บททั้งหมดของ Penjara Cinta Sang Taipan: บทที่ 31 - บทที่ 40
112
Kehormatan yang terenggut
Arga membanting stir menuju rumah di mana Bening berada saat ini. Dengan kecepatan di atas rata-rata.Satu jam yang lalu saat dirinya dengan penuh percaya diri mendatangi salah satu hotel milik keluarganya. Untuk berbagi kenikmatan dengan seorang gadis yang ditawarkan oleh relasi bisnisnya buyar seketika, saat bayangan wajah dan tubuh Bening menari di pelupuk matanya."Gadis itu benar-benar sangat berbahaya!" umpat Arga kesal.Bagaimana tidak, selerah bercintanya mendadak hilang saat tak sengaja ia mengingat Bening. Hingga membuatnya meninggalkan teman ranjangnya begitu saja. Padahal gadis itu juga tak kalah cantik dan juga seksi."Kau harus bertanggung jawab gadis manis!" gumam Arga dengan seringai di wajahnya."Aku akan memberimu pelajaran malam ini. Yang tak akan bisa kau lupakan seumur hidupmu!"Arga semakin menambah kecepatan mobilnya karena sudah tidak sabar untuk segera tiba di tempat yang kini menjadi tujuannya.Bunyi klakson
Read More
Histeris
"Semoga kau menikmati malam pertama kita!"Arga bangkit dari ranjang setelah berhasil mereguk kenikmatan surgawi bersama Bening."Terima kasih karena telah menjadikan aku orang pertama bagimu."Ia memakai kembali pakaiannya sembari melirik gadis yang masih menangis dan  meringkuk di bawah selimut."Persiapkan dirimu. Secepatnya aku akan membawamu pergi bertemu dengan Opa," ucap Arga sebelum masuk ke dalam kamar mandi.Sepeninggal pemuda itu Bening meraung keras meratapi nasibnya. Kehormatan yang selama ini mati-matian dijaganya telah direnggut paksa oleh manusia bejat seperti Arga.Walaupun pernikahan mereka sudah di depan mata, tapi bukan berarti Arga bisa berbuat seenaknya kepada Bening. Bukan seperti ini yang Bening inginkan. Ia ingin dihargai sebagai seorang wanita dengan menyerahkan kesuciannya kepada sang suami kelak pada saat malam pertama mereka.Biarpun kenyataannya pernikahan yang mereka jalani nanti hanya sebuah pernik
Read More
Bertemu Tuan sepuh
Seminggu telah berlalu sejak kejadian malam itu dan selama itu pula Arga belum pernah sekalipun menampakkan dirinya di hadapan Bening. Mungkin ia berfikir untuk memberikan gadis itu waktu untuk sendiri dulu tanpa mengganggunya.Suasana mencekam begitu terasa di ruang tamu kediaman keluarga besar Ramiro. Tatapan mata setajam elang terlihat tengah menelisik gadis yang kini duduk di atas sofa besar dengan meremas kedua tangannya."Siapa namamu?!" Suara tenang namun tegas menyentak pendengaran gadis yang terlihat sangat tegang itu."Be-bening Tu-tuan," lirihnya kemudian kembali menundukkan wajah."Bening?!""I-iya.""Kau berasal dari keluarga mana. Siapa nama orang tuamu dan apa nama perusahaan Ayahmu. Apa aku mengenalnya?!" tanya Tuan Syarief penuh selidik.Degh-'Ya Tuhan pertanyaan macam apa itu. Perusahaan? Sejak kapan Ayah mempunyainya. S
Read More
Papi calon mertua
Sesosok gadis cantik tengah duduk di depan meja rias ditemani seorang MUA profesional yang memang didatangkan khusus untuknya.Beberapa jam lagi ia akan melangsungkan prosesi ijab kabul di sebuah masjid yang telah ditentukan oleh keluarga Ramiro untuk melakukan prosesi sakral itu."Sutra lah neik jangan menangis lagi. Make up eke jadi luntura 'kan!" ucap pria gemulai yang sedang merias Bening karena ia begitu repot memperbaiki riasan di wajah gadis yang sedari tadi tak berhenti mengeluarkan air mata.Apakah seperti ini akhir dari kisah hidup yang harus ia jalani? Menikah tanpa kehadiran satu orang pun keluarganya. Sang Ibu yang menjadi harapan satu-satunya pun juga tidak berada di sisinya saat akan menjalani peristiwa penting dalam hidupnya nanti."Sutra lah neik, yey nangisin apa sih? Yey itu sebenernya cantika trala lala. Apalagi jika berhenti menangis. Harusnya yey itu bersukur bisa dapet jantan cucok m
Read More
Sah
"Elo nggak ada niatan mabuk di hari pernikahan nanti 'kan, Ga?" Suara Raka mengalihkan pandangan Arga yang tengah menikmati pemandangan kota dari jendela kaca apartemennya."Hanya segelas minuman, nggak akan bisa bikin gue mabuk!" terangnya."Gimana persiapan loe. Udah siap atau loe sudah mulai berubah pikiran? Belum terlambat untuk menghentikannya!""Sepertinya loe berharap banget gue bakal batalin  pernikahan gue," sarkas Arga."Sorry bukan gue nggak setuju dengan keputusan loe ini tapi jika pernikahan ini membawa dampak buruk kepada orang lain apa gue harus berdiam diri saja?""Berdampak buruk yang bagaimana maksud loe?!""Jika ada salah satu pihak yang dirugikan dengan adanya pernikahan ini apa itu bukan namanya berdampak buruk?""Pikiran loe udah kejauhan. Loe selalu mengkhawatirkan sesuatu yang tidak seharusnya.""Entahlah gue hanya tidak ingin ada yang tersakiti di sini." Raka menghela nafasnya sejenak sebelum melan
Read More
Bukan malam pertama
Ada kelegaan yang Bening rasakan ketika kata sah terucap lantang dari mulut para saksi.Arga mengulurkan tangan yang disambut Bening dengan mencium punggung tangan suaminya tersebut. Namun, Arga tidak memberikan kecupan lembut di kening gadis yang kini sudah berstatus menjadi istrinya itu, seperti para pengantin baru pada umumnya.Terang saja karena pernikahan mereka bukan atas dasar cinta melainkan karena keterpaksaan saja.Suara dering ponsel milik Arga begitu nyaring terdengar hingga mengganggu keheningan di antara mereka.Dengan cepat sang empunya benda pipih itu menggeser icon warna hijau. Kemudian-"Halo!" ucap Arga setelah berhasil mendekatkan benda pipih itu ke telinganya."....................""Oke, gue segera meluncur ke sana secepatnya!""....................""Bye!"Klikk-Arg
Read More
Kekonyolan pengantin baru
Pagi pun menyapa dua insan yang masih terlelap dalam mimpinya. Sinar mentari yang menembus dari cela-cela tirai membuat tidur lelap Bening terusik. Perlahan mata indahnya mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada. Pemandangan pertama yang berhasil tertangkap netranya adalah wajah tampan Arga yang masih tertidur lelap.Kini wajah mereka hanya berjarak satu jengkal. Bening masih berusaha mengumpulkan sisa kesadarannya sebelum berteriak dan menendang Arga hingga terjungkal dari atas ranjang."Aaahhhhhhh ...!""Aduh ...! pekik Arga kesakitan karena terjatuh dari atas ranjang."Ma-maaf aku tidak sengaja," cicit Bening ketakutan melihat tatapan horor Arga kepadanya.Pria muda itu terlihat sangat marah karena baru kali ini ada orang yang berani mengganggu tidurnya. Bahkan sampai menendangnya dari kasur. Sangat kurang ajar bukan?!"Kau!" desis Arga dengan emosi yang siap meledak.Bening pun langsung loncat dari atas ranjang dan sege
Read More
Makan malam
Kini Arga sudah berada di dalam ruangan dokter ortopedi untuk memeriksakan cidera tubuh bagian belakangnya."Maaf Tuan muda anda harus melepas bajunya. Perawat tolong bantu Tuan muda!" ucap sang dokter."Bagaimana dokter apa ada bagian yang patah?" tanya Raka penasaran. Karena Rakalah yang saat ini menemani Arga datang ke rumah sakit."Tidak ada Pak Raka. Hanya sedikit memar akibat benturan sebuah benda keras."Raka tampak menghela nafas lega setelah mendengar penjelasan dari dokter. Bagaimana tidak, ia masih mengingat bagaimana paniknya saat Arga dan keluarga Ramiro menghubunginya dan mengatakan bahwa Tuan muda mereka mengalami cedera.Hal itu tentu saja membuat Raka kalang kabut karena khawatir dengan kondisi sahabat sekaligus bosnya itu."Tapi kenapa rasanya begitu sakit?!" protes Arga karena sang dokter telah menganggap ringan sakitnya."Maaf Tuan muda
Read More
Masakan Bening
Hubungan Bening dengan salah satu anggota keluarga Ramiro semakin membaik setelah makan malam semalam. Itu sungguh membuatnya sangat bahagia. Setidaknya Bening sudah selangkah lebih maju sekarang.Ya, Bening kini bisa berteman dengan Kakek mertuanya. Sebuah awal yang bagus karena dengan begini Bening bisa membuktikan bahwa tidak semua anggota keluarga Ramiro memusuhi dirinya."Selamat pagi semua," sapa Bening kepada para pelayan yang sedang sibuk di dapur. Pagi ini Bening terlihat begitu cantik dan ceria."Selamat pagi Nona. Apa ada yang perlu kami bantu?" tanya salah satu dari mereka."Tidak, aku ke sini hanya ingin memasak. Boleh kan aku ikut memasak dengan kalian di sini?" Semua pelayan yang ada di sana tampak saling melempar pandang dengan rekan seprofesinya karena tidak tahu harus menjawab apa atas permintaan majikan barunya tersebut."Tapi Nona, pekerjaan ini tidak pantas anda kerjakan dan-" Belum selesai pelayan itu berbicara Be
Read More
Gara-gara sambal terasi
Sudah tujuh kali Arga bolak balik keluar masuk kamar mandi. Perutnya benar-benar tidak bisa diajak kompromi setelah memakan menu sederhana yang dimasak Bening tadi.Makanan yang belum pernah sekalipun masuk ke dalam perut mahal Arga. Terbesit sedikit rasa bersalah di hati Bening mengingat semua ini karena sang suami telah memakan masakannya.Seharusnya ia tahu dan tidak memaksakan diri agar masakan kampungnya dimakan oleh sang Tuan muda yang notabene tidak pernah hidup susah seperti dirinya."Kenapa kau sangat bodoh Bening. Seharusnya kau tahu pria itu tidak terbiasa dengan makanan kampung seperti dirimu dan lihatlah sekarang Tuan muda itu sakit perut karena sambal terasi yang kau buat!" maki Bening pada dirinya sendiri. Bahkan ia juga terlihat memukul kepalanya sendiri.Tok ... tok ... tok!"Suara ketukan pintu terdengar saat Bening masih menunggu suaminya yang masih betah berada di dalam kamar mandi.Ceklek-"Permisi Nona, dokter Ar
Read More
ก่อนหน้า
123456
...
12
DMCA.com Protection Status