All Chapters of WEDDING ON PAPER: Chapter 41 - Chapter 50
91 Chapters
Rencana memisahkan
Menjelang siang, Bu Anne bersiap-siap menemui Bu Wanda. Dia berpapasan dnegan Yatri yang sedari tadi duduk minimteh di teras, melempari senyum pada mertuanya, Yatri menyapa penuh keramahan. "Mau kemana, Mi?" tanya Yatri."Mami mau keluar dulu bertemu kawan lama, Oh ya Yatri, jangan bilang ini ke Rexa ya, soalnya Mami bosan tinggal di rumah selama sakit, sekali-kali Mami ingin bertemu kawan yang sempat menganggap Mami meninggal," papar Bu Anne dengan sekelumit alasannya. "Oh iya, Mi. Yatri mengerti, tapi hati-hati ya, kalau ada apa-apa hubungi Yatri ataupun Rexa," ujar Yatri. Meski ia tahu Rexa akan marah padanya sebab telah membantu Bu Anne untuk berbohong sekalipun itu kebohongan kecil. Bu Anne segera masuk ke dalam taksi yang ia pesan, tanpa melambai tangan pada menantunya dia menutup kaca jendela begitu saja. Jauh di dalam lubuk hati Yatri, dia merasa mertuanya itu kurang menyukainya. Entah i
Read more
Pancingan
Bu Anne pulang membawa amarah yang meleptup-letup, dia membayangkan betapa pedihnya hati Rexa karena menikahi perempuan yang telah di hamili oleh orang lain. Rexa pasti akan merasa sakit hati, pikir Bu Anne yang sudah termakan kalimat bualan Bu Wanda. Sesampainya di rumah, Bu Anne segera memasuki kamar Yatri, dia dalam kamar Yatri duduk sembari mengumandangkan ayat suci alqur'an. Bu Anne menghampirinya merampas kitab itu dari tangan menantunya. "Sudah, jangan bersandiwara lagi," kata Bu Anne setengah membentak. Yatri mengerutkan alis, dia bahkan kebingungan dnegan apa yang di maksud tentang sandiwara itu. "Maksud Mami?" "Dari awal sungguh aku tidak suka padamu, firasatku memang benar, kamu tidak pantas untuk anakku!" Yatri menelan salivanya, seluruh tubuhnya bergetar mendengar pengakuan mertuanya yang terang-terangan mengatakan tidak menyukainya. "Maaf, Mi.
Read more
Kesedihan terpendam
Rexa kembali dari ke rumah, rasa lelah di perjalanan membuatnya ingin istirahat saja dulu. Gerald pun ikut istirahat di ruang tamu, sebelum naik ke kamar, Rex ale dapur untuk memberitahu Bu Yat agar jangan ada sesiapapun menganggu istirahatnya bersama Yatri.  "Sepenting bagaimana pun tolong Bu Yat jangan ganggu kami," pesan Rexa pada Bu Yat.  Setelah itu dia ke atas kamarnya. Tak sengaja dia bertemu dengan Bu Anne.  "Sudah pulang nak?" tanya Bu Anne.  "Iya, Mi. Rencana besok jadwal balik, tapi aku percepat saja, lagi pula semua sudah kelar," jawab Rexa sembari melonggarkan dasi yang menghimpit lehernya.  Bu Anne mengamati raut wajah lelah Rexa, dia berpikir malam ini bukan waktu yang tepat memberitahu tentang Yatri dan Roy pada Rexa. Wajah Rxea terlihat begitu lelah, dan bisa saja bila demikian anaknya itu akan murka pada semua orang bila Bu Anne tetap nekat memberitahunya.  "Iya, kamu
Read more
Perdebatan
Keesokan paginya, Yatri lebih dulu bangun. Sejak usai sholat subuh, dia belum beranjak dari sajadahnya. Perkataan Bu Anne selalu terngiang, benarkah kemunculannya di kehidupan Rexa malah akan membuat suaminya itu malah menjadi kesusahan dan tak pantas? iya pikir, bisa saja. Apalah dayanya dia yang hanya sebagai perempuan miskin yang berstatus janda beranak dua.  Yatri melirik ke arah Rexa yang masih tertidur lelap, tak ada satu pun yang suamina itu memiliki kekurangan, semua nyaris sempurna di hidup pria yang sudah menumbuhkan janin di rahimnya itu.  "Aku pernah hidup bertahun-tahun bersama Galang, tapi bersamamu beberapa bulan ini sangatlah berbeda rasanya, kamu memtilki sifat yang Galang tak punya, aku mencintaimu dan sulit pergi dari kmau hanya merasa tak pantas," gumam Yatri menatap Rexa yang tertidur lelap.  Dia melepas mukenanhnya lalu beranjak memeluk Rexa, air matanya tak dapat terbendung lagi, dia menangis tanpa bersuara di
Read more
Perdebatan lagi
"Kenapa Mami dan Yatri ribut? ada apa?" tanya Rexa yang masih bernada rendah. Dia melangkah ke arah Yatri untuk  mmMn  menanyakan lebih jelas pada istrinya itu. "Kenapa sayang?" tanya Rexa pada Yatri. Karena sukitnmengatakan apa yang telah Bu Anne tuduhkan padanya, Yatri hanya menggeleng, berharap tuduhan itu tak di dengar oleh Rexa sehingga tak menimbulkan kesalahpahaman diantara mereka berdua. "Lalu? kenapa Mami sampai marah pada kamu?" tanya Rexa lagi. Bu Anne berdecik kesal. Dia begitu yakin Yatri sulit menjawab karena tak ingin kelakuan busuknya bersama Roy di ketahui Rexa. "Dia tidak mungkin menjawab, karena takut kelakuannya terbongkar, nak," timpal Bu Anne. Rexa membalikkan pandangan pada Maminya, dia menatap dengan penuh keseriusan, aura direktur sudah kembali menghiasi wajah tampan itu. "Kelakuan apa maksud Mami? Yatri jahatun Mami? itu tidak mungkin," kelik Rexa. "Bukan Mami nak, tapi me
Read more
Pengakuan
Roy berjalan di lorong kantornya. Tak sengaja ia bertemu dengan sekertaris pribadinya, membisikkan sesuatu di telinga Roy. Wajah anak Bu Wanda itu malah tersenyum miring. Dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke ruangan pertemuan di ikuti sekertarisnya itu.   Rexa mencoba tenang dalam hal ini meski hatinya ingin menonjok habis-habisan Roy. Tatapan kedua mata pria itu saling menajam satu sama lain. Gerald yang berada di samping Rexa mulai gelisah akan amarah di pendam oleh bosnya itu.  'Ya Tuhan, jangan sampai Pak Rexa menumpahkan darah di kantor ini,' lirih Gerald dalam hati.  Rexa mengatur nafas lalu berkata, "Tinggalkan saya berdua dengan anak benalu itu." Kedua asisten dan Gerald keluar dari ruangan itu bersama  sekertaris Roy. Sedikit tegang anak Bu Wanda itu, dia sangat tahu bahwa Rexa memiliki ilmu sabuk hitam dalam taekwondo.  "Ada apa kau kemari? Kakakku?" tanya Roy melawan rasa taku
Read more
Pergi tanpa pamit
Setiba di Desa Hani, Pak Budi segara masuk ke rumah nan amat sederhana itu. Di dalam ada Hani yang berdiri menjemput di pintu. Sedikit terkejut karena kedatangan supir pribadi Rexa itu di rumahnya."Maaf, Dek Hani. Saya datang menyamapaikan pesan Bu Anne," ucap Pak Budi yang sungguh tidak ikhlas menjalankan perintah itu."Pesan apa, Pak?" tanya Hani.Pak Budi mendekat pada Hani, dengan suara yang begitu ia rendahkan, dia berucap pada Hani. "Dek Hani di butuhkan oleh Bu Anne, dia menunggu dek Hani ke Kota sekarang juga, tanpa dek Hani dia akan jatih sakit," ucap Pak Budi sesuai kalimat yang diajarkan Bu Anne.Hani tertegun, raut wajahnya gelisah. Bertahun-tahun bersama Bu Anne tentu rasa sayangnya begitu besar pada ibu kandung Rexa itu. Mendengar kata sakit pada Bu Anne buat Hani tanpa pikir panjang lagi memenuhi panggilan itu padanya."Baiklah Pak, saya minta izin pada mamak dan bapak saya," kata Hani lalu
Read more
Kepergian Yatri
Yatri mulai menyeret sendiri koper-kopernya. Sesaat kakinya terhenti melangkah, membalik ke arah kamarnys kembali. Di kamar itulah ia pertama kali memadu kasih bersama Rexa, mendengar Rexa mengucap kata cinta. 'Ya Allah, aku harus kuat, aku hanya ingun takdir bermain sesuai yang di inginkannya,' ucap Yatri dalam hati. Bu Yat yang melihat itu sungguh tak tega, rasanya ingin menahan Yatri namun Bu Anne yang berdiri di depan pintu terlihat sangat menyeramkan. "Bu Yat, aku pamit ya, terimakasih atas kebaikannya selama ini," ucap Yatri berkaca-kaca. "Kenapa tidak tunggu Tuan Rexa, Bu. Jangan pergi tanpa di ketahui Tuan," sahut Bu Yat memberanikan diri. "Bu Yat!" Bu Anne memekik dari jauh. Dia kesal atas kelancangan Bu Yat yang menahan Yatri pergi. Bu Yat menunduk, nyalinya ciut seketika. Suara dan tatapan Bu Anne memang sangat seram bila sudah marah. Yatrinhanya bisa membalas itu dengan menatap tajam balik ibu mertuanya.
Read more
Pencarian Yatri
Pagi telah tiba, sinar matahari menyusup di balik jendela kaca, mata Rexa mengerjap. Perlahan membangunkan diri, dia masih merasa pusing, dia melihat di sekelilingnya. 'Ah, bukan kamarku, Yatri dimana ya,' ucapnya dalam hati.Rexa keluar dari kamar itu, Bu Anne dan Hani sedang menyiapkan sarapan pagi, sedikit terhenyak karena kehadiran Hani di rumahnya."Kamu udah bangun, Nak. Ayo sarapan dulu," ajak Bu Anne."Nanti saja, Mi. Aku mau ke atas menemui istri
Read more
Kehilangan
  Bu Anne tiba di rumah bersama Hani. Saat itu Rexa sudah ada di rumah untuk pulang sejenak mandi. Bu Anne ya g ingin memamerkan kecantikan Hani pada anaknya ingin agar Hani segera bertemu Rexa di atas kamar.   "Bu Yat, tolong siapkan kopi untuk Rexa," pinta Bu Anne. Beberapa menit kemudian, Bu Yat datang membawa kopi sesuai selera Rexa.  "Hani, kamu bawakan kopi ini ke atas untuk Rexa," kata Bu Anne. Hani terhenyak, dia masih kaku melakukan hal itu, belum pantas dan takut pada Rexa yang berwajah dingin. "Tapi, Bu. Jangan ah, nanti yang ada malah menganggu Kak Rexa," tolak Hani. "Ck, ini bentuk perhatian, Hani. Sudah kamu bawa, bilang ini dari Mami, sana ayo kamu ke atas," sergah Bu Anne memaksa. Hani mengambil nampan itu dari tangan Bu Anne. Dia ke atas membawa kopi itu dengan tubuh yang bergetar menahan gerogi. 'Hani, jangan sampai kamu buat dia marah,' lirih Hani dalam hati
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status