All Chapters of A Wandering Star: Chapter 31 - Chapter 40
95 Chapters
Part 30: Setelah Pernikahan
Di sisi lain, pesta akan segera dimulai. Higiri melihat ke arah Kenta yang menggandeng lengan X yang berjalan perlahan menuju altar, sambil membawa sebuah buket bunga berwarna putih gading. Ia nampak sangat terpukau dengan penampilan Kenta, sungguh menarik, cantik, dan tidak menyangka bahwa penantian selama sepuluh tahun ini, terbayar sudah, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan, dan sebagai bonusnya, Kenta bukan manusia, melainkan juga seorang putri di Dunia Musik, justru dia adalah jackpot bagi suku Harmoni. Sang raja melihat Higiri yang hanya bisa terpaku melihat pengantinnya, lalu berbisik, "Higiri, Higiri, nak, jangan lupa, nak, kau harus mengambil tangannya!”Higiri langsung tersadar, "Oh, oh, iya iya!" jawab Higiri sambil tersipu malu, lalu berusaha berdiri tegak, merapikan jasnya. Sesampainya di hadapan Higiri, X lalu menyerahkan Kenta kepada calon suaminya itu, lalu Higiri mengambil kedua telapak tangan Kenta dan lalu, sang raja memulai prosesi pernikahannya, ia berseru:
Read more
Part 31: Jebakan Pertama
Tidak ada jam, memang, di suku Harmoni. Hanya ada tanda waktu sudah mulai malam. Higiri dan Kenta terlihat sudah mulai perlahan masuk ke dalam ruang pesta, lalu bertemu orangtuanya. Sang ratu sangat senang dengan kedatangan keduanya. "Lihatlah pengantin baru kita, ada apa baru jam segini kalian baru menampakkan diri? Dari mana saja kalian?" tanya sang ratu sambil menahan tawa. "Ehem!" sang raja rupanya hanya berdehem, menanggapi ratunya. Kenta sendiri ternyata sudah berganti gaun, ia sudah memakai gaun formal berwarna putih, sangat tersipu malu mendengar candaan yang dilontarkan mertuanya itu. Ia langsung membungkuk, "Maafkan aku! Aku, aku…" ujar Kenta yang menahan ekspresi malunya. Higiri yang melihat tingkah istrinya tersebut, lalu melanjutkan, "Oh, kami baru saja beristirahat sebentar, ah, kalian tahu pasti, aku dan Kenta sangat lelah dan agak panik karena terlalu banyak tamu, maka itu aku mengajaknya beristirahat sebentar!"Mendengar alasan klise itu, raja dan ratu justru ter
Read more
Part 32: Ichigo dan Higiri
Sementara itu, di dunia manusia, kereta istana nampaknya sudah tiba, dan sebuah portal terbuka pas di depan gerbang sebuah sekolah. Sepertinya murid-murid masih berada di dalam kelas sehingga suasana sangat sepi tidak ada orang lewat lalu lalang. Higiri langsung turun, lalu, ia bergegas mengambil langkah seribu menuju taman belakang sekolah dengan wajah yang nampak kesal sekali. Di taman tersebut, terlihat Ichigo sudah menunggu, berdiri di bawah sebuah pohon besar. Mendengar suara langkah kaki Higiri, Ichigo langsung membalikkan badannya, dan langsung menatap Higiri dengan tatapan tajam. Higiri langsung berdiri di depan Ichigo namun menjaga jaraknya dengan wanita itu. Ichigo tertawa kecil lalu memulai pembicaraan, "Kau, seharusnya mencintaiku. Kau tidak seharusnya menikahi wanita itu! Kau pikir semudah itu suku Bass akan melepasmu? Aku sudah mengingatkanmu berkali-kali, jadilah pacarku. Sekarang, aku rasa kau akan mendapatkan akibat dari keputusanmu yang salah itu!”Higiri terkejut,
Read more
Part 33: Tragedi & Air Mata
Ketika ia tiba di istana dalam, dan membuka pintu, yang bisa ia lihat dan dengar, adalah tangisan dan air mata seluruh pengawal dan pelayannya. Higiri terkejut tidak percaya, hatinya seolah sudah tahu ini ulah siapa. Beberapa tempat yang tadinya rindang dan hijau penuh pohon, semua menjadi porak poranda dan hancur, baik di dalam maupun di depan istananya, bahkan di pemukiman penduduk yang dekat dengan istana. Ia langsung berlari dan berteriak memanggil Ardee, sambil berjalan melalui lorong istana yang sudah berantakan. Mendengar tuannya sudah pulang dan memanggil, Ardee langsung muncul dari halaman belakang istana sambil berlari dan menangis. Higiri mendengar teriakan Ardee, lalu bergegas berlari menuju halaman belakang istana. Begitu Ardee menghadap Higiri, ia langsung terjatuh ke lantai sambil berlutut di hadapan Higiri, dan berteriak, "Tuan Muda!!! Tuan!!! Seharusnya kau tidak pergi tadi pagi! Tuan!”Higiri langsung ikut berlutut dan mencengkram bahu Ardee dengan kuat, sambil bert
Read more
Part 34: Serangan Suku Bass
"Maafkan aku, aku membuatmu dalam bahaya, aku bodoh, aku tidak mampu melindungimu, omonganku terlalu besar, janjiku sendiri tidak bisa kupegang, bahkan aku sendiri jatuh ke dalam perangkap mereka! Namun, Kenta, kumohon bertahanlah! Jangan tinggalkan aku! X memintaku menceraikan dirimu hari ini juga, namun, aku tidak bisa, aku tidak bisa! Kenta!" teriak Higiri dengan sangat kencang sambil menangis. Air matanya mulai membasahi wajahnya, dan jatuh di atas Musical Scale yang dipegang Kenta. Higiri lalu mengambil dan menggenggam kalung itu dan lalu memeluk Kenta sambil menangis dan memejamkan matanya. Tiba-tiba saja, Musical Scale tersebut bersinar terang, lalu seberkas cahaya berwarna putih muncul, perlahan namun pasti, cahaya tersebut semakin lama semakin besar dan terang, hingga cahaya tersebut menjadi sangat menyakitkan mata jika terlihat. Cahaya tersebut lalu membawa Higiri ke waktu yang lalu, untuk melihat kejadian yang ia lewatkan: ----- Sang raja, ratu, dan Kenta sedang berjalan d
Read more
Part 35: Perisai Langit
Pria misterius tersebut langsung melindungi dirinya dan berupaya menahan serangan Kenta yang mulai handal memainkan Dual Flute-nya. Karena pria misterius tersebut hanya mempunyai satu buah belati saja, setelah diserang secara terus menerus untuk beberapa lama, salah satu Dual Flute milik Kenta berhasil melukai lengan pria misterius itu, lalu terlihat darah segar mulai mengalir dari luka di lengannya tersebut. Mereka lalu terdiam sebentar, menghentikan semua serangan. Pria misterius tersebut langsung memegang lengannya yang terluka, dengan merintih sedikit kesakitan, karena Dual Flute milik Kenta memang tajam sekali di setiap ujungnya. Namun, pria misterius tersebut rupanya masih memiliki tenaga, ia lalu berkata, "Kau berpikir bahwa kau sudah pintar? Kau adalah penyebab semua kekacauan ini, Kenta. Sebaiknya kau menyerah. Ikutlah denganku. Lupakan saja pernikahan ini dan Higiri. Kau akan menyebabkan kekacauan yang lebih besar daripada ini di kemudian hari!”Kenta sangat kesal mendengar
Read more
Part 36: Kekuatan yang Berbahaya
Setelah Fortress Protect tersebut sudah terlihat mengelilingi seluruh wilayah suku Harmoni secara menyeluruh, Kenta lalu berhenti. Kedua lengannya sangat lemas, lalu terjatuh begitu saja ke atas tanah. Kenta tersenyum, lalu menatap X sambil berbisik, "Aku penyebab masalahnya. Aku tidak mau membuat kalian menangis dan menderita lagi. Aku ingin, dan akan mencoba melindungi semuanya, dan tidak ingin Higiri ataupun paman-paman sekalian menjadi korban selanjutnya. Mereka mengincar energiku saja, itu saja. Kalian tidak perlu repot-repot menjagaku."Fortress Protect yang dibuat Kenta, terlihat semakin melebar ke seluruh penjuru wilayah suku Harmoni sampai suku tersebut tertutup seluruhnya dengan cahaya putih-biru terang. Kenta lalu memiringkan badannya, terlihat darah semakin banyak keluar dari luka di bawah perut kirinya, serta Kenta mulai muntah darah. Melihat itu, X mulai menangis keras sambil berteriak, "Kenta, kau sudah gila! Kenta! Bertahan! Aku akan membawamu kembali ke istana suku S
Read more
Part 37: Kekuatan Berbahaya Lainnya
Higiri menatap Kenta, lalu dengan penuh rasa bingung, ia menjawab, “Aku sendiri tidak tahu, cahaya tadi, iya, cahaya tadi yang kemungkinan besar mengembalikan Kenta seperti sedia kala, namun selebihnya, aku tidak tahu. Ah, bukan hal ini yang sekarang seharusnya menjadi perhatian kita. X! Kemana X berada!”Tidak bisa menjawab, mereka berempat justru hanya bisa menggelengkan kepala saja. Kenta sendiri, yang terlihat masih lemah, lalu melepaskan pelukan Higiri, dan duduk di sebelahnya, lalu berucap, "Aku sangat senang melihat paman-paman sekalian sangat sehat!" seru Kenta. Higiri tersenyum melihat Kenta akhirnya bisa kembali seperti sedia kala, bagaikan keajaiban. Bukankah seharusnya Kenta tadi sudah tidak ada? Ia sudah menjadi debu halus, kan? Namun, Higiri tidak sempat berpikir seperti itu. Ia langsung memeluk erat Kenta dan berujar, "Kenta aku sangat minta maaf, kau yang harus menanggung semua penderitaan ini, setelah menikahiku. Aku sama sekali tidak tahu bahwa Ichigo adalah prajur
Read more
Part 38: Dual Flute yang Berbahaya
Higiri lalu membungkuk hingga kepalanya menyentuh lantai. Ia memberi hormat terakhir kepada kedua orangtuanya. Di dalam kamarnya, Kenta yang terbaring lemah, sedang terlihat ditemani oleh keempat pamannya yang sedang duduk-duduk sambil berbincang satu sama lain. Setelah menghela nafas panjang, Kenta berujar, "Paman X sepertinya sangat marah kepadaku, aku rasa ia tidak akan mau kembali bersamaku."Nozomi tertawa kecil mendengarnya, lalu membalas, "Tidak mungkin. X sangat menyayangimu. Ia hanya sedih sekali dan tidak kuat melihatmu menanggung beban yang kelewat besar ini." Ahr juga berucap, "Ya, seharusnya kita berempat, bisa terbangun terlebih dahulu sebelum kekacauan tersebut terjadi, sehingga tidak perlu ada drama seperti ini."Kenta hanya tertawa kecil mendengar keduanya yang berusaha menghiburnya. Higiri tiba-tiba masuk ke dalam kamar, lalu menghampiri mereka semua, dan duduk di atas ranjang, di samping Kenta, sambil berucap, "Ardee sudah memintaku melaksanakan penobatan raja dan
Read more
Part 39: Kekuatan Darah Campuran
Nozomi yang dari tadi melihat Kenta tiba-tiba berubah tatapan matanya, berpikir bahwa Kenta hanya memusatkan energinya, justru mulai khawatir ketika Kenta terlihat sangat fokus serta semakin agresif serangannya, lalu ia menyadari bahwa rambut Kenta sudah berubah warna, serta seluruh serangan yang dilancarkan Kenta kepada Higiri, semuanya adalah serangan mematikan, terlebih lagi, Kenta tiba-tiba terlihat terlalu mahir mengendalikan senjatanya. Kali ini Nozomi langsung berdiri dari duduknya, dan langsung berusaha melerai mereka berdua sambil berteriak, "Kenta, Kenta! Sadar!!! Kenta! Itu suamimu, Kenta, hei!!!"Kenta lalu menatap Nozomi dengan tatapan tajam, kali ini, Nozomi sendiri yang justru sekarang menjadi targetnya. Kenta mulai berlari, dan melancarkan serangannya ke arah Nozomi, kali ini, tentu Nozomi harus mengeluarkan senjatanya, seruling panjang berwarna abu-abu. Higiri yang melihatnya, juga berteriak, "Kenta! Sadarlah! Kenta! Kita sedang tidak dalam perang, ini sebuah latiha
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status