Semua Bab Terjebak Pernikahan dengan CEO: Bab 11 - Bab 20
93 Bab
Bab 11 Ejekan Nosy
Elyana bergidik ngeri ketika David terus menggosok pipinya dengan jari yang sudah diludahi. Ia segera menarik tangan David agar menyingkir dari wajahnya.  "Sudah hentikan! Lepaskan aku." Elyana sudah tidak tahan lagi. Ia memberontak, berusaha melepaskan diri dari pria itu. Tapi David tidak mendengar.  "Diamlah, sedikit lagi!" ucap David masih dengan memegang wajah Elyana. Setelah menggosok dua kali, barulah ia melepaskannya.   "Nah, sudah bersih!"  "Hah?" Elyana terdiam sambil melihat pria itu. David membersihkan tahu lalat yang sudah dirinya buat.  Ketika Elyana akan berbicara pada David, terlihat Alex dan istrinya sudah berdiri di halaman rumah sambil menatap mereka yang masih berada di dalam mobil.  Elyana dan David pun tidak membuang waktunya lagi, segera turun dan berjalan menghampiri kedua orang tua Isabel.  Nosy berdiri sambil melipat kedua tangan di depan, menatap Elyana—yang berj
Baca selengkapnya
Bab 12 Alergi Seafood
Di dalam kamar Isabel, Elyana melihat koper berwarna merah muda miliknya sudah ada di atas tempat tidur. Di dalam koper itu sudah ada pakaian milik Isabel, juga sepatu dan tas yang sangat bagus. Semua itu Nosy siapkan untuk Elyana demi menjaga citra baik keluarga Danu.  "Dasar orang kaya tidak tahu diri. Hanya pakaian seperti ini saja, aku tidak buruh!" ucap Elyana dengan kesal. Elyana segera membalikkan kopernya, menumpahkan semua barang-barang itu ke lantai. Ia tidak menyisakan barang sedikitpun di dalam kopernya. Elyana merupakan nona kedua di keluarga Louis, sudah terbiasa hidup mewah sejak kecil, dan hidupnya tidak pernah kekurangan. Ia sama sekali tidak membutuhkan barang-barang bekas seperti ini. Jika mau, kapanpun, ia bisa membeli semua barang mewah yang lebih bagus dari ini. Bukan karena ada uang satu juta dolar di rekeningnya—pemberian dari Alex, tapi karena uang di rekeningnya sangatlah banyak. Setelah kopernya kosong, Elyana segera me
Baca selengkapnya
Bab 13 Curiga
"Apa?" Pintu kamarnya dibuka kembali oleh David. "Apa yang kau katakan barusan? Elyana dirawat di rumah sakit? Kenapa?" David mengulangi ucapan Edwin. Ia tidak mengerti dengan perkataan asistennya tentang Elyana.  "Iya, Tuan!" Edwin membenarkan. "Dari tadi, Tuan Felix sudah menghubungi Anda, namun tidak ada jawaban." David segera masuk ke dalam kamar untuk mengambil ponselnya, lalu melihat sepuluh panggilan tidak terjawab dari Felix. "Dua puluh menit yang lalu?" David mengerutkan kening, lalu menghubungi Felix kembali untuk memastikan ucapan Edwin barusan.  "Aish, sial! Apakah ini balas dendam, dia tidak mengangkat panggilan dariku!" ucap David kesal ketika mengetahui Felix tidak mengangkat panggilan teleponnya. "Maaf, Tuan! Tadi, Tuan Felix berpesan, Anda jangan mengganggunya malam ini. Tuan Felix ingin tidur sambil memeluk istrinya. Masalah Nona Elyana, dia sudah mengirim pesan singkat pada Anda, di rumah sakit mana Nona El
Baca selengkapnya
Bab 14 Boleh Pulang
 Mendengar David sudah berjanji, Daniel pun merasa lega. Ia tidak ragu lagi untuk menceritakan semuanya pada suami Elyana tersebur. "Mungkin, kau pun sudah tahu sebelumnya, bahwa kalian berdua akan dijodohkan. Demi terhindar dari perjodohan itu, Elyana memutuskan untuk kabur dari rumah dengan meminta bantuan aku dan Arani. Setelah orang di rumahnya tahu bahwa aku membantu Elyana melarikan diri, tidak hanya membuatku terluka hingga harus dirawat di rumah sakit, juga membuat ayahku bangkrut. Begitu pun dengan Arani. Setiap hari, Arani didatangi orang suruhan keluarga Elyana, dan pada akhrinya, Arani pun menerima tindak kekerasan dari mereka hingga masuk rumah sakit karena tidak mampu membuat Elyana kembali pulang ke rumahnya. Itulah alasan mengapa saat ini aku ingin Elyana menjauh dari kami. Aku tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada kami jika masih dekat dengan Elyana," jelas Daniel dengan perasaan berat.  Sebenarnya, Daniel pun tidak ingin memutus persahab
Baca selengkapnya
Bab 15 Bukan Suka Sama Suka
Di ruang direktur perusahaan Demino, David duduk di kursi kebesarannya sambil menatap pria lusuh yang ada di hadapannya. Jari-jari rampingnya terus memijat pelipis mata yang mulai teras tega. Tiba-tiba, dari pintu masuk, Edwin datang dengan membawa koper yang sudah dibersihkan itu lalu membawanya ke hadapan David. Setelah itu, Edwin kembali ke belakang dan berdiri di samping pria lusuh yang tadi ia bawa. "Tuan, pria ini yang memungut koper milik Nona Elyana dari belakang!" jelas Edwin pada David sambil menunjuk pria di sampingnya. Pria lusuh itu terlihat ketakutan dan kedua kakinya mulai bergetar hebat. "Maaf, Tuan! Saya hanya pemulung yang biasa mengambil barang bekas dari bak sampah. Saya tidak tahu bahwa barang ini bukan barang buangan. Jika saya tahu, saya pun tidak akan berani untuk mengambilnya," ucap pria itu dengan perasaan takut. "Sekarang, mana semua barang yang ada di dalam koper?" tanya David dengan tegas. Sama sekali tidak menunju
Baca selengkapnya
Bab 16 Suami Istri yang Sah
Elyana menjawab dengan pelan, "Bukan seperti itu, aku hanya emmhhhh—" Tiba-tiba, ucapan selanjutnya tertelan kembali ke dalam perut. David memegang wajah mungkin Elyana dan membungkam mulut itu dengan ciuman panas penuh provokasi. David tidak membiarkan gadis itu menyelesaikan ucapannya. Di ruangan yang cukup sempit itu kini terasa panas dan sesak. Seorang pria gagah dengan dada yang lebar, duduk di atas kursi mobil dengan seolah wanita di bawahnya. David terus menciumi bibir Elyana dan menyusuri luhur putih itu dengan bibirnya.  Entah waktu sudah berlalu berapa lama, David dan Elyana sudah ada di kursi belakang dengan posisi Elyana masih berada di bawah tubuh David. Pria itu menciumnya dengan satu tangan masuk ke bawah rok jeans milik wanita itu.  "Ahmmh, Dav-David!" desah Elyana disela ciuman panas mereka. "Ja-jangan ... ahhh!" Elyana menahan tangan besar itu agar tidak berjelajah masuk semakin jauh ke dalam pakaiannya. Itu
Baca selengkapnya
BAB 17 Menjenguk Kakek
Satu bulan sudah berlalu. Di pagi hari, Elyana menerima telepon dari Judis setelah ponsel barunya diaktifkan. Asisten pribadi Tuan Besar Louis tersebut mengabarkan bahwa Yuan Louis sakit hingga dirawat di rumah sakit. Mendengar berita itu, Elyana merasa sedih dan khawatir. Ia harus segera kembali ke kota Lyon untuk melihat keadaan kakeknya. Walau bagaimanapun, Yuan Louis adalah satu-satunya orang tua yang Elyana miliki saat ini. Ia tidak ingin sesuatu terjadi pada kakeknya. "Nanti siang, aku akan ingin ke Kota Lyon untuk mengunjungi seseorang. Mungkin, aku akan tinggal selama satu minggu di sana. Boleh, kan?" ucap Elyana pada David. David yang sedang menyantap sarapan paginya segera meletakkan garpu dan sendok di atas piring. Keningnya tiba-tiba mengerut ketika mendengar permintaan Elyana. "Ke Kota Lyon? Satu minggu? Mengunjungi siapa kau di sana?" tanya David dengan nada mengintrogasi. "Itu ... kerabat dekat," jawab Elyana sed
Baca selengkapnya
Bab 18 Mengikuti Elyana ke Kota Lyon
 Di malam hari, Elyana masih berada di ruang rawat Yuan Louis bersama dengan Rosyana. Mereka melihat kakeknya sudah tertidur pulas di atas tempat tidur pasien, tidak ada yang berani untuk berbicara sedikit pun.  "Ikut aku!" ucap Rosyana tiba-tiba, sambil menarik pergelangan tangan Elyana, berjalan keluar dari ruang rawat.  "Eh, apa yang kau lakukan?" sergah Elyana. Tidak suka diseret keluar secara paksa. "Lepaskan tanganku! Aku bisa jalan sendiri." Ia menghempaskan tangan Rosyana, mengikuti langkahnya berjalan di lorong rumah sakit. Tiba-tiba langkah Rosyana terhenti. Dengan gerakan cepat mendorong tubuh Elyana, dan ditekan ke dinding. "Aahhhh," ringis Elyana, menahan sakit ditekan cukup keras oleh kakaknya. "A-apa yang kau lakukan, Ros? Lepaskan aku!" "Kau ... El, kabur dari rumah di hari pertunanganmu. Aku ... harus menanggung semuanya rasa malu. Baru bercerai dan sudah harus bertunangan kembali. Itu semua karena ulahm
Baca selengkapnya
Bab 19 Malam Pertama Gagal
    "Elyana tunggu!" David melepas pautan bibir mereka. Menatap wanita itu dengan heran.    "Ada apa denganmu? Apa benar ada sesuatu yang kau sembunyikan dariku?" Jika "Tidak", tidak mungkin Elyana seagresif ini.    Wanita ini berinisiatif untuk memulai. Padahal, tidur pun mereka selalu terpisah, tidak pernah di atas tempat tidur yang sama karena Elyana selalu menolak. Tapi sekarang ....    "Ti-tidak!" jawab Elyna gugup. Membuat David semakin curiga.    "Hem, tidak?"    "Iya, tidak! Tidak ada yang aku sembunyikan darimu."    David mengangkat kedua alisnya, sedikit percaya dengan apa yang Elyana katakan. Mungkin wanita itu berinisiatif karena sudah siap dengan malam pertama mereka. David cukup senang jika itu benar.    "Baiklah jika ini yang kau inginkan. Kau tidak bisa menyesal lagi," ucap David.    Lalu, ia mulai turun dari atas t
Baca selengkapnya
Bab 20 Diabaikan
   Keesokan harinya.    Pagi hari, di ruang rawat Yuan  Louis sudah ada Elyana, Rosyana, satu orang asisten rumah tangga dan juga asisten pribadinya—Judis. Elyana meminta izin pada kakeknya untuk pergi keluar.    "Awas, jika sampai kabur lagi, aku tidak akan memaafkanmu," ucap Yuan Louis dengan penuh peringatan.    Ia belum rela, cucu kesayangannya ini pergi lagi dari rumah dan meninggalkan dirinya. Walau bagaimanapun, Elyana adalah nona kedua di keluarga Louis, ia tidak mengijinkan cucunya tinggal di luar, jauh dari keluarga. Itu tidak baik, baginya, juga bagi nama baik keluarga Louis.    "Tidak, Kek! Aku bukan mau kabur." Elyana mendekat ke arah kakeknya. Menenangkan Yuan Louis dengan mengelus punggung tangannya. "Hanya ingin menemui seorang teman. Aku berjanji, sebelum Kakek diperbolehkan pulang ke rumah, aku tidak akan pergi ke mana pun."    "Menemui seorang teman?" Tiba-tiba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status