Semua Bab Si Mesum Jatuh Cinta: Bab 21 - Bab 30
120 Bab
Pria Mesum Mana Yang Mengganggu Kucingku?
“Ana! Apa kau tidak mendengar apa yang aku perintahkan? Seret  dia keluar,” ucap Zeera, dengan suara keras. Ana, menarik paksa wanita itu untuk keluar. Teriakan wanita itu di abaikan Zeera dan orang-orang yang ada di situ. “Hhhuufftt…. Bikin kesal saja,” Zeera menepuk-nepuk tangan nya seperti membersihkan debu dari tangannya, lalu memegang pinggang.  ********* “Selamat malam tuan Shean,” Edo memberi salam pada Shean yang baru keluar dari mobilnya. “Mmm… apa kucing ku sudah tidur dan makan?” tanya Shean memberikan jaket panjang pada Edo. “Sudah tuan, walaupun tadi siang sempat ada perkelahian, tapi nona sudah istirahat,” jawab Edo yang berjalan di belakangnya mengikuti majikan masuk kedalam rumah. Tap… Shean berhenti melangkah lalu berbalik kearah Edo. “Perkelahian?” tanyanya menatap Edo. “Benar tuan, nona Riani tadi datang, dia marah-marah dan sempat menampar nona Zeera.."
Baca selengkapnya
Air Keras
“Dari ujung kaki hingga ujung rambutmu ini adalah milikku, tidak boleh terluka atau tergores sekecil apapun,” Shean mengusap jari kaki, paha, dada hingga kepala Zeera. Wanita itu semakin gemetar. “Tapi sayang, kenapa kau menyebutku ‘pria mesum’?” ‘Tahu darimana dia aku menyebutnya begitu?’ “Hahahaha, apa kau takut sekarang? Tenang saja, sekalipun kau membuatku marah, aku tidak akan melepaskanmu, sayang,” Tak… Shean menarik dagu Zeera, mendekatinya dan mencium bibir merah wanita itu. Zeera memaksa menutup matanya, karena tidak ingin melihat wajah Shean yang berada didepannya. Shean justru merasa itu lucu, dan terus melanjutkan ciumannya, lebih lama dan lebih dalam, sampai Zeera kesulitan bernapas. Ciuman itu masih berlanjut, hanya saja mulai turun ke bagian leher wanita itu. Zeera mulai panik, dia mendorong tubuh Shean, tapi tidak bisa, seakan pria itu tahu apa yang ingin dilakukan Zeera. “Tenang saja, aku tidak ak
Baca selengkapnya
Mandi
Ana yang panik dan langsung memeriksa tubuh Zeera, mulai dari ujung kaki hingga kepalanya, dia berputar-putar melihat keadaan tubuh wanita itu. “Ana, ada apa sebenarnya, kenapa kau sangat panik begitu,” tanya Zeera yang masih belum tahu apa yang sedang terjadi. Dia pasrah saja saat pelayan itu memutar-mutarkan tubuhnya. “Lalu kenapa anda tidak menjawab telepon dari tuan Shean?” tanya Ana berhenti memutari Zeera. “Apa? Maksudnya?” “Tuan Shean menyuruhku untuk mengecek keadaan anda, tuan sangat khawatir hingga-" Ddrrtdd… ddrttdd…ddrttd.. Kembali ponsel Zeera bergetar, Ana yang langsung mengambil ponsel itu, ponsel milik Zeera. ‘Khawatir? Khawatir apaa?’ “Nona, silahkan jawab telepon dari tuan Shean,” Ana memberikan ponsel itu kepada pemiliknya. Meski ragu, dia juga tidak ingin membuat Ana menjadi target amarah dari Shean. Zeera menerima ponsel dimana masih menyala dan masih memanggil.
Baca selengkapnya
Mencumbunya Dari Belakang
MENCUMBU DARI BELAKANGShean mengerjakan pekerjaannya dengan sangat cepat, walaupun begitu dia tetap fokus dengan pekerjaan itu, karena Albert pasti orang pertama yang akan menyalahkannya kalau dia menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru.Selama Shean bekerja, tiga asistennya itu berada dekat dengannya, agar atasannya itu tidak kabur dan meninggalkan pekerjaannya.‘Hm… padahal aku ingin segera bertemu dengan ‘kucingku’.’ Gumamnya menggerutu.Sekitar 2 jam, Shean baru bisa menyelesaikan semua pekerjaannya.“Nih! Sudah lengkap semuanya kan?” Shean memberikan hasil pekerjaanya pada Albert.Albert menerima dan mengeceknya.‘Tidak ada yang salah, dia masih fokus.’Shean melihat jam di tangannya, mengambil jas dan ponselnya.“Sudah sore, aku sudah bisa pulang kan?”“Sudah tuan, anda sudah bisa bertemu dengan ‘kucing’ anda.” Le
Baca selengkapnya
Aku Sudah Berusaha Bersabar Denganmu!
AKU SUDAH BERUSAHA BERSABAR DENGANMU! Karena belum ada jawaban dari Zeera, Shean lebih dekat lagi, seperti hendak menciumnya. “Jangan takut sayang, aku tidak akan menyakitimu, kalau kau tidak mengecewakanku.” Bisiknya lagi, hembusan napas dan suaranya yang sangat pelan dan lembut. “Hah… benar-benar deh, setiap berada didekatmu itu, rasanya aku ingin ‘memakan’mu.” Shean kembali berdiri dengan normal, merapikan rambutnya yang jatuh berantakan. Sambil memegang pinggangnya dia menatap Zeera. “Bagaimana kalau aku ‘memakanmu’ sekarang?” Shean membuka kemejanya, Zeera panik, dia langsung menyingkir membalikkan tubuhnya, menjauh dari pria itu. “Hahahaha…. Kau lucu sekali, aku hanya bercanda loh.” Tawa keras dan puas dari Shean. Dia sangat suka menggoda Zeera. &l
Baca selengkapnya
Perjanjian Pernikahan
Bruughh… Shean melemparkan Zeera ketempat tidur, handuknya hampir terlepas semua, Zeera hanya berusaha menutupi bagian dada dan bawahnya saja. “Katakan, katakan padaku, bagaimana caranya aku bisa menikmati tubuhmu ini?” tunjuk Shean didada Zeera dimana dia sudah berada diatas tubuh Zeera. Zeera berusaha menghindari wajah Shean, tangannya menahan dada Shean agar tidak terlalu menghimpitnya. “Aku mohon, jangan..hhikkss….hhikkss… jangan lakukan ini padaku, aku mohon…” lirihnya menangis. Zeera sudah hampir tidak bertenaga lagi, namun terus berusaha. Kedua kaki Zeera sudah berada di tengah-tengah selangkan**n Shean, dan tangannya juga sudah menahan kepala wanita itu agar tidak bergerak jauh lagi. Zeera menangis sesunggukkan, berharap pria itu bisa melepasnya atau kasihan padanya. Shean memici
Baca selengkapnya
Malam Pertama
“Sssstt…. Sayang, tidak ada kata tapi-tapi. Saat ini kau tidak memiliki hak untuk keberatan dan menolak tawaranku,” Shean meletakkan jari telunjuknya, menutup mulut Zeera. “Justru kau harus senang karena aku menikahimu, belum pernah ada wanita lain loh yang aku lamar seperti ini,” ucapnya dengan bangga. ‘Melamar? Apa ini namanya melamar?’ “Tapi kau harus ingat, pernikahan kita rahasia, tidak boleh dirayakan dengan ramai, kau hanya mengundang beberapa teman… oh, tidak, kau tidak usah mengundang siapapun, biar asistenku nanti yang menjadi walimu, mengerti kan sayang?” ‘Pernikahan apa itu?’ “Nah, sekarang, kau harus memberikanku hadiah.” ‘Hadiah?’ Alis Zeera naik karena tidak mengerti. “Jangan pura-pura tidak mengerti sayang, kau harus memberikanku hadiah, dan kau juga tahu, hadiah apa yang kumaksud," nadanya nakal dan menggoda. Tangan Shean sudah masuk kedalam baju tidur Zeera, dia berusaha menahan tangan itu agar
Baca selengkapnya
Mandi Bersama
Sudah pagi, yang bangun lebih dulu adalah Shean. Tangannya masih menjadi bantalan kepala Zeera, yang masih tertidur menghadapnya. Shean hanya menatapnya tanpa melakukan apa-apa pada isterinya itu, dia tahu kalau wanita itu masih merasakan perih karena ulahnya. Tidak lama kemudian, Zeera perlahan membuka matanya, dan terkejut karena melihat wajah Shean yang menatapnya dengan sangat dekat. “Selamat pagi isteriku,” ucapnya mengecup kening wanita itu. Melihat alis Zeera yang mengernyit, Shean mengusapnya agar menjadi normal, “Ada apa sayang, kenapa tatapanmu seperti itu.” ‘Sejak kapan dia bangun dan sudah berapa lama dia melihatku seperti ini?’ Zeera melihat tubuhnya yang masih telanj**g, karena terkejut dia bergerak spontan. “Ssshh… aduh…” merasakan perih dan sakit dibagian pinggang hingga kebawahnya lagi. “Tuh kan, kamu mau kemana sih, sudah tahu kita habis ‘berperang’ tadi malam, malah bergerak kayak gitu,” Shean memijit
Baca selengkapnya
Bulan Madu
Setelah Shean menikah dengan Zeera, sudah hampir seminggu dia tidak masuk ke perusahaannya, membuat tiga asisten sekaligus anak buahnya kelabakan mengerjakan pekerjaannya, apalagi Albert. Dia sudah berusaha menghubungi Shean, tapi selalu diabaikan, bahkan ponselnya saja tidak aktif hampir seharian setiap harinya.Sementara itu, Zeera yang selama Shean tidak berangkat kerja, membuatnya kelelahan karena harus melayani Shean, yang bisa terjadi 3 sampai 4 kali dalam satu hari. Benar-benar nafsu Shean yang besar dan kuat, tidak terlihat kelelahan, kalau dia berhenti karena masih sedikit kasihan dengan Zeera yang sering merasa kesakitan.Seperti pagi ini, Zeera sudah bangun lebih dulu, tapi tidak bisa lepas dari Shean karena pelukannya yang sangat erat.‘Kuat sekali dia, bagaimana caranya aku bisa lepas darinya?’Zeera bisa merasakan hembusan napas dari suaminya itu, wajah dan kepalanya tepat berada dihadapan dadanya.Karena adanya pergerakan
Baca selengkapnya
Aku Tidak Mencintainya!
Shean berjalan mendekati Zeera, dan memeluknya dari belakang. Deg… ‘Apa lagi mau pria mesum ini?’ gumam Zeera pasrah. “Apa kau merindukan sahabatmu itu?” bisiknya ditelinga Zeera. Zeera merasa bulu kuduknya berdiri, bukan hanya karena suara bisikannya, tapi hembusan napas suaminya itu. “Te.. tentu saja… dia kan… sahabatku,” ‘Karena dia juga aku terjebak denganmu.’ “Hmm… apa kau mau bertemu dengannya?” tanyanya lagi, tapi tangannya mulai meraba-raba bagian perut isterinya, Zeera gelisah dan khawatir, tidak ingin melakukan itu lagi karena masih kesakitan. “Apa… apa aku bisa bertemu dengannya?” tanyanya tapi matanya melirik kebagian perutnya dimana tangan Shean sudah mulai naik keatas. “Tentu! Tentu saja kau bisa bertemu dengannya, undang saja dia kesini, kalau kau mau bawa semua teman-temanmu kesini,” ucap Shean. “Mengundang… kesini?” “Iya.” “Tapi kalau mereka tahu tentang per
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status