Semua Bab Cinta Para Cassanova: Bab 21 - Bab 30
157 Bab
21 : Jebakan untuk Dava
“Membosankan!“ keluh Dava.Ini adalah hari senggang dari semua jadwalnya yang padat tapi ia hanya duduk diam di apartemen. Gavin dan Arka sibuk dan tak ingin bermain dengannya. Bahkan puluhan gadis yang ia telepon sebagian besar memakinya sebelum ia mengatakan sepatah kata pun.“Kenapa para wanita ini yang dulu begitu memujaku sekarang berbalik jadi benci, meski kucampakkan tapi mereka sudah mendapatkan banyak materi. Seolah mereka yang paling dirugikan!“ guman Dava.Sepuluh menit kemudian Dava yang mulai tertidur di sofa panjang depan ruang TV mulai terbangun mendengar dering di handphonenya. Setengah mengantuk ia menjawab panggilan itu.“Iya Hallo! “ jawab Dava“Baiklah aku bisa menemanimu, tapi mari kita bertemu di tempat karaoke,“ kata Gea.Mata Dava langsung terbelalak penuh antusias, “Oke, aku akan share loc tempat karaoke langgananku. Sebentar lagi aku meluncur.&r
Baca selengkapnya
22 : Pengakuan
Ara menghabiskan waktu seminggu lebih untuk memikirkan cara mengatasi perasaannya pada Arka, rasa cinta yang dulu mampu ia simpan rapat kini justru semakin tak tertahankan. Ia tahu dunia mimpi yang sudah Arka penuhi sebagai kekasih sementara sudah berakhir, tapi ternyata tidak dengan cintanya. Kenangan mereka selama di Swiss terus menghantui Ara, kebahagiaan yang sempat ia rasakan itu, rasa nyaman dan hangat yang diberikan Arka membuat gadis ini mulai bertekad untuk memperjuangkan cintanya pada Arka. Gavin sudah seminggu ini sengaja pulang larut dan berangkat sebelum sarapan pagi hanya untuk menghindari Ara. Gadis itu masih belum tahu alasan apa yang melatar belakangi tindakan Gavin. Namun malam ini ia sengaja menunggu Gavin untuk menanyakan itu dan juga memberanikan diri menyatakan perasaannya pada Arka terhadap Gavin. Pukul satu malam, ia mulai mendengar mobil sport Gavin memasuki parkiran rumah. “Kakak sudah datang?“ tanya Ara mengagetkan Gavin yang berjalan menge
Baca selengkapnya
23 : Terlahir Playboy
Sore ini ketiga sahabat sepakat bertemu di sebuah Cafe dekat kantor Gavin. Sepanjang pertemuan sepertinya cuma Dava yang sangat berapi-api menceritakan banyak hal sementara kedua sahabatnya hanya duduk menyimak, tak ada umpan balik antara percakapan mereka. Gavin dan Arka seperti tenggelam dengan dunianya sendiri, tubuh mereka  ada dan mendengarkan tapi entah jiwa mereka. Gavin lebih sering menatap ke arah Arka, ia masih teringat pada pengakuan Ara tentang cintanya pada Arka semalam. Sementara Arka ia memilih lebih banyak diam karena baginya ia seperti tak mempunyai hak untuk bisa tertawa lepas lagi bersama sahabatnya setelah kejadian dengannya dan Ara. Sudah beberapa kali Dava menegurnya tapi tetap sama mereka tenggelam di dunia masing-masing. “Hallo, Jor kamu tahu dimana aku bisa memanggil  team exorcist sepertinya kedua sahabatku butuh bantuan!” Dava mulai lelah melihat tingkah aneh kedua sahabatnya yang lebih banyak diam dan melamun. I
Baca selengkapnya
24 : Cinta untuk Sang Artis
Di depan pintu masuk lantai bawah sebuah Mal sudah mengular antrean fans yang banyak di dominasi oleh gadis muda. Dava penyanyi solo terkenal duduk di ujung bangku menyambut satu persatu fans yang meminta tanda tangan di album terbarunya. Dava selalu menunjukkan senyum ramahnya ketika para fans mengajak ber-selfie, gunungan gado dari fans menjulang tinggi dari belakang tempat duduknya. “Gadis gendut minggirlah, kau sebaiknya antre di bagian belakang sendiri. Lemakmu menutupi pandangan kami dari Dava” maki salah satu gadis yang menyerobot antrean Mika, sedari tadi gadis itu terus saja di serobot antreannya. Seharusnya ia sudah mendapatkan tanda tangan Dava pada acara jumpa fans dan lounching album baru Dava seandainya ia tidak terus di suruh mundur. Wajah Mika sudah mulai letih, ia berdiri sejak dua jam lalu hanya untuk bertemu dengan Dava yang sudah dua kali ia bantu.“Acara tanda tangan akan
Baca selengkapnya
25 : Arka Mulai Goyah
Arka bergegas mandi setelah seharian berada di lounching make up terbaru, Dava dan Gavin tak henti menelepon agar cepat menyusul mereka di acara ulang tahun Zivana seorang model terkenal. Pesta itu sudah pasti dihadiri oleh para model teman Zivana, mereka bertiga tak ingin memanfaatkan kesempatan langka untuk mendapatkan gadis ideal mereka. Arka berada di kamar mandi ketika tanpa sadar seseorang sudah menekan tombol pintu memasuki apartemennya. Bagi Arka yang tinggal sendiri ia terbiasa mengelap tubuhnya yang basah, meninggalkan handuknya dikamar mandi dan berjalan tanpa sehelai benang menuju kamarnya. Ia tak sadar seorang wanita tengah menatapnya di kursi ketika ia berjoget tanpa mengenakan baju. “Aku penasaran hal apa yang membuatmu begitu bahagia?” “Astaga!” Arka terjingkat ketika mendengar suara Ara yang tanpa ia sadari tengah duduk menatapnya tanpa busana. Pintu apartemen Arka memiliki sandi  sama dengan Dava dan Gavin yang jelas diketahui
Baca selengkapnya
26 : Kamuflase
Pesta meriah ulang tahun Zivana sengaja di gelar dengan menyewa diskotek RedFloor yang berada di tengah kota. Pesta kali ini benar-benar bertabur wanita cantik dengan tinggi semampai, apalagi mereka di balut dengan pakaian sexy yang membuat banyak pria menelan ludah.“Kamu datang terlambat!” Gavin mulai menggeser tubuhnya begitu Arka datang, memberikan ruang untuk Arka duduk di sebelahnya.“Ada pekerjaan yang harus kubereskan.” Arka tak akan mampu berkata jujur pada Gavin bahwa alasan ia terlambat adalah kedatangan adik perempuannya di apartemen Arka. Saat Arka datang ia sudah menemukan kedua temannya telah memiliki pasangannya masing-masing, dua wanita cantik yang kini dalam rangkulan Gavin dan Dava. Dari tubuh mereka yang tinggi semampai dengan bentuk tubuh ideal jelas terlihat mereka adalah seorang model.Arka menghabiskan tiga puluh menit setelah  kedatangannya menjadi obat nyamuk, hanya ia di bangku itu yang tidak memil
Baca selengkapnya
27 : Ranjang Surgawi
Pintu hotel tertutup, Rena berjalan lebih cepat menuju ke dalam, ia segera menghempaskan tubuhnya yang setengah mabuk ke atas ranjang. Tasnya dibuang begitu saja ke lantai. Ia tidur menyamping dengan tangan kanan menopang kepalanya, lekuk tubuhnya indah seperti jam pasir.Tidurlah di sini!” kata Rena sambil menepukkan bagian ranjang di sebelahnya. Ia tersenyum indah menatap Arka yang mulai mendekat ke arah ranjang. Rena terus mengagumi ketampanan yang tercipta dari setiap sudut wajah Arka, tak ada yang kurang sedikit pun, semua dibuat proporsional tanpa cacat, ia juga memiliki tubuh yang tinggi dan bidang. Rena bahkan dapat merasakan betapa hangat berada di pelukan Arka meski lelaki di hadapannya itu bahkan belum memeluknya.“Sebentar, aku masih ingin istirahat!” Arka menolak panggilan Rena di atas ranjang, ia lebih memilih menuju sofa panjang yang berada di kamar. Rena memang memiliki tubuh yang indah, pinggangnya ramping, ia mengenakan tube dres
Baca selengkapnya
28 : Aku menemukanmu, Mr. X!
Gavin murka, ia memacu pedal gas mobilnya menuju galeri desain interior milik pewaris KAGA Corp begitu Damar mendapatkan informasi bahwa kuat dugaan Sivana adalah sutradara di balik kejahatan Ferdi, terlebih lagi tender Leaf Corp milik keluarga Gavin baru saja di serobot oleh KAGA Corp. Sivana adalah mantan Gavin saat mereka masih kuliah, sebenarnya mereka berdua mengakhiri hubungan dengan baik-baik karena rasa bosan kedua belah pihak. Sivana sendiri juga dikenal sebagai gadis playgirl yang tak bisa bertahan lama dalam hubungan. Gavin sebenarnya masih belum menemukan alasan yang kuat kenapa Sivana tersangkut dalam masalahnya dan Ferdi. *** Gavin membuka pintu kaca galeri dengan kuat, wajahnya dingin penuh amarah. Matanya nanar mencari keberadaan Sivana. “Sivana, di mana kamu?” teriak Gavin, beberapa karyawan perempuan terlihat ketakutan dan penasaran pada pria yang datang penuh amarah mencari bos mereka. Mulai menyadari ada yang tidak beres, dua satp
Baca selengkapnya
29 : Satu Petunjuk
Dua hari pasca pertemuan pertama dengan adik Nayara, tiada waktu yang tak dihabiskan Gavin untuk mencari informasi tentang mantannya itu, ia ingin menyibak misteri apa yang telah terjadi pada Nayara hingga Keanu sangat dendam pada dirinya. Gavin mendatangi tiap orang yang pernah dekat dengan Nayara dari teman kantor hingga atasannya namun nihil, semua berakhir dengan gelengan kepala. Tak ada yang tahu di mana gadis itu berada. Ia hilang tanpa jejak, ingin sekali ia datang sekali lagi pada Keanu dan menanyakan  langsung, tetapi laki-laki itu tak terjamah. Di tempat latihan Gym ia melampiaskan semua amarah pada samsak yang terus di tinju oleh tangannya, meski ngilu sudah menjalar hingga urat lengan tetap saja Gavin tak memedulikan bahkan jika urat-urat itu terburai mungkin lelaki kekar bernama Gavin tak menyadarinya. Ia terus saja menyalurkan tiap amarah pada samsak yang tak hentinya bergetar mendapat tinjuan Gavin. Setelah menjadi penonton pelampiasan amarah Gavin pada s
Baca selengkapnya
30 : Wanita yang Terusir Tiga Kali
Perjalanan panjang Gavin dalam mencari Nayara sampai pada daerah pesisir utara, sebuah rumah sederhana berdinding batu kapur. Gavin mengetuk pintu rumah itu, seorang perempuan tua membuka dengan tatapan teduh senyumnya ramah pada tamu yang bahkan belum ia kenal.“Nak ini siapa? Sepertinya dari kota?” tanya wanita berusia 60 tahunan setelah mempersilahkan tiga pria muda masuk ke ruang tamu rumahnya.“Ini benar dengan Ibu Sri yang pernah bekerja di rumah Pak Hanung?” tanya Damar.“Iya, betul. Ada apa ya?”“Apa bibik tahu keberadaan Nayara putri Pak Hanung?” tanya Gavin.“Lho, Nona Yara belum pulang?” tanya Bibik penasaran.“Kami kesulitan mencari informasi terakhir keberadaan Nayara Bik, keluarga Hanung telah mengeluarkan nama gadis itu dari silsilah keluarga mereka,” terang Gavin.Mata wanita itu berkaca-kaca, wajah cerah yang sempat ia tunjukkan saat menyambut tam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status