All Chapters of ISTRIKU YANG MALANG: Chapter 31 - Chapter 40
41 Chapters
IYM 30
Keesokkan paginya, Abe sudah berangkat ke kantor seperti biasa. Di rumah, Ayumi sudah selesai dengan kegiatan di dapur. Langkahnya cepat menuju belakang rumah di mana Ayumi meminta izin pada Abe untuk menggunakan sedikit lahan kosong untuk bercocok tanam. Ayumi menanam beraneka ragam jenis cabai dan sayur. Tak berapa lama, dari teras terlihat seorang wanita paruh baya sedang berdiri tersenyum melihatnya, hingga Bik Tina datang menghampiri."Tehnya sudah siap, Bu!" kata Bik Tina meletakkan secangkir teh panas dan camilan."Terima kasih, Bik," ucapnya tersenyum.Mariana, dia sedang memperhatikan Ayumi yang sibuk menyiram tanaman karena sudah mulai besar. Mariana duduk dengan kaki bersilang sambil mengesap tehnya serta tatapan yang terus tertuju pada Ayumi. Tentu Ayumi tetap sibuk dengan urusannya karena tak tahu jika ibu mertua datang berkunjung."Bagaimana hubungan keduanya, Bik?" tanya Mariana pada Bik Tina yang duduk tak jauh darinya."Alhamdulillah baik, Bu. Ya tapi begitu, dingin b
Read more
IYM 31
Di kantor, Abe baru saja menyelesaikan meeting bersama Ayman yang setia mendampingi selaku tangan kanannya. Langkah keduanya kembali ke ruang kerja Abe yang ada di lantai 10 dan hanya ditempati dia dan sekretaris pria yang sudah lama ikut dengannya. Setibanya di ruangan, Abe menghampiri meja kerja dan membuka laci untuk mengambil sesuatu, lalu menghampiri Ayman yang sedang duduk memainkan handphone di tangannya."Ini!" ucap Abe sambil menyodorkan handphone miliknya yang dipinjamkan pada Ayumi kala itu. Ayman menatap handphone tersebut dengan tatapan aneh pada Abe, tapi menerimanya dengan gerakan pelan."Aku lupa balikin handphone itu," sambung Abe yang berjalan dan duduk di sofa berseberangan dengan Ayman."Ayumi pakai apa?" kata Ayman memastikan."Sudah kukasih yang baru kemarin!" jawab Abe singkat.Tak ada kata lain yang terucap darinya lagi karena Abe meraih map merah yang ada di meja dan membacanya dalam diam. Ayman yang menerima handphone itu membolak balikannya berulang-ulang da
Read more
IYM 32
"Capek bicara sama kamu, Be. Aku pulang saja. Aku mau genjot Ayumi dulu, mumpung burungku tegang!" kata Ayman sarkas sambil bangun dari duduknya dan meraih handphone di meja. Tulang rahang Abe mengeras dan matanya berubah sangat tajam menatap Ayman yang berjalan menuju pintu."Gak ada pulang cepat, gak ada genjot-genjotan. Kamu lembur sampai malam hari ini!" bentak Abe setelah menggebrak meja yang selalu jadi pelampiasan kemarahannya akhir-akhir ini. Ayman menghentikan langkahnya tepat di depan pintu. Senyuman usil terbit di bibirnya yang sering mencium wanita nampak terkekeh geli."Maunya dipanasin terus lo, Be!" gumam Ayman geli dalam hati.Berpura-pura memasang wajah datar, Ayman membalikkan badannya dan membalas tatapan tajam Abe yang masih duduk di sofa. Terlihat jelas tulang rahang Abe bergelatuk menahan kesal karena dirinya, terlebih kepalan tangan seolah sudah siap untuk membuat hidungnya menyan-menyon."Lembur buat apaan, Be? Kerjaan sudah beres semua juga. Godain cewek-cewek
Read more
IYM 33
Abe yang ikut bergabung menggosip bersama Mariana dan Ayumi seketika terpana ketika dengan lancarnya Marian mengatakan jika dirinya galak saat di ranjang. Terlebih matanya kian melotot ketika burung garudanya dibilang besar dan panjang. Ayumi yang mendengar ucapan Mariana ikut kaget dengan raut wajah yang nampak panik menatap Abe karena seperti sudah siap mencabik-cabik tubuhnya. Kedua tangan Ayumi saling bertautan ketika mata tajam Abe menatap dirinya yang mendadak gelisah dalam duduknya."Eh, dari mana dia tahu kalau burungku gede dan panjang? Aku colek saja belum sudah bilang begitu. Pasti burung Ayman yang diingatnya. Anjing kamu, Man!" umpat Abe dalam hati dengan tangan mengepal siap meninju Ayman yang entah sedang apa di kantor."Mama bicara apaan sih? Jangan bahas hal begituan. Macam tak pernah rasain burung saja!" jawab Abe berusaha tenang dan mengatur nada suaranya agar tak terdengar menahan kesal."Ih, kamu ini. Justru karena Mama sudah merasakan makanya tanya Ayumi. Mama kh
Read more
IYM 34
Abe terus melayangkan tatapan tajam pada Ayumi yang hanya diam terpaku. Wajah putih Ayumi nampak terlihat pucat serta nafas yang tak beraturan. Tangan Abe terus bergerak mengelus pelan dada dan perut Ayumi. Ayumi tak melawan dan justru menggigit bibir bawahnya dengan mata terpejam menahan diri agar tak mengeluarkan suara terlebih desahan. Abe yang melihat Ayumi hanya tersenyum senang. Tanpa ragu, tangan Abe bergerak turun ke paha Ayumi dan masuk ke balik dress selutut miliknya. Dengan pelan tangan Abe mengelus dan meremas bokong Ayumi."Akh!" teriak Ayumi pelan dan cepat menutup mulut dengan tangannya."Enak atau kaget?" kata Abe sambil melempar seringaian tajam ke Ayumi yang menatapnya dan menggeleng. Tak bosan bermain-main, Abe menarik resleting dress milik Ayumi dan tanpa penolakan darinya. Ayumi sadar jika apa yang ada di tubuhnya adalah hak Abe dan kapan pun boleh disentuhnya."Kak!" ucap Ayumi lirih merasakan tangan Abe tengah melepas kaitan bra berwarna cream milik Ayumi."Diam
Read more
IYM 35
Dengan raut menyesal, Abe memandang kepergian Ayumi yang melewatinya. Ingin sekali Abe meraih tangan Ayumi dan memeluknya erat untuk membisikkan kata maaf di telinganya. Namun, itu hanyalah niat semata karena tak Abe lakukan, dan justru menatap kepergiannya tanpa kata."Aku bodoh!" gerutu Abe menjambak rambutnya yang sudah acak-acakan.Langkahnya sampai pada pintu kamar mandi dan membukanya pelan. Aroma sabun dan shampoo Ayumi menyeruak tajam pada indra penciumannya. Abe menarik nafas panjang dan melepasnya lelah. Perlahan tangan berotot yang tadi sempat menjamah tubuh Ayumi dia pandangi dengan sendu. Telapak tangan itu sudah menyentuh tubuh Ayumi yang sudah halal baginya justru dia hinakan dalam keadaan sadar."Aku bukan suami yang baik!" gumam Abe menatap nanar telapak tangannya yang besar. Abe memejamkan matanya. Masih bisa dia rasakan kulit halus Ayumi yang dia sentuh dan muncul desiran aneh di hatinya serta membuat alat vital di antara kedua pahanya menggeliat. Mata Abe terbuka l
Read more
IYM 36
Abe memanggil nama Ayumi dengan lidah teramat keluh. Biasanya dia akan dengan cepat menjawab panggilan Abe, tapi tidak kali ini. Ayumi diam dan tak menoleh. Ayumi justru sibuk meraih handuk kecil di kepala dan menggosoknya pelan. Abe yang merasa diacuhkan tak marah sedikit pun dan hanya menghela nafas berat karena sang istri benar marah kali ini."Ayumi!" panggil Abe lagi. Tanpa menjawab, Ayumi hanya menoleh. Di wajah itu, Abe bisa melihat gurat sedih tercetak akibat ucapannya tadi. Abe mendadak bungkam dan hatinya terasa sesak melihat wajah Ayumi yang menatapnya kosong."Aku ke dapur dulu bantu Bik Tina masak makan malam," ucap Ayumi pelan dan bangkit dari duduknya meninggalkan Abe yang mematung."Apa begini rasanya sakit diabaikan?"****Di sebuah kamar, terdengar desahan yang saling bersahutan. Jam dinding baru saja menunjukkan jam 7 malam, tapi dua anak manusia tanpa ikatan asik mengais lendir haram sudah didapatinya sejak sejam yang lalu."Ah … lebih cepat …," pinta seorang wanit
Read more
IYM 37
Sekitar jam 9 malam, Ayman dan Cindy akhirnya keluar apartemen. Lebih tepatnya apartemen milik Cindy yang ada di kawasan Depok. Cindy adalah dokter kandungan yang bekerja di sebuah rumah sakit dan termasuk dari bagian Bakkas Group alias milik keluarga Abe serta ada Ayman tentunya. Cindy berasal dari keluarga sederhana, di mana orang tuanya adalah seorang PNS dan tinggal di Bandung. Kecerdasan Cindy telah mengantarkan dia hingga pada posisi ini dan terus merangkak naik karena telah memiliki beberapa restoran di beberapa kota yang dipantau oleh orang tuanya kini. Setiap akhir pekan, Cindy kadang pulang ke rumah orang tuanya di Bandung. Bahkan, Ayman sudah beberapa kali datang berkunjung."Cin, kamu yakin mau bawa mobil ke rumah sakit?" tanya Ayman yang berjalan di samping Cindy."Iya. Memang kenapa?" sahut Cindy."Enggak sekalian saja aku yang antar. Kebetulan searah denganku!" lanjut Ayman lagi."Gak usah. Aku bawa mobil saja, kebetulan besok mau langsung pulang ke Bandung." Ayman meno
Read more
IYM 38
Menunggu setengah jam, akhirnya Ayumi tiba sambil membawa nampan berisi teh panas. Dengan hati-hati, Ayumi meletakkannya di meja. Sedangkan, Abe terus memandang Ayumi yang tak menatapnya sedikit pun, berbeda dengan Mariana yang sumringah sepanjang hari."Duduk di sini, Nak!" ucap Mariana menepuk kursi di sebelahnya.Ayumi mengulas senyum dan duduk di sebelah Mariana dengan tatapan Abe tak pernah lepas darinya. Setelah duduk, Ayumi membuang pandangannya pada layar tv yang kini sedang menayangkan film asing."Ma, minggu depan Abe akan ke Kalimantan bersama Ayman untuk seminggu. Mama di sini saja bersama Ayumi!" kata Abe membuka pembicaraan dan seketika mata Ayumi beralih pada Abe yang sudah menantinya sejak tadi."Iya dong. Kebetulan Mama sedang tak ada jadwal urus ina inu dan bisa dikerjakan di rumah. Kalau pun ada, bisa Mama kerjakan dari rumah," jawab Mariana santai. Ayumi yang tak paham hanya menyimak. Walaupun Abe sudah urus perusahaan, tapi Mariana masih memantau dan sesekali ikut
Read more
IYM 39
Seminggu akhirnya dilewati dan dua jam lalu, Abe serta Ayman sudah terbang ke Kalimantan ikut penerbangan pagi. Saat ini, Ayumi sedang di kamarnya mengambil pakaian kotor untuk segera dicuci oleh Bik Tina. Sesampainya di ruang kotor, tampak dia sudah menggiling pakaian di mesin cuci dan sedang menjemur sebagian yang sudah dicuci."Letakkan saja di situ, Neng!" kata Bik Tina menoleh pada Ayumi yang baru datang.Ayumi hanya tersenyum dan meletakkannya sesuai permintaan. Langkahnya pelan menuju teras di mana Mariana sedang duduk santai membaca koran. Mengulum senyum, Ayumi pun menghampirinya dan duduk berhadapan."Oya, Nak. Abe banyak kasih wejangan tidak saat berangkat tadi?" tanya Mariana penasaran akan otak lemot anaknya."Tidak, Ma. Kak Abe hanya bilang agar Ayu tak keluar rumah sendirian dan menyerahkan kartu ATM tadi," jawab Ayumi apa adanya."Hmm, begitu toh. Kirain tak kasih uang untuk istri yang ditinggalkan. Mau Mama pecat jadi anak kalau dia pelit dengan istri!" ujar Mariana m
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status