Semua Bab ONE NIGHT STAND: Bab 121 - Bab 130
137 Bab
121. TERJEBAK
Jarvis sudah berhasil melacak lokasi di mana ponsel Mischa terakhir aktif. Lelaki itu pun meminta bantuan pada kawan-kawan mantan anggota genknya terdahulu untuk ikut serta mencari di mana keberadaan Mischa saat ini. Sebab, dia tahu, dia tak mungkin bisa menangani masalah ini seorang diri. Kendaraan mereka kini sudah menelusuri daerah sekitar hutan di mana signal ponsel Mischa mengarah ke sana dan mengikuti jejak mobil yang masuk ke area sekitar hutan tersebut. Namun, mereka tak menemukan siapapun di dalam hutan belantara itu. Hanya sebuah pondok kosong yang tak berpenghuni. Setelah menggeledah seluruh sisi ruangan pondok tersebut, salah satu kawan Jarvis menemukan sebuah tas di mana isi tas itu berisi dompet dan ponsel milik Mischa. Tidak salah lagi dugaannya, jika Shinta memang berniat ingin mencelakai Mischa. Jarvis kembali memutar otak hingga setelahnya, dia meminta sebagian kawan
Baca selengkapnya
122. HILANGNYA MISCHA
Malam itu juga, setelah berhasil membekuk Shinta dan Sean, Jarvis langsung membawa kedua orang itu menuju hotel tempat di mana Aldrian menginap.Shinta harus menjelaskan semua duduk perkaranya dihadapan Aldrian langsung, agar kesalahpahaman di antara Aldrian dengan Xander terselesaikan.Di sepanjang perjalanan, Jarvis terus mencecar Shinta agar wanita tua bangka itu memberitahunya mengenai keberadaan Mischa saat ini, tapi sayangnya, Shinta sama sekali tak mau buka suara sama halnya dengan Sean.Kedua wanita itu terus saja diam, meski sempat mendapat beberapa ancaman dari Jarvis.Shinta dan Sean sama sekali tak bergeming.Bahkan sesekali dia tersenyum kecut tatkala Jarvis yang kehilangan kendali atas emosinya justru menumpahkannya melalui satu tamparan keras di wajah Sean."Sampai mati pun, aku tak akan memberitahukan di mana kini Mischa berada!" desis Shinta di tengah keka
Baca selengkapnya
123. FLORIDA, AMERIKA SERIKAT
Setelah memastikan kondisi sang Ayah dan juga sang Omah baik-baik saja, kini Xander didampingi Jarvis langsung bertolak ke tempat di mana Jarvis menyekap Shinta.Sekuat tenaga, Xander mencoba untuk menahan ledakan emosinya. Meski dalam hati kecilnya, dia tak memungkiri bahwa sejumput rasa kasihan itu hadir saat dilihatnya kondisi Shinta saat ini.Sepertinya, Jarvis tidak hanya mengancam wanita ini dengan kata-kata melainkan dengan beberapa pukulan juga."Di mana Mischa berada sekarang?" tanya Xander dengan suara super pelan meski gemelutuk rahangnya terlihat begitu jelas menandakan bahwa lahar panas di tubuhnya seakan-akan bisa meledak kapan saja.Xander mengambil posisi duduk berhadapan dengan Shinta yang terikat di atas sebuah kursi besi."Aku tidak tahu," jawab Shinta dengan tatapan lurus dan sinis. Seolah dia menantang Xander."Aku tanya sekali lagi, di mana Mischa? Di
Baca selengkapnya
124. KECELAKAAN
Sebuah Cadillac hitam tampak melaju di sepanjang jalur tepi pantai Florida dan berhenti di salah satu spot terbaik di tepi pantai itu.Seorang supir turun dari dalam mobil diikuti oleh seorang wanita cantik bergaun hitam.Wanita itu tampak bercakap dengan beberapa kru film sebelum akhirnya dia dipanggil oleh sang sutradara untuk reka adegan.Ini adalah syuting pertamanya di Florida, sebelum mereka kembali bertolak ke Indonesia untuk syuting beberapa adegan lain dalam film mereka.Sebuah film action romantic yang di sutradarai oleh Nick Galiman. Seorang Sutradara handal asal Indonesia. Sementara film ini di produseri oleh sebuah perusahaan besar asal Indonesia yakni perusahaan Malik Grup.Wanita bergaun hitam tadi sudah mengganti busananya dengan bikini merah.Tubuh sexynya terlihat begitu menggoda.Adegan shoot pun dimulai.
Baca selengkapnya
125. UNGKAPAN PERASAAN
Malam itu hujan turun dengan sangat deras. Petir dan kilat bersambar saling beradu bersahut-sahutan. Suasana jalan sangat lengang. Tak ada satu pun kendaraan yang berlalu lalang di sekitar. Tak ada juga manusia-manusia yang keluar dari persembunyiannya.Seorang laki-laki terlihat berjalan di tengah-tengah jalan raya seperti orang gila. Dia berjalan dengan tubuh yang sudah basah kuyup bahkan tanpa alas kaki. Air matanya yang mengalir deras samar terbalut air hujan. Dingin yang menyelimuti tubuhnya tak lagi dia rasa, sebab hatinya lebih dingin lagi. Seperti membeku. Sampai mati rasa. Saking nyerinya. Tak tertahankan.Dia berjalan dan terus berjalan menyusuri sepanjang jalan itu. Kedua tangannya dia lipat kuat-kuat di depan dada. Memeluk tubuhnya sendiri.Dia terus berjalan bahkan tanpa tahu kemana arah yang akan dia tuju, yang dia tahu dia hanya ingin melakukan sesuatu yang bisa mengurangi sakit yang seolah merajam, menghunus, merobek, menyayat dan menikam hatinya
Baca selengkapnya
126. KEHARMONISAN KELUARGA
Beberapa Bulan Kemudian... Hari-hari silih berganti. Warna langit kian berubah-ubah. Menghadirkan cuaca yang tak dapat ditebak. Kadang hadirnya hujan mampu menenangkan hati, menentramkan jiwa. Tapi tak jarang bahwasanya hujan yang membuat bumi basah namun tak juga melunturkan luka yang terlanjur mengering di hati seseorang. Hingga hadirnya yang sesaat hanya menimbulkan rasa rindu yang kian hari menjadi begitu berat. Rindu itu membunuhnya. Menikamkan luka dan merobek asa. Menyulam hatinya dengan satu persatu jahitan yang justru membuatnya semakin tersiksa. Dia terus mencoba bangkit lalu jatuh lagi. Bangkit lagi tapi kemudian jatuh lagi. Tulang-tulang kakinya seolah patah bersamaan patahnya hati yang selama ini begitu kokoh terjaga oleh cinta. Hingga saatnya cinta itu pergi, membawa sebagian jiwanya, menghancurkan harapannya dan meremukkan seluruh tula
Baca selengkapnya
127. AIR MATA BAHAGIA
"Hah? Cuti?" pekik Aliana kaget saat Jarvis mengatakan bahwa dirinya baru saja mendapat cuti kerja selama satu minggu setelah Xander kembali masuk kerja."Ya, Xander yang menyuruhku untuk mengambil cuti," jawab Jarvis dengan wajah sumringah. "Ini kesempatan bagus, jarang-jarang Bosku yang satu itu menyuruhku cuti selama ini, makanya tanpa berpikir aku langsung menyetujuinya. Lagi pula, akukan ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersamamu... Aduh!"Aliana langsung memukul dada Jarvis dengan pukulan yang cukup kencang sampai lelaki itu meringis kesakitan. "Tidak usah pasang tampang mesum dihadapanku ya?" sentak Aliana galak."Kita inikan sudah resmi berpacaran, masa aku tidak boleh bermesraan dengan kekasihku sendiri?" timpal Jarvis dengan rengekan kecil.Sejak hari itu, di saat Jarvis berhasil mengumpulkan segenap keberaniannya untuk mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan terhadap Aliana, tanpa pernah lelaki itu duga bahwa sebenarnya, diam-diam Al
Baca selengkapnya
128. BERTEMU MENDY
Seperti biasa, malam ini, di saat suasana kantor sudah sepi, tapi Xander masih saja asik bergulat dengan pekerjaannya.Sejak memutuskan kembali pada rutinitas kesehariannya mengurus pekerjaan di kantor, minggu-minggu ini Xander memang terlihat sangat sibuk. Namun lebih tepatnya berpura-pura untuk menyibukkan diri dan tenggelam dalam aktifitas kantor yang sebelumnya bahkan tak pernah dia tangani sendiri.Bahkan setelah masa cuti yang diberikannya pada Jarvis usai, Xander masih kerap mengambil alih semua pekerjaan yang biasanya selalu dia limpahkan pada Jarvis.Semua pekerjaan itu dilahapnya sendirian dan hal itu cukup membuat Jarvis mengerti.Bosnya itu sedang dalam proses membuka lembaran baru dalam hidupnya. Lelaki itu sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaannya agar semua pikiran tentang hilangnya Mischa tidak terus menerus mengusik pikirannya. Meski, sempat beberapa kali Jarvis memergoki Xander sedang menatap foto Mischa di ruang kerjanya.Mau
Baca selengkapnya
129. SEBUAH KABAR
Selang satu jam kemudian.Xander baru saja mengirim pesan singkat pada Diana bahwa dia akan pulang terlambat.Lelaki itu sudah berada di Club sejak sepuluh menit yang lalu. Xander hanya memesan cocktail dengan kadar alkohol yang sangat sedikit. Dia sudah berjanji pada Mischa untuk tidak mabuk-mabukkan lagi. Dan Xander akan berusaha untuk tetap menepati Janjinya walau tak ada Mischa sekali pun.Xander masih bergelut dengan ponsel pribadinya.Satu hal yang menjadi kebiasaannya saat sedang sendirian, yakni menatap lama wajah Mischa di balik layar ponselnya.Senyuman Mischa seolah menjadikan penyemangat hidupnya kali ini. Meski hanya sebatas gambar saja. Tapi Xander tak pernah bosan menatapnya.Dengan ujung jari telunjuknya, Xander mengusap wajah Mischa yang sedang tersenyum, sangat manis.Di mana kamu berada saat ini, Mischa?
Baca selengkapnya
130. PENOLAKAN
Suara Adzan Isya baru saja berkumandang.Seorang wanita dengan perutnya yang membuncit sudah siap dengan mukenanya, dia hendak melaksanakan shalat Isya berjamaah dengan Hindun dan Suroto, kedua orang tuanya. Wanita itu duduk di atas kursi roda, sementara Hindun berdiri di sampingnya."Allahu Akbar," Suroto memulai takbir pertama tanda shalat telah dimulai.Para makmum mengikuti di belakang.Dalam suasana seperti inilah, hal yang selalu Mischa tunggu-tunggu.Hatinya terasa jauh lebih tenang.Sampai detik ini, Mischa masih terus menerus dihantui bayang-bayang mengerikan sekaligus menjijikan yang pernah dia alami sewaktu di Florida.Semua kejadian buruk yang menimpanya sebelum akhirnya Tuhan menyelamatkannya melalui Mendy.Satu alasan besar yang menjadikan Mischa tidak ingin bertemu Xander dalam keadaannya sekarang, saat dirinya tahu bahwa dia telah mengandung, setelah apa yang sudah dilaluinya di Florida setengah tahun yang lalu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status