Semua Bab Om Sweet Om: Bab 31 - Bab 40
62 Bab
Season 2 Dokter Rizal: Pasien Resek
Rumah sakit begitu ramai hari ini, sehingga membuat para petugas medis sedikit kewalahan. Namun, mereka berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien.Tania sejak pagi sudah berada di IGD untuk menangani berbagai macam kondisi gawat darurat. Wanita itu juga sudah meminta izin untuk pulang malam kepada Nero karena pasien yang membludak."Hai!"Rizal menyapa Tania dengan ramah. Sebenarnya lelaki itu mempunyai jadwal di poli bedah, tetapi dia menyempatkan diri untuk menemui sang pujaan hati di IGD."Pasien kamu udah nungguin dari tadi, Zal. Jangan gak professional gitu," sindir Tania di sela-sela kesibukannya menulis rekam medis pasien. "Masa kangen aja gak boleh?" balas Rizal cuek, mengabaikan tatapan para perawat yang menahan tawa melihat kelakuannya."Kasihan mereka nungguin. Apa kamu tega?" sindir wanita itu lagi.Rizal menyerah dan akhirnya berpamitan dengan Tania menuju ke ruangannya. Benar saja, begitu dia tiba di poli bedah, antrean pasien begitu Panjang. Rata-rata mer
Baca selengkapnya
Tiara
Rizal membuang pandangan saat Tiara menarik celananya hingga ke lutut. Tampaklah bekas luka jahitan memanjang di sebelah kaki kirinya. Sementara kaki kanannya begitu mulus dan bersih. Wajah Rizal sedikit merona karena menahan malu. Biasanya pasien yang ditemui setiap hari adalah para lansia atau anak-anak. Ada juga wanita muda tetapi tak semenarik Tiara. "Dulu waktu operasi sama Dokter Fauzan, ya?" tanya lelaki itu."Benar, Dokter. Cuma katanya jadwal Dokter Fauzan besok. Jadi saya periksa sama siapa aja boleh asal sakitnya hilang," jelas Tiara. "Apa masih nyeri?""Kalau malam nyeri, Dokter. Mungkin cuaca dingin. Ini juga saya sudah masuk kerja."Tiara tersenyum senang. Entah kenapa dia ingin menggoda Rizal. Biasanya juga dia kalem, tidak ganjen pada laki-laki. Walau dia hanya karyawati biasa, banyak yang menyukainya. Mereka juga berwajah tampan. Beberapa berstatus single. Ada juga yang sudah menduda. Juga suami orang yang suka menggoda. Untungnya Tiara kuat iman dan tidak mau ter
Baca selengkapnya
Dokter Syifa
Rizal memarkir mobilnya di belakang bangunan rumah sakit. Hari ini dia datang terlambat, sehingga parkiran depan sudah penuh dengan kendaraan karyawan dan pasien yang berkunjung."Pagi, Dokter."Begitulah sapaan dari beberapa wanita penghuni rumah sakit ini setiap kali Rizal melintas. Dia hanya mengangguk dengan wajah datar tanpa ekspresi. Hingga laki-laki itu sempat mendapatkan julukan si pelit, karena susah sekali tersenyum."Hai, Dokter Rizal."Senyum Rizal memang langka dan mahal, kecuali untuk Tania. Sama seperti masker yang tiba-tiba sulit ditemukan saat wabah kabut asap melanda Sebagian pulau di Indonesia. Sebenarnya Rizal tidak terlalu peduli. Baginya, tidak harus selalu menanggapi omongan buruk dari siapa pun. Dia juga malas mengklarifikasi karena itu hanya membuang waktu.Seperti biasa, Rizal ikut mengantre bersama karyawan yang lain untuk absen. Kali ini, tidak ada yang berani menggoda. Semua orang sudah tahu sikapnya dan merasa segan. Apalagi ketika dia begitu cekatan men
Baca selengkapnya
Teamwork
Setengah berlari wanita itu memasuki ruang Instalansi Gawat Darurat di rumah sakit tempat dia bekerja. Suara riuh dan kegiatan hilir mudik di dalam sana sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Sudah biasa dan mereka tidak boleh panik."Sorry aku telat. Mana pasiennya?" Tania bergegas masuk dan mengambil snelli miliknya."Itu, Dokter. Di ujung sana. Lagi dipegang Kak Sinta." Perawat itu berkata.Sinta adalah kepala ruangan Instalansi ini. Wanita itu sangat tangguh dah sigap, sehingga rumah sakit ini menjadi salah satu unggulan karena pelayanan yang bagus terutama di bagian Instalasi Gawat Darurat. Tania menggelengkan kepala. Melihat kondisi pasien ini miris sekali. Kakinya patah. Ada tulang yang remuk. Harusnya langsung masuk ke ruangan operasi. "Dok, pasien ini sudah di-inject dengan antibiotik sama analgesik." Shinta menjelaskan. "Kenapa enggak langsung dibawa ke OK? Kasian ini sudah kesakitan, sungutnya. "Menunggu persetujuan dokter jaga," jawab si perawat ketakutan. Tania m
Baca selengkapnya
Pendekatan
Mobil berhenti di sebuah rumah mungil tetapi asri. Rizal baru saja mematikan mesin, ketika seorang wanita paruh baya keluar dengan tergesa-gesa dan membuka pagar."Itu mama kamu?" tanya Rizal saat melirik Syifa yang hendak membuka pintu dan keluar."Iya, itu mama," jawab gadis itu senang. Hari ini, Syifa akan mengenalkan Rizal kepada keluarganya. Mereka belum resmi berpacaran karena tak ada kata cinta yang terucap dari bibir lelaki itu. Namun, mereka sepakat untuk mencoba menjalin hubungan lebih dekat. Rizal sudah jarang mengunjungi Tania. Dia mulai belajar melupakan wanita itu. Hadirnya belum bisa menggantikan sang cinta pertama, tetapi cukup mengalihkan perhatian. "Galak gak?""Ya gak, lah. Mama tu baik banget. Malahan udah masak buat kita," ucap Syifa."Aku ngeri," goda Rizal. "Ayo, turun! Jangan kelamaan."Keluarga Syifa terlihat sederhana tetapi berkecukupan. Rizal yakin mereka pasti tidak punya ART, karena itu mamanya yang membukakan pintu."Itu Pak Dokter gantengnya?" bisik
Baca selengkapnya
Dua Lelaki
Dua laki-laki itu duduk santai di teras sembari berbincang ringan mengenai apa saja seputar kehidupan sehari-hari. Sesekali mereka tergelak jika ada topik pembicaraan yang lucu. Rizal pintar sekali mengambil hati Sofyan. Setelah makan malam waktu itu, Rizal beberapa kali datang berkunjung untuk silaturahmi dengan keluarga Syifa. Berita kedekatan mereka juga sudah menyebar ke seantero rumah sakit. Tania bahkan mendukung sahabatnya itu dengan hubungan yang sekarang. "Nak Rizal benar-benar serius sama Syifa?" tanya Sofyan penasaran. "Serius, Om," jawab Rizal cepat. "Om memang agak ketat sama Syifa, karena dia anak perempuan. Selama ini dia belum pernah ngenalin siapa pun sama kami. Kamu yang pertama kali dibawanya ke rumah."Sofyan menatap menatap Rizal lekat. Ada harap dari hatinya bahwa suatu saat jika putrinya akan berjodoh dengan lelaki baik-baik.Rizal menjawab dengan tegas walaupun dia belum memberitahu orang tuanya. Lelaki itu masih memantapkan hati untuk memilih Syifa sebagai
Baca selengkapnya
Insiden
Rizal menatap lekat pada sesosok gadis di hadapannya. Wajahnya ayu dan nyaman dipandang, membuat denyar halus tiba-tiba saja muncul menyusup ke hatinya secara perlahan. "Kenapa kamu ngeliatin kayak gitu?" tanya Syifa tersipu malu. Senyum manis yang terukir di bibirnya, membuat Rizal cukup berdebar-debar. Syifa memang terlihat berbeda karena hari ini dia memakai gaun baru dan memoles wajahnya dengan make-up. Lispstiknya merah menyala. Alisnya melingkar indah dengan eye liner. Maskara membuat bulu matanya tampak lentik. Sapuan blush-on yang sempurna di pipi, membuat Rizal menjadi gemas. Tunggu dulu. Kenapa Syifa jadi mirip seperti Tania? Ah, lelaki itu menepis semua pikirannya. "Tumben, hari ini pake dress. Biasanya pake snelli," goda Rizal. Melihat Syifa semakin merona, dia berhenti menatap lalu memalingkan pandangan. "Memangnya saya gak boleh dandan kalau lagi ketemu pacar?" Rizal mengulum senyum mendengarnya. Lelaki itu tahu jika Syifa memancingnya untuk menyatakan cinta. "Nan
Baca selengkapnya
Kamu Lagi
Rizal bergegas mencari pasien yang dimaksud saat memasuki instalansi gawat darurat. "Mana orangnya?""Itu, Dokter!" Si perawat menunjuk ranjang paling ujung. Tampak seorang gadis sedang berbaring menyamping. Di sebelahnya ada seorang wanita paruh baya sedang duduk menunggu. "Gimana kondisinya, Mbak?" Rizal bertanya bersamaan dengan gadis itupun ikut menoleh. "Loh, kamu?"Rizal terkejut saat melihat siapa pasien yang meminta untuk ditangani olehnya. Ternyata gadis yang dulu sempat membuat onar di poli ortopedi.Seingat Rizal, setelah memberikan rujukan ke bagian rontgen dan mendapatkan hasilnya, diketahui bahwa kondisi kaki gadis itu baik-baik saja. Hanya saja dia perlu menjaga diri agar selama proses pemulihan, bagian itu tidak cedera.Sayangnya, Rizal lupa siapa nama gadis itu. Pasiennya banyak dan dia tak hafal satu per satu, kecuali yang memiliki sakit tertentu. "Dokter, tolong saya," lirih gadis itu."Kamu kenapa lagi?"Gadis itu menunjuk kakinya yang lebam tepat dibagian bek
Baca selengkapnya
Dua Keluarga
Syifa mengintip dari balik partisi ruangan, ketika keluarga Rizal memenuhi ruang tamu. Gadis itu berulang kali menggosok tangan karena gugup. Dia memang diminta untuk menunggu di dalam, lalu akan keluar jika mamanya memanggil. "Ya Allah, semoga lancar," lirih gadis itu sembari menangkup tangan di dada. Pada lamaran sebelumnya hanya keluarga inti Rizal yang datang. Kali ini, lelaki itu membawa keluarga besar. Hal itulah yang membuat pihak Syifa mempersiapkan penyambutan yang maksimal. "Ayam, daging, ikan sama bumbu-bumbu. Semua sajian darat laut dan udara mama masak, deh." Sejak subuh Sarah sudah berbelanja ke pasar untuk membeli aneka lauk, sayur dan juga buah. Untuk dessert mereka memesannya kepada salah satu toko bakery terkenal. "Yang ini kamu pindahin ke pojok. Kursi yang itu kita geser aja." Sementara itu, Sofyan dan Satria sibuk dan membersihkan rumah. Mereka juga membuang barang-barang yang tergeletak sembarangan di beberapa ruangan. Tadinya Syifa ingin mengecat ruangan
Baca selengkapnya
Sahabat
"Jadi kamu sudah mantap hati?" tanya Tania ketika Rizal mengajaknya bertemu dan menceritakan semua."Insyaallah. Keluarga kami juga udah ketemu dan lamaran," jelas Rizal."Alhamdulillah aku ikut senang. Akhirnya kamu menemukan pendamping hidup," ucap Tania bahagia."Memang benar kata orang. Obat patah hati itu cuma jatuh cinta lagi," kata Rizal sembari tertawa. "Dari dulu juga dibilangin begitu. Kamu aja yang ngeyel," kata wanita itu kesal. Tania selama ini hanya diam ketika gosip-gosip di luar santer terdengar. Apalagi ketika dia baru bergabung di rumah sakit dan semua orang menganggapnya ganjen menggoda Rizal, karena telah bersuami. "Tapi makasih banget tetap mau jadi sahabat aku.""Kalau nanti udah nikah, baiknya kita gak usah terlalu akrab kayak gini. Kasihan Dokter Syifa," saran Tania. "Aku tetap mau kita begini. Jadi teman sharing," pinta Rizal tulus."Tapi jangan suka nyentuh. Gak baik dilihat sama istri kamu."Rizal mengangguk. Mereka lalu membicarakan tentang beberapa kas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status