Semua Bab Gairah Cinta Berselimut Takdir: Bab 71 - Bab 80
194 Bab
Bab 70 Secret (1)
Kala itu, di musim semi Teatro Alaa Scalaa. Seorang pria bermasker dan bertopi hitam duduk di salah satu kursi penonton untuk menyaksikan pertunjukan teater. Sebuah pertunjukan klasik yang berkisah tentang seorang Putri dan Pangeran di abad pertengahan Eropa sebentar lagi akan dimulai. Tak lama, tirai berwarna merah yang menjulang tinggi tiba-tiba terbuka. Alunan musik seriosa menggelora dan menghanyutkan suasana. Latar bernuansa Eropa abad pertengahan dari berbagai ukiran yang terbuat dari sterofom dan berbagai lukisan telah memenuhi panggung.  Seorang wanita cantik menampakkan diri di atas panggung dengan balutan gaun panjang mengembang berwarna putih tulang yang begitu menawan dan membuatnya menjadi pusat perhatian. Ya, wanita itu adalah Bella Marlene yang sedang menggantikan Aurora untuk memerankan seorang Putri bangsawan cantik yang akan menikah dengan Pangeran [1].  Sementara pria bermasker yang duduk di salah satu kursi penonton ikut terpana
Baca selengkapnya
Bab 71 Secret (2)
Musim dingin yang tengah menyelimuti Venesia kala itu tidak lebih dingin dari ekspresi wajah Aaron. Pria itu tengah berjalan dengan langkah terburu-buru menuju mobilnya. Hanya seraut wajah dingin dan datar yang terpancar dari wajah tampan yang biasanya terlihat ramah tersebut.Namun, di tengah perjalanan menuju mobil, tiba-tiba seekor kucing kecil berjalan di kaki Aaron. Kucing itu terus mengitari kaki Aaron ketika sedang berjalan seolah tengah meminta pertolongan. Hewan kecil itu merasa kelaparan dan kedinginan di tengah cuaca musim dingin bersalju.Namun, sayangnya hal itu justru membuat Aarom merasa sangat terganggu. Melihat ke kanan dan ke kiri, jalanan tampak begitu sepi. Sebelah tangan Aaron tiba-tiba mengangkat dan mencengkeram kucing tersebut hingga si kucing mengaung-ngaung. Sebelah tangan Aaron yang lain dengan gerakan kilat mematahkan salah satu kaki kucing itu hingga menimbulkan bunyi gemeratak. Kucing itu pun semakin mengaung-ngaung kesakitan.
Baca selengkapnya
Bab 72 Secret (3)
Aaron merasa gelisah. Ia terus dibayangi oleh bayang-bayang Bella yang seolah merasuk ke dalam sel-sel otaknya. Kedekatan Bella dengan Glenn di lokasi syuting membuatnya meradang. Terlebih, baru saja Aaron melihat Glenn yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Bella kala berada di meja makan yang sama dengannya. Ya, Glenn terus memandanginya dengan aura dingin yang menyeruak. Tentu saja Aaron tidak bodoh untuk mengetahui arti dari tatapan Glenn. [1]Aaron benar-benar ingin menghabisi Glenn dengan tangannya. Namun sayang, membunuh seorang Glenn Lucas yang terus diikuti oleh para pengawalnya serta mendekati Glenn yang memiliki kepribadian dingin dan arogan tidak akan semudah itu. Aaron tiba-tiba beranjak berdiri dan berniat untuk pergi ke rumah Bella, di kediaman Miss Dorothy. Aaron berdiri dan bersembunyi di sebelah pohon. Tiba-tiba ia melihat Bella yang keluar dari rumahnya membawa tas koper. Mengapa malam-malam gadis itu keluar dengan membawa koper? Apakah ia
Baca selengkapnya
Bab 73 Sulap
Emma membuka kelopak mata secara perlahan. Kepalanya masih terasa pening. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan tali yang dililitkan pada bangku yang ia duduki. Sebenarnya di mana gadis mungil itu berada saat ini?Netranya mulai berkeliling. Ia melihat jika berada di dalam sebuah bangunan dengan ruangan berbentuk bundar yang didominasi dengan tembok batu tanpa cat di dindingnya. Namun, suara desiran ombak juga bisa ia dengar. Apakah ia berada di pinggir laut?Menoleh ke jendela persegi berukuran cukup besar dari bangunan itu, Emma hanya mampu melihat awan. Apakah ia juga berada di atas ketinggian? Ya, Emma kini memang berada di ketinggian dan di pinggir laut, lebih tepatnya kini ia berada di mercusuar pinggir laut. Emma terus berusaha menggerakkan tangan dan kakinya untuk melepaskan diri dari ikatan tali. Namun sayang, ikatan tali itu terlalu kencang. Hingga tak lama, terdengar suara tapak sol sepatu yang sedang menaiki anak tangga. Pintu besi yang ada d
Baca selengkapnya
Bab 74 Diculik
"Apa kau melihat Emma?" gumam Bella sembari mengedarkan pandangan. Ia sejak tadi tidak melihat keberadaan sahabatnya. "Apakah Emma sedang bersenang-senang dengan Aaron?" Bella kembali bergumam sendiri.Glenn yang mendengar gumaman dari bibir Bella hanya menukikkan sebelah alis, "Aku tidak pernah melihat wanita lain selain wanita yang kini ada di hadapanku," jawabnya lempeng yang membuat Bella tersedak. Bella menggeleng pelan dan seketika merutuki kebodohannya sendiri karena merasa sia-sia menanyakan hal itu kepada Glenn.Gadis itu kemudian mengambil gawainya untuk menghubungi Emma. Namun, hanya nada dering tidak tersambung yang ia dengar. Bella membatin, 'Apakah dia terlalu bersenang-senang dengan kekasihnya hingga tidak mau mendapat gangguan dariku?'Glenn memasang wajah datar seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada. Ia terus mengamati Bella yang sibuk melamun sendiri, "Apa kau sedang memikirkan gadis kecil berambut pendek itu?""Ya, tentu saja. D
Baca selengkapnya
Bab 75 Mercusuar
Dua orang pengawal yang kehilangan Bella melapor dan menundukkan kepala di hadapan Glenn. Wajah dingin Glenn seketika menjadi lebih dingin. Rahangnya mengeras. Glenn segera memerintahkan seluruh pengawalnya yang ada di kapal untuk menggeledah seluruh isi kapal dan mencari keberadaan Bella.Para penghuni kapal seketika mulai merasa panik dan kebingungan. Termasuk Pablo, Casper, dan Tuan Jhon yang bergidik karena terjebak dalam situasi yang menegangkan. Bella dan Emma menghilang. Bahkan, Pablo tiada hentinya menggigit ujung kuku dengan mengibaskan kipas tangan lipat yang selalu ia bawa. Suasana di dalam kapal terasa begitu mencekam. Namun, Pablo juga merasa khawatir pada keselamatan Bella dan juga Emma.Sedang air muka frustrasi dan penuh kekhawatiran kini tercetak jelas di raut wajah Glenn. Padahal, biasanya pria itu selalu mampu menyembunyikan segala macam bentuk ekspresi di balik wajahnya yang datar dan dingin. Namun, tidak untuk saat ini."Apa kau berhasil men
Baca selengkapnya
Bab 76 Chip
Aaron mengusap air mata Emma dengan senyuman, "Apakah aku perlu meminta maaf padamu? Ataukah aku harus menciummu untuk yang terakhir kalinya sebagai Pangeran yang jahat?""Fuck you!" Emma mengumpat dengan tatapan tajam tertuju kepada Aaron. Aaron justru tergelak dan tertawa menggelegar, "Tenang saja! Aku bukan seorang psikopat yang akan membunuh siapa saja. Aku hanya ingin mengambil sesuatu yang sebenarnya milikku. Dan sebentar lagi, kau boleh menyaksikan apa yang akan kulakukan pada sahabatmu," jelas Aaron dengan tatapan menyeringai. Tentu saja yang dimaksud Aaron adalah Bella. Sebab, pria itu begitu terobsesi kepada Bella.Emma terkesiap dengan pupil mata bergetar. Emma kemudian memandangi Bella yang sedang terikat dalam posisi terbaring sebelum akhirnya kembali menatap Aaron. "Apa kau gila? Apa yang akan kau lakukan padanya?" Aaron menukikkan sebelah alis sembari mengarahkan bola matanya ke atas, berpura-pura berpikir, "Bersenang-senang," j
Baca selengkapnya
Bab 77 Chip (2)
Beberapa penghuni yang berada di kapal pesiar fokus menatap layar navigasi dengan titik merah yang berkelap-kelip. Posisi kapal yang mereka tumpangi saat ini semakin mendekat. Namun, tiba-tiba titik merah itu menjadi semakin samar. Hingga akhirnya, seketika menghilang. Ya, titik terakhir itu menghilang tepat di dalam sebuah daratan pulau tidak berpenghuni."Oh shit!" Glenn mengumpat dengan raut wajah frustrasi. Pablo membeliak, "Kenapa tiba-tiba hilang?!" pekiknya heboh seperti biasa."Apakah mereka telah menemukan dan mematikan chip Bella?" Casper menerka.Glenn menggeram rendah dengan gigi bergemeratak. Pria itu berdiri dengan kepala menunduk dan juga kedua telapak tangan yang bertumpu di atas meja. Ia sedang berpikir, "Apakah di utara memang terdapat sebuah daratan?" tanya Glenn secara tiba-tiba yang mencurigai sesuatu.Casper mengangguk, "Ya, karena aku sering berlibur menggunakan kapal pesiar ini, setidaknya aku tahu jika di utara memang
Baca selengkapnya
Bab 78 IGD Shiloams
Bella menoleh ke samping dan bergumam rendah, "Emma ...." Ya, seseorang yang terkena puluru dan jatuh terbaring di lantai mercusuar adalah Emma. Gadis mungil itu tertembak tepat di bagian perutnya saat berusaha melindungi Aaron yang sedang duduk di samping Bella. Emma sebenarnya telah sadar sebelum kedatangan Glenn dan diam-diam melepaskan ikatan tali di kedua tangannya yang sebelumnya memang telah melonggar.  Efek dari saputangan yang dibekapkan Aaron di mulut Emma sudah tidak maksimal seperti saat digunakan kepada Bella. Tentu saja, sebab obat yang dibubuhkan di saputangan tersebut telah dibiarkan cukup lama dan telah memuai. Emma menoleh ke arah Bella dengan wajah lemah dan pandangan mata sayu, "Maafkan aku, Bella," gumamnya rendah bersusah payah. Bella menggeleng, masih dengan raut wajah terkesiap, "Mengapa kau harus meminta maaf? Kau sama sekali tidak melakukan kesalahan." Bella terisak menatap Emma dengan lekat. Sedang Aaron juga ti
Baca selengkapnya
Bab 79 Virus
Glenn menggenggam erat sebelah tangan Bella yang sedang tidak sadarkan diri di ruang intensif VVIP Shiloams Hospital. Dengan kepala menunduk dan tangannya yang sedang menggenggam diletakkan di puncak kepala, Glenn kini kembali terlihat begitu kacau. Sudah beberapa jam berlalu sejak ia hanya duduk dengan posisi seperti itu. Glenn sama sekali enggan untuk beranjak dan meninggalkan Bella. Tak lama, ia merasakan sebuah gerakan pada jemari lentik yang sedang ia genggam. Kelopak mata gadis itu kemudian mengerjap hingga akhirnya terbuka. Bella sedikit tersadar dan merasakan tangannya sedang digenggam oleh telapak tangan yang lebar dan hangat. Gadis itu mengedarkan pandangan dan melihat seorang pria duduk di kursi yang ada di samping tempat tidurnya.Glenn menatapnya dengan lekat. Tatapan mereka bertemu. Kini, wajah Glenn terlihat begitu kacau. Seraut wajah penuh kekhawatiran terlihat jelas serta sebuah rasa takut yang begitu dalam begitu terpancar dan memen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status