All Chapters of Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA: Chapter 21 - Chapter 30
75 Chapters
Belajar Memasak
Mereka saling berbalas pesan dan mengutarakan perasaan satu sama lain. Florensia sangat bahagia ketika melihat senyuman yang kembali terlukis di wajah sang kakak. Setelah beberapa jam yang lalu senyuman itu telah menghilang di wajahnya. Florensia merengkuh tubuh sang kakak dan memeluknya dengan erat. Gadis itu tersenyum dan meledek sang kakak yang tengah di landa cinta. Diandra tersenyum dan membalas pelukannya. “Hedeh, manja banget sih, Dek.” ledek Dinadra. “Biarin, kan Flo manjanya sama kakak, bukan sama Archand.” sahut Florensia tersenyum. Gadis itu mencoba mengintip isi pesan singkat yang di kirimkan Archand kepada Diandra. Senyuman semakin mengembang sempurna di bibir gadis itu setelah memastikan bahwa hubungan Diandra dan Archand baik-baik saja. “Cie, romantis benget sih, Archand.” Ledek Florensia.  “Heh, ngintip kamu ya?”  Diandra tertawa dan menggelitik adik semata wayangnya itu, mereka saling tertawa dan saling mengejar, sud
Read more
Nasehat Untukmu
Diandara tertawa usai mendengarkan pernyataan dari adik semata wayangnya itu. Diandra menepuk pundak sang adik dan memberikan nasehat kepadanya, bahwa sang adik harus yakin kepada dirinya sendiri. Florensia merasa tidak percaya diri untuk menunjukkan kebolehan di depan orang lain. Meskipun nakal, suka membuang waktu percuma bersama teman-temannya. Tapi gadis itu sering mempelajari hal-hal yang bermanfaat, dia hobby memperaktekkan sesuatu seperti membuat karya seni tiga dimensi dan memasak. Sejak kecil Florensia memiliki otak yang cerdas, tapi karena sikap nakalnya. Membuat nilainya semakin turun karena gadis itu sering bolos sekolah. Gadis itu memiliki sikap seperti seorang pria yang pantang menangis dan suka berkelahi. Floresia merupan gadis tomboy. Sikapnya sangat bertolak belakang dengan Diandra saudara kandungnya. “Kamu jangan minder begitu, seharusnya kamu bangga dengan kelebihanmu dan teruslah belajar untuk mengasah kelebihanmu. Agar bermanfaat untuk orang lain
Read more
Mendadak Bertemu
Alarm ponselnya berdering dan membuat bising di seluruh ruangan. Revan menyibak selimutnya untuk mencari sumber suara yang menimbulkan kebisingan itu. Revan meraih ponselnya yang berada di dalam selimutnya, lalu ketikan alarm tersebut. Setelah memastikan alarm tersebut Revan memastikan kalau Archand tidak terbangun karena suara bising yang di sebabkan oleh alarm ponsel miliknya. “Ah, kupikir kamu terbangun, Archand. Dasar, tidur atau pingsan? Bisa-bisanya kamu tidak terbangun sama sekali.” lirih Revan. Pria itu tersenyum saat melihat sang adik sedang tertidur lelap. “Sudahlah, biarkan saja dia melanjutkan tidurnya. Mungkin saja dia kecapean karena mengurus perusahaan.” sambung Revan. Revan memainkan ponselnya dan sibuk mengecek akun I*******m milik Diandra, pria itu ingin sekedar tahu kabarnya, karena penasaran akhirnya Revan memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada gadis itu. Revan menekan icon W******p dan mencari nama gadis itu di daftar kontaknya. Revan mengirim
Read more
Aku Harus Bisa Melupakannya
Saat menerima jawaban dari Revan, pria itu merasa sedikit kecewa. Pria itu menghembus nafas kasar dan berusaha menyimpan semua kekesalannya. Rasanya tak percaya jika Florensia benar-benar sudah melupakan dirinya. Archand melangkah keluar menuju ambang pintu. Revan dan Florensia menatap ke arah yang sama, mereka menatap langkah kaki Revan yang terlihat tak bersemangat hingga perlahan bayangan Archand menghilangkan dari mereka. Florensia segera menjelaskan maksud pekerjaannya tadi.  “Maaf kak Revan, kalau tadi aku ngaku-ngaku jadi kekasih kakak. Soalnya ...”  Florensia menggantungkan ucapannya kala itu, dia tak mungkin akan menjelaskan jika dirinya telah lama mengejar cinta Archand hingga akhirnya membuat dia lelah dengan sendirinya. Namun, saat cintanya sudah hilang untuk pria idolanya itu. Malah Archand berusaha keras untuk merebut hatinya kembali.  “Kenapa? Kamu pernah ada hubungan sama Archand?” tanya Revan yang memiringkan kepalanya, dia ing
Read more
Rasa Yang Masih Tersimpan
Diandra sangat mengenal Archand, karena selama mereka menjalin hubungan, pria itu tidak pernah sedikitpun menyakiti tubuhnya. Archand adalah pria yang baik, dia selalu menjaga Diandra dari orang-orang yang ingin mengusiknya. Pria itu benar-benar seperti pahlawan untuknya. Gadis itu sangat bahagia karena pernah menjadi orang penting di dalam hidupnya meksipun akhirnya dia harus rela memutuskan hubungan bersama pria itu.  “Maafkan aku, Diandra.” bisik Archand yang menarik tubuh gadis itu hingga jatuh dalam dekapannya. Gadis itu hanya menangis terisak-isak dan membalas pelukan pria itu dengan erat. Mereka saling larut dalam pemikiran masa lalu, sebenarnya di antara mereka memang masih ada rasa cinta. Namun, mereka tak mampu membuat pilihan dan menentukan siapakah yang akan menjadi pilihan masa depan mereka. “Aku tahu kamu pasti kecewa denganku, aku ini manusia yang bisa saja berbuat khilaf. Maafkan aku, sungguh aku tidak mengerti dengan perasaanku saat ini.” sambun
Read more
Perasaan Itu Terasa Hambar
Archand segera memeluk Diandra dan mencoba membuatnya tenang agar dapat menjelaskan semuanya. Archand tidak mengerti mengapa tiba-tiba saja gadis di depannya itu menangis? Apakah ada yang mengusik gadis itu sebelum dia pergi? “Sudahlah, Diandra. Jangan menagis lagi, jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Apakah sebelum aku pergi ada seseorang yang mengusikmu?” tanya pria itu penasaran. Archand menatap tajam wajah gadis yang kini sedang menyeka air matanya. “Oke, kalau kamu tidak bisa jawab sekarang, nanti saja kalau kamu sudah merasa tenang. Aku mengerti kamu sedang patah hati.” sahut Archand yang menjatuhkan tubuhnya di samping gadis itu dan menarik tubuh gadis itu sehingga terjatuh dalam dekapannya. “Sudahlah, jangan menangis lagi. Tenangkan dulu dirimu.” bujuk Archand yang sedang mengisap pelan kepala gadis cantik itu. Archnad membuka tutup botol air mineral yang dia beli tadi, lalu menyuguhkan tepat di depan bibir gadis itu. “Minumlah, agar kamu mer
Read more
Maaf Jika Meragukan Cintamu
Cuaca sangat cerah pada hari itu, semilir angin berhembus pelan mengibarkan anak rambut Diandra yang sedang tertidur lelap di pangkuannya. Archand terpesona dengan keanggunan mantan kekasihnya itu. Rasanya seperti sedang menatap boneka Barbie saja, pria itu terus membelai mantan kekasihnya dengan penuh ketulusan. Tiada rasa bosan saat menatap wajah cantiknya itu. Di sisi lain Archand juga bingung dengan perasaannya terhadap Florensia. Apakah dia benar-benar mencintai gadis itu, atau hanya sekedar pelarian saja? “Sebenarnya siapakah yang aku cinta? Kamu atau Florensia?” tanya Archand kepada dirinya sendiri. Pria itu memijat ujung keningnya dan berusaha berpikir dengan baik. Perasaannya bercampur aduk. Antara bahagia dan sedih bercampur menjadi satu. “Siapapun yang akan aku pilih nanti, aku berharap semoga pilihanku tak pernah salah. Aku ingin memilih gadis yang tepat untuk aku jadikan pendamping hidupku.” tukas Archand.*** Sementara Revan dan Florensia ma
Read more
Akulah CEO Galak Itu
Jantung Revan berdetak kencang ketika mendengarkan perkataan yang terlontar dari mulut gadis itu. Dia merasa bahwa dia berbuat hal yang sama terhadap Diandra, seringkali dia bersikap kasar dengan gadis cantik yang merupakan sekretaris pribadinya sendiri. Ingatan Revan langsung tertuju pada Diandra. Revan berpikir bagaimana jika adik Diandra melakukan hal yang sama seperti apa yang akan di lakukan Florensia. “Apakah kamu benar-benar marah kepada atasan kakakmu itu?” tanya Revan. “Apakah kakak tidak melihat raut wajahku saat ini? Aku benar-benar serius dengan ucapanku, Kak!” tegas Florensia. “Aku benci pria yang kasar!” ucap Florensia, tak sadar  gadis itu menjatuhkan air matanya. Dia kembali teringat akan masa lalunya, saat dia sedang menjalin asmara dengan kakak tingkatnya sendiri. “Oh, Florensia. Mengapa kamu menangis, apakah aku menyakiti hatimu?” Revan terlihat begitu panik saat gadis cantik itu menangis di hadapannya. “Maafkan aku jika tak sengaj
Read more
Trauma Masa Lalu
Archand menatap tajam kepada gadis itu, dengan lembut dia menarik tubuh Florensia agar jatuh dalam dekapannya. Archand mengerti rasa sakit yang di rasakan oleh Florensia, saat mengetahui orang yang di sayangi diperlukan kasar oleh orang lain. “Oke, aku mengerti kamu kecewa. Mungkin saja kamu begini karena kamu masih trauma dan kamu gak suka melihat seseorang yang di perlakukan kasar. Tetapi, apakah dengan membenci kak Revan bisa membuat segalanya berubah? Yang ada kak Revan semakin menyakiti Diandra. Coba kamu pikirkan lagi, Flo.” gumam Archand. “Aku tak peduli Archand, aku tetap membenci kak Revan!” tegas Florensia yang mendorong tubuh Archnad sehingga terlempar jauh di sudut lift. Untung saja mereka hanya berdua di lift itu. Jadi tidak ada seorang pun yang memperhatikan mereka. “Ayolah, Flo. Jangan seperti ini!” tegas Archnad yang sedikit meninggikan nada bicaranya. Archnad bangkit dan mendekati gadis yang sudah mematung memperhatikan ke suatu arah. Tangannya menge
Read more
Tom And Jerry
Archand menatap gadis itu dengan tatapan gusar, dia merasa sedikit tersinggung dengan ucapan yang di lontarkan oleh Florensia terhadapnya. Archand mengusap wajahnya dengan kasar, rasanya ingin sekali di mencubit gadis yang duduk di sebelahnya itu. Archand berusaha untuk sabar dan tenang menghadapi gadis itu. Apalagi ketika Archand tahu banyak masalah yang sedang menimpa gadis itu, belum lagi urusan pekerjaan. Florensia mengambil alih perusahaan orang tuanya. Meskipun keberatan, tapi Florensia berusaha keras untuk mengelola kembali aset orang tuanya. Diantaranya rumah, perusahaan, butik dan hotel. “Benarkah itu tuan Archand Aldinara Syahdana?” ledek Florensia.  “Apa kamu bilang? Jangan memanggilku dengan nama lengkapku!” bentak Archand. “Hanya dia yang boleh memanggilku dengan nama lengkapku?” sambung Archand yang kembali menoleh ke arah gadis itu. Bukannya takut, gadis itu malah menatapnya dengan tatapan tajam dan menggertu dengan bantahan pria di hadapannya itu
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status