Semua Bab LUKA TAK BERDARAH: Bab 31 - Bab 40
105 Bab
31. PART TUJUH BELAS
Kring … kring … Bel istirahat sekolah akhirnya berbunyi. Eguh sengaja untuk keluar kelas duluan, dia berjalan tergesa-gesa melangkah ke kelas X IPS-1 untuk menemui kekasihnya. Sengaja hari ini Eguh ingin segera bertemu dengan kekasihnya, karena Eguh ingin ngasih kabar terkait permintaan sang bibi. Sampainya Eguh di depan kelas X IPS-1, dirinya langsung menghampiri Indah yang sedang mengerjakan tugas pekerjaan rumah di kelasnya. “Lagi pada sibuk ngapain ne?” tanya Eguh penasaran saat sudah berdiri di depan bangku Indah dan teman-temannya. “Eh,Yayangku. Ini lagi ngerjain tugas pekerjaan rumah. Hihihi …,” jawab Indah tersenyum manja, sambil terus ngerjain PR-nya. “Kebiasaan deh,” protes Eguh. “Piss …,” balas Indah. “Oh ya, Yang. Bisa bicara sebentar, ada yang pengen aku obrolin ni,” pinta Eguh. “Eh, iya bisa, Yang. Emang mua bicara apa?” tanya Indah. “Di depan kelas aja yuk,” ajak Eguh sambil berjalan keluar kelas
Baca selengkapnya
32. PART DELAPAN BELAS
Malam hari yang makin larut, terlihat beberapa santri putra mondar-mandir keluar masuk gerbang asrama putra pondok utama Pondok Pesantren “Darul Hikam”. Sementara itu, di dalam sebuah rumah mewah di ruang keluarga, terlihat Kyai H. Ali dan Nyai Hj. Nurul sedang duduk santai sambil ngobrolin untuk acara aqiqoh bayinya putri sang besan. “Oh ya, Bah. Untuk acara besok apakah sudah beres?” tanya Hj. Nurul. “Alhamdulillah. Untuk nama bayinya Elok sudah dapat, Nyai,” jawab H. Ali meyakinkan. “Turus siapa, Bah. Nama untuk bayinya Elok?” ucap Hj. Nurul kembali bertanya. “Atha Hafizh Al Farezi. Gimana, Nyai?” jawab H. Ali meyakinkan. “Bagus, Bah,” balas Hj. Nurul.   Saat Kyai H. Ali dan Nyai Hj. Nurul sedang asyik ngobrol menikmati indahnya malam di ruang keluarga. Tiba-tiba Cindy datang sowan ke Kyai H. Ali dan Nyai Hj. Nurul, untuk menitipkan sepucuk surat buat Eguh. “Assalamu’alaikum. Maaf Kek, Nek, malam-malam menggangg
Baca selengkapnya
33. BERTEMU SAHABAT
Ada yang beda pagi ini dengan penampilan Eguh, tidak biasanya dia sudah berdandan rapi seperti pagi ini. Semua orang yang sedang bersantai di ruang keluarga sambil menunggu sarapan siap, terlihat heran dengan penampilan Eguh pagi ini yang tidak seperti biasanya. Memang tidak seperti biasanya hari minggu ini, Eguh yang tidak ada janji keluar dengan sang pacar. Tiba-tiba sudah berdandan rapi, dengan mengenakan stelan kemeja dan celana jins. “Wah, mau kemana Nak, kok sudah rapi dan wangi?” tanya sang ibu yang heran melihat penampilan anaknya Eguh. “Iya, ni. Emang mau jemput pacar kamu ta, Guh?” sambung sang bibi yan juga ngerasa heran dengan keponakannya Eguh yang sudah dandan rapi. “E … eh, ndak kok Buk, Bik. Cuma pengen aja, hihihi …,” jawab Eguh tersenyum. “Mmm …, jangan-jangan …,” ucap sang ibu terputus. Seakan tahu maksud anaknya yang pagi-pagi sudah dandan rapi. “Ada apa sih, Mbak?” tanya Elok yang makin dibuat penasaran oleh pernyataan kak
Baca selengkapnya
34. KEBERSAMAAN DENGAN SAHABAT
Malam hari setelah acara slametan aqiqoh dari Atha Hafizh Al-Farezi anak kedua Arman dan Elok, semua anggota keluarga Arman dan Elok berkumpul di ruang keluarga ngobrol-ngobrol santai sambil mengistirahatkan tubuh. Sementara yang lain duduk-duduk santai di ruang keluarga, Eguh malah ngajak Cindy jalan-jalan dan nongkrong di café depan perumahan. “Cin, jalan-jalan ke café depan yuk!” ajak Eguh yang merasa suntuk seharian di rumah. “Capek, Guh. Besok aja kenapa,” balas Cindy agak menolak dengan alasan capek. “Udah yuk, suntuk ne seharian di rumah,” rayu Eguh. “Maaf Guh, aku bener-bener capek dan udah agak ngantuk,” jelas Cindy. HOAAMM “Tu, Nak. Besok aja kenapa. Kan kasihan dari tadi Cindy bantu-bantu,” timpal sang ibu ngebela Cindy yang memang terlihat capek. “Bentar aja, yuk!” paksa Eguh sambil menarik pelan tangan Cindy. “Iya … iya …, tapi jangan narik-narik tangan gini, sakit tau,” protes Cindy sedikit ngambek.
Baca selengkapnya
35. KEBERSAMAAN DENGAN SAHABAT : TERBAKAR AMARAH
Siang hari di sekolah, bel pulang pun berbunyi dengan nyaringnya. Terlihat semua murid berhamburan keluar kelas, setelah sebelumnya bapak dan ibu guru yang mengajar di jam terakhir pelajaran sekolah meninggalkan kelas. Eguh dan kedua sahabatnya pun pergi meninggalkan kelas, berjalan menuju ke kelas X IPA-2 dan X IPS-1. “Bro, nanti sore ada acara kagak?” tanya Dayat. Saat mereka sudah sampai di depan kelas X IPA-2. “Kayaknya ada, Yat. Emang kenapa?” jawab Eguh penasaran. “Biasalah olah raga sore, kakak kelas XI IPA-2 ngajakin sparing Futsal di Arena Futsal “VIFAS”,” jelas Arif. “Maaf ya, Sob. Aku ndak bisa ikutan,” balas Eguh meyakinkan. “Oke, Bro. Santai aja, ndak usah ngerasa bersalah gitu,” timpal Dayat. “Oyi, Bro,” sambung Arif. Obrolan mereka bertiga terhenti manakala orang yang mereka tunggu di depan kelas X IPA-1 sudah ada di depan mereka. Lalu mereka pergi dari kelas X IPA-2 melangkah menuju ke parkiran, sementara Eguh m
Baca selengkapnya
36. KEBERSAMAAN DENGAN SAHABAT : ULANG TAHUN
Di ruang UGD Puskesmas. Terlihat Cindy masih terbaring pingsan belum sadarkan diri dengan tangan kiri dipakaikan infuse. Sementara di sebelah kanannya Eguh menjaganya dengan perasaan khawatir. Sedangkan kedua orang tua mereka berdua pergi ke kantin Rumah Sakit untuk mencari makan. Sengaja mereka semua yang berada di Rumah Sakit tidak mengabari orang yang di rumah mengenai keadaan Cindy saat ini.   Satu jam berlalu … Cindy pun mulai perlahan sadar dari pingsannya, mencoba untuk bangkit dari tidurnya dan duduk bersandarkan bantal. “Guh, makasih ya,” ucap Cindy pelan, saat dirinya sudah mulai sadar. “Iya, santai aja. Udah kamu tiduran aja, pasti badanmu masih lemas,” jelas Eguh yang mulai tenang. “E-eh, ndak kok udah lumayan. Itu muka kamu ndak apa-apa kan, Guh?” tanya Cindy yang melihat wajah Eguh ada dua jahitan. “Hehehe …, cuma luka kecil aja. Pasti besok udah kering,” jawab Eguh dengan santainya. “Luka kec
Baca selengkapnya
37. PART SEMBILAN BELAS
Siang hari di sebuah SMA Negeri Kota Kumbang.Di jam istirahat sekolah di sebuah kantin sekolah, terlihat teman-teman Eguh dan juga kekasihnya menatap curiga dengan dua jahitan di pelipis mata Eguh.“Yang, maaf ya semalam aku tidak bisa ngantarin kamu ke salon. Mau telepon kamu ternyata HP aku mati kehabisan batrei. Maaf ya Sayang …,” kata Eguh memohon maaf atas janji semalam yang tidak bisa ditepatinya.“E-eh, Yang. Udah ndak apa-apa, masalah ke salon aku nanti bisa pergi sama mama kok. Tapi masalahnya itu wajah kamu kenapa Yang, sampai dijahit begitu?” tanya Indah yang merasa khawatir.“Iya, Bro. Itu wajah kamu kenapa sampai berantakan begitu? Seperti habis dihajar,” sambung Dayat bertanya dengan rasa penasaran saat melihat wajah sahabatnya Eguh.“E … eh, ini kemarin gara-gara jatuh pas belajar motor. Hehehe …,” jawab Eguh berbohong, sambil cengengesan.“Yang &helli
Baca selengkapnya
38. KEBERSAMAAN DENGAN SAHABAT : PERPISAHAN
Nuansa sejuk restaurant “Maharani Putri” cabang Kota Kumbang 2 dengan udara segar khas pedesaan, terlihat pula pemandangan indah terasering persawahan. Membuat keluarga besar Hendra dan keluarga H. Mansur merasa nyaman dan juga ingin berlama-lama di Saung Gazebo Bambu halaman belakang restaurant “Maharani Putri” cabang Kota Kumbang 2. Momen-momen indah kebersamaan Eguh dengan Cindy tinggal menunggu waktu untuk memisahkan mereka berdua dalam kebahagiaan hari ulang tahun Cindy yang ke-16. Sebelum momen perpisahaan terjadi, bibinya Eguh memberikan sebuah kotak di bungkus kertas kado pada Eguh yang awalnya akan diberikan pada pacarnya Eguh. Agar diberikannya pada Cindy sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-16.   “Guh, ini berikan ke Cindy. Sebagai kado spesial kamu di hari ulang tahun Cindy yang ke-16,” pinta sang bibi, sambil memberikan sebuah kotak yang di bungkus kertas kado. “Katanya mau dijual lagi sama Bibi?” kata Eguh yang sedikit heran dengan
Baca selengkapnya
39. PART DUA PULUH
Pagi indah, terlihat senyum manis dari seorang gadis cantik berkacamata dengan jilbab membungkus mahkota indahnya, yang sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah dengan teman-teman sekamar yang satu sekolahan. “Wah, makin semangat aja ni yang baru ulang tahun?” goda kak Sukma yang sudah siap berangkat. “Iya ni, ayo kapan dirayainnya?” sambung kak Icha yang masih merapikan baju seragamnya. “Beres, nanti sore kita makan-makan masakan bibi dapur asrama seperti biasa. Hihihi …,” timpal Cindy ngerjain teman-teman sekamarnya. “Ah, nggak asik,” protes kak Putri. “Iya ni, nggak asik banget. Masak ulang tahun makan-makan masakan bibi dapur asrama,” ucap Senja nyeletuk. “Betul … betul … betul …,” sahut semua teman Cindy yang berada di dalam kamar. Cindy yang mendengar protes dari teman-teman sekamarnya hanya menanggapinya dengan senyuman.   Sebenarnya tadi setelah shalat Subuh berjamaah Cindy menyempatkan diri untu
Baca selengkapnya
40. PART DUA PULUH SATU
Siang hari menjelang sore di Asrama putri pondok utama Pondok Pesantren “Darul Hikam”. Langkah kaki Cindy berjalan menuju ke arah pintu dapur asrama pondok utama, dan diikuti oleh keempat temannya yang mengekor di belakangnya. Setelah Cindy mengetok pintu dapur dan berucap salam, Cindy pun membuka pintu dapur lalu menghampiri sang bibi dapur asrama. “Maaf Bi, apa sudah selesai pesanan saya?” tanya Cindy saat sudah berada di depan sang bibi dapur asrama. “Sudah beres dan tinggal dibawa, Neng. Semua pesanan neng Cindy sudah saya siapkan di ruang tengah. Maaf Neng, tadi bu Nyai berpesan kalo neng Cindy datang disuruh menemui beliau,” jelas sang bibi dapur asrama. Lalu Cindy dan keempat temannya berjalan ke ruang tengah ndalem Kyai H. Ali. Saat mereka berlima sudah di ruang tengah ndalem Kyai H. Ali, ternyata di ruang tengah sudah ada : 1 nasi tumpeng untuk 10 orang, 2 baskom plastik besar nasi uduk, 2 nampan plastik besar ayam bakar, 1 baskom plastik sed
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status