Semua Bab Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA: Bab 51 - Bab 60
75 Bab
Tunanganku
Revan begegas menuju dapur untuk sarapan bersama kedua orang tua dan adik kandungnya. Pria itu sudah berpakaian rapi untuk berangkat ke kantor, dengan tatapan bingung sang papa bertanya kepadanya? Apakah dia benar-benar ingin pergi ke kantor setelah resmi bertunangan dengan Diandra. Bukankah seharusnya dia harus libur bekerja saat itu dan harus menyiapkan pernikahannya.“Pagi, Ma, Pa.” sapa Revan kepada kedua orang tuanya. Pria itu melahap roti yang sudah terhidang rapi di atas meja, dan meminum segelas susu yang sudah di siapkan sang mama sejak tadi. Sementara Archand menatap heran kepada sang kakak yang terlihat sangat rapi saat itu. Apakan Revan benar-benar memutuskan untuk tetap bekerja dan melupakan tentang pernikahannya. “Selamat lagi, Revan. Duduk, Nak.” sahut Renata.“Rapi banget sih, Kak. Mau kemana?” tanya Archand.“Ya mau ke kantor lah, kemana lagi?” Revan kembali melontarkan pe
Baca selengkapnya
Biarkan Cinta Berlalu
Mereka bersama dalam satu mobil, suasana begitu hening saat mereka tak saling bicara.Hal itu membuat Diandra semakin canggung dengan keberadaan Revan di sampingnya, pria itu begitu dingin kepadanya, tiada satu kata yang keluar dari bibirnya. Diandra memutuskan untuk menyibukkan dirinya dengan ponsel saja. Siapa tahu kali ini ada berita yang lebih menarik di ponselnya. Gadis itu tak menghiraukan keberadaan calon suaminya yang duduk di sebelahnya, karena percuma saja dia memulai pembicaraan lebih dulu. Ujung-ujungnya pasti pertanyaannya tak di tanggapi oleh Revan. “Diandra!” panggil Revan dengan penekanan. “A–ada apa, Pak?” tanya Diandra gugup. “Jangan panggil aku dengan sebutan “pak” karena kita sedang berada di luar kantor. Panggil aku Revan saja! Mengerti?” jelas Revan. “Me–mengerti, Revan.” sahut Diandra gugup. “Bagus!” sahut Revan. “Sebenarnya apa tujuan kamu menikah denganku?” tanya Revan tiba-tiba. Membuat jantung Diandra berdegup den
Baca selengkapnya
Cemburu
Pria itu sangat jengkel dengan jawaban gadis yang berada di hadapannya itu. Revan berharap Diandra menanyakan sesuatu terhadapnya. Namun, ternyata Diandra memilih untuk menghentikan pertanyaannya. Percuma saya Diandra terus melontarkan pertanyaan kepada calon suaminya itu, karena jawabannya selalu saja sama. Singkat, padat, dan jelas. “Ada apa denganmu?”  tanya Revan mengeryitkan alisnya. “Ada apa denganku? Aku tidak apa-apa, Revan.” sahut Diandra. “Yakin tidak ada yang mau di tanyakan lagi?” tanya Revan dengan nada berat. Gadis itu hanya menggeleng dan tersenyum. Revan menghela nafas kasar, pria itu beranjak dari duduknya dan mengembalikan buku yang telah dia baca tadi. Setelah meletakkan buku tersebut kembali ke tempatnya. Revan menarik pergelangan tangan Diandra hingga membawa mereka ke mobil. Hujan sudah reda, mentari sudah mulai menampakkan sinarnya. Saat itu Revan melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti karena turunnya hujan. Diandra me
Baca selengkapnya
Bersamamu Kuhabiskan Waktu
Cuaca tampak cerah saat itu secerah hati mereka saat melihat senyuman anak-anak panti asuhan yang sedang memeluk mereka dengan penuh kehangatan. Perasaannya seketika menjadi tenang saat menyaksikan senyuman mereka kala itu. Air matanya lolos begitu saja menghujani pipinya. Selama ini Florensia tidak pernah tahu bahwa ada seseorang yang hidupnya tak seberuntung dirinya. Gadis itu berusaha menyeka air matanya, agar tak jatuh membasahi pipi. Florensia merasa malu dengan dirinya sendiri, karena selama ini tidak pernah menoleh kepada mereka yang membutuhkan uluran tangannya.Archand semakin kagum dengan kelembutan hati gadis itu, selama ini dia selalu peduli dengan sesama, meskipun terlahir dari keluarga kaya raya. Namun, gadis itu tetap mencintai sebuah kesederhanaan. Dia selalu menghargai seseorang, tak peduli siapapun orang itu.“Flo, kita pulang yuk!” ajak Archand yang merangkul pundaknya. “Jangan sekarang dong, lagi asik main sama anak-an
Baca selengkapnya
Berkumpul Bersama Keluarga
Renata sedang asik berdiskusi dengan calon besan yaitu; Anantasya. Mereka sedang asik membahas rencana pernikahan anak-anak mereka. Mereka mencoba untuk menemukan tanggal bagus untuk melaksanakan pernikahan. Tentunya dengan persiapan yang mewah dan glamour, untuk anak sulungnya. Diandra dan Revan merupakan anak pertama, tentunya mereka sangat menginginkan pernikahan yang mewah untuk anak mereka.Beberapa menit kemudian, mereka melihat kehadiran putra putri mereka di ambang pintu. Diandra dan Revan baru saja memasuki pintu masuk, sementara Florensia dan Archand baru keluar dari mobil. Melihat keberadaan Renata, gadis yang bernama Florensia bergegas masuk ke dalam mobil dan langsung mengaliri Renata. Florensia menjatuhkan tubuhnya tepat di sebelah Renata, dan tak lupa dia mencium punggung tangan wanita paruh baya itu. Sama seperti apa yang di lakukan oleh kakaknya.“Selamat sore, Tante.” sapa Florensia yang duduk di sampingnya.“Sore, eh Florensi
Baca selengkapnya
Salah Paham
Cuaca sangat cerah pada sore itu, meskipun mentari mulai bersembunyi di balik awan. Kedua insan tersebut sibuk menghabiskan waktu berdua, kata-kata demi kata telah terucap dan mampu membuat mereka menghabiskan waktu berjam-jam. Mereka tak lagi menghiraukan apa yang telah keluarga mereka bicarakan mengenai pernikahan Diandra dan Revan. Mereka memutuskan ingin fokus kepada masa depan, terutama untuk karir yang sedang mereka jalani. Florensia fokus kepada perusahaannya, sedangkan Archand fokus dengan cafe dan resto pribadinya. Mereka tampak serius dalam membicarakan masa depan mereka. Mereka memilih untuk tak membicarakan perihal jodoh untuk sementara waktu.Archand dan Florensia berjalan mengelilingi alam sekitar, mereka kagum akan pesona alam, yang saling melengkapi. Bagaikan deaduna hijau yang menghiasi bumi yang luas, sungguh asri sejauh mata memandang. Florensia berdiri di bawah pohon rindang dan menghirup aroma bunga yang sedang bermekaran menghiasi pemandngan sekitar. Sem
Baca selengkapnya
Calon Besan
Setelah bersiap-siap Florensia dan Diandra keluar bersamaan di dalam kamar. Sontak  membuat sang mama terkejut ketika melihat dua anak gadisnya tampil lebih cantik dan berbeda dari biasanya. Sang mama memandang kagum pada kedua putrinya itu.Terutama Florensia, gadis tomboy yang suka jarang mendadani wajahnya. Namun, kali ini gadis berparas cantik itu tampil berbeda dari biasanya. Penampilannya jauh lebih feminim dari biasanya. Gadis itu mendadak bergaya seperti kakaknya yang selalu tampil feminim. Gadis itu terlihat cantik dengan gaun mewahnya yang berwarna senada dengan pita di rambutnya. Bukan hanya sang mama, tapi Diandra juga kaget melihat sang adik yang tampil lebih berbeda dari biasanya. “Mama!” Florensia yang berusaha mengoreksi penampilannya sendiri. Mungkin saja ada yang salah dengan penampilannya sehingga membuta pusat perhatian kedua anggota keluarganya itu. Namun, Florensia tak menemukan keanehan dalam dirinya. Gadis itu b
Baca selengkapnya
Curiga
Archand menatap curiga kepada gadis yang sedang berdiri di hadapannya itu. Rasanya ingin sekali Archand memarahi gadis itu. Akan tetapi, pria itu masih butuh nyali besar untuk mengatur kehidupan gadis itu, karena Archand tahu bahwa Florensia merupakan tipe gadis yang tidak suka di kekang. Dia merupakan gadis yang mencintai kebebasan.“Apa sama klien pria kamu milih ketemuan di tempat sepi begini? Gila ya kamu?” Archand menepuk jidatnya pertanda heran saat mendengarkan ucapan gadis yang di cintainya itu. Archand memengang kedua sisi pundaknya dan menatap matanya dalam-dalam.“Kamu harus hati-hati dong, jangan mau ketemuan sama orang yang gak kamu kenali. Kalau pun iya, tolong cari tempat yang ramai. Bukannya malah cari tempat sepi seepti ini, masih ada tempat yang lain. Ah, kamu bisanya bikin cemas aja.” sahut Archand dengan nada cemas. Di matanya tersirat sebuah kekecewaan yang besar. Florensia benar-benar membuatnya kecewa karena sering mengaba
Baca selengkapnya
Ceritakan Tentang Kita
Akhirnya Revan menyerah. Revan mengakui bahwa dirinya benar-benar cemburu saat mendapati Diandra dekat dengan pria lain. Termasuk dengan adik kandungnya sendiri. Revan memang menyimpan perasaan kepada gadis itu, hanya saja dia berusaha menguatkan hatinya agar tak larut dalam rasa cemburunya.“Iya, aku mengakui kalau aku cemburu jika ada yang mendekati calon istriku. Bukankah itu hal yang wajar? Masih enak untuk di dengar!” tegas Revan.“Cie, ada yang lagi cemburu nih calon istrinya di godain.” sahut Archand tertawa.“Sudalah, Archand. Kamu ini suka banget sih godain orang, mendingan kamu pikirkan bagaimana cara untuk melamar Florensia, dari pada kamu godain kakak kamu terus. Kasihan kak Revan, masa iya sih kamu godain mulu dari tadi.” tukas Diandra.“Eh iya juga sih, kamu benar Diandra. Memang calon kakak ipar the best deh pokoknya. Buruan dong nikah! Lama banget sih, kalau kalian belum nikah gimana aku mau lamar
Baca selengkapnya
Nuansa Nan Indah
Mereka sampai ke tempat tujuan, di mana mereka sedang asik memandangi pemandangan nan indah yang berada di tengah kota. Florensia menyisir jalanan yang tampak mulus. Indah sejauh mata memandang dan memerhatikan pesonanya. Mereka tengah sibuk merenda kemesraan, gadis itu terlihat nyaman saat Archand menggandeng tangannya. Florensia berusaha untuk menutupi hatinya agar dia tak terlalu larut dalam rasanya yang semakin hari semakin mencair terhadap pria yang berada di sampingnya itu.“Coba deh kamu lihat, bintang itu bersinar paling terang di antara ribuan bintang.” Archand menunjukkan kepada langit kelam yang bertaburkan bintang. “Indah kan? Dan apakah kamu tahu itu artinya apa?” Archand melontarkan pertanyaan kepada gadis itu.“Tidak, emangnya artinya apa?” tanya Florensia.“Kamu bagaikan satu bintang yang berada di sana.” Archand kembali menunjuk ke arah langit nan kelam, pria itu memegang kedua sisi pundaknya. &ldq
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status