All Chapters of Suami Mutualisme: Chapter 131 - Chapter 140
147 Chapters
Bab 131 Di Peluk Barack
Yoona sangat tidak nyaman berada satu mobil bersama dengan Mr Barack. Andai ia tahu akan pergi meeting dengan bosnya ini sudah pasti Yoona akan menolaknya dengan tegas. Sayang, mommy Mona tidak menjelaskan apapun selain berkas itu.Barack memainkan ponselnya selama dalam perjalanan. Ia tahu Yoona sangat tidak nyaman berada satu mobil dengannya. Hal ini ia juga tidak dapat ia hindari. Barack sama sekali tidak tahu kalau yang menggantikan Mommy Mona adalah Yoona, istri sahabatnya, wanita yang paling ia cintai. Bagaimana Barack bisa tahan?"Ehem." Pria itu berusaha membersihkan tenggorokannya agar Yoona tahu bahwa ia ingin mengatakan sesuatu. Sementara wanita itu hanya sibuk dengan leptop dipangkuannya dan terus mengetikan sesuatu, bahkan sama sekali tidak mengidahkan dehamannya."Dengar, Yoona. Aku tahu kamu sangat membenciku. Tapi, akan perasaanku padamu itu tulus dan benar adanya. Namun, aku juga tidak segila itu hingga merebutmu dari t
Read more
Bab 132 Gagal lagi. Yoona Tidak mati!
Yoona merasakan tubuhnya melayang bersama dengan Barack. Karena takut ia mencengkram kemeja pria itu erat saat angin dan sekelebat bayangan hitam melintas di belakang tubuhnya."Ahhh!" jeritnya saat tubuhnya mendarat dan kembali menantul di atas tubuh pria itu dengan setengah berdiri. Yoona hanya mampu menyembunyikan wajahnya dalam dada Barack Merchant.Mobil hitam dengan rodanya yang besar melesat pergi hingga hampir menabrak mobil lain di jalanan yang saat ini sangat ramai."Sial! Apa-apaan ini!" Geram pria itu. Tangannya masih melingkar di pinggang Yoona, berusaha agar tidak melepaskannya.Bukan menggambil kesempatan, tapi jika ia melepaskan pelukannya Yoona pasti langsung jatuh ketanah.Untung saja ia cepat saat menyadari ada mobil yang hendak menabrak mereka.Yoona membuka matanya dan berusaha untuk berdiri. Namun, kejadian yang baru saja terjadi membuat tubuhnya lemas dan tidak bisa berdiri dengan baik hingga membuat ia kem
Read more
Bab 133 Si Pengemudi dan Si Pengejar
Yoona masih belum mengatakan apapun. Istrinya masih mengunci bibirnya rapat sampai mereka selesai mandi. Dante hanya membuatkan roti goreng dengan omelet dan irisan tumis ayam bawang putih sebagai makan malam mereka. Untuk masak nasi, ini terlalu lama. Sepertinya Yoona sangat kelelahan dan sedikit cemas."Apa kamu percaya padaku?"Pertanyaan Dante membuat tubuh Yoona menegang. Wanita itu menatap Dante lekat dan menelan asal makanannya.Bukan karena tidak percaya, tapi ia hanya takut akan melukai pria itu. Yoona tidak sanggup kehilangan cintanya lagi."Kenapa tidak percaya?" Yoona balik bertanya. Suaranya dibuat sesanti mungkin, "aku tidak akan pernah meragukan cintamu, Dante! Hanya saja … aku takut pada diriku sendiri!" Dengan telapak tangannya yang besar dan sedikit kasar, Dante mengelus pipi istrinya, menatapnya penuh cinta yang membuncah.Dengan suaranya yang parau, Dante berusaha menenangkan istrinya, "Aku akan selalu ada disana, mendukungmu. Bahkan, saat kamu tidak percaya pada
Read more
Bab 134 Lo Pucet Banget
Jika berkata cinta, Yoora memang masih sangat mencintai Dante dengan seluruh jiwa raganya. Namun, jika disuruh memilih dengan keluarga dan anak-anaknya jelas Yoora akan memilih putra dan putrinya.Tapi, sekarang ia dipaksa harus memiliki keduanya. Siapa yang tidak menginginkan itu.Namun, ia pasti akan dihujat dan dibenci oleh semua orang atas keegoisannya.Tapi Yoora biasa apa? Ia begitu mencintai pria itu dan anak-anaknya!Jika dengan membuat Dante jadi miliknya dapat membuat anak-anaknya aman, kenapa harus dilewatkan? Sebisa mungkin Yoora akan membuat mereka bercerai.Yoora kembali bergumam penuh antusias, "Maaf, aku harus menekan Bunda lagi!"Kali ini ada binar indah di matanya.*"Yakin mau bekerja?" tanya Dante sambil menyelipkan anak rambut ke belakang telinga Yoora.Saat ini mereka berada di parkiran gedung MJM teknologi."Ya, dan jangan jemput aku! Elsa mengajak kam
Read more
Bab 135 Dia Tante Jahat
Ainun terus mengelus rambut lebat cucunya sambil sesekali mendaratkan bibirnya di pelipis gadis tembem itu."Mommy senang akhirnya kamu membawa cucuku pulang, Anita," tutur Ainun dengan suara yang sedikit bergetar karena menahan bahagia, "kami sangat merindukannya!"Memang sudah sangat lama ia tidak bertemu dengan Priyanka, terakhir satu tahun yang lalu saat ia memiliki niatan untuk membujuk Dante dan Anita untuk rujuk. Tapi sayangnya, Dante tidak kunjung pulang yang artinya anak itu sama sekali tidak ingin menikah kembali dengan Anita."Maaf, Mom, jadwal sekolah Pinka memang sangat padat. Ini, kami mengambil cuti karena Pinka masih rindu pada Daddy-nya." Anita hanya tersenyum tipis. Wanita itu terlihat cantik dengan setelan blazernya yang berwarna senada dengan celana yang berwarna ungu muda. Raut wajah Ainun terlihat saat bersalah dan berkata dengan lirih, "Maaf, tidak bisa membujuk Dante untuk rujuk kembali denganmu. Mungkin—anak itu memang sudah memiliki pilihannya sendiri. Aku
Read more
Bab 136 Ayah Diatas Kertas
Semua wajah memucat. Bagaimana Priyanka bisa sampai berpikir seperti itu? Menyalahkan Yona atas jatuhnya ke dalam laut!"Pinka!" pekik Anita seakan menegur gadis itu.Wanita itu bergegas menghampiri putrinya yang masih dalam dekapan Dante.Dante bersimpuh di hadapan Priyanka dan menggenggam kedua tangan gadis itu yang kedua pipinya sudah basah dengan air mata."Sayang, itu semua hanya kecelakaan. Tente Yoona sangat jauh dengan kamu berdiri, bagaimana bisa kamu menuduhnya?" bujuk pria dengan begitu hati-hati. Dante tidak ingin anggap tidak mempercayai putrinya. Tapi dia juga tahu bukan istrinya yang membuat putrinya terjatuh, dan tentu saja pelakunya masih ia selidiki."Ta-tapi …." "Dante! dia bahkan masih mimpi buruk karena kejadian itu!" bentak Anita. Wanita langsung menarik tubuh putrinya dan memeluknya. "Dan anak kecil masih belum tahu mana yang benar dan salah, dia hanya mengungkapkan perasaannya, penglihatannya, Dante! Dan benar tidaknya hanya Tuhan yang tahu!"Jelas kata-kata
Read more
Bab 137 Aku siap menggerogotimu!
Wanita itu sibuk mengaduk sesuatu dalam panci. Sepertinya sup.Yoona menyipitkan matanya, bohong jika ia tidak penasaran dimana keberadaan Dante. Wanita ini begitu licik.Jika wanita ini ingin mendapatkan Dante kembali, maka tidak semudah itu Nyonya x Guillermo!"Ya," sahut Yoona dengan suara yang tegas, "apa kamu sudah bisa mengembalikannya?" nada suara Yoona terdengar sinis, bahkan terdengar penuh ancaman.Yoona tidak akan menutupi apapun dari wanita ini. Jika ingin berperang, maka lakukan dengan cara terbuka!Anita memutar tubuhnya, memainkan spatula dalam genggaman. Tatapannya terlihat tidak berdaya hingga membuat Yoona muak."Bukan aku yang mengambilnya darimu, Yoona! Tapi putri kami yang tidak rela ayahnya direbut oleh orang asing!" cibir wanita itu dengan seringai kepuasan.'Sial! Seharusnya gue tahu ibu dan anak ini menggunakan peran mereka dengan sangat baik!' Yoona berusaha memasang wajahnya se acuh mungkin. Sering berpura-pura baik-baik saja didepan orang tuanya membuat ia
Read more
138 Demi Diva dan Leo
Di rumah sakit.Sulis hanya menatap kosong wajah pucat putrinya. Air mata sudah lama jatuh dan membasahi pipi."Yoora, kamu harus segera operasi! Kita harus segera mencari donor sumsum tulang yang cocok!""Siapa? Siapa yang mau menjadi pendonor untukku? Bahkan aku tidak sempat melihat ayah dan ibuku!" ungkap Yoora tanpa gairah.Yoora hanya melihat wajah Sulis sekilas, lalu berpaling menatap jendela. Jika mengingat ini hatinya selalu sesak, ada sedikit rasa nyeri di dalamnya.Jadi anak yatim tidaklah mudah!"Leo dan Diva masih terlalu kecil untuk melakukan tes itu. Menurut Bunda, apa ada yang cocok?" sambung Yoora lagi setelah berhasil menguasai dirinya setelah hening yang cukup panjang.Tangannya yang pucat gemetar mengusap air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipi, dadanya sangat sakti dan terasa begitu penuh.Sulis menatap putrinya nanar, "Kamu anggap bunda ini siapa?" Nada suaranya terdengar ketus. Yoora mulai mengungkit soal ibunya, dan itu pasti melukai hatinya. Yoor
Read more
Bab 139 Jauhkan Dia Dari Wanita itu
Dengan tangannya yang panjang Dante meraih ponsel istrinya dan menyerahkannya pada Yoona tanpa melepaskan penyatuan mereka. "Jangan bergerak dan bicara perlahan dengan Bunda." Dante menarik dirinya dengan sangat hati-hati. Meninggalkan Yoona agar leluasa bicara dengan ibunya.Sepanjang jalan menuju kamar mandi, Dante terus berpikir kabar apa yang ingin disampaikan oleh Sulis. Sulis memang selalu tidak sabaran, akan tetapi untuk menelpon tengah malam begini rasanya sangat tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.Dante mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Ia tahu percintaan mereka tidak bisa di lakukan lagi melihat Yoona yang sudah sangat kelelahan.Satu Minggu menahan hasrat untuk tidak menyentuh Yoona sangat menyiksanya. Dua pelepasan rasanya masih belum cukup menuntaskan dahaganya.Namun, yang tidak pria sadari mungkin saja percintaan mereka malam ini akan menjadi yang terakhir untuk selamanya."Ya, Bunda?" Yoona berusaha mengontrol suaranya yang serak, bukan karena
Read more
Bab 140 Drama Ibu dan Anak
"Pinka cantik, cucu Oma … selamat pagi sayang," sapa Ainun saat melihat cucunya yang berwajah murung menuruni tangga. "Kenapa sayang?"Gadis kriwil itu menuruni tangga tanpa minat dan memeluk neneknya setelah tiba di undukkan terakhir."I'm looking for my father. Grandma knows where he is?" Ainun merasakan tubuh gadis itu sedikit bergetar. Tanpa kata Ainun mengelus punggung gadis itu. Semua resah hanya mampu ia curahkan dalam hati, 'Kenapa cengeng sekali? Apa merasa tersaingi oleh Yoona?'Akhirnya Ainun hanya mampu menggiring tubuh cucunya dalam dekapan menuju meja makan dan menunjukkan keberadaan putranya dengan tubuh yang sedikit membungkuk."Daddy-mu sudah lama menunggu. Tapi cucu Oma tidurnya sangat pulas. Sana ke Daddy-mu!"Mendengar suara Ainun, seluruh penghuni meja makan menoleh. Dante bahkan berdiri dan mendekati putrinya.Pria itu membungkuk dan mencubit hidung putrinya yang sedikit bersembunyi di perut neneknya."Looking for me, Hem …?" Yang ditanya hanya diam dengan wajah
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status