Semua Bab Terjebak Pernikahan dengan CEO: Bab 51 - Bab 60
93 Bab
Bab 50 Ulang Tahun Yuan Louis
"Da-David??? Sedang apa kau di sini?" tanya Elyana dengan mengerutkan kening. Sama sekali tidak menyangka, dirinya akan bertemu dengan pria ini di kota Lyon.David membuyarkan lipatan tangannya, mulai melangkah ke depan menghampiri Elyana.Ia menatap tajam wanita itu. "Aku sedang mencari hiburan bersama Edwin, sambil membicarakan proyek baru di kota Lyon. Tidak sepertimu ... datang ke klub untuk bersenang-senang dengan seorang pria!""Hah??? " 'Dengan seorang pria? Apa David sedang cemburu? Siapa juga yang bersenang-senang dengan seorang pria?' gumam Elyana dalam hati.Sebelum Elyana berbicara, terdengar David berkata dengan penuh peringatan, "Selesaikan dulu surat perceraian kita, sebelum kau menggandeng pria lain. Jangan memperlihatkan sifat aslimu yang buruk. Begitu mudahnya pergi ke klub malam dan bersenang-senang dengan status yang belum jelas!""Apa???" Ucapan pria ini sungguh menyakitkan."Kau bilang apa, tadi? Status yang belum jelas
Baca selengkapnya
Bab 51 Hadiah dari Siapa?
Di sebuah meja yang hanya ada dua kursi, Elyana dan Arvan duduk bersama sambil mencicipi hidangan makanan. Ia melihat Elyana hanya mengaduk-aduk makanan di atas piring, sama sekali tidak dimakannya."Kenapa hanya mengambil sedikit? Apa kau sedang tidak enak badan?" tanya Arvan ketika menyadari makanan di piring Elyana tidak lebih dari empat suap."Tidak!" Elyana menggelengkan kepala. "Aku sudah makan, tadi. Jadi masih kenyang. Hehe!"Padahal, dirinya belum makan apapun dari pagi hingga sekarang, perutnya masih tidak nyaman. Takut mual dan muntah lagi, jadi Elyana memilih untuk tidak makan saja."Oh, syukurlah kalau begitu." Arvan mulai mengalihkan pembicaraan. Ia bertanya tentang kedua teman mereka, "Katamu, Arani dan Daniel sekarang berada di kota Paris? Apa itu benar?""Hemm!" Elyana mengangguk. Ia menghentikan gerakan tangannya lalu menatap pria itu."Apa kau ingin menemui mereka di Paris?" tanyanya pada Arvan. Mungkin dia ingin bertemu d
Baca selengkapnya
Bab 52 Pria Itu Selalu Ada
Di bandara kota Paris, Elyana dan Arvan berjalan menuju pintu keluar. Di sana, sudah ada Daniel membawa mobil untuk menjemput mereka berdua. "Elyana ... Arvan! Aku di sini," panggil Daniel dari kejauhan ketika melihat kedua temannya berjalan bersama sambil menatap kiri dan kanan seolah mencari sesuatu. Daniel segera berlari, menghampiri mereka berdua. "Daniel!" Elyana melihat pria itu mendekat. Lalu mereka saling menyapa. "Arvan, kau sudah kembali?" tanya Daniel, basa-basi. "Lebih dari tiga tahun kau tidak pulang. Aku kira, selamanya kau tidak akan kembali, dan akan menetap di luar negeri." "Ah, tidak! Aku ingin memiliki rumah dan hidup bersama anak dan istri di negara ini," jawab Arvan sambil tersenyum. Matanya menatap Elyana dengan lembut. Seolah sedang menatap masa depannya. Melihat jawaban dan tatapan Arvan, Daniel segera mengalihkan pembicaraan. "Baiklah! Sekarang ayo, kita berangkat. Arani sudah menunggu kita di restoran,
Baca selengkapnya
Bab 53 Membawa Elyana Pulang ke Rumah
David melepaskannya. Melihat Elyana bergeser untuk menjauhinya. Ia kecewa dengan sikap dingin wanita itu.David berkata dengan penuh cibiran, "Setelah kau menipuku dan memanfaatkan aku demi tujuanmu mendapatkan perusahaan Danu. Sekarang, apa pria dari Italia itu targetmu?"David masih ingat, pria itu adalah pria yang ingin ia tabrak di bandara kota Lyon. Mereka berpelukan ketika sopir taksi tidak jadi menabrak mereka berdua."Apa yang kau katakan?" tanya Elyana. Sekuat tenaga mengumpulkan tenaga untuk berhadapan dengan pria itu. "Siapa yang memanfaatkanmu demi mendapatkan perusahaan Danu?"'Apa pria ini salah minum obat?Menuduhku seenaknya!'"Jangan harap, kau bisa mendapatkan perusahaan itu!" David memperingatkan."Kami sudah menggugat Alex dan keluarganya atas tuduhan kebohongan, memalsukan identitas anak dan memaksa pelayan mereka untuk menikah denganku. Perusahaannya bangkrut dan akan segera diambil alih oleh perusahaanku. Jadi, jangan h
Baca selengkapnya
Bab 54 Siapa Mata-Mata di Sekitarnya?
Hari sudah sore, wanita itu masih berbaring dengan lelap di atas sofa empuk berukuran besar. Makanan yang sudah tersaji di atas meja, kini sudah semakin dingin. Beberapa kali David melihat Elyana di ruang tamu, wanita itu masih tidur nyenyak, ia tidak tega untuk membangunkannya. Ketika David melihat Elyana lagi untuk yang kesekian kalinya, ia mendengar bunyi samar dari dering ponsel. Suara itu dari tas Elyana yang diletakkan di atas meja. Dengan ragu David segera membuka tas itu dan mengambil ponsel Elyana. Maksud hati ingin mematikan ponselnya agar tidak mengganggu tidurnya, David malam melihat nama seorang pria tertera di layar ponsel. "Arvan!" Bukankah itu nama pria Itali itu? Dengan cepat, David segera menekan tombol merah untuk menolak panggilan telepon dari Arvan, lalu ia memblokir nomor itu agar tidak bisa lagi menghubungi Elyana. Setelah selesai, David  memasukkan kembali ponsel itu ke dalam tas. Tadi, ketika David berada
Baca selengkapnya
Bab 55 Siapa yang Tidak Berani?
David segera meneguk air putih di atas meja untuk melegakan tenggorokannya. Ia menatap Elyana dengan memicingkan mata.Sebelum ia berbicara, terdengar seseorang masuk ke dalam rumah dan menghampiri mereka di meja makan."Halo, apa kabar Elyana!" sapa Felix tiba-tiba. Ia menghampiri mereka dan ikut duduk di salah satu kursi kosong yang ada di sana.Ia menatap Elyana dan David silih berganti. " Waaah, sepertinya aku mengganggu kalian, ya!""Tidak ... tidak! Sama sekali tidak mengganggu. Aku sudah mau pulang, kok! Kalian berdua, silahkan berbincang," jawab Elyana dengan cepat. Lalu ia bangkit berdiri."Eh, Eh ... mau pergi ke mana? Makanlah dulu. Jangan buru-buru pergi, aku belum memeriksamu," cegah Felix dengan tangan yang mengisyaratkan Elyana untuk kembali duduk."Periksa? Siapa yang mau diperiksa?" tanya Elyana dengan heran. Sama sekali tidak mengerti dengan ucapannya.'Di sini, siapa yang sakit, sampai harus diperiksa oleh Dokter Fe
Baca selengkapnya
Bab 56 Permohonan Nosy
Di dalam kamar mandi, Elyana hilir mudik ke kanan dan ke kiri sambil memegang cangkir kecil berwarna bening. Ia ragu untuk menuruti permintaan David mengisi cangkir itu dengan urinnya."Jika sampai mereka menguji kehamilanku, itu biasa gawat. David dan Dokter Felix akan tahu bahwa aku sedang hamil. Haisshhh, bagaimana ini?" Elyana begitu gelisah memikirkan tentang hal itu.Ia tidak ingin orang lain tahu, ada bayi mungil di dalam perutnya. Itu akan menyulitkan dirinya dan bayinya.Tiba-tiba matanya menatap keran air yang ada di wastafel. Ide cemerlang pun seketika muncul di kepalanya."Kenapa tidak aku isi saja ini dengan air keran?" Elyana mengangkat cangkir kecil itu, menatapnya dengan penuh keyakinan."Agar David dan Dokter Felix tidak curiga, tinggal tambah sedikit urin, biar ada bau-baunya sedikit. Hihi!" Elyana tertawa kecil sambil menutup mutunya dengan tangan. Merasa senang, bahwa ide ini cukup bagus.Mungkin ketika diuji, tidak akan
Baca selengkapnya
Bab 57 Ulah Siapa Ini?
Malam hari, suasana di Champ de Mars di tepi Sungai Seine—Paris—sangat ramai. Banyak orang yang datang hanya untuk melihat indahnya menara Eiffel di malam hari. Begitu juga dengan Arvan, Arani dan Daniel. Mereka bertiga datang untuk menikmati malam sambil melihat menara yang menjadi ikon global Prancis dan salah satu struktur terkenal di duna."Bagaimana dengan El? Apa dia sudah pulang?" tanya Arvan tiba-tiba. Ia duduk di meja restoran sambil menatap layar ponselnya, melihat dirinya sudah tidak bisa menghubungi Elyana karena diblokir.Arani dan Daniel yang sedang duduk di depannya, hanya menatap Arvan dengan heran."Mengapa malah bertanya pada kami?" tanya Arani sambil memasukkan sendok berisi makanan ke dalam mulut. Tidak terlalu perduli dengan ucapan pria itu. "Telepon saja Elyana, tanyakan, dia sudah pulang atau belum?""Tidak bisa!" jawab Arvan terlihat bingung. "El memblokir nomorku."Uhuk! Uhuk! Uhuk!Tiba-tiba Arani tersed
Baca selengkapnya
Bab 58 Lima Menit Saja
"Di perut ini sekarang ada bayi kecil," lirihnya dengan pelan. Mau menyesal pun sudah tidak ada gunanya lagi. Dirinya harus menerima bayi ini dengan hati gembira, tidak boleh menyesal ataupun marah.Ketika Elyana sedang melamun, terdengar suara ketukan pintu diiringi suara Arani, "El, cepatlah, Daniel sudah menunggumu di bawah.""Eh, ya!" Elyana menjawab panggilan Arani.Ia segera bergegas pergi keluar kamar, memasukkan kartu pipih itu ke dalam tasnya.Setelah berpamitan pada Arani, Arvan dan Elyana segera turun ke bawah untuk menemui Daniel di pintu masuk gedung apartemen.Ketika Elyana berjalan menghampiri Daniel yang saat ini sedang berdiri sambil bersandar di pintu mobil, tiba-tiba langkahnya terhenti.Ia mendengar Daniel sedang berbicara dengan seseorang di telepon. "Ya, sekarang, penerbangan jam satu siang. Masih ada waktu!"Teg!Tiba-tiba Elyana merasakan perasaan tidak enak. 'Apa Daniel yang menjadi mata-mata di sekitar
Baca selengkapnya
Bab 59 Tidak Membiarkan Elyana Pergi
Mendengar permintaan lima menit dari David, Elyana segera meminta Arvan untuk masuk duluan ke dalam pesawat. Ia ingin mendengar, apa yang akan David katakan dengan waktu lima menit. "Tapi, El!" ucap Arvan ragu. Ia masih berdiri di sana, menunggu Elyana ikut bersamanya masuk ke dalam pesawat. "Aku tidak apa-apa, Kak! Temanku hanya butuh waktu lima menit saja untuk berbicara. Aku tidak akan terlambat!" balas Elyana, meyakinkan pria itu.David yang mendengar ucapan Elyana, segera menatap tajam ke arahnya dengan kening yang mengkerut. Tidak suka dengan kata "Temanku" yang diucapkan oleh wanita itu.'Apa aku hanya sebatas teman di hatinya?'"Baiklah! Aku duluan, ya!" ucap Arvan. Lalu ia pergi, meninggalkan Elyana dan David berdua di sana.Melihat David ada di hadapannya, Elyana jadi teringat sesuatu. Ia segera membuka tasnya dan mengambil kartu bank berwarna hitam milik David."Ini, milikmu! Sudah aku temukan!" ucap Elyana samb
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status