Semua Bab Stiletto Si Wanita Penyihir: Bab 21 - Bab 30
56 Bab
Bid & Offer
Eleanor mengingit bibir bawahnya sepanjang perjalanan menuju HS Group Building. Mobilnya mengambil rute yang berbeda dari jalan yang sering dilewatinya. Melalui jalan Tunjungan, mobil itu melewati area perkantoran Pakubowono Center. Dia tidak bermaksud melewati jalan itu, hanya setelah meeting di salah satu anak perusahaannya di kawasan Tanjung Perak, dia menyarankan Pak Supardi mengambil rute itu. Rute yang sebenarnya lebih jauh dari rute utama menuju HS Group Building di Surabaya Barat. Dan ketika melewati kawasan bisnis milik saingannya tersebut, pandangan mata Eleanor tidak bisa lepas dari salah satu gedung yang menjadi lokasi kantor Bimasakti. Mobil yang semula sudah melewati area perkantoran Pakubuwono Center tiba-tiba putar balik lalu berhenti di area parkir.Kantor Bimasakti berada di lantai lima, Eleanor sudah mendapat informasinya. Bahkan gambaran luas tentang model kantor start up itu pun dia sudah mempelajarinya. Tak ingin terlihat menonjol, Eleanor pun mendaftark
Baca selengkapnya
Bid & Offer
Eleanor mengingit bibir bawahnya sepanjang perjalanan menuju HS Group Building. Mobilnya mengambil rute yang berbeda dari jalan yang sering dilewatinya. Melalui jalan Tunjungan, mobil itu melewati area perkantoran Pakubowono Center. Dia tidak bermaksud melewati jalan itu, hanya setelah meeting di salah satu anak perusahaannya di kawasan Tanjung Perak, dia menyarankan Pak Supardi mengambil rute itu. Rute yang sebenarnya lebih jauh dari rute utama menuju HS Group Building di Surabaya Barat. Dan ketika melewati kawasan bisnis milik saingannya tersebut, pandangan mata Eleanor tidak bisa lepas dari salah satu gedung yang menjadi lokasi kantor Bimasakti. Mobil yang semula sudah melewati area perkantoran Pakubuwono Center tiba-tiba putar balik lalu berhenti di area parkir.Kantor Bimasakti berada di lantai lima, Eleanor sudah mendapat informasinya. Bahkan gambaran luas tentang model kantor start up itu pun dia sudah mempelajarinya. Tak ingin terlihat menonjol, Eleanor pun mendaftark
Baca selengkapnya
Bid & Offer
Eleanor mengingit bibir bawahnya sepanjang perjalanan menuju HS Group Building. Mobilnya mengambil rute yang berbeda dari jalan yang sering dilewatinya. Melalui jalan Tunjungan, mobil itu melewati area perkantoran Pakubowono Center. Dia tidak bermaksud melewati jalan itu, hanya setelah meeting di salah satu anak perusahaannya di kawasan Tanjung Perak, dia menyarankan Pak Supardi mengambil rute itu. Rute yang sebenarnya lebih jauh dari rute utama menuju HS Group Building di Surabaya Barat. Dan ketika melewati kawasan bisnis milik saingannya tersebut, pandangan mata Eleanor tidak bisa lepas dari salah satu gedung yang menjadi lokasi kantor Bimasakti. Mobil yang semula sudah melewati area perkantoran Pakubuwono Center tiba-tiba putar balik lalu berhenti di area parkir. Kantor Bimasakti berada di lantai lima, Eleanor sudah mendapat informasinya. Bahkan gambaran luas tentang model kantor start up itu pun dia sudah mempelajarinya. Tak ingin terlihat menonjol, Eleanor pun mendaftar
Baca selengkapnya
Call-To-Action
Jonathan menginap lagi di kantor. Padahal Ryan sudah berkali-kali memperingatkannya agar tidak hidup seperti tunawisma. Masalahnya kantor itu mereka sewa untuk operasional perusahaan dan bukannya tempat Jonathan tidur. Jika seperti itu Jonathan tidak akan memiliki kehidupan sosial sedikitpun karena menganggap kantor adalah rumahnya. Ryan mengerti kalau Jonathan sedang dilanda stess berat. Terhitung sejak Allena meminta break dari hubungan mereka lalu beberapa hari yang lalu datang seorang wanita cantik ke kantor mereka yang entah kenapa membuat ekspresi wajah Jonathan semakin mendung. Ryan tidak ingin terlalu kepo hingga harus bertanya tentang hubungan Jonathan dengan wanita itu. Kalau Jonathan belum ingin menceritakannya pada Ryan, maka dia tidak perlu mengusiknya.Ryan percaya bahwa Jonathan adalah laki-laki yang baik. Setidaknya persahabatan mereka yang sudah terhitung satu dekade lebih telah membuktikannya. Di mata Ryan, Jonathan adalah sosok yang berpikir sederhana, tida
Baca selengkapnya
Affiliate
 Berkali-kali Eleanor memuas blush on di pipinya namun sebentar kemudian dia hapus kembali. Kali ini saja dia ingin mencoba memakai riasan yang lebih manis dengan warna sedikit terang dan bukannya gelap seperti yang dia gunakan sehari-hari. Eyes shadow-nya berwarna merah muda, dengan eyes liner yang tidak terlalu tebal, alis natural dan warna lipstick velvet. Tapi warna blus on yang diaplikasikannya selalu tidak cocok dengan ekspresi wajahnya.Rere masuk ke kamarnya sembari membawa setelan yang baru dipesan Eleanor. Sejak kemarin banyak persiapan aneh yang dilakukannya. Mulai dari fitting baju, membeli stiletto baru, make up warna baru, tas bahkan sampai perawatan. Eleanor memang tidak bercerita tapi Rere bisa menebak kalau Eleanor pasti memiliki pertemuan khusus dengan orang yang penting sehingga dia mempersiapkannya dengan sangat detail.“Memangnya kamu ingin make up yang seperti apa sih? Apa perlu aku panggilkan penata rias artis?
Baca selengkapnya
Agregate Demand
Apakah semudah itu Jonathan akan menyerah pada Eleanor? Tidak, itu tidak sepenuhnya benar. Keputusan yang diambilnya telah melalui pertimbangan panjang. Jonathan tidak mengabaikan pendapat Ryan, justru dia diam-diam meminta saran Ryan dalam hal ini. Tidak ada salahnya menerima bantuan orang lain disaat dia tidak mampu mengatasi masalah itu sendiri, sebab dalam bisnis dia harus bersikap realistis. Apalagi hal yang menyangkut kesembuhan ibunya, Jonathan tidak ingin mengambil resiko sekecil apapun. Dia ingin memastikan ibunya dalam perawatan yang tepat dan pengobatan yang terbaik. Maka dia putuskan untuk menerima saja perangkap yang entah telah disiapkan Eleanor untuknya. Jonathan sadar jika dia sudah melangkah menghampiri wanita itu terlebih dahulu. Dan terlepas itu akan menjadi hutang budi atau hubungan yang tidak bisa terputus, dia akan menerima resikonya. Sebab tidak mungkin juga Eleanor tidak memiliki tujuan tersembunyi dari bantuannya. Tiga bulan lalu di rumah sak
Baca selengkapnya
Amortisasi
 Buget yang mereka miliki terbatas. Sehingga mereka pun tidak bisa berlama-lama di negara itu. Untuk akomodasi, mereka juga harus memesan tiket pulang-pergi kelas ekonomi yang memakan waktu berjam-jam ditambah waktu transit yang tak hanya sekali. Namun datang ke pameran Gim terbesar di Berlin, Jerman yang pernah diadakan, ditambah antusiasme peserta maupun pengunjung membuat rasa lelah mereka terbayarkan. Ryan dan Jonathan tidak lagi menyesali kemalangan yang menimpah perusahaan mereka setelah kehilangan investor. Justru semua kegagalan itu menjadi awal dari perjalanan mereka yang baru. Waktu serta tenaga yang mereka korbankan tidak sia-sia, semua terasa sepadan dengan pengalaman yang mereka dapatkan.“Aku khawatir dia akan menelpon saat kita masih berada di penerbangan. Bagaimana kalau kita melewatkan panggilan darinya?” Jonathan dan Ryan membereskan administrasi check out mereka di hotel. Sejauh ini semua berjalan sesuai rencana. Mr. Richarson datan
Baca selengkapnya
Retrospective
  Gemerlap lampu, suara musik dari disk jockey, alcohol dan tawa orang-orang yang menari di dance floor tidak bisa mengalihkan suasana hati Allena yang suram. Semakin larut semakin perasaan Allena membaur dengan masa lalu. Beberapa sloki vodka pun tidak mampu menghapus bayangan wajah Jonathan di benaknya. Kini situasinya menjadi terbalik. Jonathan yang benar-benar telah meninggalkan Allena. Tidak ada kabar dari pria itu, permintaan maaf ataupun sekedar chat untuk menanyakan kabar Allena. Padahal Allena hanya meminta break dari hubungan mereka. Bukan benar-benar menginginkan perpisahan. Namun Jonathan tampak telah menyingkirkan Allena dari hidupnya.Sepuluh tahun saling mengenal, Allena pikir dia sudah memahami banyak hal tentang kekasihnya itu. Namun ternyata tidak sedikitpun pemikiran Jonathan yang dapat dipahaminya. Allena terlalu terpaku pada dirinya sendiri dan segala yang diharapkannya pada Jonathan. Tanpa memiliki waktu sejenak untuk memahami s
Baca selengkapnya
Arbitrase
  “Tahu kapan waktunya merasa cukup”, kata-kata itu selalu ditekankan kakeknya dalam kehidupan mereka. Karena itu sepanjang sisa hidupnya, ia tetap tinggal di rumah sederhana yang kini ditempati Eleanor. Tidak pernah ada renovasi di rumah itu. Hanya perawatan yang dilakukan secara rutin sehingga kerusakan dan pelapukannya dapat segera diatasi. Untuk urusan mobil pun juga demikian. Dari jaman orde baru hingga selepasnya, kakeknya hanya menggunakan satu jenis mobil Ranger Rover. Lalu terpaksa berganti dengan Range Rover keluaran terbaru karena yang lama sudah tidak memungkinkan untuk dipakai. Kakeknya juga selalu mengingatkan cucu-cucunya pada masa-masa dimana keluarga mereka masih kesulitan dan harus berjuang demi memiliki kehidupan nyaman seperti saat ini. Untuk turun itu mudah tapi untuk naik kembali itu susah, karena itulah mereka harus bisa menjaga apa yang telah mereka miliki. Dan tidak membiarkan hal kecil seperti keserakah
Baca selengkapnya
Kontijensi
 Begitu tiba di Indonesia, hal yang terpikirkan di benak Jonathan adalah menemui Eleanor. Tidak ada alasan khusus. Tapi entah kenapa dia merasa harus bertemu wanita itu. Ibunya telah pulih dan mendapat semangat hidupnya kembali. Jonathan merasa telah mendapat keajaiban. Meski perusahaannya belum benar-benar pulih. Namun dengan kesembuhan ibunya, dia mendapat semangat baru. Tekad Jonathan telah kembali, begitupula dengan harapannya pada masa depan perusahaannya. Mungkin dalam beberapa bulan kedepan ibunya sudah bisa kembali ke Indonesia. Dan disaat itu perusahaan Jonathan akan kembali bangkit. Dia akan mulai berpikir untuk mengembalikan semua biaya pengobatan ibunya di Singapura yang selama ini ditanggung Eleanor.Jonathan memang merasa diliputi hutang budi. Sejak Eleanor mengajukan diri membantu pengobatan ibunya, rasanya tidak mungkin kalau Jonathan menganggap hal itu hanya sebagai permintaan maaf. Perlu digaris bawahi juga bahwa Jonathan sama sekali belum menge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status