All Chapters of Logic And Feeling-ANTARA AKU DAN DIA: Chapter 31 - Chapter 40
75 Chapters
Trauma Masa Lalu
Florensia sangat kesal melihat tingkah pria yang duduk di hadapannya itu. Rasanya ingin sekali gadis itu menghajarnya, karena merasa telah di permainkan. Florensia beranjak dari duduknya dan melangkah dengan penuh amarah. Archand tertegun dengan langkahnya itu. Padahal dia berharap Florensia tidak menanggapi ucapannya kala itu. Archand hanya pasrah dan tak meminta gadis itu untuk tetap bersamanya. Begitu juga dengan gadis itu, dia berharap jika Archand kembali menatap langkah kakinya, tapi harapan itu hanya sia-sia saja. Florensia kembali menatap pria itu dengan tatapan yang penuh arti. Dengan rasa gugup Archand segera membuang pandangannya terhadap gadis itu. Saat ingin menghampiri pintu keluar, tiba-tiba mantan kekasih Florensia datang menghampiri. Rian menarik tangan gadis itu dengan kasar. Sehingga membuat Archand marah dan mencoba menarik gadis itu dari genggaman Rian, dengan perasaan marah Rian melayangkan satu tamparan kepada Archand, dengan sigap Florensia segera men
Read more
Salah Tingkah
Floresia berusaha mengendalikan perasaannya, agar tak terpesona dengan tingkah Archnad yang terlihat menggemaskan kala itu. Gadis itu takut untuk kembali melabuhkan hatinya kepada pria, termasuk Archand. Florensia takut jika tak bisa berkomitmen dan kembali menyakiti hatinya. Di sisi lain, gadis itu masih tertarik dengan Revan yang tak lain adalah kakak kandung dari pria yang sedang menatapnya dengan penuh kekaguman. “Archnad!” panggil Florensia. “Sudah, Mbak. Mungkin kekasihnya sedang mengagumi kecantikan, Mbak.” Goda pelayan itu yang tersenyum menatap kedua pasangan itu. Mereka terlihat menggemaskan dan juga cocok. Semua mata hanya tertuju pada tingkah mereka kala itu. “Ta–tapi dia bukan kekasih saya, Mbak!” tegas Florensia.  “Sudahlah, Mbak. Jangan malu-malu, kalau begitu saya pamit dulu ya, silahkan di nikmati makanan dan minumannya. Selamat berpacaran ya.” ucap pelayan itu yang melangkah kembali menuju dapur. “Kekasih? Kapan pria ten
Read more
Aku Bukan Kekasihmu
Gadis itu memukul lengan Archand dengan penuh amarah, sementara Archand hanya tertawa melihat tingkahnya yang lucu. Archand berusaha menggenggam pengelangan tangan gadis itu agar menghentikan pukulannya. Akhirnya, gadis itu pun kelelahan dan menghentikan pukulannya, menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi.“Nah, capek juga kan?” tanya Archand tersenyum.“Diam ah, habisnya kamu sih, nyebelin!” tegas Florensia.“Eh, jangan bilang nyebelin terus dong, nyebelin tapi bikin kangen kan? Ayo ngaku! Pasti kamu selalu kangen sama minta ketemuan terus sama aku.” gumam Archand dengan penuh percaya diri. Pria itu menopang dagunya di atas meja dan sibuk menggoda gadis yang kini tengah menyapa sinis kepadanya. Dia tak bosan-bosan menggoda gadis itu.“Apa? Kangen kamu bilang? Ogah!” tukas Florensia yang memeletkan lidahnya, gadis itu tak hentinya bersikap emosi ketika berada di samping Archand.“Jangan bilang o
Read more
Kisah Ini
Perlahan gadis itu membentangkan senyumannya yang sempat terjeda karena kembali mengingat kisah masa lalunya. Florensia tersenyum manis saat Archand menarik sudut bibirnya, memaksanya untuk tersenyum setelah beberapa menit senyuman itu sempat terjeda. Hal itu membuat Archand sangat bahagia setelah memastikan gadis cantik itu tersenyum karena ulahnya, lalu mencubit pipinya yang tirus. “Aduh!” teriak Florensia.  “Sakit ya?” tanya Archand dengan ekspresi wajah yang menyebalkan. “Gak, enak!” sahut Florensia ketus. “Udah tahu sakit, masih aja nanya. Udah cepat jalankan mobilnya aku mau pulang, udah capek!” tegas gadis itu dengan menekuk wajahnya. “Hm, oke. Kalau gitu aku lanjutin perjalanan kita.”  Pria itu kembali menyalakan mobilnya dan berjalan menuju rumah gadis itu. Beberapa menit lagi, mereka akan tiba, karena rumahnya berada tak jauh di lokasi tersebut. Gadis itu tersenyum saat melihat Archand yang sedang mengelap keringatnya, kare
Read more
Past Memories
Diandra duduk di sofa sambil menikmati cemilannya, gadis itu sedang asik menonton drama Thailand kesukaannya. Diandra tersenyum kepada gadis yang sedang berdiri di ambang pintu. Florensia menghampiri kakaknya dan menjatuhkan tubuh di samping kakaknya. Gadis itu mencomot cemilan yang berada di genggaman tangan sang kakak.“Kalau udah nonton drama Thailand, adiknya malah di kacangin.” gumam Florensia yang menekuk wajahnya, gadis itu terus saja memperhatikan tingkah sang kakak saat sedang asik dengan genre drama favoritnya. “Eh, ada yang marah nih.” sahut Diandra yang menoleh ke arah gadis itu. “Enggak marah kok. Cuma lagi lagi sebel aja!” tukas Florensia.“Sebel sama Archand ya? Atau sama Revan?” tanya sang kakak cengegesan.“Dua-duanya! Sama kakak juga!” tegas Florensia yang menatap tajam ke arah sang kakak gadis itu benar-benar penasaran, apa yang menyebabkan Diandra sangat bet
Read more
Janji Manis
Diandra terus mengingatkan kejadian itu hingga membuat matanya sembab karena terus menangisi Revan. Diandra takut jika nanti Revan tak menepati janjinya, dan berpaling dari dirinya, dia merasa bersalah karena telah menerima cinta Archand. Seorang vokalis band terkenal yang tak lain adalah adik kandung dari Revan sahabatnya. Sejak kejadian itu Revan berubah menjadi kasar dan dingin kepadanya. Hal ini terjadi dikarenakan Revan cemburu dengan adik kandungnya sendiri. Akan tetapi, Revan tetap menyayangi adiknya dan tidak membencinya. Menurut Revan gadis itulah yang bersalah karena tidak bisa setia pada janji yang telah dia ucapkan sebelumnya. Diandra snagat menyesal, karena hal inilah Diandra memilih untuk tetap berkerja di perusahaan keluarga besar Aldhinara dan berusaha bertahan dengan sikap dan perlakuan Revan yang sangat kasar kepadanya.“Sudahlah, aku tidak perlu menangis lagi.” Diandra menyeka air matanya yang terjatuh di setiap sudut, sesekali gadi
Read more
Jangan Menghindariku
Revan terus menatap layar ponselnya, dan berharap balasan pesan dari gadis incarannya itu. Pria itu merasa sedih ketika menyadari sikap gadis itu yang perlahan berusaha menghindarinya. Dia merasa frustasi karena cintanya bertepuk sebelah tangan, meskipun begitu Revan tetap yakin bahwa Florensia juga membalas cintanya.Revan membanting ponselnya di sandaran sofa dan terjatuh di atas sofanya yang empuk. Pria itu merasa emosi karena tak juga mendapatkan balasan pesan dari gadis pujaannya itu. Revan bertanya-tanya sebab menghindarinya gadis itu. Revan berpikir bahwa Florensia sengaja menghindarinya karena seseorang. Entah mengapa Revan sangat yakin dengan pikirannya itu. Baru kali ini Revan mampu menggunakan perasaannya dan mengabaikan logikanya. Revan benar-benar serius mencintai gadis cantik itu.“Mengapa kamu menjauhiku seperti ini, Florensia?” teriak Revan, seraya memijat keningnya. Revan menyenderkan tubuhnya di sandaran sofa dan mental langit-langit.
Read more
Persetujuan Sebelah Pihak
Renata menghampiri putra sulungnya itu, yang sedang menatap langit-langit. Renata menjatuhkan tubuhnya di sebelah Revan lalu membelai lembut wajah putranya itu, sebelumnya Renata menerima berita dari putra bungsunya, yang mengatakan Revan sedang galau karena di jauhi oleh gadis yang di cintainya. Renata berusaha menenangkan Revan terlebih dahulu, sebelum menyampaikan kabar pernikahannya dengan Diandra.“Nak, kamu kenapa melamun?” tanya sang mama dengan penuh kelembutan.“Revan gak apa-apa kok, Ma. Apakah ada yang ingin mama sampaikan kepada Revan? Kalau memang iya bilang saja. Revan janji gak akan protes.” sahut Revan.Mendengar gagasan dari putra sulungnya itu, seketika membuat Renata bahagia dan langsung bersemangat untuk menyampaikan pesan dari suaminya. Namun, sebelum menyampaikan kabar tersebut. Renata ingin memastikan, apakah benar putra sulungnya itu sedang baik-baik saja? Atau bahkan pura-pura tegar di depan sang mama.&ldq
Read more
Berubah Menjadi Kasar
Gadis itu mengerjapkan matanya, dia sangat takut melihat sikap Revan yang lebih kasar dari biasanya, sebelumnya Diandra tidak menyangka jika Revan akan sekasar ini kepadanya. Air matanya mengalir tiada henti menghujani pipinya. Melihat hal tersebut membuat Revan semakin muak dan mendorong kasar tubuh gadis itu sehingga membuat gadis itu terjatuh di atas kursi pribadinya. Revan menggebrak kasar meja dan mengusap kasar wajahnya. Sementara Diandra hanya bisa menangis dan berjalan gontai menghampiri pria itu. Diandra meberanikan diri untuk mendekatinya dan mengatakan bahwa sebelumnya dia yang meminta sang papa untuk menjodohkan dirinya dengan Revan. Sesuai janjinya di saat Meraka masih menginjak usia remaja.“Re–Revan.” panggil Diandra yang terbata-bata.“Apa?” bentak Revan dengan suara beratnya.“Aku tahu, aku salah karena meminta papa untuk menjodohkan kita. Aku pikir kamu setuju dengan keputusanku ini. Tapi aku salah, justru ke
Read more
Aku Ingin Bertemu
Diandra dan Helen segera menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sebelum jam makan siang akan tiba. Gadis itu mencoba fokus dan melakukan sejenak masalah pribadinya. Apalagi dia tidak ingin membuat Helen mengkhawatirkan dirinya. Diandra membuka laptop dan mual menyalin file di ms. word untuk membuat laporan keuangan. Saat sudah selesai Diandra segera mengantarkan berkas-berkas itu ke ruangan pribadi Revan.Gadis itu sangat tabah untuk bertahan di perusahaan milik keluarga besar Aldhinara meskipun sering mendapatkan perlakuan kasar dari atasannya yang bernama Revan Aldhinara Putra. Setelah memastikan meja kerja Revan tapi, barulah Diandra menghampiri Helen dan mengajaknya ke kantin karena saat itu Diandra sudah merasa sangat lapar.“Helen, kita ke kantin sekarang yuk!” ajak Diandra. “Ayo, aku juga sudah merasa sangat lapar sekali. Ya sudah, kita pergi sekarang.” Helen menarik tangan Diandra hingga mengantarkannya di kantin. Mereka mem
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status