkan gaun putih yang ia pakai saat pesta semalam, gadis itu berdiri menghadap jendela melihat indahnya Kota. "Mom, seandainya Mom masih hidup, Daddy pasti tidak akan seperti ini," lirih Kensky dengan air mata yang mulai menetes, "Daddy sedang sakit, Mom. Sky takut kehilangan Daddy. Sejahat-jahatnya perbuatan Daddy, dia tetap Ayah Kensky, Mom. Meski Sky marah, tapi Sky juga sangat mencintai Daddy, sama seperti Sky mencintai Mommy." Ia terdiam sesaat, kemudian menarik cairan hidungnya, "Seandainya Mommy dan Daddy hidup akur sejak dulu, Sky yakin kalau Mommy pasti masih bersama kami dan hidup kita akan sangat bahagia."   Mata Kensky beralih ke nakas di mana ada foto dirinya yang masih anak-anak. Foto itu diabadiakan oleh Barbara saat ulang tahun Kensky yang ke enam tahun. Di dalam foto itu terlihat ia seda
Read more
Bab 16. Ancaman Dean Kepada Kensky.
Kensky pun menurut. "Baiklah, aku siap-siap dulu."   Rebecca pun meninggalkan kamar itu. Setelah memastikan wanita itu benar-benar sudah pergi, Kensky segera menutup pintu kamarnya dan kembali mengambil ponsel yang ternyata sudah habis batrei. Ia masih penasaran dengan kalimat terkahir yang diucapkan pria itu. Tapi karena benda itu mati total, Kensky pun mengisi dayanya kemudian pergi ke kamar mandi.   Di sisi lain.   Karena hari ini adalah hari minggu, Dean bermalas-malasan di dalam kamar mensionnya. Biasanya pagi-pagi pria itu sudah bergegas mandi dan pergi ke kantor. Tapi karena libur, ia pun memanjakan dirinya seharian dalam kamar.   Sekarang sudah pukul dua siang, Dean baru saja keluar kamar mandi dengan handuk yang melingkar di pinggang. Rambut cokelatnya bahkan masih meneteskan air hingga berjatuhan ke dadanya yang bidang. Karena tak suka tubuhnya basah, Dean pun melepaskan handuknya untuk men
Read more
Bab 17. Kepanikan Dean Bernardus.
Kensky terdiam. Ia hanya bisa melihat tubuh Dean yang berjalan keluar dari kamar mandi. "Ya Tuhan, kenapa bisa jadi seperti ini? Mom, aku harus bagaimana?" lirihnya pelan. Karena merasa urusannya sudah selesai, Kensky pun langsung keluar dari kamar itu dan pulang. Ia harus mencari Tanisa dan berbagi kesedihan itu bersama sabahatnya.   Sementara Dean yang tadi pergi mengambil minunan untuknya dan Kensky, kini kembali. Kamarnya kosong. Ia tampak panik saat melihat kamar itu sudah tidak ada siapa-siapa. "Sky?" panggilnya sambil menyusuri seluruh kamar, "Sky, kau di mana?"   Dean melepaskan dua kaleng soda yang masih dingin di atas nakas kemudian berlari keluar untuk mengejar Kensky. "Sky?" pekiknya seraya menuruni tangga, "Sky?"   "Ada apa, Bos?" tanya Matt begitu Dean keluar pintu.   "Apa kau melihat Kensky? Tadi dia bersamaku di kamar, tapi tiba-tiba gadis itu menghilang."   "Nona
Read more
Bab 18. Penolakan Kensky.
Pria itu tersenyum lebar. "Ya, aku di sini."   "Sedang apa kau ... " Ellena berdiri di hadapan Tania dan Dean. Diborongnya tubuh pria itu yang hanya mengenakan celana training hitam dan kaos oblong berwarna putih. "Terus kenapa kau bisa tahu kalau aku ada di sini?"   "Kau kan calon istriku. Jadi sudah sepantasnya jika aku tahu di mana kau berada. Lagi pula salahmu sendiri kenapa pulang tanpa memberitahuku dulu."   Ellena dan Tanisa saling menatap. Alis Ellena berkerut, sementara Tanisa menaikan kedua alisnya sebagai jawaban tidak tahu.   "Kalian tidak menyuruhku duduk?" tanya Dean basa-basi.   "Oh, maaf. Ayo silahkan duduk. Saya ambilkan minuman dulu," pamit Tanisa seakan melarikan diri.   Ellena menatap tajam, sementara Dean mengambil posisi duduk di dekat gadis itu. Karena posisi mereka sangat dekat, Dean menarik tangannya hingga tubuh Ellena jatuh di atas
Read more
Bab 19. Manipulatif.
Ting! Tong!   Bunyi bel rumah membuyarkan pikiran Kensky. Sementara Rebecca yang sudah mendengarnya dengan cepat menoleh ke arah pintu.   "Mama harap ini bukan penagih hutang lagi." Ia berdiri meninggalkan Kensky sendirian.   Sementara gadis itu kembali berkutat dengan pikiran-pikiran yang mengarah pada emosi Soraya tadi. "Jika dia hanya terobsesi, lantas kenapa dia begitu marah mendengar Dean mengajakku pacaran?" lirihnya.   "Sky!"   Suara Rebecca mengejutkannya. Dengan cepat ia menoleh dan berdiri saat melihat Mr. Lamber muncul bersama Rebecca. Jantungnya bahkan sudah berdetak cepat begitu tahu apa tujuan lelaki itu.   "Sepertinya apa yang diluar pikiran Mama telah terjadi, Sky," kata Rebecca.   "Maafkan saya, Miss, tapi baru saja Pak Dean menelepon karena masalah ini. Beliau ingin dalam minggu ini Kapleng Group akan dialihkan kepadanya
Read more
Bab 20. Kedatangan Mr. Bla.
Kensky terdiam. Apakah ia siap menikah dengan pria yang belum pernah dilihatnya? Apakah ia akan mampu menjalin rumah tangga dengan pria yang tidak dicintainya?   Wajah Dean tiba-tiba muncul kembali dalam benaknya. Entah kenapa ia membayangkan bahwa dirinya bersama Dean akan menikah dan hidup bahagia.   "Sayang?" Suara pelan lelaki di balik telepon itu membuyarkan pikiran Kensky.   "Eh, ya? Maaf."   "Kenapa diam? Apa kau ragu padaku?" tanya pria itu.   "Ti-tidak, kok, aku tidak ragu. Sumpah. Apalagi kan kau lelaki pilihan Mommy. Jadi aku yakin, pasti kau lelaki terbaik yang Mom siapkan untukku."   "Meskipun kau tidak mencintaiku?"   Zet!   Pertanyaan pria itu membuat Kensky terkejut. Memang benar ia tidak mencintai pria itu karena mereka belum bertemu. Tapi apakah Kensky harus jujur padanya bahwa dirinya mencintai pria
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status