Pesta meriah ulang tahun Zivana sengaja di gelar dengan menyewa diskotek RedFloor yang berada di tengah kota. Pesta kali ini benar-benar bertabur wanita cantik dengan tinggi semampai, apalagi mereka di balut dengan pakaian sexy yang membuat banyak pria menelan ludah.
“Kamu datang terlambat!” Gavin mulai menggeser tubuhnya begitu Arka datang, memberikan ruang untuk Arka duduk di sebelahnya.
“Ada pekerjaan yang harus kubereskan.” Arka tak akan mampu berkata jujur pada Gavin bahwa alasan ia terlambat adalah kedatangan adik perempuannya di apartemen Arka. Saat Arka datang ia sudah menemukan kedua temannya telah memiliki pasangannya masing-masing, dua wanita cantik yang kini dalam rangkulan Gavin dan Dava. Dari tubuh mereka yang tinggi semampai dengan bentuk tubuh ideal jelas terlihat mereka adalah seorang model.
Arka menghabiskan tiga puluh menit setelah kedatangannya menjadi obat nyamuk, hanya ia di bangku itu yang tidak memil
Pintu hotel tertutup, Rena berjalan lebih cepat menuju ke dalam, ia segera menghempaskan tubuhnya yang setengah mabuk ke atas ranjang. Tasnya dibuang begitu saja ke lantai. Ia tidur menyamping dengan tangan kanan menopang kepalanya, lekuk tubuhnya indah seperti jam pasir.Tidurlah di sini!” kata Rena sambil menepukkan bagian ranjang di sebelahnya. Ia tersenyum indah menatap Arka yang mulai mendekat ke arah ranjang. Rena terus mengagumi ketampanan yang tercipta dari setiap sudut wajah Arka, tak ada yang kurang sedikit pun, semua dibuat proporsional tanpa cacat, ia juga memiliki tubuh yang tinggi dan bidang. Rena bahkan dapat merasakan betapa hangat berada di pelukan Arka meski lelaki di hadapannya itu bahkan belum memeluknya.“Sebentar, aku masih ingin istirahat!” Arka menolak panggilan Rena di atas ranjang, ia lebih memilih menuju sofa panjang yang berada di kamar. Rena memang memiliki tubuh yang indah, pinggangnya ramping, ia mengenakan tube dres
Gavin murka, ia memacu pedal gas mobilnya menuju galeri desain interior milik pewaris KAGA Corp begitu Damar mendapatkan informasi bahwa kuat dugaan Sivana adalah sutradara di balik kejahatan Ferdi, terlebih lagi tender Leaf Corp milik keluarga Gavin baru saja di serobot oleh KAGA Corp. Sivana adalah mantan Gavin saat mereka masih kuliah, sebenarnya mereka berdua mengakhiri hubungan dengan baik-baik karena rasa bosan kedua belah pihak. Sivana sendiri juga dikenal sebagai gadis playgirl yang tak bisa bertahan lama dalam hubungan. Gavin sebenarnya masih belum menemukan alasan yang kuat kenapa Sivana tersangkut dalam masalahnya dan Ferdi. *** Gavin membuka pintu kaca galeri dengan kuat, wajahnya dingin penuh amarah. Matanya nanar mencari keberadaan Sivana. “Sivana, di mana kamu?” teriak Gavin, beberapa karyawan perempuan terlihat ketakutan dan penasaran pada pria yang datang penuh amarah mencari bos mereka. Mulai menyadari ada yang tidak beres, dua satp
Dua hari pasca pertemuan pertama dengan adik Nayara, tiada waktu yang tak dihabiskan Gavin untuk mencari informasi tentang mantannya itu, ia ingin menyibak misteri apa yang telah terjadi pada Nayara hingga Keanu sangat dendam pada dirinya. Gavin mendatangi tiap orang yang pernah dekat dengan Nayara dari teman kantor hingga atasannya namun nihil, semua berakhir dengan gelengan kepala. Tak ada yang tahu di mana gadis itu berada. Ia hilang tanpa jejak, ingin sekali ia datang sekali lagi pada Keanu dan menanyakan langsung, tetapi laki-laki itu tak terjamah. Di tempat latihan Gym ia melampiaskan semua amarah pada samsak yang terus di tinju oleh tangannya, meski ngilu sudah menjalar hingga urat lengan tetap saja Gavin tak memedulikan bahkan jika urat-urat itu terburai mungkin lelaki kekar bernama Gavin tak menyadarinya. Ia terus saja menyalurkan tiap amarah pada samsak yang tak hentinya bergetar mendapat tinjuan Gavin. Setelah menjadi penonton pelampiasan amarah Gavin pada s
Perjalanan panjang Gavin dalam mencari Nayara sampai pada daerah pesisir utara, sebuah rumah sederhana berdinding batu kapur. Gavin mengetuk pintu rumah itu, seorang perempuan tua membuka dengan tatapan teduh senyumnya ramah pada tamu yang bahkan belum ia kenal.“Nak ini siapa? Sepertinya dari kota?” tanya wanita berusia 60 tahunan setelah mempersilahkan tiga pria muda masuk ke ruang tamu rumahnya.“Ini benar dengan Ibu Sri yang pernah bekerja di rumah Pak Hanung?” tanya Damar.“Iya, betul. Ada apa ya?”“Apa bibik tahu keberadaan Nayara putri Pak Hanung?” tanya Gavin.“Lho, Nona Yara belum pulang?” tanya Bibik penasaran.“Kami kesulitan mencari informasi terakhir keberadaan Nayara Bik, keluarga Hanung telah mengeluarkan nama gadis itu dari silsilah keluarga mereka,” terang Gavin.Mata wanita itu berkaca-kaca, wajah cerah yang sempat ia tunjukkan saat menyambut tam
“Sampai kapan kamu akan menghitungnya, sudah tiga kali mulutmu komat-kamit menghitung minumanku?” tanya Rangga seorang bartender tampan di club NintyNine.Sedari tadi Dava hanya menggeser jari telunjuknya ke sana kemari menghitung barisan wiski di rak yang berada di hadapan-nya. Kepalanya bahkan di sandarkan kemeja, tanpa harus bertanya sudah di pastikan Dava sedang sangat kebosanan. Malam ini ia hanya sendiri tanpa kehadiran Arka dan Gavin, mereka mulai tidak tertarik lagi pada dunia malam. Gavin masih di sibukkan dengan pencarian keberadaan Nayara, jangankan untuk pergi ke kelab malam, urusan pekerjaan saja ia sering absen. Sementara Arka, sangat di sibukkan dengan tour pameran make up-nya bersama desainer baju Italia yang segera berlangsung. Kemarin ia di Thailand, hari ini ia sudah terbang ke Malaysia, esoknya ia sudah pindah lagi ke Singapura dan menjadikan pesawat sebagai satu-satunya tempat istirahat.“Separu
Mivi gadis cantik dengan rambut sepanjang dagu terus membayangi Dava beberapa hari ini. Di sela rekaman lagu yang sedang ia kerjakan di kantor Manajemen Stone jari-jemarinya tak hentinya menggali semua media sosial mencari tahu tentang Mivi.“Sialan, harusnya aku tanyakan siapa nama lengkapnya! Aku bahkan tidak punya nomor telepon Mika untuk menanyakan tentang kakaknya yang cantik!” keluh Dava.“Memangnya siapa yang kamu cari?” tanya Jordi melihat Dava putus asa terus gagal dalam mencari seseorang di antara jutaan pengguna media sosial.“Mivi, wanita cantik yang kemarin kutemui di club, dia benar-benar wujud nyata dari gambaran gadis idamanku!”“Mivi?” Jordi mulai mengingat-ingat nama yang tidak asing.“Kamu mengenalnya?”“Tunggu sebentar, sepertinya dia mengirimkan undangan ulang tahun untukmu, tadi resepsionis memberikan undangan yang sudah data
Tiga pria berkumpul untuk menunjukkan kehebatan mereka masing-masing dalam sebuah tantangan membawa makanan yang mustahil untuk di dapatkan. Arka, Dava dan Gavin malam ini lebih memilih bercengkerama di apartemen Arka ketimbang menghabiskan waktu di club malam. Arka baru saja landing dari Malaysia sore tadi dan tidak punya cukup tenaga untuk bersenang-senang di Club, kedua temannya mengalah mendatangi Arka dan menghabiskan quality time di tempat Arka. “Aku membawakan kue jala kesukaan kita waktu SMP dulu!” Gavin membuka bungkus plastik berwarna putih dan menunjukkan kue berbentuk jaring laba-laba kenangan mereka selama SMP, mata Arka dan Dava berbinar, tak sabar mereka langsung menyerang kue hangat penuh kenangan. “Benarkah ini kue jala Pak Min?” tanya Dava dengan mulut penuh dengan ke jala, “Bukankah ia hanya buka di pagi hari?” lanjut Dava. “Aku menghargai tiga bungkus kue jalan ini dengan sekali pemasukan Pak Min selama
Arka mengeluarkan kembali mobil 4WD dari basement apartemennya. Di bak belakang terdapat motor trail yang sempat di rampas kuncinya oleh Dava. Setidaknya ia harus mampir ke tukang kunci dulu pagi ini baru bisa menuruni jalanan berlumpur dengan motor trail-nya. Sejak keributan antara Ara dan Gavin di apartemennya ia belum tidur hingga subuh ini. Ia ingin mengalirkan semua kegelisahan dengan menarik gas motor trail, menuangkan seluruh emosinya berpacu dengan adrenalin, emosi yang jika terus ia tumpuk tubuhnya bisa saja meledak dan terburai.“Kita coba trek baru saja di dataran tinggi yang berjarak 5km dari tempat kemarin. Kita bertemu di rest area 265, aku akan menunggumu di sana,” kata Divo sebelum menutup teleponnya.***“Bisa kita mulai?” tanya Divo pada Arka yang sudah siap di atas motor trail kesayangan-nya. Arka menaikkan jari jempol tangan kirinya tanda bahwa ia sudah siap. Divo dan Arka mulai memacu motor mereka