Aaron merasa gelisah. Ia terus dibayangi oleh bayang-bayang Bella yang seolah merasuk ke dalam sel-sel otaknya. Kedekatan Bella dengan Glenn di lokasi syuting membuatnya meradang. Terlebih, baru saja Aaron melihat Glenn yang tiba-tiba datang dan duduk di sebelah Bella kala berada di meja makan yang sama dengannya. Ya, Glenn terus memandanginya dengan aura dingin yang menyeruak. Tentu saja Aaron tidak bodoh untuk mengetahui arti dari tatapan Glenn. [1]
Aaron benar-benar ingin menghabisi Glenn dengan tangannya. Namun sayang, membunuh seorang Glenn Lucas yang terus diikuti oleh para pengawalnya serta mendekati Glenn yang memiliki kepribadian dingin dan arogan tidak akan semudah itu.
Aaron tiba-tiba beranjak berdiri dan berniat untuk pergi ke rumah Bella, di kediaman Miss Dorothy. Aaron berdiri dan bersembunyi di sebelah pohon. Tiba-tiba ia melihat Bella yang keluar dari rumahnya membawa tas koper. Mengapa malam-malam gadis itu keluar dengan membawa koper? Apakah ia
Emma membuka kelopak mata secara perlahan. Kepalanya masih terasa pening. Kedua tangan dan kakinya terikat dengan tali yang dililitkan pada bangku yang ia duduki. Sebenarnya di mana gadis mungil itu berada saat ini?Netranya mulai berkeliling. Ia melihat jika berada di dalam sebuah bangunan dengan ruangan berbentuk bundar yang didominasi dengan tembok batu tanpa cat di dindingnya. Namun, suara desiran ombak juga bisa ia dengar. Apakah ia berada di pinggir laut?Menoleh ke jendela persegi berukuran cukup besar dari bangunan itu, Emma hanya mampu melihat awan. Apakah ia juga berada di atas ketinggian? Ya, Emma kini memang berada di ketinggian dan di pinggir laut, lebih tepatnya kini ia berada di mercusuar pinggir laut. Emma terus berusaha menggerakkan tangan dan kakinya untuk melepaskan diri dari ikatan tali. Namun sayang, ikatan tali itu terlalu kencang.Hingga tak lama, terdengar suara tapak sol sepatu yang sedang menaiki anak tangga. Pintu besi yang ada d
"Apa kau melihat Emma?" gumam Bella sembari mengedarkan pandangan. Ia sejak tadi tidak melihat keberadaan sahabatnya. "Apakah Emma sedang bersenang-senang dengan Aaron?" Bella kembali bergumam sendiri.Glenn yang mendengar gumaman dari bibir Bella hanya menukikkan sebelah alis, "Aku tidak pernah melihat wanita lain selain wanita yang kini ada di hadapanku," jawabnya lempeng yang membuat Bella tersedak. Bella menggeleng pelan dan seketika merutuki kebodohannya sendiri karena merasa sia-sia menanyakan hal itu kepada Glenn.Gadis itu kemudian mengambil gawainya untuk menghubungi Emma. Namun, hanya nada dering tidak tersambung yang ia dengar. Bella membatin, 'Apakah dia terlalu bersenang-senang dengan kekasihnya hingga tidak mau mendapat gangguan dariku?'Glenn memasang wajah datar seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada. Ia terus mengamati Bella yang sibuk melamun sendiri, "Apa kau sedang memikirkan gadis kecil berambut pendek itu?""Ya, tentu saja. D
Dua orang pengawal yang kehilangan Bella melapor dan menundukkan kepala di hadapan Glenn. Wajah dingin Glenn seketika menjadi lebih dingin. Rahangnya mengeras. Glenn segera memerintahkan seluruh pengawalnya yang ada di kapal untuk menggeledah seluruh isi kapal dan mencari keberadaan Bella.Para penghuni kapal seketika mulai merasa panik dan kebingungan. Termasuk Pablo, Casper, dan Tuan Jhon yang bergidik karena terjebak dalam situasi yang menegangkan. Bella dan Emma menghilang. Bahkan, Pablo tiada hentinya menggigit ujung kuku dengan mengibaskan kipas tangan lipat yang selalu ia bawa. Suasana di dalam kapal terasa begitu mencekam. Namun, Pablo juga merasa khawatir pada keselamatan Bella dan juga Emma.Sedang air muka frustrasi dan penuh kekhawatiran kini tercetak jelas di raut wajah Glenn. Padahal, biasanya pria itu selalu mampu menyembunyikan segala macam bentuk ekspresi di balik wajahnya yang datar dan dingin. Namun, tidak untuk saat ini."Apa kau berhasil men
Aaron mengusap air mata Emma dengan senyuman, "Apakah aku perlu meminta maaf padamu? Ataukah aku harus menciummu untuk yang terakhir kalinya sebagai Pangeran yang jahat?""Fuck you!" Emma mengumpat dengan tatapan tajam tertuju kepada Aaron.Aaron justru tergelak dan tertawa menggelegar, "Tenang saja! Aku bukan seorang psikopat yang akan membunuh siapa saja. Aku hanya ingin mengambil sesuatu yang sebenarnya milikku. Dan sebentar lagi, kau boleh menyaksikan apa yang akan kulakukan pada sahabatmu," jelas Aaron dengan tatapan menyeringai. Tentu saja yang dimaksud Aaron adalah Bella. Sebab, pria itu begitu terobsesi kepada Bella.Emma terkesiap dengan pupil mata bergetar. Emma kemudian memandangi Bella yang sedang terikat dalam posisi terbaring sebelum akhirnya kembali menatap Aaron. "Apa kau gila? Apa yang akan kau lakukan padanya?"Aaron menukikkan sebelah alis sembari mengarahkan bola matanya ke atas, berpura-pura berpikir, "Bersenang-senang," j
Beberapa penghuni yang berada di kapal pesiar fokus menatap layar navigasi dengan titik merah yang berkelap-kelip. Posisi kapal yang mereka tumpangi saat ini semakin mendekat. Namun, tiba-tiba titik merah itu menjadi semakin samar. Hingga akhirnya, seketika menghilang. Ya, titik terakhir itu menghilang tepat di dalam sebuah daratan pulau tidak berpenghuni."Oh shit!" Glenn mengumpat dengan raut wajah frustrasi.Pablo membeliak, "Kenapa tiba-tiba hilang?!" pekiknya heboh seperti biasa."Apakah mereka telah menemukan dan mematikan chip Bella?" Casper menerka.Glenn menggeram rendah dengan gigi bergemeratak. Pria itu berdiri dengan kepala menunduk dan juga kedua telapak tangan yang bertumpu di atas meja. Ia sedang berpikir, "Apakah di utara memang terdapat sebuah daratan?" tanya Glenn secara tiba-tiba yang mencurigai sesuatu.Casper mengangguk, "Ya, karena aku sering berlibur menggunakan kapal pesiar ini, setidaknya aku tahu jika di utara memang
Bella menoleh ke samping dan bergumam rendah, "Emma ...." Ya, seseorang yang terkena puluru dan jatuh terbaring di lantai mercusuar adalah Emma. Gadis mungil itu tertembak tepat di bagian perutnya saat berusaha melindungi Aaron yang sedang duduk di samping Bella. Emma sebenarnya telah sadar sebelum kedatangan Glenn dan diam-diam melepaskan ikatan tali di kedua tangannya yang sebelumnya memang telah melonggar. Efek dari saputangan yang dibekapkan Aaron di mulut Emma sudah tidak maksimal seperti saat digunakan kepada Bella. Tentu saja, sebab obat yang dibubuhkan di saputangan tersebut telah dibiarkan cukup lama dan telah memuai. Emma menoleh ke arah Bella dengan wajah lemah dan pandangan mata sayu, "Maafkan aku, Bella," gumamnya rendah bersusah payah. Bella menggeleng, masih dengan raut wajah terkesiap, "Mengapa kau harus meminta maaf? Kau sama sekali tidak melakukan kesalahan." Bella terisak menatap Emma dengan lekat. Sedang Aaron juga ti
Glenn menggenggam erat sebelah tangan Bella yang sedang tidak sadarkan diri di ruang intensif VVIP Shiloams Hospital. Dengan kepala menunduk dan tangannya yang sedang menggenggam diletakkan di puncak kepala, Glenn kini kembali terlihat begitu kacau. Sudah beberapa jam berlalu sejak ia hanya duduk dengan posisi seperti itu.Glenn sama sekali enggan untuk beranjak dan meninggalkan Bella. Tak lama, ia merasakan sebuah gerakan pada jemari lentik yang sedang ia genggam. Kelopak mata gadis itu kemudian mengerjap hingga akhirnya terbuka.Bella sedikit tersadar dan merasakan tangannya sedang digenggam oleh telapak tangan yang lebar dan hangat. Gadis itu mengedarkan pandangan dan melihat seorang pria duduk di kursi yang ada di samping tempat tidurnya.Glenn menatapnya dengan lekat. Tatapan mereka bertemu. Kini, wajah Glenn terlihat begitu kacau. Seraut wajah penuh kekhawatiran terlihat jelas serta sebuah rasa takut yang begitu dalam begitu terpancar dan memen
Dokter Arthur yang khusus menangani Bella kini sedang duduk di dalam ruangannya yang ada di Shiloams Hospital. Namun, tidak hanya dr. Arthur seorang diri yang berada di dalam ruangan tersebut. Seorang pria dengan wajah dingin juga duduk tepat di depan mejanya.Netra biru pria itu terasa begitu menghunus dan seakan mengintimidasi setiap perkataan yang akan keluar dari mulut Arthur. Tatapan matanya terkunci dengan berbagai kekalutan yang sedang disembunyikan dengan rapi. Ya, pria itu adalah Glenn yang hendak mendengar penjelasan Arthur.Sedang dokter senior tersebut menelan saliva yang seolah tertahan di kerongkongan dan menghela napas dalam-dalam. Sedikit berdeham untuk menunjukkan wibawanya, ia segera membuka suara, "Jadi, kami sedang menyelidiki sesuatu yang disuntikkan pada Nona Bella ketika diculik sebelumnya," papar Arthur."Lalu?" sahut Glenn dengan alis mata menukik, seolah tidak mengizinkan perkataan buruk apapun keluar dari mulut Arthur.