Semua Bab Project Darah Malaikat: Bab 41 - Bab 50
146 Bab
Pertemuan Misterius
Aku terus menatapnya lekat, menuntut jawaban dengan sorot mata yang kupertajam.“Ah ...,” desah Daffar lelah.Laki-laki ini berkacak pinggang sambil mengalihkan pandangan ke samping kanan dan kiriku.“Setiap project punya tujuan ‘kan?” desakku penuh penekanan, tetap menuntut jawaban.“Anneth, em ... tujuannya belum bisa dipaparkan sekarang. Semua masih dalam rencana, tapi langkah konkritnya akan ditetapkan setelah specimen darah itu ditemukan,” jawabnya diplomatis ... ngeles.Aku mengernyitkan kening.Masa project yang dilakukan dengan membangun sebuah departemen khusus, tujuannya nggak jelas.Aku curiga.“Ah ... sudah, jangan terlalu dipikirkan itu sekarang, Anneth! Let go with the flow aja, oke? Ayo kita keluar,” bujuk Daffar pelan.Laki-laki itu berjalan mendahuluiku, tangannya menekan satu tombol alat komunikasi yang berada di dekat pintu.Seperti yang sudah-sudah, itu artinya sebentar lagi Mina akan datang ke ruang rahasia ini.Aku memandang lurus ke atas meja.Phuh ....Syukurla
Baca selengkapnya
Selamat Datang di Anbar
Seketika mata ini terpejam. Lalu, dengan reflek, aku mengantisipasi tarikan memanjang ke belakang itu dengan merapatkan tubuh dan kepala ini ke dinding lift yang ada di belakangku.Kedua tangan ini mengepal erat.Aku mengetuk-ngetukkan kepala ini dengan pelan ke dinding lift tiga kali.Oh!Ternyata kepala ini tak memanjang dalam arti yang sesungguhnya, hanya tarikan ke arah belakang ini yang membuatku merasa kepala ini memanjang.Sebenarnya tarikan ke belakang ini tidak menimbulkan rasa sakit yang gimana gitu, hanya saja, tarikan ini memberikan rasa tidak nyaman, tidak menyenangkan dan tentu saja membingungkan, aku seperti hilang arah.Aku terus dalam posisi merapat ke dinding, memejamkan mata dan mengepalkan kedua telapak tangan sambil sekuat tenaga menahan tarikan ini.Lama-lama tarikan yang bergerak makin cepat ini menimbulkan rasa pusing dan mual.Agh!Eh!Mendadak telinga ini menangkap suara terkekeh pendek.Bukankah itu suara Daffar?Ah!Iya.Aku sampai lupa kalau saat ini aku b
Baca selengkapnya
Perpindahan?!
Aku mendongak dan melihat langit-langit bangunan yang sangat tinggi berbentuk kubah dengan hiasan kayu-kayu yang disusun rumit. Bangunan ini juga memiliki tiang-tiang bulat yang besar dengan lengkungan-lengkungan menarik yang menghubungkan tiap tiang.Pandangan mata ini turun ke bawah dan melihat beberapa sosok aneh yang melintas. Beberapa dari mereka melihat dengan tertarik pada Daffar yang berjalan dengan santai sambil menggendong ku dalam posisi berdiri.Egh!Entah karena apa, entah karena yang mana, mendadak aku merasa sesak napas.Aku berusaha menghirup napas dalam, tapi seolah oksigen di udara berlarian menjauhi organ napas ini.Aku mulai terengah.“Anneth!” seru Daffar khawatir.Mungkin ia menyadari kalau aku mulai bernapas dengan tak normal.Laki-laki itu menurunkan aku ke lantai gedung, tapi masih, kedua tangannya memegang lengan ini.Aku berdiri dengan terhuyung, mungkin jika kedua tangan Daffar dilepas, aku bakal roboh.“Anneth!” panggilnya cemas.Aku menatap lurus ke depan
Baca selengkapnya
Senja yang Terbalik
Tanpa berpikir panjang lagi, aku membuka jendela besar yang hampir menyentuh lantai ini. Lalu, aku menunduk untuk melihat ke bagian bawah jendela yang ternyata ditanami tanaman berbunga.“Maaf, kuinjak,” gumamku lirih sambil hendak melangkah keluar jendela.Eit!Heh?!Seketika telapak kaki ini mengambang tepat di atas tanaman ini, batal menginjak.Tanaman itu dengan sendirinya menyibak ke samping kanan dan kiri untuk memberikan ruang bagi kaki ini untuk menapak di atas permukaan tanah.Heh?!Tanaman apa-apaan ini?Agh!Tapi, raungan kucing yang membisingkan ini lebih menguras fokus perhatian.“Tunggu aku nanti ya!” gumamku lirih dengan asal-asalan menujukan ucapanku pada tanaman di bawah jendela itu.Aku segera keluar dari jendela dan menuruni tanah halaman rumah ini yang lebih tinggi dari jalan di depannya.“Woi! Jangan siksa kucing!” teriakku kencang.Sosok paduan manusia dan burung gagak itu menoleh, sedikit terkejut, tapi tetap tak berhenti melakukan tindakannya itu.Dengan cepat,
Baca selengkapnya
Setitik Pencerahan
Seketika aku menghentikan langkah dan berdiri tepat di depannya dengan melancarkan tatapan tajam.“Apa maksudmu? Apa yang terjadi?” tembakku dengan pikiran yang campur aduk.Remaja gendut ini menatapku dengan heran.“Kamu nggak tahu? Beginilah, Anbar. Apa Kamu dari Ardasyr?” serangnya balik.“Hah?!” seruku tambah bingung.Ardasyr?Di mana lagi itu?“Kalian belum juga masuk?” sela Kayla yang berdiri di ambang pintu.Nadec berbalik dan segera mematuhi perintah ibunya.Sejenak aku kembali mengedarkan pandangan ke atas sebelum akhirnya menyusul remaja gendut itu masuk ke dalam.“Ibu, apa dia datang dari Ardasyr? Dia pikir sekarang senja,” tanya Nadec sambil duduk di sofa yang ada di ruang tengah rumah yang luas ini.Aku mendekat ke arah Kayla dan ingin segera memecah kebingungan ini. Sepertinya bendungan pertanyaan dalam otak ini jebol. Alirannya tak tertahan lagi, menuntut setiap detail pertanyaan ini untuk mendapat jawaban.“Kay-”“Anneth dari Shrim, Nadec,” jelas Kayla memotong ucapank
Baca selengkapnya
Definisi Portal Perpindahan
Aku tertegun, seketika pertanyaan tentang diriku sendiri menyeruak.Apa yang terjadi di lift aneh itu kembali terbayang.Jadi, rasa yang seperti ditarik-tarik itu nyata, dan karena aku manusia yang tidak ‘biasa’, makanya aku bisa melalui kejadian di lift itu hingga selamat sampai ke Anbar ini.Tapi ....Yang nggak ‘biasa’ dari aku apa?Aku mengangkat kedua tanganku dan mengamatinya dengan jeli, juga men-scan dari dada ke bawah.Kayaknya aku baik-baik saja.Aku mengangkat pandang dan melemparkan sorot penuh pertanyaan pada Kayla.“Apa Kamu melihat satu em ... keanehan yang ‘tak biasa’ di tubuhku?” tanyaku dengan penuh penekanan.Aku juga menggerakan dua jari dari tangan kanan dan kiri untuk membuat isyarat tanda petik pada kata “tak biasa”.Kayla menatapku tajam, tapi sejurus kemudian wanita cantik ini menggeleng.“Tidak, aku tidak melihatnya, Kamu seperti penduduk Shrim yang lain, hem ... tapi, bisa jadi Kamu sejenis dengan Daffar,” tebaknya datar.Sejenis Daffar?Maksudnya punya bena
Baca selengkapnya
Sihir Gedung Utama Anbar
Waktu berlalu dengan cepat.Walaupun perpindahan waktu antara siang dan malam sangat membingungkan, aku perkirakan ini sudah masuk waktu pagi, mungkin ....Yang jelas, ketika aku baru saja membuka mata, di tepi ranjang sudah duduk Daffar yang tengah memandangiku.“Tidurmu nyenyak, Anneth?” sapanya begitu melihatku membuka mata.Aku menyahut, mengiyakan dengan suara parau.“Aku bawakan baju ganti,” lanjutnya sambil sedikit menggerakan kepala ke arah samping.Pandangan mata ini mengikuti arah isyarat itu dan menemukan dua tas besar tergeletak di lantai. Di bagian samping tas kertas itu tertera sebuah nama butik besar yang ada di kota Shrim.Ah ... rupanya barang ini import dari kotaku sendiri.Aku beranjak, lalu duduk bersandar di tumpukan bantal.“Apa Kamu merasakan sakit di bagian tubuh tertentu?” tanyanya lembut.Aku menggeleng.Daffar mengembuskan napas lega.“Menurutmu, aku ini apa?” celetukku masih dengan suara khas orang bangun tidur.Daffar menatapku tajam, tapi beberapa detik k
Baca selengkapnya
Bahaya Di Pertemuan Agung Anbar
Kereta kuda yang bergerak auto pilot ini makin mendekati gedung besar berkubah itu.Dari kejauhan pilar-pilar penyangga bulat dengan ukuran besar itu terlihat makin membuat bangunan itu menunjukkan vibe magisnya.Egh!Sesaat aku merasa ada sesuatu yang mendekat di atasku. Dan ketika aku mendongak, patung mengambang itu membungkuk. Dan kepalanya kini tepat berada beberapa jengkal di depan wajahku.Ihh!Matanya yang merah menyala itu seolah hendak mengambil apa yang ada dalam mataku.Kening ini berkeringat.Aku mengepalkan kedua tangan dan menggigit bibirku agar tak meloloskan satu teriakan.“Anneth,” ucap Daffar lirih.“Em.” Aku menelan ludah.“Kamu nggak papa?” tanyanya pelan.“Oh,” sahutku singkat.Tiba-tiba Daffar mengenggam tanganku. Dan bersamaan dengan itu, patung bergerak yang mengambang itu menjauhkan wajahnya dari wajahku.Aku merasakan satu aliran yang terasa hangat keluar dari tangan Daffar.Kemudian, aku melihat patung itu bergerak pelan ke posisinya semula.Sekuat tenaga,
Baca selengkapnya
Pengujian Sihir
Aku hanya bisa tercekat menyaksikan kilatan pedang yang terhunus ke arahku. Embusan angin akibat kibasan benda tajam itu menerpa wajah ini.Sesaat lagi pedang itu bakal menebas leherku.Tring!Tiba-tiba satu pedang menahan kibasan pedang milik Mazdak.Daffar!Laki-laki ini dengan kecepatan yang tak dapat kuindra dengan mata, menggerakkan tangannya untuk menahan pedang itu.Dan entah dari mana datangnya pedang yang ada di tangan Daffar itu. Yang jelas, pedang itu menahan serangan kilat Mazdak.Kini dua pedang bersilang itu berada tepat di wajahku.“Bukankah sudah jelas peraturan? Di gedung ini manusia dilarang mendekat. Bahkan, itu juga berlaku bagi jenis manusia dari penduduk Anbar!” tegur Mazdak tegas.Mata laki-laki tinggi besar berjubah itu menyorot tajam ke arahku.“Aku tahu, tapi Anneth beda, aku berharap Kamu dan semua yang ada di sini mendengarkan aku,” bela Daffar dengan tenang.“Manusia menodai kesakralan gedung utama Anbar ini!” sanggah Mazdak dengan suara mengguntur.Aku me
Baca selengkapnya
Mengunci Ingatan
Ini sangat menyakitkan!"Aghh!"Aku memaksa diri untuk menggerakkan kaki-kaki ini, aku ingin berlari. Tapi, kaki-kaki ini kaku, seolah sudah disemen dengan lantai di gedung aneh ini.Mungkin Daffar tahu, atau hanya menebak apa yang sedang terjadi padaku. Laki-laki ini kemudian melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.Agrh!Tarikan ini makin kuat.Tiba-tiba aku merasakan satu kemarahan yang kuat menyembul dalam hatiku.Menurutmu, aku akan begitu saja menampilkan orang-orang yang ingin Kamu lihat? Juga tempat-tempat yang berarti untukku?Tidak!Tidak sedikit pun.Entah!Intuisiku seolah menyingkap apa yang ada di hati Ghassan, walaupun laki-laki ini hanya diam dan terus menatapku tajam.Tarikan itu makin meningkatkan rasa sakit.Akhirnya, otak ku pelan-pelan menayangkan satu memori. Ingatan tentang bagaimana aku bekerja di Omega Lab. Juga rutinitas sehari-hari dengan gelas-gelas, tabung-tabung dan semua pernak-pernik laboratorium.Tapi, kemudian aku mengunci ingatan ini.Aku juga ngg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status