Semua Bab My Beautiful Adeline : Bab 31 - Bab 40
81 Bab
Kedatangan Mereka
Baru saja Adeline membuka pintu kamarnya, dia sudah disuguhkan oleh dua bocah yang tak lain Xavier dan Nadine. Yang satu dengan wajah datar, dan yang lain dengan senyuman di wajahnya.    "Kami mencari, Aunty!" pekik Nadine sembari menunjukkan rentetan gigi putihnya.    Adeline menekan pelipis kanannya dengan telapak tangan— pening yang sedari tadi menyerang tak kunjung pulih. Meskipun begitu, Adeline tetap menarik bibirnya, membentuk senyuman sembari berjongkok— menyamakan tinggi dengan mereka.    "Kalian datang pagi-pagi sekali," sahut Adeline yang mencium gemas pipi Nadine. "Siapa yang mengantar kalian?"   Nadine melirik ke samping. "Kak Xavier yang mengajak Nadine ke sini. Dia ingin bertemu dengan
Baca selengkapnya
Pergi
“Adeline, apa kau melihat tali pinggang-ku?”  Adeline yang sedang merapikan tempat tidur mengerang kesal. Dia mencampakkan selimut besar itu ke kasur dengan kesal. Sudah menjadi kebiasaannya untuk merapikan kamarnya sendiri. Tetapi karena Kendrick, dia tidak bisa melakukannya dengan tenang.  Dari bangun sampai sekarang pria itu terus saja bersuara dan merepotkan Adeline. Seperti kali ini, tali pinggang saja harus Adeline yang mencarikan.  “Aku tidak tahu! Kau letakkan dimana semalam?” Adeline bertanya pada Kendrick yang sudah keluar dari kamar mandi dengan kondisi shirtless. Ck, pria itu terus saja berhasil membuat pertahanan Adeline runtuh.  Alis Kendrick terangkat. &ldqu
Baca selengkapnya
Kehilangan
"Apa maksud ini semua?" Suara Kendrick meninggi. Ia mencampakkan beberapa lembar kertas ke meja. Bertolak pinggang sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.    "Memangnya kenapa?" tanya Katrin. Dia kira ada sesuatu yang penting makanya Kendrick datang ke mansion miliknya. Ternyata Kendrick hanya bertanya soal foto-foto yang dia upload— tertera dengan jelas foto-foto tersebut di kertas.    Kendrick membuang lagi napasnya dari mulut, membuat sehelai rambut yang terkena keningnya terangkat lalu jatuh kembali ke keningnya. "Kenapa?" tanyanya tak menyangka. "Aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak lagi menyebarkan foto-foto kita ke media sosial! Apa kau lupa dengan hubungan kita sekarang?"   "Tapi publik tidak tahu kalau kita sudah bercerai," jawab Katrin santai. Ia
Baca selengkapnya
Terbongkarnya Rahasia
Katrin dari tadi terus saja terfokus akan benda pipih yang ada digenggamannya. Jarinya terus saja bergerak di sana, mengabaikan kedua anaknya yang sedang bermain dalam satu ruangan.    Nadine dengan bonekanya dan Xavier dengan tabletnya.    Gadis dengan rambut yang dikepang satu itu menghela napas. Merasa bosan karena hanya bermain dengan boneka.    “Mommy, ayo bermain bersama Nadine.” Nadine merengek sembari menarik paksa lengan Katrin hingga ponsel yang ada digenggamannya jatuh seketika karena tidak bisa menahan keseimbangan.    “Apa yang kau lakukan, Nadine?!” bentak Katrin marah sambil berdiri untuk meraih ponsel yang sudah sedikit retak itu. Kemudian dia menatap Nadine yang tubuhnya sudah be
Baca selengkapnya
Tidak Dapat Menahan
Ayo dong mana komentarnya Adeline menyeduh cokelat panas di dapur sehabis kepergian William untuk bekerja. Dia baru mengetahui kalau ternyata pria itu memiliki sebuah kafe yang terletak tepat di tengah kota. Sayangnya Adeline belum pernah berkunjung ke kafe tersebut. Ingin pergi, namun tak jadi lantaran mengingat mata-mata Kendrick yang tersebar hampir ke seluruh sudut kota.  Sudah berminggu-minggu Adeline tinggal disini, tepatnya di kamar yang ada di samping kamar William. Jujur saja, Adeline merasa tidak enak. Namun pria itu malah memaksa Adeline untuk menghilangkan perasaan tersebut, setidaknya Adeline tinggal sampai kondisi membaik. Ck, dia sudah banyak membohongi pria sebaik William, semoga saja jika fakta yang sebenarnya terbongkar William tidak akan menjauhi dirinya.  Tetapi baru saja meletakkan
Baca selengkapnya
Mendadak Sakit
Fokus Kendrick pecah seketika karena mendengar bel yang dibunyikan Nadine ketika bocah cantik itu terbangun seperti biasanya. Langsung saja Kendrick masuk dan menemui Nadine yang kondisinya sudah mulai membaik.  “Ayo, Aunty,” ajak Xavier yang juga mendengar bunyi bel. “Pasti Nadine sangat senang melihat Aunty. Dia sudah rindu dengan Aunty.” Adeline terdiam. Merasa tidak yakin namun akhirnya dia menyetujui lantaran Xavier yang sudah menarik tangannya untuk segera masuk ke dalam ruangan rawat inap Nadine yang memang dikhususkan untuk bocah cantik itu seorang.  “Aunty!” Nadine memekik kaget. Segera didorong pelan Kendrick yang terus saja menciumi wajahnya—rindu karena Nadine tertidur sangat lama. Nadine memeluk tubuh Adeline y
Baca selengkapnya
Kabur Lagi
Kendrick tersenyum miring sembari mengunyah makanan yang ada dalam mulutnya karena melihat wajah Katrin yang memerah. Dia sungguh sudah tidak peduli tentang wanita itu maupun perasaannya.  Adeline yang mengetahui posisinya tidak dibutuhkan segera bersuara. “A—aku pergi dulu. Kalian bisa bicara—“ Kendrick langsung menahan lengan Adeline yang hendak bergerak. “Lanjutkan. Aku belum selesai makan,” katanya yang berhasil membuat Adeline membulatkan mata. Kendrick menatap Katrin dan Denio bergantian. “Silakan jelaskan apa yang ingin kalian katakan.” “Tuan, saya sudah memperingatkan Katrin berkali-kali kalau Tuan tidak bisa ditemui karena sedang sakit, namun Katrin memaksa dan menerobos masuk.” Denio menjelaskan denga
Baca selengkapnya
Tertangkap
Adeline perlahan-lahan menutup mulutnya yang menganga lebar dengan telapak tangan saat melihat Kendrick  dan Katrin di televisi yang sedang melakukan pertemuan dengan para media. Sayangnya itu siaran ulang pasalnya Adeline sedang mandi saat mereka sedang live.  “Mereka … mengatakan pada media.” Adeline sampai kesulitan berbicara. Dia seperti orang bodoh padahal Adeline berada di rumah sakit saat Katrin dan Kendrick berbicara. Adeline mendengar pertemuan media, namun tak mengetahui informasi lebih akan hal itu. Dan pagi ini, Adeline mengetahui maksud mereka sepenuhnya.  “Astaga!” Baru saja dia mematikan televisi, Adeline sudah dikagetkan dengan bunyi bel yang terus dibunyikan berkali-kali—tidak ada sopan santun sama sekali.  
Baca selengkapnya
Minta Maaf
Emosi Adeline benar-benar tersulut karena Kendrick yang selalu berusaha mencoba untuk mengulur waktu. Padahal tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai di ruangan William dirawat.  “Apa lagi?” tanya Adeline tajam pada Kendrick yang mendadak berhenti berjalan. Tadi Kendrick beralasan ingin mandi dulu sebelum pergi, lalu sesudah di rumah sakit, dia meminta ke kamar mandi.  “Kita belum makan. Lebih baik makan dulu—“ “Aku tidak peduli.” Adeline memotong dengan decakan kesal di akhir. “Terserah, aku sudah tidak peduli! Kau mau ikut atau tidak, itu terserah! Tapi ancaman-ku masih berlaku!” “Wanita itu sudah berani mengancamku!” gumam Kendri
Baca selengkapnya
Kedatangan Orang Baru
Kendrick melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Aroma Lavender menyeruak, masuk ke paru-parunya dengan sangat sopan. Pandangan Kendrick langsung jatuh kepada Adeline yang terduduk di kasur dengan sorot mata kosong.  “Apa kau merasa tidak enak lagi? Aku bisa memanggil dokter lagi untuk mengecek-mu.”  Adeline seperti ditarik lagi kembali ke dunia nyata. Matanya mengerjap. “Aku ingin menggugurkannya.” Adeline seperti disambar petir kala dokter keluarga mengatakan kalau dirinya tengah mengandung setelah melakukan beberapa pengecekan, termasuk USG— dokter membawa peralatan yang sangat lengkap ke mansion. Adeline seperti orang bodoh lantaran mengetahui kabar janin yang ada dalam kandungannya hampir melewati trimester pertama. Tidak ada t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status