All Chapters of My Beautiful Adeline : Chapter 21 - Chapter 30
81 Chapters
Cemburu
Adeline sekarang berada di pusat perbelanjaan. Dia merasa bosan berdiam diri di mansion. Tidak ada yang bisa Adeline lakukan. Nadine dan Xavier juga sudah tidak tinggal di mansion. Adeline ingin bertanya dimana mereka tinggal, tetapi urung karena Adeline tahu siapa posisinya.  Untung saja ia kehabisan peralatan mandi, jadi Adeline ada alasan untuk pergi. Bermodalkan izin dari Kendrick, akhirnya Adeline bisa menghirup udara bebas dengan tangan yang memegang troli, menyusuri lorong demi lorong yang dipenuhi oleh berbagai jenis barang rumah tangga.  Sebenarnya Adeline tak perlu repot-repot, bisa saja dia menyuruh pelayan ... bukan Adeline namanya kalau tidak bergerak sendiri.  "Kenapa mereka suka sekali menyusahkan pembeli?" kesal Adeline dengan kepala yang menen
Read more
Kecewa
"Morning."  Setelah Adeline merasa puas melihat wajah tampan Kendrick saat tertidur, akhirnya suara lembutnya ia keluarkan, menyapa Kendrick yang matanya masih terlelap.  Entah apa yang merasuki Adeline sampai-sampai dia menyapa Kendrick pagi-pagi. Getaran di dalam dirinya juga semakin lama semakin berbeda kala menatap Kendrick.  Adeline sungguh bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini. Yang jelas, dia merasa nyaman dengan posisi mereka, saling berbagi kehangatan dalam satu ranjang.  Sesaat Adeline ingin beranjak dari kasur, tangannya sudah ditarik oleh Kendrick, hingga Adeline berada diatas tubuh kekar itu. Adeline salah mengira, ternyata Kendrick sudah bangun dari tadi. 
Read more
Adeline Meminta Hak
Adeline menghela nafasnya panjang. Rasa kekesalannya semakin meningkat saat melihat wajah Katrin. Karena Katrin, Kendrick harus pergi tadi pagi. "Ada apa?" Adeline bertanya dengan kepala yang terangkat, menatap Katrin tanpa rasa takut. Dulu dia menunduk patuh, tapi sekarang tidak. Adeline sudah berubah. Katrin tersenyum. Senyuman itu malah membuat Adeline semakin merasa kesal. "Kenapa terburu-buru?" "Maaf." Suara Freya terdengar. Dulunya ia mengira Katrin adalah wanita baik, tapi setelah mendengar penjelasan Adeline membuat matanya kembali terbuka— menatap Katrin dengan penuh tidak suka. "Kami harus pergi. Ada urusan yang lebih penting yang harus diselesaikan." Katrin mengangguk. Ia mengeluarkan ponsel mahal m
Read more
Hukuman Xavier
"Apa kau bisa melepaskan pelukanmu sekarang?" Adeline bertanya dengan nada kesal. Bayangkan saja dari tadi pagi sampai jam 11 Kendrick terus memeluknya sembari asyik memejamkan matanya.  "Tunggu sebentar," gumam Kendrick yang malah semakin mengeratkan pelukan tersebut, bahkan kakinya sudah mengurung kaki Adeline.  "Aku ingin mandi. Jadi tolong lepaskan," pinta Adeline. Walaupun pendingin ruangan menyala saat pergulatan mereka tadi, tapi tetap saja Adeline merasa tidak nyaman dengan tubuh lengketnya.  "Kau berniat menentangku?" Kendrick bertanya tidak suka dengan wajah yang sudah di puncak kepala Adeline, mencium aroma rambut Adeline yang wangi. Rambut yang sudah bercampur keringat itu malah membuat Kendrick semakin suka.  
Read more
Katrin Tahu
"Kendrick." Wanita bersurai cokelat itu memberanikan diri untuk memanggil Kendrick yang sedang memeluknya. "Hm?" Suara berat Kendrick membuat Adeline tertegun. Rencana menjelaskan apa yang ia rasa ditepis seketika karena ada yang lebih penting dari itu. Kepalanya menengadah, membuat kegiatan Kendrick yang sedang mencium rambutnya terhenti. "Tolong izinkan Xavier untuk ikut lomba menggambar itu," pinta Adeline lembut. Adeline tahu dirinya tidak boleh ikut campur, tetapi melihat Xavier yang bersedih karena Kendrick melarangnya, tentu membuat Adeline tidak tega. Maka dari itu kali ini ia memberanikan diri, berharap dengan ini Kendrick mau menarik kalimatnya kembali.  Dia menggigit bibirnya, berusaha menahan desaha
Read more
Carmila Datang
"Apa yang kau lakukan, Kendrick?" Dalam perjalanan, Katrin mengeluarkan suaranya. Meminta Kendrick untuk segera memberikan penjelasan tentang ini semua.  Kendrick menatap Katrin dari ujung matanya. Bukannya menjawab, Kendrick malah memilih untuk fokus menyentir dan mengabaikan Katrin yang tanpa henti mengeluarkan pertanyaan.  "Sudah?" Lalu setelah mobil mereka berhenti di mansion milik Katrin— yang dibeli Kendrick, barulah pria itu mengeluarkan suaranya.  Kendrick membuang napasnya kasar untuk mengatur emosinya. Dia tidak bisa mengeluarkan suara yang lebih tinggi kepada Katrin— persahabatan yang mereka jalin sebelum menikah membuat Kendrick paham betul dengan keadaan Katrin. Pria itu hanya tidak ingin menyakiti Katrin.  
Read more
Adeline Pingsan
Mana komentarnya? "Bagaimana keadaannya?" Kendrick bertanya sesudah dokter pribadinya, Hazan, keluar dari kamar mereka. Terlihat jelas guratan khawatir di wajah Kendrick. Bahkan rambutnya yang acak-acakan pun tidak dipedulikan oleh Kendrick.  Hazan tersenyum. "Dia baik-baik saja. Adeline hanya kelelahan saja. Aku sudah menuliskan resep obat untuknya." Hazan memberikan sebuah kertas yang langsung disambut Kendrick. "Perawat-ku akan datang nanti mengantarkan obat ini."  Seperti biasa, Hazan akan selalu memberikan salinan resep kepada Kendrick, memastikan kalau obat yang diberikan Hazan memang yang terbaik.  "Baiklah. Terima kasih banyak." Kendrick menjadi lebih tenang setelah mendengar penjelasan Hazan. "Apa aku boleh masuk?"&
Read more
Adeline Bertekad
"Ini adalah koleksi tas terbaru kami, Nona Adeline." Seorang wanita yang menggunakan sarung tangan berwarna putih sedang sibuk menjelaskan koleksi-koleksi terbaru dari sebuah merek terkenal yang berfokus pada tas. Adeline mengangguk paham dengan pandangan yang tertuju pada banyak tas yang tersusun rapi di hadapannya. "Sangat bagus. Aku suka," puji Adeline dengan tatapan kagum.  "Terima kasih, Nona Adeline. Untuk tas keluaran terbaru ini dibuat langsung menggunakan tangan tanpa bantuan mesin. Maka dari itu untuk keluaran ini disebut sebagai limited edition" Tangan Adeline menyentuh kulit tas itu, sangat lembut ia rasa. "Aku suka dengan warna merahnya," pujinya, melihat tas merah yang Adeline sentuh. Dia menoleh.
Read more
Hancur
Badan Kendrick diam memaku saat Adeline keluar dari kamar mandi. Bibirnya berkedut, tak kuasa menahan seringai. Kakinya melangkah ke arah Adeline yang hanya menggunakan lingerie tipis tanpa dalaman.  Kendrick menggendong Adeline lalu mendudukkannya di meja. Tatapannya turun, menatap intens Adeline dari kepala sampai ujung kaki.  "Why do you look so sexy?" Suara Kendrick mendadak serak sesudah tangannya memegang pinggang Adeline.  Adeline tersenyum nakal. Tangannya mengalung di leher Kendrick. Mencium bibir tipis sekilas. Setelah mendengar kabar kalau Kendrick pulang malam ini, segera Adeline membongkar lemari— mencari lingerie yang belum pernah dipakai sebagai aksi dari merebut Kendrick.  "
Read more
Bertemu William
Kedua ujung bibir Adeline tertarik membentuk senyum miris, mengejek dirinya. Melihat pantulan wajahnya di kaca membuat Adeline mengerti bagaimana kacaunya dia.  Rambut kusut mengembang, mata yang sedikit membengkak, lingkaran hitam di bawah mata, dan yang terakhir hidung mungil yang memerah. Menyedihkan.  Adeline menghela nafasnya panjang ketika melihat siapa yang sedang memanggilnya. William. Dia menelepon Adeline disaat yang tidak tepat. Tapi setelah berpikir beberapa saat akhirnya Adeline memutuskan untuk menjawab.  Sebelum menjawab, dia menarik napasnya terlebih dahulu— berusaha agar William tidak menyadari suaranya yang berubah karena terus menangis.  "Halo?" sapa Adeline. 
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status