Setelah pertemuan kami di caffe, Pak Irsya benar-benar tidak pernah menghubungiku. Hati ini menjadi dilema. Satu sisi, tidak kupingkiri bahwa duda itu mulai mengetuk pintu hati ini. Akan tetapi, di sisi yang lain, Bapak sangat tidak ingin hubungan kami berlanjut. Pasrah, hanya itu yang kulakukan. Bila jodoh, maka ada jalan buat bersama. Pun sebaliknya, sekuat apa berusaha bersatu, jika memang bukan takdirnya, pasti akan pergi. Lagipula, saat ini, perceraianku dengan Mas Agam belum terjadi.[Nia, apapun yang Agam minta dari kamu, jangan pernah kamu turuti. Jangan mau dimanfaatkan. Bila Agam mengatakan akan mempersulit proses cerai kalian, jangan percaya. Hakim lebih tahu, mana yang benar dan mana yang salah.] Pesan dari Sintia saat aku menceritakan perilaku keluarga Agam, kubaca berulang-ulang. Ah, aku harus mempercayai sahabatku. Dia kan bekerja di pengadilan, pasti lebih tahu semuanya.Surat panggilan sidang dari penga
Baca selengkapnya