Semua Bab Richardo Elios: Bab 41 - Bab 50
119 Bab
41. Perjuangan Kenneth
"Semoga kamu selamat Keynest."Kenneth bersembunyi di balik pohon, dia memeluk dirinya dan menunggu sampai Keynest kembali dengan selamat.Semenit telah terlewat, tidak ada tanda-tanda bahwa Keynest keluar atau sudah sampai di lantai tiga."Keynest ... cepatlah keluar," batin Kenneth memohon.Kenneth terus menunggu, walau dirinya sedangan kedinginan, bahkan bibirnya telah pucat pasi seperti mayat akibat dinginnya malam ini.Dua menit hingga tiga menit terlewat, Kenneth merasa ada yang janggal, gadis itu keluar dari persembunyiannya dan hendak masuk kedalam."Aku masuk kedalam, atau mencari bantuan," gumam Kenneth bingun, walau selalu ranking pertama di kelasnya, dia tidak tahu harus berbuat apa di situasi seperti ini.Kenneth memberanikan dirinya, dia berjalan lalu kemudian berlari pelan menuju kearah gedung.DORRR!!Bunyi tembakan yang terdengar dari dalam gedung itu, langsung membuat Kenneth terjatuh kaget akibat suara
Baca selengkapnya
42. Penyelamatan Keynest
CKITTT!!Sebuah mobil mendarat tepat di depan rumah Richard, orang yang mengendarai mobil itu langsung berlari masuk kedalam rumah."Ada apa ini?" tanya Arnold, nafasnya tersenggal-senggal karena panik.Arnold menatap keadaan sekitar yang sudah sangat serius, matanya mendapati adik Richard yang tengah menangis."Aku ingin kamu cari tahu tentang alamat gedung yang aku kirim di ponselmu," ucap Richard.Arnold mengangguk pelan. "Aku sudah tahu alamat gedung ini, gedung ini dulunya adalah sebuah kampus, tapi karena biaya anggaran mereka sedikit, mereka jadi bangkrut dan kampus itu menjadi terbengkalai sampai setahun ini," jelas Arnold.Richard menatap Arnold, tatapannya seperti mengisyaratkan sesuatu yang sangat rahasia."Kalian para gadis tunggu saja disini, biar aku sama Arnold yang akan pergi ke tempat itu," ujar Richard.Kirana dan Kenneth mengangguk pelan."Kak Richard, Kenneth mohon bawah pulang Keynest dengan selamat,
Baca selengkapnya
43. Rumah Sakit
"RST MELATI."Richard menatap tulisan yang bertuliskan sebuah kalimat aneh, pria itu tak ingin curiga, tapi bau darah segar ini membuatnya makin curiga dengan kalimat ini."Richard! naik ke lantai empat, tim c sepertinya menemukan seseorang di atas sana," ucap Arnold di balik earphonenya.Richard dengan cepat membalikkan badannya, pria itu langsung bergegas menaiki anak tangga satu persatu, hingga dia akhirnya sampai di atas."Dimana?" tanya Richard saat sampai, tatapannya mengelilingi seluruh sudut ruangan."Ini pak, sedang kami amankan, sepertinya anak ini sedang pingsan," ucap salah satu pengawal.Richard berjalan mendekat kearah anak yang baru saja mereka temukan, dia berjalan mendekat, lalu menyalakan senter tepat di depan wajah anak itu."Keynest," gumam Richard dan dengan cepat langsung memeluk Keynest yang sudah pingsan tak sadarkan diri."Bawa Keynest ke bawah, dan larikan dia ke rumah sakit," perintah Richard.
Baca selengkapnya
44. Flashback: Misi Keynest
"Kalau begitu kamu tunggu disini, dan jika aku tidak keluar sampai tiga menit, berarti kamu harus cari bantuan." Keynest memegang kedua pundak saudari kembarnya itu.Kenneth menggelengkan kepalanya, dia tak ingin mereka berdua berpisah, dia takut jika Keynest akan kenapa-kenapa di dalam sana."Lebih baik kita datang dengan polisi," ucap Kenneth dengan nada suara yang gemetar."Aku percaya kamu," ucap Keynest, dia membalikkan badannya dan lari menuju gedung kosong itu.Keynest masuk kedalam gedung, dia berendap-endap menundukan kepala ketika memasuki gedung itu.Matanya mendapati beberapa pengawal yang berlalu lalang, di tempat itu."Ada apa ini? Kenapa banyak sekali orang-orang di tempat ini?" gumam Keynest tak percaya.Padahal gedung yang terlihat sunyi dan sepi sekali, ternyata ada banyak orang di dalam sini."Sial! Sepertinya aku salah masuk, apa sebaiknya aku keluar saja?" batin Keynest, pria kecil itu benar-benar bingun da
Baca selengkapnya
45. Flashback: Keynest dan Black Tiger
CKLEK!Pintu itu terbuka dengan lebar, mata Keynest menatap beberapa orang bertopeng yang sedang mengelilingi meja bundar.BRAKK!!Pandangan semua orang teralihkan oleh Mr Mommy yang berdiri secara tiba-tiba, bahkan membuat Keynest kaget seketika."Sialan! Siapa yang menyuruh kamu membawanya kesini?" tanya Mr Mommy.Penjaga bertopeng yang mengantar Keynest hanya bisa menunduk dengan hormat. "Maafkan kelancangan saya, tapi anak ini kami temukan menyusup kedalam gedung."Mr Monkey berdiri dari duduknya. "Jadi kalian membiarkan anak kecil menyusup ke tempat ini?" Penjaga itu hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu bagaimana caranya, dia me--"DORR!!Peluru pistol langsung tertancap dengan hebat di kepala penjaga itu, topengnya hancur lebur dan dirinya terjatuh tak bernyawa.Darahnya terciprat ke wajah Keynest, pria kecil itu berjalan mundur ketakutan, jantungnya benar-benar berdetak tak karuan
Baca selengkapnya
46. Sebuah Rahasia
"Aku ingin bertanya, apa yang kamu lihat di dalam gedung itu?"Richard menatap manik dalam mata Keynest, dia sangat berharap besar bahwa Keynest akan memberikannya jawaban.Keynest menggelengkan kepalanya pelan. "Aku tidak tahu, saat aku masuk di dalam gedung, tidak ada siapa-siapa di tempat itu.""Apa kamu yakin tidak melihat siapa-siapa di tempat itu?" tanya Richard lagi dan mendapat balasan gelengan kepala dari Keynest."Tapi sebelum kamu naik ke lantai empat, apa kamu melihat sebuah tulisan? Atau darah?" tanya Richard ingin memastikan lagi dan lagi.Keynest kebingungan, pria kecil itu menggelengkan kepalanya, dia heran dan bingun dengan apa yang di katakan Richard.Richard sedikit kecewa, padahal dia benar-benar menantikan jawaban dari Keynest, dia ingin tahu siapa dalang di balik kalimat yang ada di gedung itu."Lalu kenapa kamu bisa pingsan di lantai empat?" tanya Arnold ketika berjalan mendekat."Di dalam benar-benar gel
Baca selengkapnya
47. Masakan Bunda
Pagi hari yang cerah, jam menunjukan pukul 06:00. Terlihat seorang gadis bangun sepagi mungkin untuk menyiapkan sarapan.Kirana mengikat rambutnya kebelakang, dia mengeluarkan beberapa bumbu dan bahan mentah untuk ia siapkan sebagai sarapan.Gadis kecil itu ingin sekali menyiapkan sesuatu untuk Richard, dia merasa Richard selalu menampung banyak masalahnya sendiri."Aku harus berusaha dengan giat," gumam Kirana, dia langsung mengerjakan semua tugas-tugasnya.Kirana menyibukkan dirinya dengan bahan makanan di depannya, dia memasak berlangsung hingga sampai sekitar jam 7, akhirnya semua masakannya selesai."Sudah bangun?" tanya Kirana ketika melihat Richard turun dari tangga.Richard langsung menatap semua makanan yang ada di atas meja, dia terlihat kagum dengan masakan Kirana yang kelihatannya sangat enak."Apa kamu yang memasaknya?" tanya Richard.Kirana tersenyum manis, dan menganggukkan kepalanya pelan-pelan.TING! TON
Baca selengkapnya
48. Misteri Bom Masa Lalu
BRUMM!! BRUMM!!Richard mengendarai mobil dengan cepat, namun terlihat santai, entah kenapa hari ini dia benar-benar gembira sekali.Pria itu senyam senyum sendiri, dia teringat dengan kenangannya bersama bunda, baru kali ini Richard bisa merasakan masakan hangat bunda, walau pembuatnya berbeda."Apa Kirana akan membuatkanku makanan yah?" gumam Richard salah tingkah.Richard menggelengkan kepalanya tak mau pikir panjang, dia melajukan mobilnya dan tak sampai sejam, akhirnya dia mendaratkan mobilnya di depan kantor.Pria itu keluar dari mobil dengan wajah yang masih tersenyum, dia melangkahkan kakinya berjalan masuk.Terlihat banyak sekali para pekerja dan karyawan yang sangat terkejut, mereka seakan-akan melihat sisi lain dari boss mereka."Sudah lama sekali aku tak melihat boss tersenyum.""Iya, aku sampai kaget, kirain salah orang, atau boss kesurupan gitu."Para pekerja mulai bergosip, mereka benar-benar terkejut seka
Baca selengkapnya
49. Siapa Yang Terlibat?
TOK! TOK!Richard mengetuk pintu Apotik, dia dan Arnold sedang mencoba menghubungi orang di dalam."Apa mereka sedang keluar?" tanya Richard sembari menolehkan kepalanya kemana-mana.Arnold mengetuk pintu lagi, dan dengan cepat penghuni di dalamnya langsung membukakan pintu apotik.Mata mereka berdua mendapati seorang gadis remaja yang mungkin masih SMA.Gadis itu menatap Richard dan Arnold secara bergantian. "Mau beli apa om?" tanyanya."Ah ... kami datang kesini untuk bertemu ibumu," ucap Arnold ragu-ragu."Ibu? Mau perlu apa sama ibuku?" tanya gadis itu lagi."Kami ada keperluan mendesak," jawab Arnold."Keperluan mendesak? Keperluan apa sampai mendesak? Yang aku ingat, ibuku tak pernah punya kenalan seperti kalian," ucap gadis itu, dia sepertinya curiga dengan tingkah laku Richard dan Arnold."Ah, kam--" Ucapan Richard terhenti saat melihat wanita paruh baya yang tengah memasuki Apotik.Wanita itu terdi
Baca selengkapnya
50. Kebahagiaan
Sebuah mobil hitam pekat melaju dengan cepat di jalan raya, mobil itu tak menghiraukan beberapa pengendara mobil yang mencaci maki mereka."Apa kamu sudah lupa? Bukannya ayahmu sedang keluar kota?" tanya Arnold, dia tak percaya bahwa Richard akan pergi menemui ayahnya.Richard masih sibuk mengendarai mobil. "Aku tahu, tapi aku masih ingin mencari tahu, kenapa dia bisa terlibat dengan rencana pengboman rumah sakit itu."Arnold menghembuskan nafasnya kasar, walau dia sudah berulang-ulang kali berbicara dengan Richard, tapi tetap saja tak di dengar olehnya."Apa kamu sudah tahu lokasi ayahmu?" tanya Arnold.Richard menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, tapi aku akan bertanya kepada Sandra."CKITTT!!Richard berhasil mendaratkan mobilnya di depan kediaman Hernandos, dia keluar dan langsung di sambut oleh beberapa penjaga."Apa Nyonya besar ada di dalam?" tanya Richard.Para pengawal langsung menganggukkan kepala mereka deng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status