Semua Bab RENDEZVOUS: Bab 21 - Bab 30
42 Bab
20. RENDEZVOUS - Exploitasi tenaga katanya
Sampai di lokasi, mereka semua meregangkan ototnya yang cukup kaku karena perjalanan yang cukup jauh dan tadi sempat macet. Disana mereka langsung disambut oleh tiga orang yang bertanggung jawab tentang pantai. Mereka duduk sebentar disalah satu pendopo dekat pantai membuka acara agar berjalan sukses. Kanzapun lekas duduk disamping salah satu wanita yang belum ia ketahui namanya, setelah tiba-tiba disuruh Abian untuk duduk karena Abian dan Farhan harus berbincang terlebih dahulu dengan mereka. "Mbak?" panggil wanita berambut pendek samping Kanza. Kanza langsung menoleh dan ia sudah mendapatkan senyum ramah dari wanita tersebut. "Kita belum kenalan." Lanjut wanita tersebut. "Eh iya iya, maaf. Saya Kanza." Ucap Kanza dengan senyum s
Baca selengkapnya
21. RENDEZVOUS - Payah
Pagi-pagi suasana kantor cukup heboh, suasananya sangat ceria membuat Kanza mengernyit sepanjang lorong dari masuk lift sampai keluar lift ia bingung sendiri sebenarnya ada apa dengan pagi ini. Masuk ke ruangan ia disambut dengan beberapa kata olahraga. Dengan segenap kebingungannya dia menaruh tasnya. "Nah kebetulan sekali Mbak Kanza sudah datang," Ucap Pak Joni tiba-tiba menepuk pundaknya sontak membuat Kanza refleks menoleh dengan penuh tanda tanya. Di belakang Pak Joni kini ada Fera yang menghampirinya dengan es krim di tangan kanannya dan tangan kiri memeluk sebuah kain berbalut plastik putih yang Kanza rasa sebuah baju. Pagi-pagi es krim? Sungguh gila, pikir Kanza. "Jadi melihat raut wajah Mbak Kanza bingung ayo jelaskan Mbak Fera." Fera menyelesaikan makan eskrimnya keluar sejenak membuang sampah lalu kembali kedalam dengan wajah ceria. Ia lantas menyerahkan bungkus plastik berisi kaos itu ke Kanza. "Ini, jadi ini adalah setelan olahraga punya Mbak Kan
Baca selengkapnya
22. RENDEZVOUS - Kepikiran
Kanza terdiam merenung menatap langit-langit kamarnya. Sejak pulang kerja, wanita itu terus-terusan menghela nafas dan melamun menatap langit-langit. Pikirannya bukan kosong tapi penuh sampai rasanya berdenyut, ditambah tadi terkena bola basket. Tapi bukan itu masalahnya. Perilaku Abian tadi masalah utamanya.Jika Kanza ulas balik tentang awal pertama kali bertemu Abian di sini, Abian itu galak tapi punya sisi baik yang entah kenapa selalu ditunjukkan kepada Kanza. Atau mungkin pencintraan saja? Tapi tidak sepertinya. Dari suka mengajak pulang bersama, ditraktir makan, berkenalan dengan teman Abian dan adiknya, dan masih banyak lagi. Kendati demikian, sifat Abian yang menyebalkan tetap menutupi semua kebaikannya.Dan tadi, entah kenapa teringat wajah panik Abian itu membuatnya kepikiran. Apa jika Fera yang terkena bola basket, Abian juga sepanik itu? Jika demikian memang dasarnya Abian itu baik dan tidak terpusat padanya.Kanza menggelengkan kepalanya, semakin i
Baca selengkapnya
23. RENDEZVOUS - Peraturan Baru
Tidak ada yang tidak bersorak kecewa ketika Abian tiba-tiba mengumumkan beberapa hal setelah rapat dengan para ketua tim kemarin. Hal yang Abian sampaikan yaitu terkait beberapa peraturan baru disahkan oleh instansi. Beberapa hal terkait peraturan baru yang perlu digaris bawahi yaitu ada pergantian shift dan perombakan tim, tidak boleh berpacaran dengan satu tim karena dianggap tidak profesional, apabila melanggar maka akan dipindahkan ke Tim lain. "Jadi pergantian tim itu mulai minggu depan Pak?" tanya Fera dengan wajah kecewanya. Pasalnya ia termasuk ke dalam list pemindahan jadwal. Abian mengangguk, "Jadi minggu depan yang tidak saya sebutkan tadi tetap bekerja seperti biasa dan jam biasa. Untuk tadi yang saya sebutkan yaitu Fera, Kanza, Pak Zaki, Pak Tian akan bekerja pada shift ke dua yaitu pukul 4 sore sampai 12 malam bersama saya." Rata-rata yang dipilih untuk shift adalah yang cukup muda-muda. Dikarenakan Tim Abian yang muda hanya Fera, Kanza dan diri
Baca selengkapnya
24. RENDEZVOUS - Me Time
Sabtu pagi Kanza sudah bersiap untuk me-time atau jalan-jalan sendiri. Ia ingin menikmati hari liburnya sendiri karena mendadak ia teringat jika mulai Senin, siangnya ia harus gunakan untuk tidur agar malamnya tidak mengantuk. Alibi saja sebenarnya, mau tidur siang atau tidak tetap saja malamnya Kanza itu tetap mengantuk dan dia itu sangat pelor. Tetapi karena ingin menjernihkan pikiran ia ingin senang-senang sendiri dengan jalan-jalan."Mau kemana lo jam segini?" tanya Jihan ketika keluar dari kamar. Kanza tebak pasti wanita itu lembur sehingga jam segini baru bangun."Mau jalan-jalan sendiri, me-time gitu sebelum gue jadi kelelawar besok." Kanza sudah bersiap rapi dengan pakaian kasualnya kini memakai kaos kaki di sofa."Hah kelelawar?""Gue udah kasih tahu lo belum sih kalo gue pindah shift?"Jihan menggeleng, "Lo pindah shift jam berapa?""Berangkat jam 4 sore sampai jam 12 malem. Mantap gak tuh?" "Seriusss?? Emang lo bisa b
Baca selengkapnya
25. RENDEZVOUS - Tidak jadi me time
Sedari tadi pikiran Abian bukan di film tetapi pikirannya berada di Saras. Ia heran dengan adiknya itu kenapa bisa menempel sekali dengan Kanza dan itu bukan kali pertama tetapi sebelum-selumnya sampai pernah ke rumahnya. Sebenarnya apa yang Kanza berikan pada Saras, jangan-jangan Saras di cuci otaknya? Astaga semakin kacau saja pikiran Abian."Kak?" panggil Fara membuat Abian tersadar dari lamunannya. Dia menoleh sejenak ke arah Fara lalu kembali menonton film di depan.Fara tersenyum, "Lama banget ya, dulu tiap malem minggu wajib ke bioskop ngelepas stress pas kuliah." Abian hanya diam tidak berniat menanggapi, lagi pula sudah masa lalu ia terlalu enggan meningat-ingat.Fara menoleh menatap Abian yang fokus menonton, ia tersenyum getir ternyata Abian sedari tadi tidak mendengarkannya. Mungkin ia menyesal karena dulu memutuskan Abian begitu saja, tapi ia mencoba sekali lagi dan ternyata Abian masih sebaik dulu buktinya Abian juga selalu mengiyakan permintaannya
Baca selengkapnya
26. RENDEZVOUS - SEBUAH IDE
—Kanza's pov Hari senin sore aku sudah berada di depan ruangan Tim Cirrus menunggu giliran shift. Sepertinya aku datang cukup awal karena aku takut nanti jika berangkat mepet malah terjebak macet, berakhirlah aku duduk di depan ruangan sembari meminum susu kotak yang aku bawa. Jujur saja aku benar-benar mengantuk padahal tadi sudah tidur siang tetap saja mengantuk. Aku jadi tidak bisa membayangkan pegawai yang terus-terusan shift di jam sore seperti ini. Sembari menunggu aku memilih bermain ponsel, tetapi rasa bosan benar-benar melandaku saat ini. "Mbak Kanza?" tanya seorang pria tiba-tiba berdiri di sebelahku dengan senyum ramahnya. Aku rasa ia pegawai sini karena dilihat dari pakaiannya yang rapi dan tas yang ia sampirkan dilengan kanannya. Aku berdiri dan mengangguk. Kulihat ia tersenyum lega ketika melihatku, aku ikut tersenyum bingung melihat reaksinya. "Syukurlah saya langsung ketemu Tim satu, mbak bisa ikut saya rapat dadakan? A
Baca selengkapnya
27. RENDEZVOUS - You did well, Jihan
"Ada yang mau kopi?" tawar Renata atau biasa dipanggil Nata di ruangan yang cukup hening itu. Tetapi beberapa saat pegawai langsung mengacungkan tangannya, sahutan pegawai membuat suasana cukup mencair. Kanza meregangkan tangannya untuk melemaskan ototnya yang kaku ia tersenyum kecil ketika ada kegaduhan kecil tentang pemesana kopi. Pegawai shift 2 itu cukup menyenangkan dan cukup santai meski dibawah pimpinan Abian. Mungkin karena banyak yang pria jadinya tidak terlalu tegang seperti shift 1. "Okey tenang saya catat nih, Pak Abian saya ijin intermezo sejenak ya Pak?" pinta Renata yang dibalas anggukan oleh Abian. Renata menyalurkan kertas ke depan untuk diputar dari pegawai satu ke pegawai lain dan akhirnya kembali ke Renata lagi. "Bapak mau kopi juga? Kalau iya saya catatkan," tawar Renata ketika kertas itu kembali ke dirinya. "Boleh, saya kopi tanpa gula." Renata mengacungkan jempolnya, "Siap Pak, ini Mbak Kanza benerkan greentea hangat? Bu
Baca selengkapnya
28. RENDEZVOUS - Accident
Kanza mengernyit heran ketika suara pintu rumah diketuk secara tidak aturan. Jika itu Jihan pasti, wanita itu akan memilih meneleponnya, tapi bisa saja karena ia tidak dengar akhirnya mengetuk pintu rumah secara terus-menerus. Maklum saja Kanza habis dari kamar mandi menyegarkan badan karena terasa remuk tadi malam bergadang. "Iya bentar," seru Kanza ketika ketukan pintu kembali terdengar. Lantas Kanza bergegas keluar membukakan pintu rumah. "Dimana Jihan?" tanya pria yang Kanza tahu adalah Panca begitu pintu dibuka. Agaknya Kanza juga terkejut dengan kehadiran Panca pagi-pagi seperti ini. "Jihan gak ada," jawab Kanza jujur, ya karena Jihan memang tidak pulang semalaman. Tiba-tiba Kanza memekik kaget ketika Panca mendorong kanza kasar dan Panca langsung masuk begitu saja. "JIHAN! JIHAN? jangan sembunyi kamu!" teriak Panca disegala penjuru ruangan. Kanza yang kesal dan tidak habis pikir dengan Panca lalu berlari masuk berniat mengusir Panca pergi.
Baca selengkapnya
29. RENDEZVOUS - Side of Accident
Abian Adalvino adalah pria yang pintar, ulet, disiplin dan menawan. Dirinya disebut-sebut sebagai pria yang sempurna dimata orang sekitar. Sayangnya, meski banyak kelebihan yang ia miliki tetap saja ia mempunyai kekurangan yang mungkin kadang membuat sekitar tak suka. Salah satu contohnya adalah bersifat dingin dan cuek, bahkan wajahnya selalu memperlihatkan ekpresi datar tanpa minat. Ia juga terlalu kaku, strict terhadap aturan yang selalu ia gunakan. Prinsip teguhnya membuat ia punya sisi lemah yang jarang sekali bisa dijangkau. Selain itu, Abian sering dinilai tidak peka. Logikanya lebih besar dibanding perasaannya. Banyak sekali orang yang susah menebak jalan pikiran Abian. Mudah mengendalikan emosinya. Tetapi satu hal yang mungkin menjadikan ia meledak seperti bom waktu, dan itu hanya Abian sendiri yang bisa menjawabnya. Pagi ini Abian sudah rapi dengan kemeja biru laut dan celana jeans. Kemejanya ia masukkan dan lengannya ia gulung, tidak lupa jam tangan yang m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status