All Chapters of I'm Not Lucy: Chapter 11 - Chapter 20
81 Chapters
Let it be
Setelah kepergian Baro dan Shiya, Frans masih duduk disamping kekasihnya. Ia melanjutkan makannya."Sayang ada yang ingin kukatakan padamu." Frans menatap kearah Lucy ragu-ragu. Ia bermaksud ingin mengutarakan rencana pernikahannya dengan Shiya pada Lucy."Ada apa sayang? katakanlah!" Lucy menyahuti sambil tersenyum kearah Frans seakan kekasihnya itu akan mengatakan hal yang membuatnya gembira."Sebelumnya aku minta maaf padamu, tapi sepertinya aku tak bisa melanjutkan hubungan kita." raut wajah Frans berubah menjadi lemah tak berdaya. Ia nyaris tak mampu menatap mata Lucy."Ahh kenapa kau tiba-tiba bercanda sayang?" Lucy menelan minuman yang ia pegang ditangannya, ia tertawa lebar kearah Frans. Ia masih tak ambil serius perkataan kekasihnya itu."Aku mengatakan hal yang sebenarnya." raut wajahnya berubah sangat serius.Lucy yang tadinya tertawa tiba-tiba menghentikan tawanya dan menatap tajam kearah Frans. Ia masih tak mengerti dengan apa y
Read more
TIME
"Kita sama - sama tidak ingin mengecewakan orang tua kita, jadi bekerja samalah!" Frans berusaha keras agar perkataannya didengar oleh Shiya."Hmmm baiklah terserah kau saja." Shiya berlalu pergi meninggalkan Frans yang masih duduk begitu saja.***"Hey cantik!" suara itu membuyarkan lamunan Shiya. Shiya tengah berdiri melamun di tokonya hingga membuatnya tak menyadari kedatangan Baro. Sebelumnya Baro sudah memberitahunya bahwa dirinya akan menemui Shiya di tokonya. Namun, tetap saja hal itu tidak membuat Shiya tidak terkejut dibuatnya."Baro? kau mengagetkanku." Shiya memejamkan matanya, kedua tangannya reflek memegang dada."Kenapa kau melamun? sedang memikirkan apa? ku harap kau memikirkanku hahaha." perkataan Baro berhasil membuat Shiya tersenyum."Apa yang membawamu kemari?""Aku merindukanmu Shiya.""Rindu?" Shiya mengernyitkan kening heran."Iya, ayo temani aku sebentar!" Baro menarik tangan Shiya begitu saja dan me
Read more
D-day
Shiya terlihat cantik bak putri dengan gaun indah yang terbalut ditubuhnya. Ia memperhatikan dirinya didepan cermin dan tersenyum menyadari kecantikannya. Namun, dalam hatinya ia sangat kecewa lantaran kecantikannya ia berikan pada orang yang menurutnya tidak tepat.CeklekIa mengalihkan pandangannya kearah pintu dan terlihat seorang pria tampan berjalan menghampirinya. Baro membawakan bucket bunga untuk Shiya."Ka-kau cantik sekali." Baro menatap Shiya dengan sangat kagum karena melihat kecantikannya hingga membuat matanya tak berkedip."Kau pun terlihat sangat tampan. Aku pandai memilihkan pakaian untukmu kan?" Shiya melemparkan senyum manisnya."Apa gunanya ketampananku jika kau tak bisa jadi istriku?" Baro masih sempat melemparkan candaan pada Shiya yang sebentar lagi akan melaksanakan pernikahan dengan pria lain.Tap tap"Ahh ada pengunjung rupanya?" Frans sudah terlihat rapi menggunakan setelan pernikahannya. Ia melemparkan seny
Read more
Honeymoon?
Shiya mengikuti langkah kaki Baro menuju restaurant. Tak sengaja ia berpapasan dengan Frans dan Lucy yang juga sedang sarapan. Frans menatap kearah Shiya dan Baro. Namun, mereka berdua sama sekali tak mempedulikannya. Shiya sangat lelah hingga tak punya tenaga untuk memperhatikan suaminya dan kekasihnya.Shiya dan Baro sibuk dengan sarapan mereka. Dua pasangan itu terlihat seperti orang asing karena tak menyapa satu sama lain walaupun berada di tempat yang sama."Aku sudah memesankan kamar untukmu, jika sarapanmu sudah selesai pergilah ke kamar! kau pasti lelah." Baro terlihat khawatir pada Shiya padahal dirinya sendiri juga lelah dan masih harus bekerja. Tapi dia tak mempedulikan dirinya dan lebih mengutamakan keadaan Shiya."Baiklah, kau tak perlu khawatir." Shiya mulai memasukkan makanan kedalam mulutnya."Ada lagi yang kau butuhkan? setelah ini aku harus kembali bekerja." Baro masih ingin memastikan keadaan Shiya."Tidak terima kasih, kuharap k
Read more
Officially
"Katakan padaku apa yang kau inginkan? Bagaimana kau bisa masuk?" Shiya melemparkan pertanyaan pada Frans, ia sangat heran kenapa tiba-tiba suaminya bisa masuk kedalam kamarnya. Ia masih ingat dengan jelas bahwa pintunya sudah terkunci."Pergilah mandi! Aku perlu bicara padamu setelah kau mandi." Shiya mengibaskan selimut dengan sangat kasar sebelum masuk kedalam kamar mandi meninggalkan Frans. Ia sangat kesal hanya dengan melihat Frans."Matanya bengkak. Apakah dia menangis semalam?" Frans bergumam dan menatap punggung Shiya yang berjalan masuk ke dalam kamar mandi tanpa berkedip."Mataku sakit melihat pemandangan buruk di restaurant kemarin!" Shiya sangat kesal mendengar perkataan Frans.Brakkk!Shiya menutup pintu kamar mandi dengan sangat keras. Rupanya ia mendengar suara Frans yang bergumam. Frans membulatkan kedua matanya menyadari perkataan Shiya."Bodoh!" ia menepukkan tangannya ke jidat menyadari kebodohannya
Read more
Sandwich
"Kenapa kita kesini?" Frans menghentikan mobilnya diparkiran vvip yang terletak tepat didepan lobby apartment mewah itu dan segera turun dari mobil tanpa menjawab pertanyaan Shiya."Turunlah!" Frans kemudian membuka pintu mobil untuk Shiya dan mengulurkan tangan untuknya."Kenapa?" Shiya masih bingung dibuatnya. Berusaha mencari jawaban namun sama sekali tak ada hasilnya."Kita tinggal disini sekarang." Shiya tersentak mendengar perkataan Frans."Hah? bahkan kita belum meminta ijin pada orang tuamu." itulah yang Shiya pikirkan."Tenang saja. Aku sudah mengurusnya." Frans menjawabnya dengan sangat santai sambil berjalan menggandeng tangan Shiya menuju lift dan tetap menggenggamnya dengan erat selama di dalam.Triiiing (suara lift terbuka)Saat pintu terbuka pelan terlihat seorang wanita tengah berdiri tepat didepan lift, terlihat cantik dengan rambut panjangnya yang terurai begitu saja. Bahkan cara berdiriny
Read more
Harry Potter
"Dimana kekasihmu?" Shiya celingukan melihat sekeliling seperti sedang mencari keberadaan seseorang."Sudah pergi." Frans mengalihkan tubuhnya kearah tv setelah sebelumnya menghadap kearah Shiya. Pertanyaan Shiya seperti membuatnya kehilangan mood."Ku kira dia juga tinggal disini." Shiya melontarkan perkataan tanpa berpikir panjang setelah melihat tingkah Lucy sebelumnya."Kau mau dia tinggal disini bersamaku?" Frans melemparkan senyum menggoda kearah Shiya. Berharap ada kecemburuan sedikit saja."Terserah kau, ini kan apartment mu!" Jawabnya ketus. Shiya berpura-pura untuk tidak peduli."Kau tidak mungkin cemburu dan menyukaiku kan?" Frans terlihat seperti sedang memastikan sesuatu. Ia mengernyitkan keningnya."Diamlah! jangan menggodaku!" Shiya terlihat kesal dengan pertanyaan Frans dan berusaha menyembunyikan wajahnya."Bukankah kau juga menjalin hubungan dengan pemilik Baro Corp?" kali ini Frans tak ma
Read more
Drunk!
"Tante kira setelah Frans menikah tante gak akan kesepian lagi. hmmm ternyata sama saja." raut wajah nyonya Dimejo terlihat kecewa karena ia sangat berharap menantunya bisa menemaninya dirumah."Biarkan kami menikmati waktu berdua dulu ma. Mama sama papa juga hahaha." Frans terkekeh tanpa berdosa sama sekali."Dasar anak nakal! Oke mama ijinkan kalian tinggal disini. Tapi, setelah kalian punya anak kalian harus tinggal di rumah!" nyonya Dimejo menekankan suaranya. Ia terlihat serius dengan perkataannya."Iyaaa ma, jangan khawatir.""Gimana Shiya? anak nakal ini memperlakukanmu dengan baik kan? kalau dia berani macam-macam bilang sama tante oke! gak usah takut." Nyonya Dimejo menggebu-gebu melontarkan perkataannya. Ia masih saja khawatir kelakuan Frans akan mempersulit Shiya."Aku bukan anak kecil lagi maaaa." Shiya hanya tersenyum memperhatikan perdebatan antara ibu dan anak itu.***Malam harinya setelah kepergi
Read more
Baro's personal life
Karena saat ini wanita pujaannya sudah sah menjadi istri orang lain. Baro menjalani aktifitasnya seperti biasa, ia sudah jarang bertemu dengan Shiya meski hanya untuk sekedar makan siang bersama. Ia menghargai status Shiya sekarang dan lebih memilih untuk menjaga jarak dengannya. Selama Shiya bahagia ia merasa tak keberatan melakukannya. Yang pasti setiap kali Shiya membutuhkan bantuannya, ia akan selalu ada untuknya.Malam itu, kegelapan sudah sangat lekat di bumi yang sedang selimuti gerimis. Hanya terlihat lampu-lampu yang menyala untuk menerangi jalanan kota serta bangunannya. Pemandangan seperti itulah yang terlihat dari kantornya yang terletak di lantai paling atas gedung perusahaannya.Baro menutup laptopnya yang terletak di atas mejanya. Ia beranjak dari kursi kerjanya yang terlihat sangat nyaman itu. Seorang pria terlihat berdiri dengan tegap di sebelah mejanya. Ia segera meraih jas yang terletak di gantungan setelah melihat tuannya berdiri, ia bersiap
Read more
Some fun
Perusahaan miliknya kini sudah memiliki banyak cabang dibawahnya yang tersebar didalam maupun diluar negeri. Bahkan perusahaannya lebih besar dibanding milik Frans. Hal itu tentu saja membuatnya lebih sibuk daripada hidupnya dulu.Tak jarang ia sulit menyisihkan waktu untuk anaknya. Tapi sejauh ini Hans anak yang cukup pengertian. Meski terbilang masih kecil, tapi Hans tidak seperti anak kebanyakan seusianya. Ia lebih dewasa dari umurnya, Baro berhasil mendidiknya menjadi anak yang baik dan cerdas. Tanpa disadari sifatnya mirip dengannya.***Sebulan berlalu, hubungan Shiya dan Frans sudah semakin dekat. Meski Lucy masih sering menemuinya dan Frans masih sama sekali tak bisa menolaknya."Aku akan mengantarmu!" Frans berjalan mendahului Shiya yang hendak keluar."Aku bisa sendiri." Shiya masih berusaha menolaknya."Sudahlah, tempat tujuan kita kan searah?" Frans berusaha menyakinkan."Hmmmh, terserah kau saja!" ka
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status