Semua Bab I'm Not Lucy: Bab 21 - Bab 30
81 Bab
Store Document
"Jangan lakukan hal seperti itu lagi lain kali!" Frans mengembalikan botol yang ia sebelumnya ia pegang dengan paksa pada Shiya."Hahahaha." Shiya tertawa puas melihat ekspresi wajah Frans yang kesal."Itu tidak lucu sama sekali!" Frans mengubah posisi duduknya. Ia menyandarkan tubuhnya dan menaikkan kedua tangannya sambil memejamkan kedua matanya.Shiya yang sebelumnya merebahkan tubuhnya, kini duduk menyilakan kakinya menghadap Frans. Ia kemudian melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Frans yang terlihat masih memejamkan mata."Kau tidur?" harusnya tidak mungkin Frans akan tertidur secepat itu pikir Shiya."Ada apa?" Frans memegang tangan Shiya tiba-tiba yang sedari tadi bergerak-gerak didepan wajahnya.Shiya kemudian menghadap ke layar tv setelah Frans melepaskan tangannya. Ia sedang menyusun kata untuk membicarakan masalah tokonya."Frans.""Hmmmmh?" ia masih memejamkan kedua matanya.
Baca selengkapnya
Spaghetti
Benar saja, Frans mendapati istrinya tengah asyik membaca buku. Shiya terlihat sangat fokus hingga tak menyadari kedatangan Frans."Auuuuuuuuu." Frans berteriak ala serigala tepat ditelinga Shiya yang masih fokus membaca buku yang ada ditangannya."Bundaaaaaaaa!" sontak Shiya menaikkan kedua kakinya ke kursi yang sedang ia duduki. Ia memeluk erat buku harry potter yang tadi ia baca dengan kedua tangannya. Reflek mulutnya berteriak memanggil bundanya."Hahaha." Frans tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat istrinya ketakutan. Ia memegangi perutnya dengan tangan kanan sedangkan tangan kirinya menutup mulutnya.Shiya terlihat begitu kesal setelah menyadari perbuatan Frans. Ia kemudian mengambil ancang-ancang untuk melempar buku yang ia pegang kearah Frans yang masih berdiri didepan pintu.BrakkBuku yang Shiya lemparkan berhasil mengenai pintu, sedangkan Frans sudah lebih dulu menghindar. Ia melarikan diri kedalam
Baca selengkapnya
My body is yours baby
"Ayah, bunda. Hari ini aku menginap dirumah saja ya?" Shiya memeluk lengan nyonya Shalim yang tengah sibuk menyiapkan makanan di meja makan."Benarkah? bunda sangat senang. Mau tidur sama bunda? rasanya sudah lama sekali, bunda sangat rindu." nyonya Shalim menghentikan aktifitasnya, ia mengusap kepala Shiya yang menempel dipundak kirinya."Tentu saja bunda." Shiya tersenyum bahagia dan semakin mengeratkan pelukannya pada bundanya.Setelah selesai makan malam, keluarga itu terlihat utuh dan berbincang sangat hangat. Mereka tertawa bersama. Sudah lama sejak Shiya menikah, mereka jarang berkumpul menghabiskan waktu bersama hingga larut."Kalian akan tidur berdua malam ini?" tuan Shalim beranjak dari duduknya. Anak dan istrinya kompak menganggukkan kepala kearahnya.Mereka berdua tidur dikamar Shiya yang sudah lama dibiarkan kosong. Teringat semasa Shiya kecil dan bundanya selalu menemaninya tidur. Nyonya Shalim dan Shiya saling ber
Baca selengkapnya
Sorry
Tuan Shalim dan istrinya terlihat sangat kacau. Keduanya ternyata gagal mencegah kebangkrutan perusahaannya. Uang yang Shiya dapatkan ternyata tak berhasil menyelamatkan perusahaannya.Nyonya Shalim tak henti mengeluarkan tangisnya. Hal yang membuatnya sedih adalah, perjuangan suaminya yang mendirikan perusahaan itu dengan keringat dan darahnya. Ia belum bisa terima harus gagal seperti itu."Sudahlah bund, ayo kita pulang! istirahat." Tuan Shalim mencoba menenangkan istrinya yang sangat sedih itu. Ia memegang kedua bahu istrinya untuk membantunya berdiri. Tuan Shalim membawanya masuk kedalam mobil untuk pulang kerumah.Perjalanan mereka berdua diiringi hujan yang cukup lebat. Air hujan turun bersamaan dengan tangis Nyonya Shalim yang deras. Hati Tuan Shalim pun rasanya hancur, ia yang sibuk mengemudi sesekali menenangkan istrinya yang duduk disebelahnya."Yah, maafkan bunda. Bunda tak bisa bantu apa-apa." Nyonya Shalim terus terisak, membu
Baca selengkapnya
Ben!
Shiya mengerjapkan matanya pelan. Matanya menyapu seisi kamar yang terasa asing baginya. Ia melihat Frans sedang tidur disampingnya, ia terus menatap Shiya yang wajahnya pucat itu."Kau sudah bangun?" rupanya Shiya berada di rumah keluarga Dimejo. Saat ini ia berada di kamar Frans."Iya." suara Shiya terdengar lirih. Tenaganya masih belum kembali."Tunggu! aku akan meminta pelayan untuk membawakan makan untukmu." Frans beranjak dari tempat tidurnya. Sedangkan Shiya masih tak bergeming menatap suaminya berjalan keluar meninggalkannya, ia masih merasa tak berdaya.Tak, Tak, Tak!Suara langkah kaki terdengar mendekat, Tak lama kemudian Nyonya Dimejo terlihat masuk kedalam kamar Frans dengan terburu-buru. Raut wajahnya pun terlihat begitu khawatir."Kamu sudah bangun sayang? apa yang ingin kau makan?" Nyonya Dimejo duduk ditepi tempat tidur, ia memegang kening Shiya beberapa kali."Maafkan Shiya Ma, Shiya merep
Baca selengkapnya
Throw up
"Ah sudahlah!" Frans menangkis tangan Ben dengan kesal. Sedangkan Ben kembali menjauhkan tangannya."Mereka menguping pembicaraan anda Tuan." Lucy berjalan mendekati 2 lelaki itu setelah mendengar ucapan Ben."Huh! ada apa dengan hari ini?" Frans menghembuskan nafas kasar, membuat Ben bergidik ngeri. Ia memegang keningnya, kepalanya serasa seperti akan meledak."Kau kenapa? ada apa denganmu?" Lucy memegang lengan Frans."Urus pekerjaan hari ini! aku pergi." Frans menepis tangan Lucy dan berjalan keluar dari ruangannya meninggalkan semua pekerjaannya pada Ben.Saat ini Frans sudah berada didekat mobilnya. Tapi Lucy terus berjalan dibelakangnya. Frans berusaha tak menghiraukannya, ia tetap masuk kedalam mobilnya. Tak disangka-sangka, Lucy ikut masuk kedalamnya tanpa rasa sungkan sedikitpun. Frans melirik kearah Lucy dengan tatapan oenuh amarah tapi ia membiarkannya begitu saja, karena energinya sudah habis untuk ia gunakan berdeba
Baca selengkapnya
Gravidam
Kondisi ruang operasi itu cukup genting. Beberapa kali pasien mengalami masa kritis setelah mengalami kecelakaan yang cukup parah. Dokter dan beberapa orang perawat terus berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan nyawa pria itu. Mereka mengerahkan seluruh tenaganya berharap pasien itu masih bisa kembali sadar.Setelah melewati operasi selama beberapa jam, kondisi pasien akhirnya mulai membaik. Dokter dan semua perawat yang bertugas pun akhirnya bisa bernafas dengan lega. Dokter itu pun berjalan keluar dari ruang operasi itu untuk bertemu dengan keluarga pasien yang sudah menunggunya diluar."Siapa wali dari Tuan Pram?" Dokter mencari keberadaan keluarga pasien karena ada beberapa orang di depan pintu."Saya Dok! bagaimana kondisinya sekarang?" Lucy segera berjalan mendekati dokter, wajahnya tampak panik. Sedangkan ibunya berjalan dibelakangnya dengan raut wajah datar, ia terlihat biasa saja."Pasien sudah melewati masa kritisnya, sebentar
Baca selengkapnya
Take me babe!
"Mama harus segera memberitahu Frans! dia pasti akan terkejut mendengar kabar baik ini." Nyonya Dimejo tampak sangat antusias. Aura bahagianya tak dapat ia sembunyikan dari wajahnya."Jangan dulu Ma! biarkan Shiya sendiri yang mengatakan padanya. Shiya ingin membuat kejutan untuknya." Shiya tersenyum paksa agar mertuanya mempercayainya. Padahal sebenarnya ia masih ingin merahasiakannya dari suaminya. Ia yakin Frans pasti tidak akan terlalu senang memiliki anak darinya.Masih terlukis jelas dalam ingatan Shiya, bagaimana Frans dan Lucy masih saling memadu cinta. Jejak yang selalu ia tinggalkan, tak pernah bisa membuat hati Shiya lepas."Baiklah kalau begitu. Terserah kau saja, yang jelas Mama sangat bahagia sekarang." Nyonya Dimejo kembali memeluk Shiya.Setelah pemeriksaan dan konsultasi selesai, mereka berdua keluar dari ruangan VIP itu dengan raut wajah bahagia. Saat menyusuri lorong rumah sakit, tanpa sengaja Shiya melihat Lucy tengah b
Baca selengkapnya
Scandal
Kedua orang yang tengah dipenuhi dengan gairah itu sedang asik bercumbu dalam ruangan yang gelap, penerangan didalam kamar Ben memang sengaja di redupkan.Mereka bekerja keras hingga peluh bercucuran membasahi tubuh keduanya dalam kenikmatan. Keduanya saling melepaskan hasrat yang sempat tertahan."Aku tak akan melepaskanmu!" Ben sepertinya sudah masuk kedalam jeratan kenikmatan Lucy. Rasa puas yang ia nikmati membuatnya terobsesi untuk membuat Lucy tetap dalam ikatannya."Cobalah!" wajah Lucy yang basah dipenuhi keringat membuatnya semakin terlihat menggoda. Wajah secantik itu pasti dengan sangat mudah bisa memikat pria mana saja.Ben yang sebelumnya tak pernah membayangkan akan mendapatkan kenikmatan dari tubuhnya itu, kini benar-benar seperti mendapat lotre bernilai milyaran dollar. Melihat Lucy adalah wanita cantik milik bosnya hanya membayan
Baca selengkapnya
A plan
Malam semakin larut, cahaya ruangan pun sudah redup. Di jam itu, tak ada satupun orang yang berlalu lalang disana. Hanya ada beberapa perawat di setiap ujung lorong ruang inap untuk berjaga.Tuan Pram masih terkulai lemah di ranjangnya. Sedikit demi sedikit ia mulai sadarkan diri, namun sama sekali belum bisa menggerakkan tubuhnya. Indera pendengarannya pun sudah berfungsi kembali.Ia berusaha keras untuk menggerakkan tubuhnya. Namun, sejauh ia berusaha hanya jari telunjuknya saja yang mampu ia gerakkan. Itupun hanya gerakan kecil yang tak dapat menarik perhatian siapapun.Setelah beberapa saat, akhirnya ia mulai bisa membuka matanya. Sangat pelan, dan pandangannya pun masih tampak kabur. Matanya menyapu seisi ruangan, mencari tahu dimana keberadaannya saat ini. Ia menemukan ada seorang wanita yang sedang tertidur pulas disampingnya.Ia mulai mengaduk-aduk isi kepalanya untuk menggali ingatannya. Berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status