Lahat ng Kabanata ng Istri Kedua: Kabanata 11 - Kabanata 20
50 Kabanata
Part 11
Jaka duduk di tepi ranjang, dia nampak gelisah ingin mengungkapkan maksud kedatangannya kepada Lintang. Lintang sedang berada di kamar mandi membersihkan diri. Lintang keluar dari kamar mandi hanya mengenakan Lingerie berwarna ungu tua, dengan belahan dada sampai ke perutnya. Warna lingerie itu kontras dengan warna kulitnya. Jaka tertegun melihat keseksian Lintang. Lintang langsung menyambar bibir Jaka. Jaka beku dibuatnya. "Ayah... Ayah kok diam?" Tanya Lintang lembut. Wangi parfum yang dipakai Lintang sangat menggoda Jaka. Wangi parfum favoritnya. Jaka masih beku. "Ayah... Bunda kangen bercinta sama Ayah. Ayah tidak kangen sama Bunda?" "Bunda... Maaf. Ayah ingin bicara serius." Jaka berusaha tersadar. Walau pun celananya sudah penuh sesak. "Bicaranya nanti saja ya Yah." Lintang melepaskan satu persatu kancing kemeja yang dipakai Jaka. Lintang duduk di pangkuan Jaka
Magbasa pa
Part 12
Wati dan karyawatinya menyiapkan warung makan yang ada di depan rumahnya. Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Semua meja dan kursi sudah tertata rapi. Makanan untuk prasmanan sudah siap di atas meja. "Wati!" Panggil seorang laki-laki yang memasuki warungnya. Laki-laki berbadan tinggi 168cm berat 60kg, berkulit putih, berwajah tampan. Dua orang karyawati Wati terpana melihat ketampanan laki-laki yang baru saja memanggil Wati. Sedangkan Wati terdiam membisu. Jantungnya serasa terhenti berdetak. "Boleh aku bicara berdua sama kamu?" "Mau apa ke sini?" Tanya Wati gugup. "Aku pindah kerja di sini Wati. Suatu kebetulan sekali. Aku sangat merindukan anak kita. Orang tuaku apa lagi. Kenapa kamu tinggal jauh dari kampung halamanmu?" Dua karyawati Wati saling pandang, dan kemudian mereka menjauh dari Wati. Mereka tetap memperhatikan Wati takut sesuatu terjadi, karena Jaka belum p
Magbasa pa
Part 13
"Baik, Mas Jaka akan segera pulang." Terlihat kepanikan diwajah Jaka saat menerima telepon dari Rama adiknya. "Ada apa Bang?" Tanya Wati cemas. "Ibu opname, kata Rama jatuh dari tangga rumah Abang." "Kok bisa Bang?" "Ntah lah. Abang mau hubungi Lintang dulu, mau tau apa yang terjadi." Jaka mencoba menghubungi Lintang, tapi tidak ada respon. Jaka semakin gelisah. "Sebaiknya abang siap-siap pulang. Yang penting sekarang Abang cepat jagain Ibu. Tolong nanti Abang kasih kabar ke Wati ya Bang! Sebentar Wati siapkan bawaan Abang." Wati bergegas masuk kamar. Jaka mengikuti Wati. "Wati, apa kamu tidak ingin ikut?" Tanya Jaka hati-hati. "Apa Wati dan anak-anak boleh ikut Bang?" Jaka mengangguk. Wati pun menyiapkan keperluannya dan anaknya. ***** 
Magbasa pa
Part 14
Tahun 2005 Jaka mengikuti acara reuni SMP di Rumah Makan Subur Group di dekat Bandara Syamsuddin Noor. Kebetulan dia sedang cuti bekerja. Jaka bekerja di perusahaan tambang ternama di Tanjung Kalimantan Selatan. Dia datang lebih awal, karena ingin melihat Wati. "Kamu dari tadi matanya ke pintu masuk terus Jaka. Kamu lagi nunggu siapa?" Tanya Sony teman SMPnya mengagetkannya. "Bukan begitu Son. Kamu kan tau, ini pertama kalinya aku ikut reuni sekolah, jadi ya pengen liat teman-teman kita setelah lama ngga ketemu." "Jangan-jangan kamu mau cari istri!" Goda Sony. "Hah?!" Jaka kaget mendengar pernyataan Sony. "Banyak kok yang belum nikah, suka pilih kamu.  Apa lagi kamu kan sekarang lumayan mapan, aku yakin cewek-cewek pada mau sama kamu." "Rini ikut ngga Son?" 
Magbasa pa
Part 15
Waktu di jam dinding rumah Jaka menunjukkan pukul delapan malam. Diambilnya hape miliknya yang ada di atas meja ruang tamu. Dia ingin menelepon Wati, tapi takut mengganggu. Akhirnya Jaka memutuskan mengirim SMS buat Wati.(Assalamu'alaikum Wati, apa kamu masih sibuk? Ini Jaka teman SMPmu yang menelpon tadi siang. Tolong kamu simpan nomerku ya. Terima Kasih.)Jaka gelisah menunggu balasan SMS nya. Hampir satu jam dia menunggu, tak juga ada balasan."Apa Wati tidak suka aku menghubunginya?" Gumam Jaka mulai merasa tidak percaya diri. Jaka mencoba mengirim pesan lagi.(Ma'af ya Wati kalau aku mengganggu istirahat kamu.)Lagi-lagi tidak ada balasan. Jaka semakin berkecil hati. Harapannya untuk meminang Wati mulai ciut."Kamu kenapa, Jaka?"  Tanya ibunya."Ngga apa, Bu.""Jangan bohongi Ibu. Ada apa?""Ca
Magbasa pa
Part 16
Fadli menunggu Wati di parkiran hotel tempat Wati bekerja. Fadli duduk di atas motor Supranya. Sudah habis satu batang rokok diisap Fadli, tapi Wati belum juga terlihat. Dinyalakannya lagi batang rokok berikutnya. Sudah hampir setengah batang habis, tapi Wati belum juga datang. "Maaf ya mas nunggunya lama. Lagi banyak kerjaan." "Iya sayang ngga apa." Jawab Fadli santai. "Ayo naik!" Wati pun duduk di belakang Fadli. "Lho Mas, kita mau kemana? Rumah Wati kan ngga lewat sini?" Wati bingung, karena Fadli melaju ke arah yang salah. "Ke rumah mas dulu Wati." "Ngapain? Nanti aku pulangnya kemaleman Mas." "Mas sudah telpon ibu kok, bilang kalau mas mau ajak jalan kamu." "Lha, trus kenapa diajaknya ke rumah mas? Rumah mas kan kosong." "Sebentar saja kok, ada yan
Magbasa pa
Part 17
Wati terbangun. Ditatapnya dirinya tanpa sehelai benang pun tergeletak di atas kasur. Dia mencoba mengumpulkan tenaganya. Dilihatnya ada noda darah bercampur cairan di seprai berwarna biru bermotif bunga tempatnya terbaring. "Ya Allah apa yang terjadi? Cairan apa ini?" Wati menangis sejadi-jadinya, dia berusaha beranjak, mencari pakaiannya, tapi tidak dia temukan. "Sayang sudah bangun?" Fadli keluar dari kamar mandi yang ada di kamarnya. "Sayang cari apa?" "Mana pakaianku Mas? Apa yang sudah kamu lakukan padaku?" Tanya Wati sambil terisak. Fadli mendekati Wati yang masih bugil. "Tolong jangan dekati aku!!!" Teriak Wati. "Ayolah sayang. Maaf kalau aku harus pakai cara ini. Jawab Fadli enteng. "Astagfirullah Mas, bisa-bisanya mas ngomong seenteng itu." Wati mencoba mencari-cari selimut tapi dia juga tidak menemukannya. Dia turun dari ranjan
Magbasa pa
Part 18
"Rin, tolong jangan tutupi soal Jaka!" Pinta Wati. "Kita ngomongnya di luar ya! Takut Rysa bangun." Rini keluar kamar disusul Wati. Dia duduk di sofa ruang tamunya. "Sebenarnya Jaka sudah suka sama kamu sejak kelas satu SMP." "Apa?" Wati terkejut. "Aku gatel banget sebenarnya pengen bilang ke kamu, tapi Jaka selalu melarangku. Kamu tau reuni kemarin dia ikut cuma mau cari kamu. Bahkan dia punya niatan untuk melamar kamu Wati." "Apa ini serius Rin?" "Tentu saja aku tidak bohong. Dia sangat mengharapkanmu Wati. Aku yakin Jaka orang yang tepat buat kamu, bukan Fadli si brengsek itu." "Boleh aku minta sesuatu Rin?" "Minta apa?" "Jika Jaka menanyakan aku lagi ke kamu, bilang aku sudah dilamar Fadli." Ucapnya dengan nada putus asa. 
Magbasa pa
Part 19
Tahun 2009 Sudah empat tahun sejak Jaka tahu Wati akan menikah di tahun 2006. Sedangkan Jaka sendiri masih sangat sulit menautkan hatinya kepada perempuan lain. Hari-harinya masih dihiasi dengan nama Wati. Dia mencoba menjalin hubungan dengan beberapa perempuan, tapi kandas di tengah jalan karena Jaka bersikap dingin. Tak ada perempuan yang tahan dengan sikapnya. Dia terlalu cuek sebagai kekasih. Itu karena dia menjalin hubungan hanya dengan setengah hati. Akhirnya dia bertemu Lintang, gadis yang sangat cantik dan ceria. Namun, berperangai buruk. Lintang sangat gigih mendekati Jaka. Jaka diperkenalkan dengan Lintang oleh teman STMnya yang bernama Hendra. Waktu itu Hendra mengajak Jaka ke karoke dan menyuruh pacarnya membawa Lintang untuk diperkenalkan ke Jaka. Pertemuan pertama, tentu saja Jaka sedikit pun tidak tertarik dengan Lintang. Karena Jaka tidak menilai perempuan dari kecantikan fisikny
Magbasa pa
Part 20
Setelah kejadian dengan Lintang, Jaka mencoba menghindari Lintang. Dia selalu menolak diajak Lintang bertemu. Jaka sangat kecewa dengan dirinya sendiri. 'Jaka, setelah apa yang kita lewati, kamu tega buang aku begitu saja? Aku sudah telat dua minggu Jaka.' Pesan dari Lintang. Jaka mengernyitkan dahinya. Dia shock membaca pesan dari Lintang. "Ya Allah, apa aku harus menikahi perempuan itu? Perempuan yang tidak bisa menjaga kehormatannya. Tapi, kalau benar dia hamil anakku, aku tidak mungkin meninggalkannya." Batin Jaka. Sudah satu bulan lebih sejak malam itu. Jaka sangat gelisah membaca pesan Lintang. Dia tak berani membalasnya. "Gelisah sekali kamu Jaka." Tanya Indra. "Aku bingung Ndra. Apa kamu bisa jaga rahasia?" "Aman Jaka, tenang... Kalau mau cerita silakan!" Jaka pun menceritakan kejadian ma
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status