All Chapters of Cinta Para Cassanova: Chapter 11 - Chapter 20
157 Chapters
11 : Ciuman Hangat pada Badai Salju
Gondola menurunkan Ara dan Arka tepat beberapa saat sebelum kereta gantung itu di tutup karena badai salju yang tengah bersiap. Langit berkabut putih pekat mulai menutupi semua langit di sini, angin dingin juga mulai menaikkan kecepatannya secara perlahan, menghembus hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Ara dan Arka harus segera mempercepat langkah mereka menuju penginapan yang masih berjarak 1 kilometer dari tempat mereka sekarang. Salju tipis mulai turun jarak pandang juga terbatas pada kisaran 10 meter. Beberapa orang mulai tergopoh menuju tempat berlindung sebelum badai yang lebih besar datang, meski jalan-jalan licin akibat salju yang turun harus membuat mereka lebih memperhatikan tiap langkah. “Hurry up, kita harus segera sampai di penginapan sebelum badai besar datang,“ perintah Arka pada Ara yang mulai berjalan lebih lambat darinya. Gadis itu mulai kelelahan, nafasnya tak beraturan akibat badai dingin dan juga kelelahan berjalan cepat sejak turun dari
Read more
12 : Mr. X
Malam semakin larut, hawa sunyi menyerbak dari kompleks industri yang mulai sepi dari aktivitas ekonomi. Sebuah mobil hitam parkir tepat di samping gudang kosong tempat Ferdi disekap. Ia di tinggalkan sendiri di gedung berhantu ini. Para anak buah suruhan Gavin hanya mengawasi dari pos satpam yang berada di depan pintu masuk gudang dengan jarak 200 meter dari tempat Ferdi di sekap.Empat orang keluar dari mobil hitam, mereka segera melemparkan tali panjang untuk memanjat dinding  setinggi 10 meter, dengan cepat mereka sudah sampai di samping gudang tempat Ferdi berada. Penerangan yang minim membuat anak buah Gavin tak bisa melihat kedatangan penyusup di sekitar mereka. Empat pria berbaju hitam itu segera berpencar, dua orang lainnya mencari keberadaan Ferdi. Mereka akhirnya menemukan Ferdi sudah dalam kondisi lemas menahan ngilunya memar di sekujur tubuh, bahkan darah di wajahnya mulai mengering. Mereka segera melepaskan ikatan Ferdi dan membopongnya keluar lewat pintu d
Read more
13 : Playboy Manipulatif
Dava tengah di sibukkan dengan malam penghargaan musik salah satu setasiun TV, selain datang sebagai kandidat Penyanyi Solo terpopuler ia juga didapuk untuk bernyanyi di acara megah yang disiarkan secara langsung.  Sepatu pantofel hitam yang ia kenakan mulai menapaki karpet merah panjang disambut dengan sorot kamera para wartawan. Dava begitu gagah menggunakan setelan jas mewah hitam ketat dengan rompi tanpa lengan di dalamnya. Rambutnya di tata dengan model slick back yaitu model rambut dengan tatanan ditarik ke belakang dengan sisi bagian bawah yang tipis, wajah tampan Dava tak hentinya di abadikan oleh jepretan kamera wartawan. Dava berhenti di tengah red carpet dan melakukan wawancara mengenai pendapatnya masuk nominasi, namun di tengah wawancara ia mulai terkejut dengan kedatangan Vika yang menerobos barisan wartawan menuju lebih dekat ke arah Dava sambil membawa digital voice recorder  di tangannya. “Dava, bagaimana
Read more
14 : Pertemuan Pertama
Zermatt, Swiss Sisa badai semalam membentuk gundukan salju tinggi sepanjang mata memandang. Sebagian pekerja mulai membersihkan jalan-jalan menuju penginapan yang tertutup salju dengan ketebalan lebih dari satu meter. Ara terbangun lebih dulu, kepalanya masih berbantal lengan Arka. Semalam mereka tertidur saling berpelukan di karpet berbulu tebal dekat perapian. Jari jemari Ara menyentuh poni rambut Arka dan menyibakkannya ke samping. Ia merasa seperti mimpi bisa berada dalam pelukan pria yang sudah menjadi cinta pertamanya lebih sedasawarsa. “Kau akan semakin jatuh cinta jika terus menatap wajah tampanku,“ Arka mulai terbangun, ia membalas tatapan Ara yang masih belum mengalihkan pandangan dari dirinya, gadis dengan wajah tercantik berambut coklat panjang yang pernah berada dalam pelukannya. “Aduh..,“ rintih Arka mendapati tangannya kesemutan karena sejak semalam menjadi bantal dari kepala Ara. “Ada apa?“ tanya Ara mulai bangkit , ia menyentuh lengan
Read more
15 : Mulainya Cinta Sepihak
*Delapan Tahun Lalu* Empat senior tengah menunggu Ara di ujung lorong sekolah yang mulai sepi setelah aktivitas belajar usai sedari tadi. Tatapan empat wanita itu tajam pada tubuh Ara yang hendak melintas ke arah mereka. Ara menoleh kanan dan kiri tak ada orang lain, ia  menyadari bahwa tatapan sinis itu ditunjukkan untuknya. Ara memelankan langkahnya, ia memilih putar balik ketimbang terlibat masalah dengan senior. “Ada apa ini?“ tanya Ara saat ke dua senior menghampirinya, sejurus kemudian mereka mengapit dan memegangi kedua tangan Ara. Mereka memaksa tubuh kecil Ara mengikuti langkah menuju kebun belakang sekolah,  menghempaskan tubuh Ara jatuh ke tanah dengan posisi berlutut begitu sampai di sana. Ara di dorong   begitu kuat hingga lututnya tergores batuan kerikil. Ia di paksa berlutut di depan pemimpin perempuan kakak kelas Ara yang duduk di kelas 11. Tubuh Ara berusaha kuat untuk bangkit namun di tahan oleh cengkeraman menyakitkan kedua tang
Read more
16 : Arka Vs Dimas
* Delapan Tahun Lalu* Setelah kejadian Ara dengan Rani, gosip mengenai Ara memiliki pacar seorang mahasiswa tampan mulai menyebar. Mematahkan hati banyak pria yang menyukai Ara Si Primadona Junior dari kelas sepuluh. Berita itu akhirnya sampai pada pria tampan yang begitu gigih mengejar Ara selama ini, Dimas merasa harga dirinya runtuh sebagai ketua tim basket kebanggaan sekolah yang selalu dikejar-kejar oleh para gadis tetapi sekarang malah kehilangan gadis yang ia sukai. Seusai berlatih basket lelaki yang masih mengenakan baju basket dan headband di kepalanya itu mulai berjalan melewati lorong-lorong dan menarik perhatian para siswi yang tengah bercengkerama pada jam istirahat. Bola mata mereka terus memperhatikan pria tampan penuh kharisma menuju ke dalam kelas tempat Ara berada. Ara sedang menatap keluar jendela kaca kelasnya yang menghadap langsung ke belakang sekolah tempat kemarin Arka membantunya. Ia terus teringat kenangan manis saat Arka me
Read more
17 : Legenda Basket
*Hari Pertandingan*Sabtu sore hari di sport hall indor yang sudah mereka sewa sebelumnya untuk pertandingan satu lawan satu antara Arka dan Dimas. Kursi penonton sebelah kiri sudah di penuhi dengan riuh siswa berseragam putih abu-abu sementara sebelah kanan berjejer mahasiswi-mahasiswi cantik dari Universitas sama dengan Arka. Mereka adalah wanita-wanita yang sengaja dibawa oleh Dava dan Dimas sebagai suporter Arka. Gadis-gadis cantik itu mengalihkan perhatian siswa pria yang melihat dengan mulut menganga dan pupil membesar ketika melihat ke arah suporter lawan. Berbeda dengan wajah Ara, mukanya masam dengan kedatangan para gadis yang penuh sorak menyerukan nama Arka, apalagi sesekali Arka melakukan tebar pesona dengan melambaikan tangan ke arah tribune gadis itu.“Sudah kubilang rahasiakan ini dari kakak, kenapa kamu malah menceritakannya? Lihatlah keributan apa yang Dava dan Gavin akhirnya perbuat?“ bisik Ara mendekat ke telinga Arka ya
Read more
18 : Malam Pertama
Cerita panjang Ara tentang perjalanan cinta bertepuk sebelah tangan yang selama ini gadis itu simpan pada Arka, menjadikan hati Arka kini mulai goyah. Ada perasaan aneh yang mengalir ketika menatap wajah Ara. Ia harus segera melarikan diri dari perasaan yang bisa membuatnya terjebak dalam konflik antara persahabatan dan cinta. Ara, Gavin dan Dava adalah segalanya yang Arka punya setelah ibunya melepaskan tangan Arka demi merawat anak tiri suaminya.Ara menghampiri Arka yang tengah melamun di dalam kolam jacuzzi, menatap kosong pada pegunungan es di depannya. Gadis itu mendekap tubuh Arka dari belakang, menempelkan tiap kulit halus yang hanya berbalut bikini pada punggung Arka. Hormon testosteron Arka mulai meronta pada stimulan yang dihadirkan oleh wanita cantik dan sexy di belakang tubuhnya. Ia segera berbalik dan mencumbui bibir manis Ara, mendorong tubuh Ara ke dinding kolam renang jacuzzi tangannya mulai menjelajah ke kulit halus Ara, h
Read more
19 : Hobi Lama
Minggu pagi ini Gavin dan Dava sudah tiga puluh menit bermain tenis di lapangan milik kompleks perumahan elite tempat tinggal Gavin. Sebuah lapangan outdoor di antara taman hijau tempat warga kompleks sering berjalan santai. “Kenapa Arka belum juga datang?“ tanya Gavin setelah melakukan servis. Dava dengan cepat mengembalikan bola itu ke arah Gavin namun dengan cepat ia sudah melakukan smash yang tidak bisa ditangkis oleh raket Dava. “O, dia berkata kalau sedang tidak enak badan,“ jawab Dava dengan mengambil dan bersiap melakukan smash. “Mungkinkah dia marah padaku karena kupaksa ikut dalam liburan Ara? Padahal kita tahu Arka tidak suka berlibur di negara bersalju.“ “Entahlah, bisa saja begitu kalau selama liburan Ara menyulitkan dia. Kenapa tidak tanya Ara tentang liburan mereka?“ tanya Dava balik. Gavin berhenti sejenak setelah sebelumnya sudah siap melakukan servis ke kandang Dava. “Aku bahkan seng
Read more
20 : Selangkah Lebih Dekat Ke Arah Musuh
Arka, Gavin, dan Dava sudah berada di salah satu ruang rapat milik Leaf Corp keluarga Gavin. Gedung perkantoran yang masuk ke dalam sepuluh besar best arsitektur di Asia Tenggara. Mereka menunggu penjelasan Damar mengenai keberadaan Ferdi, sosok pria yang sudah hampir seminggu ini menghilang tanpa kabar.“Ada perkembangan apa mengenai Ferdi?”  tanya GavinDamar menaruh map merah di hadapan Ferdi, “Ternyata usaha startup yang selama ini diakui Ferdi bukanlah miliknya. Itu adalah anak perusahaan di mana KAGA Corp sebagai pemiliknya,““Apakah itu berarti KAGA Corp ada di balik semua ini dan Singa yang di maksud oleh Ferdi?““Itu yang masih menjadi misteri besar, nyatanya aku tidak bisa menemukan hubungan para petingginya dengan Ferdi. Tidak ada catatan pertemuan dan juga panggilan antara Ferdi dan para petingginya. Ferdi terpilih sebagai direktur di perusahaan startup juga ber
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status