All Chapters of ONE NIGHT STAND: Chapter 101 - Chapter 110
137 Chapters
101. RAHASIA BESAR XANDER
Pagi ini, niat Xander untuk menjenguk Dirga di rumah sakit jiwa terpaksa batal akibat penyakit jantung yang diderita sang Omah kambuh hingga mengharuskan dirinya pergi ke rumah sakit untuk mengantar sang Omah. Di rumah sakit, Xander berpapasan dengan orang tua Mendy saat dirinya menemani Arsen membeli makanan dan minuman di minimarket. Dari kedua orang tua itulah Xander mengetahui bahwa Mendy kini tengah dirawat di rumah sakit itu. "Jika kamu memiliki waktu senggang, mampirlah ke ruang rawat Mendy. Siapa tahu dengan kehadiranmu, kesehatan Mendy lekas membaik," ucap salah satu orang tua Mendy sebelum mereka hendak pergi meninggalkan minimarket. Meski enggan, Xander terpaksa menyanggupi permintaan itu dengan maksud sebatas menunjukkan rasa hormatnya saja. Setelah memastikan keadaan Sarah sudah membaik pasca penanganan medis di rumah sakit, Xander pun berniat menyambangi Mendy ke ruangan
Read more
102. AJAKAN XANDER
Setelah berhasil menghubungi Jarvis dan memastikan bahwa Aliana tidak bertemu dengan Mischa, Xander langsung membalas pesan Mischa detik itu juga. Perasaannya yang kian berkecamuk perlahan menjadi lebih tenang. Xander Kamu di mana sekarang? Masih di luar? Xander selesai membalas pesan Mischa dan terdiam beberapa saat untuk menunggu. Satu menit... Dua menit... Dan sepuluh menit Xander menunggu, namun pesan balasan dari Mischa tak kunjung dia terima hingga akhirnya Xander pun memutuskan untuk keluar area rumah sakit. Setelah mencari ke sana kemari namun tak ditemukannya Mischa, Xander memilih untuk kembali ke ruang rawat sang Omah. Lelaki berkemeja hitam itu tersenyum lega saat mendapati Mischa dan Arsen di ruangan itu. Mischa tampak asik mengobrol bersama Sang Omah, sementara Arsen asik bermain robot dan mobil-mobilan di sofa. "Xander? Kamu darimana saja?" tanya sang Omah. "Tadi, habis men
Read more
103. PERJALANAN MENUJU SURABAYA
Keesokan harinya, setelah melalui perdebatan panjang antara Mischa dan Xander akhirnya keputusan pun diambil.Hari itu, Arsen, Mischa dan Xander berangkat menuju Surabaya menggunakan kendaraan pribadi. Kepergian mereka diantar oleh Aldrian dan Diana sampai di teras rumah.Usai berpamitan kendaraan roda empat yang dikemudikan Raga pun melaju perlahan.Semoga apa yang kalian rencanakan bisa lekas terwujud...Bisik Diana dalam hati dengan satu titik air matanya yang mengalir, dia menatap nanar mobil Xander yang perlahan menghilang dari pandangan.Hampir lima jam di perjalanan Mischa tak kunjung buka suara. Hanya terdengar celotehan Arsen yang berteriak girang dari belakang saat kendaraan Xander melalui jalan tol di mana di sana terlihat begitu banyak gedung-gedung pencakar langit yang menghiasi sisi kiri dan kanan jalan.Arsen tampak begitu bersemangat. Hingga setela
Read more
104. KEMURKAAN SANG AYAH
"HINDUN!" teriak sebuah suara dari jalan setapak di ujung halaman rumah Mischa.Teriakan itu sangat kencang dan terdengar menggelegar bak petir yang menyambar di tengah malam yang sunyi."Bapak," pekik Mischa dan sang Ibu berbarengan. Wajah mereka tampak panik.Tak jauh beda dengan apa yang dirasakan Xander saat pertama kalinya dia melihat sosok calon Ayah mertuanya sendiri.Tubuh tinggi tegap dengan kulit sawo matang, tatapan tajam dengan sisi ke dua rahang yang mengeras. Wajahnya begitu bengis dan menakutkan. Terlebih lagi dengan sebilah golok dalam genggaman tangan kanan lelaki berumur 58 tahun itu.Xander menelan salivanya satu kali dengan susah payah tatkala laki-laki yang di panggil Bapak oleh Mischa itu kini sudah berdiri di depan halaman rumahnya.Tepat dihadapannya.Dan bukan Xander namanya jika dia tidak bisa menyembunyikan ekspresi gugup dan pan
Read more
105. PELAJARAN BERHARGA DARI CALON BAPAK MERTUA
"Ini pakaianmu," ucap Mischa pada Xander seraya memberikan sepasang pakaian tidur untuk Xander. Saat itu, Xander baru saja keluar dari kamar mandi sehabis membersihkan diri."Terima kasih," ucap Xander dengan senyuman lebar. Dia menerima pakaian gantinya lalu mengikuti langkah Mischa menuju kamar yang sudah dirapikan Mischa untuk Xander tempati."Ini kamarmu, sudah aku bereskan. Ibu sudah memasak, makanlah dulu sebelum beranjak tidur, aku mau melihat Arsen dulu, tadi dia sedang bermain bersama Bapak,"Mischa hendak melangkah keluar dari kamar tapi Xander justru menahannya. Lelaki itu menggenggam jemari Mischa. "Percaya padaku, apapun yang terjadi, aku tidak akan menyerah," bisik Xander setelah dia berhasil merapatkan tubuhnya dengan Mischa. Di kecupnya pipi Mischa satu kali. Membuat pipi itu merona.Mischa mengangguk dengan senyuman malu-malu hingga setelahnya dia pun benar-benar keluar dari kamar itu.Hatinya terus berdebar tak karuan.Mala
Read more
106. RESTU
Sepanjang hari Mischa terus di rundung gelisah. Petang sudah membentang di ufuk. Hari sudah beranjak semakin sore dan langit mulai menggelap, tapi Xander dan Suroto belum juga pulang. Mischa benar-benar khawatir, terlebih saat dia tahu bahwa Xander tak membawa ponselnya. Padahal Mischa sudah bulak-balik menghubungi lelaki itu sejak pagi tadi. Sambil menimang ponsel milik Xander yang diambilnya di dalam kamar, Mischa terus berjalan mondar-mandir di teras rumahnya dengan tatapan yang terus tertuju ke arah jalanan. Bahkan kakinya sampai terasa pegal karena terus menerus berdiri sejak satu jam yang lalu dirinya selesai mandi sore. Rambut yang biasanya selalu Mischa keringkan dengan hair dryer, kini dibiarkannya basah begitu saja. Pikiran Mischa terus tertuju pada satu hal, apa yang sebenarnya dilakukan Sang Ayah seharian ini terhadap Xander? Sampai-sampai Mischa kehabisan alasan untuk menjawab pertanyaan Arsen yang sejak ta
Read more
107. DI BIOSKOP
"APA? LUSA?" ucap Jarvis dengan wajah kaget luar biasa. "Secepat itu? Bagaimana mungkin aku bisa mengurus semuanya secepat itu, Bos?" teriak Jarvis lagi dengan wajah super kusut.Pasalnya, sang Bos baru saja memberinya tugas baru untuk mengurus segala keperluan surat-surat penting yang dibutuhkan Xander dan Mischa agar bisa melangsungkan pernikahan di Surabaya lusa nanti. Padahal, di kantor saja, Jarvis sudah sangat sibuk mengurus segala urusan kantor, lantas bagaimana caranya kini dia harus menyelesaikan perintah baru sang Bos.Xander memang kelewatan.Jarvis benar-benar dibuatnya kewalahan di Jakarta, lagi-lagi dengan ancaman jika Jarvis tak menyanggupinya, Xander akan memberinya sanksi berupa pemutusan hak cuti beberapa tahun ke depan. Meski itu hanya sekedar gertakan halus, namun Xander sangat tahu bagaimana kinerja Jarvis selama ini. Tak ada satu pun urusan yang tak mampu di selesaikan oleh Jarvis selama laki-laki itu
Read more
108. KEPULANGAN DIRGA
Usai menemani Arsen hingga tertidur, Mischa keluar dari kamar hanya untuk sekedar memastikan bahwa Xander sudah beristirahat.Dibukanya pintu kamar Xander pelan-pelan dan betapa terkejutnya Mischa saat lagi-lagi dirinya tak menemukan keberadaan Xander di dalam kamar itu.Mischa melongok ke kamar sebelah, yaitu kamar ke dua orang tuanya yang sedikit terbuka, saat itu dia hanya melihat keberadaan Hindun di sana. Sementara sang Ayah tak tahu dimana rimbanya. Mendadak, perasaan cemas kembali menggelayuti hati Mischa.Dan kecemasan itu kian sirna saat dia mendengar suara dua orang laki-laki yang sepertinya sedang bercakap di teras.Saat Mischa mengintipnya melalui jendela ruang tamu, dilihatnya Xander dan Suroto sedang asik bercengkrama sembari bermain catur.Melihat tawa yang menghiasi wajah Suroto saat dirinya berhasil mengalahkan Xander, Mischa benar-benar terharu. Pemandangan langka itu membuatnya tak bisa menahan titik-titik air matanya. Saking bah
Read more
109. PERTEMUAN DUA ORANG SAHABAT
Dua hari kemudian...Percayalah apa yang sudah kamu lewatkan akan membawa hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupanmu di masa depan.Dalam satu hari kita diberi waktu selama 24 jam untuk melakukan segala aktifitas kehidupan. Hitungan waktu itu akan terus berputar setiap detik dan menit. Bagi sebagian orang, perputaran waktu itu sangatlah berharga. Karena waktu itu tidak akan mau menunggu, tidak bisa berhenti, dan tak akan terulang. Terkadang waktu digambarkan sebagai pedang. Barang siapa yang menyia-nyiakan waktu, maka ia akan rugi.Dulu, Xander adalah salah satu manusia yang hanya mementingkan waktunya untuk mengejar karir dan kesuksesan. Meski dia tahu semua yang dikrjarnya itu tak membuat hidupnya bahagia. Tapi kini, dia tahu betul apa yang harus dia kejar untuk membuat hidupnya bahagia. Yaitu, kebersamaannya bersama Mischa dan Arsen. Sebuah cikal bakal keluarga kecil yang akan dia pimpin di
Read more
110. SAH
Flashback On...Satu hari sebelum akad nikah Mischa dan Xander...Bertempat di kediaman Utama keluarga Bharata Yuda, sebuah mobil mewah memasuki pintu gerbang dan bergerak menuju halaman rumah tersebut.Mobil itu terhenti.Seorang wanita berambut bondol, berpakaian serba hitam turun dari arah depan untuk membukakan pintu mobil pada sang Nyonya besar."Kita sudah sampai Nyonya," ucapnya dengan suara yang terdengar tegas.Seorang wanita paruh baya keluar dari dalam mobil dengan menyunggingkan senyum penuh arti. Lalu dia berjalan menuju pintu utama rumah tersebut.Tiga kali bel dibunyikan.Tergopoh-gopoh, seorang pelayan tua keluar untuk melihat siapa orang yang hendak bertamu."Selamat Siang, apa Nyonya Diana ada di rumah?" tanya sang tamu tak di undang."S
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status